dengan epilepsi
Tri Gunadi
Dosen Vokasi Okupasi Terapi UI
Direktur YAMET Child Development Center
Tri Gunadi
Alamat : Jl H Ismail no 15B komplek § Dosen Vokasi Okupasi Terapi UI
Taman Cilandak Jaksel 12430 § Direktur YAMET Child Development Center 38
Cabang
Riwayat Pendidikan § Direktur YAMET School 3 Cabang (Bali,
1.D3 Okupasi Terapi AOTS Lampung, Tanjung Balai Karimun)
2.S1 Profesi dokter UMJ § Direktur YAMET Neuro Rehabilitation Center 2
3.S1 Psikologi Univ Indonesia Cabang (Singkawang – Surabaya)
4.S2 Psi Anak Usia Dini Univ Indonesia § Konsultan Sekolah khusus (YHT Duri,
Harapan Bunda Dumai, dll)
Course § Konsultan sekolah Inklusi Lentera Insan
1.Brain Gym Moira Dempsey Singapore Kelapa Dua, yayasan Ananda bagansiapin–
2.ABA VB Dr James Partington USA api, dll.
§ Pengarang Buku (my baby, 24 gerakan
HP whats app: 08111-33-96-88 mencerdaskan anak, optimalkan otak kanan –
(Sekretaris Nety) kiri, merekapun bisa sukses, dll)
Instagram : t_gunadi § Pembina YCHI Autism Center
Twitter: @tri_gunadi § Konsultan London School Care for Autism
Email: dr.tri.gunadi@vokasi.ui.ac.id § Nara sumber Pusat Inteligensia Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI
Dapatkan buku buku saya di
toko buku terdekat…….
Apa itu epilepsy?
Dampak tsb diatas tidak selalu ada semua pasa setiap anak yang kejang,
tergantung tingkat keparahan kejang
www.themegallery.com
Instagram : @t_gunadi
Whats app YAMET : 08111339688
Efek kejang bisa merusak
Proses executive function
Motivasi / karakter
baik anak Maintenance pemahaman
Syarat : di atensi Rehearsal /
Consolidation
focus konsentrasi pengulangan
Lepas – lepas
Thinking lambat Lupa
memori
Prognosis
• Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang mengalami
epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih separo pasien akan
bisa lepas obat
• 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis
à pengobatan semakin sulit à 5 % di antaranya akan
tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari
• Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi
mental, dan gangguan psikiatri dan neurologik à prognosis
jelek
• Penderita epilepsi memiliki tingkat kematian yg lebih tinggi
daripada populasi umum
• 80-90 % anak membutuhkan terapi untuk memperbaiki
dampak kejang.
Lanjutan prognosis…
Kejang parsial
Sasaran Terapi
1. Farmakoterapi
Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi adverse effect
of drug
2. Rehabilitasi
A. Secara umum: memperbaiki fungional otak anak yang mengalami kerusakan akibat
kejang.
B. Secara khusus:
• Fisioterapi: memperbaiki fungsional syaraf yang rusak yang berpengaruh pada gerak motoric, baik otot
dan pergerakannya.
• Sensori integrasi: menurunkan hiper, mengembalikan fungsi sensori yang rusak, mematangkan control
gerak, memperbaiki koordinasi motoric kasar yang rusak, dll.
• Okupasi Terapi : memperbaiki konsentrasi, memori, control koordinasi motoric halus, memperbaiki
kemampuan menulis anak, memperbaiki kemampuan visual scanning – tracking anak, memperbaiki
kemampuan kalkulasi yang menurun atau hilang, kemandirian anak, dll
• Behavior Therapy: memperbaiki perilaku, menghentikan perilaku yang abnormal dengan perilaku yang
baru, memperbaiki konsep perilaku, dll.
• Terapi wicara: untuk memperbaiki kerusakan LAD (language acquisition device ) yang rusak, dimana
pengaruhnya pada pemahaman Bahasa reseptif dan kemampuan area broca untuk memproduksi suara
dan menggunakan nya dalam komunikasi.
Strategi
FarmakoTerapi
¨ mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik
syaraf yang berlebihan à melalui perubahan pada kanal
ion atau mengatur ketersediaan neurotransmitter
Prinsip umum
Farmakoterapi
epilepsi:
• monoterapi lebih baik à mengurangi potensi adverse effect,
meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih
baik dari monoterapi dan biasanya kurang efektif karena interaksi antar
obat justru akan mengganggu efektivitasnya dan akumulasi efek
samping dg politerapi
• hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif à toleransi,
efek pada intelegensia, memori, kemampuan motorik bisa menetap
selama pengobatan
• jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika gagal
baru diberi sedatif atau politerapi
• berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
• Memperhatikan risk-benefit ratio terapi
• Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat mungkin
dalam jangka waktu pendek
• mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan
sesuai dg kondisi klinis pasien à penting : kepatuhan
pasien
• ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi à perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
• jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan
à pelan-pelan dihentikan dan diganti dengan obat
lain (jgn politerapi)
• lakukan monitoring kadar obat dalam darah à jika
mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat juga
kondisi klinis pasien
Monitoring kadar obat
dalam serum (TDM =
Therapeutic Drug
Tujuan : Monitoring )
• Untuk mengevaluasi kepatuhan penderita
• Menilai faktor farmakokinetika dan farmakodinamika obat
à menelusuri kemungkinan apabila terjadi kegagalan terapi
• Mengidentifikasi kadar obat yg efektif utk mengenali
perubahan2 yg mungkin dpt menimbulkan kejang/bangkitan
atau efek samping
• Menentukan obat apa yg kemungkinan dpt menimbulkan
efek toksik apabila digunakan lebih dari satu macam obat
Kendala :
Fasilitas & biaya pemeriksaan laboratorium
Pendekatan
monoterapi
• Tujuan utama : mengendalikan bangkitan epilepsi dg satu jenis obat
• Obat yg dipilih adl obat yg terbaik atau paling sesuai utk bangkitan tertentu
dan penderita sendiri
• Apabila obat pertama jelas2 terbukti tdk efektif, maka obat jenis kedua
harus diberikan
• Penghentian obat pertama secara mendadak tidak dianjurkan karena akan
menimbulkan bangkitan ulang, penurunan dosis dianjurkan 20% dari dosis
total harian setiap 5 kali waktu paroh obat
• Dalam praktek pendekatan monoterapi mungkin sulit diterapkan secara
konsisten mengingat perlu tenaga profesional, fasilitas laboratorium yg
mendukung serta kerja sama yg baik antara penderita dan keluarga
Tatalaksana
Farmakoterapi
• Non farmakologi:
• Amati faktor pemicu
• Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OlahRaga, konsumsi kopi
atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
• Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi
Obat-obat anti
epilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
• Inaktivasi kanal Na à menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
• agonis reseptor GABA à meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan
kerja reseptor GABA à contoh: benzodiazepin, barbiturat
• menghambat GABA transaminase à konsentrasi GABA meningkat à contoh:
Vigabatrin
• menghambat GABA transporter à memperlama aksi GABA à contoh:
Tiagabin
• meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien à mungkin
dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool à contoh:
Gabapentin
Pemilihan obat : Tergantung
pada jenis epilepsinya
Kejang Umum (generalized seizures)
Kejang
parsial Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic
Drug of choice Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat
Fenitoin Karbamazepin Valproat
Valproat Fenitoin
Ya Sembuh ? Tidak
Ya Tidak Ya Tidak
Turunkan dosis
Kualitas hidup Turunkan dosis Tingkatkan dosis Tambah AED 2
optimal ?
Sembuh?
Ya Tidak Pertimbang Hentikan
kan, AED1 Ya Tidak
Lanjutkan Atasi dg Tetap
terapi tepat gunakan
AED2 lanjut
lanjut
lanjutan
• Non-farmakologi:
• Tanda-tanda vital dipantau
• Pelihara ventilasi
• Berikan oksigen
• Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory atau
metabolik
• Kadang terjadi hipoglikemi à berikan glukosa