Anda di halaman 1dari 62

Pola asuh anak

dengan epilepsi

Tri Gunadi
Dosen Vokasi Okupasi Terapi UI
Direktur YAMET Child Development Center
Tri Gunadi
Alamat : Jl H Ismail no 15B komplek § Dosen Vokasi Okupasi Terapi UI
Taman Cilandak Jaksel 12430 § Direktur YAMET Child Development Center 38
Cabang
Riwayat Pendidikan § Direktur YAMET School 3 Cabang (Bali,
1.D3 Okupasi Terapi AOTS Lampung, Tanjung Balai Karimun)
2.S1 Profesi dokter UMJ § Direktur YAMET Neuro Rehabilitation Center 2
3.S1 Psikologi Univ Indonesia Cabang (Singkawang – Surabaya)
4.S2 Psi Anak Usia Dini Univ Indonesia § Konsultan Sekolah khusus (YHT Duri,
Harapan Bunda Dumai, dll)
Course § Konsultan sekolah Inklusi Lentera Insan
1.Brain Gym Moira Dempsey Singapore Kelapa Dua, yayasan Ananda bagansiapin–
2.ABA VB Dr James Partington USA api, dll.
§ Pengarang Buku (my baby, 24 gerakan
HP whats app: 08111-33-96-88 mencerdaskan anak, optimalkan otak kanan –
(Sekretaris Nety) kiri, merekapun bisa sukses, dll)
Instagram : t_gunadi § Pembina YCHI Autism Center
Twitter: @tri_gunadi § Konsultan London School Care for Autism
Email: dr.tri.gunadi@vokasi.ui.ac.id § Nara sumber Pusat Inteligensia Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI
Dapatkan buku buku saya di
toko buku terdekat…….
Apa itu epilepsy?

• Kejang: lepas muatan listrik yang berlebihan di sel-sel saraf


otak
• Epilepsi: >2 episode kejang berulang tanpa provokasi
• Penyebab: genetik, kelainan perkembangan otak/metabolik/
• Tidak selalu ada faktor keturunan
• Bukan penyakit menular
Anak saya kejang, apa
yang harus saya
lakukan...???
Pada saat kejang
• Jangan panik
• Baringkan anak ditempat yang datar/lunak, miringkan pada 1 sisi
tubuhnya.
• Bila penyandang muntah atau mengeluarkan banyak liur, miringkan
kepala penyandang ke salah satu sisi
• Jauhkan dari benda-benda berbahaya
• Longgarkan pakaian/apapun disekitar leher
• Berikan obat kejang lewat anus
• Amati kejang: bentuk dan lama kejang, frekuensi, interval diantara kejang,
apa yang terjadi pada anak sebelum, selama dan sesudah kejang
• Dampingi anak sampai betul-betul sadar, pastikan jalan napas tidak
tersumbat
Pengertian
• epilepsi :
- gangguan SSP yang ditandai dg
terjadinya bangkitan (seizure, fit,
attack, spell) yang bersifat
spontan (unprovoked) dan
berkala
- kejadian kejang yang terjadi
berulang (kambuhan)
• Kejang : manifestasi klinik dari
aktivitas neuron yang
berlebihan di dalam korteks
serebral
• Manifestasi klinik kejang sangat
bervariasi tergantung dari
daerah otak fungsional yang
terlibat
Profil EEG pada
penderita epilepsi
Hal-hal yang tidak boleh
dilakukan pada saat anak
kejang

• Jangan memasukkan apapun


kedalam mulut anak(sendok,
kopi, jari tangan, minum)
• Anak disembur-sembur
dengan air
• Menahan gerakan-gerakan
anak pada saat kejang à
tidak akan mempengaruhi
lama kejang
Kapan perlu
pertolongan medis?
• Anak terluka selama serangan (jatuh, kena benda panas/tajam)
• Curiga anak tersedak sesuatu
• Ada perubahan pola napas anak
• Kejang berlangsung lebih dari 5 menit
• Anak tidak pernah mengalami kejang sebelumnya
• Kejang berlangsung berulang-ulang
• Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya
• Terjadi penurunan fungsi setelah kejang terjadi seperti penurunan
kemampuan bicara, punurunan kemampuan bergerak, dll
Apa yang harus
diperhatikan di
rumah?
• Obat kejang yang dimasukkan melalui anus, jika habis mintalah resep
dokter
• Obat penurun panas dan termometer (pada anak kejang demam)
• Nomor telepon RS, klinik atau dokter terdekat
• Jangan lupa ajarkan orang dirumah(pengasuh/anggota keluarga) cara
memakai obat kejang
• Ajarkan cara penggunaan obat pada pengasuh
• Tips untuk keberhasilan pengobatan epilepsy è Jika jadwal minum
obat anak masih disekolah, informasikan kepada guru
• Jangan sampai kehabisan obat, kontrol sebelum obat habis
• Jika lupa minum obat, segera berikan ketika anda ingat dan jangan
menggandakan dosis obat
Hal apa yang dapat
menjadi kambuh?
Anak yang sudah berbulan-bulan bebas kejang bisa kambuh sewaktu-
waktu
• Lupa minum obat/tidak teratur minum obat
• Makan tidak teratur
• Perubahan pola tidur
• Stres fisik yang berlebihan
• Stress psikis yang berlebihan
• Anak demam tinggi
• Kadar gula turun
• Dehidrasi
Peran orang tua
Di RUMAH
• Keluarga harus dapat mengerti dan menerima kondisi penyandang.
• Membangun kemandirian anak, jangan overprotektif sehingga anak
tidak mandiri.
• Berbagi dengan anggota keluarga besar sehingga mereka juga
memahami keadaan anak
• Penerimaan dan dorongan semangat sangat diperlukan
Di SEKOLAH
• Menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah.
• Informasi yang benar akan membantu guru dalam mendampingi anak
disekolah
• Anak dengan epilepsi sama dengan anak lain dalam mencapai prestasi
belajar, guru diharapkan tidak underestimate
• Bantu anak dalam menghadapi problem disekolah
Pentingnya anak
diberikan aktifitas
sosial dan Olah raga
• Penting untuk sosialisasi dan rasa percaya diri
• Tidak ada batasan aktivitas sosial/olahraga jika anak sudah bebas
kejang
• Berenang harus di awasi, dan tidak dianjurkan berenang di laut.
• Terapi sensori integrase diberikan dengan parameter kelelahan
Epidemiologi

• Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy à pada


kondisi tanpa serangan, pasien terlihat normal dan
semua data lab juga normal, selain itu ada stigma
tertentu pada penderita epilepsy à malu/enggan
mengakui
• Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama,
meskipun bisa di alami sejak bayi dan menurun sampai
umur 50 th, dan meningkat lagi setelahnya terkait dg
kemungkinan terjadinya penyakit cerebrovaskular
• Pada 75% pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18 th
dan bisa berkembang sejak bayi.
Dampak kejang epilepsy
secara umum
• Aspek psikososial (masalah medik, psikologis, sosial,
dan ekonomi
• Aspek medis : meningkatnya biaya perawatan, perlunya
tenaga terlatih yang terampil, fasilitas teknik dan
tersedianya obat antiepilepsi (OAE)
• Aspek ekonomi : terbatasnya lapangan kerja,
meningkatnya pengangguran
• Aspek psikologis : rasa cemas, kehilangan kepercayaan
diri, takut, tak terkontrol /dispraksis
• Aspek sosial : stigma negatif tentang penyakit dan
penderita
Dampak kejang
epilepsy pada anak
Dispraksia / ketidakmpuan
Putusnya neuron junction
perencanaan gerak/ kontrol

Hiperaktifitas anak Impulsifitas anak

Gangguan Konsentrasi - Gangguan pusat Bahasa pada anak –


memori LAD (language acquisition Device)

Gangguan fungsi otak spt cerebral


Turunnya IQ palsy, autistic epileptic, distonia, dll

Dampak tsb diatas tidak selalu ada semua pasa setiap anak yang kejang,
tergantung tingkat keparahan kejang
www.themegallery.com
Instagram : @t_gunadi
Whats app YAMET : 08111339688
Efek kejang bisa merusak
Proses executive function

Motivasi / karakter
baik anak Maintenance pemahaman
Syarat : di atensi Rehearsal /
Consolidation
focus konsentrasi pengulangan

Sensory Memori Jangka Memori


Input / Processing
Masukan Pendek/ working Jangka
Sensory
informasi Memory
memori Panjang
Proses visual
& auditory

Lepas – lepas
Thinking lambat Lupa
memori
Prognosis
• Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang mengalami
epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih separo pasien akan
bisa lepas obat
• 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis
à pengobatan semakin sulit à 5 % di antaranya akan
tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari
• Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi
mental, dan gangguan psikiatri dan neurologik à prognosis
jelek
• Penderita epilepsi memiliki tingkat kematian yg lebih tinggi
daripada populasi umum
• 80-90 % anak membutuhkan terapi untuk memperbaiki
dampak kejang.
Lanjutan prognosis…

Penyebab kematian pada epilepsi :


• Penyakit yg mendasarinya dimana gejalanya berupa
epilepsi misal : tumor otak, stroke
• Penyakit yg tidak jelas kaitannya dg epilepsi yg ada
misal : pneumonia
• Akibat langsung dari epilepsi : status epileptikus,
kecelakaan sebagai akibat bangkitan epilepsi (terjebur
di kolam, kecalakaan lalu lintas, jatuh dari gedung, dll)
dan sudden un-expected death
Etiologi
• Epilepsi mungkin disebabkan oleh:
• aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang
mempengaruhi otak
• gangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak
akibat trauma otak pada saat lahir atau cedera lain
• pada bayi à penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia
waktu lahir, trauma intrakranial waktu lahir, gangguan metabolik,
malformasi congenital pada otak, atau infeksi
• pada anak-anak dan remaja à mayoritas adalah epilepsy idiopatik,
pada umur 5-6 tahun à disebabkan karena febril
• pada usia dewasa àpenyebab lebih bervariasi à idiopatik, karena
birth trauma, cedera kepala, tumor otak (usia 30-50 th), penyakit
serebro vaskuler (> 50 th)
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara
pengaruh inhibisi dan eksitatori
pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
• Contoh: setelah pemberian antagonis
GABA, atau selama penghentian
pemberian agonis GABA (alkohol,
benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori à
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Central transmitter
substances
Diagnosis
• Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami serangan kejang
secara berulang
• Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala,
diperlukan berbagai alat diagnostik :
• EEG
• CT-scan
• MRI
A CT or CAT scan (computed
tomography) is a much more
sensitive imaging technique than X-
ray, allowing high definition not only
of the bony structures, but of the soft
tissues.
Klasifikasi epilepsi
• Berdasarkan tanda klinik
dan data EEG, kejang
dibagi menjadi :
• kejang umum (generalized
seizure) à jika aktivasi
terjadi pd kedua hemisfere
otak secara bersama-sama
• kejang parsial/focal à jika
dimulai dari daerah tertentu
dari otak
Kejang umum terbagi atas:
• Tonic-clonic convulsion = grand mal
• merupakan bentuk paling banyak terjadi
• pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air
liur
• bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
• terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan,
sakit kepala atau tidur
• Abscense attacks = petit mal
• jenis yang jarang
• umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja
• penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan
kepala terkulai
• kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
• Myoclonic seizure
• biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
• pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
• jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
• Atonic seizure
• jarang terjadi
• pasien tiba-tiba kehilangan
kekuatan otot à jatuh, tapi bisa
segera recovered Petit mal
Kejang parsial terbagi menjadi :
• Simple partial seizures
• pasien tidak kehilangan kesadaran
• terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh
• Complex partial seizures
• pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan
mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Kejang parsial
Sasaran Terapi
1. Farmakoterapi
Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi adverse effect
of drug
2. Rehabilitasi
A. Secara umum: memperbaiki fungional otak anak yang mengalami kerusakan akibat
kejang.
B. Secara khusus:
• Fisioterapi: memperbaiki fungsional syaraf yang rusak yang berpengaruh pada gerak motoric, baik otot
dan pergerakannya.
• Sensori integrasi: menurunkan hiper, mengembalikan fungsi sensori yang rusak, mematangkan control
gerak, memperbaiki koordinasi motoric kasar yang rusak, dll.
• Okupasi Terapi : memperbaiki konsentrasi, memori, control koordinasi motoric halus, memperbaiki
kemampuan menulis anak, memperbaiki kemampuan visual scanning – tracking anak, memperbaiki
kemampuan kalkulasi yang menurun atau hilang, kemandirian anak, dll
• Behavior Therapy: memperbaiki perilaku, menghentikan perilaku yang abnormal dengan perilaku yang
baru, memperbaiki konsep perilaku, dll.
• Terapi wicara: untuk memperbaiki kerusakan LAD (language acquisition device ) yang rusak, dimana
pengaruhnya pada pemahaman Bahasa reseptif dan kemampuan area broca untuk memproduksi suara
dan menggunakan nya dalam komunikasi.
Strategi
FarmakoTerapi
¨ mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik
syaraf yang berlebihan à melalui perubahan pada kanal
ion atau mengatur ketersediaan neurotransmitter
Prinsip umum
Farmakoterapi
epilepsi:
• monoterapi lebih baik à mengurangi potensi adverse effect,
meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih
baik dari monoterapi dan biasanya kurang efektif karena interaksi antar
obat justru akan mengganggu efektivitasnya dan akumulasi efek
samping dg politerapi
• hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif à toleransi,
efek pada intelegensia, memori, kemampuan motorik bisa menetap
selama pengobatan
• jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika gagal
baru diberi sedatif atau politerapi
• berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
• Memperhatikan risk-benefit ratio terapi
• Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat mungkin
dalam jangka waktu pendek
• mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan
sesuai dg kondisi klinis pasien à penting : kepatuhan
pasien
• ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi à perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
• jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan
à pelan-pelan dihentikan dan diganti dengan obat
lain (jgn politerapi)
• lakukan monitoring kadar obat dalam darah à jika
mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat juga
kondisi klinis pasien
Monitoring kadar obat
dalam serum (TDM =
Therapeutic Drug
Tujuan : Monitoring )
• Untuk mengevaluasi kepatuhan penderita
• Menilai faktor farmakokinetika dan farmakodinamika obat
à menelusuri kemungkinan apabila terjadi kegagalan terapi
• Mengidentifikasi kadar obat yg efektif utk mengenali
perubahan2 yg mungkin dpt menimbulkan kejang/bangkitan
atau efek samping
• Menentukan obat apa yg kemungkinan dpt menimbulkan
efek toksik apabila digunakan lebih dari satu macam obat
Kendala :
Fasilitas & biaya pemeriksaan laboratorium
Pendekatan
monoterapi
• Tujuan utama : mengendalikan bangkitan epilepsi dg satu jenis obat
• Obat yg dipilih adl obat yg terbaik atau paling sesuai utk bangkitan tertentu
dan penderita sendiri
• Apabila obat pertama jelas2 terbukti tdk efektif, maka obat jenis kedua
harus diberikan
• Penghentian obat pertama secara mendadak tidak dianjurkan karena akan
menimbulkan bangkitan ulang, penurunan dosis dianjurkan 20% dari dosis
total harian setiap 5 kali waktu paroh obat
• Dalam praktek pendekatan monoterapi mungkin sulit diterapkan secara
konsisten mengingat perlu tenaga profesional, fasilitas laboratorium yg
mendukung serta kerja sama yg baik antara penderita dan keluarga
Tatalaksana
Farmakoterapi
• Non farmakologi:
• Amati faktor pemicu
• Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OlahRaga, konsumsi kopi
atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
• Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi
Obat-obat anti
epilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
• Inaktivasi kanal Na à menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
• agonis reseptor GABA à meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan
kerja reseptor GABA à contoh: benzodiazepin, barbiturat
• menghambat GABA transaminase à konsentrasi GABA meningkat à contoh:
Vigabatrin
• menghambat GABA transporter à memperlama aksi GABA à contoh:
Tiagabin
• meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien à mungkin
dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool à contoh:
Gabapentin
Pemilihan obat : Tergantung
pada jenis epilepsinya
Kejang Umum (generalized seizures)
Kejang
parsial Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic
Drug of choice Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat
Fenitoin Karbamazepin Valproat
Valproat Fenitoin

Alternatives Lamotrigin Lamotrigin Clonazepam Klonazepam


Gabapentin Topiramat Lamotrigin Lamotrigin
Topiramat Primidon Topiramat
Tiagabin Fenobarbital Felbamat
Primidon
Fenobarbital
Diagnosa positif

ALGORITMA Mulai pengobatan dg satu AED


TATALAKSANA Pilih berdasar klasifikasi kejang
EPILEPSI dan efek samping

Ya Sembuh ? Tidak

Efek samping dapat ditoleransi ? Efek samping dapat ditoleransi ?

Ya Tidak Ya Tidak
Turunkan dosis
Kualitas hidup Turunkan dosis Tingkatkan dosis Tambah AED 2
optimal ?
Sembuh?
Ya Tidak Pertimbang Hentikan
kan, AED1 Ya Tidak
Lanjutkan Atasi dg Tetap
terapi tepat gunakan
AED2 lanjut
lanjut
lanjutan

Lanjutkan Tidak sembuh


terapi
Efek samping dapat ditoleransi ?
Tidak kambuh
Selama > 2 th ? Tidak Ya

ya tidak Hentikan AED yang tdk efektif, Tingkatkan dosis


Tambahkan AED2 yang lain AED2, cek interaksi,
Cek kepatuhan
Hentikan Kembali ke
pengobat Assesment Sembuh ?
an awal
Ya Tidak

Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis,


Pertimbangkan pembedahan
Atau AED lain
Status epileptikus

• = kejang umum yang terjadi selama 5 menit atau lebih


atau kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan
kesadaran di antara dua kejadian tersebut
• Merupakan kondisi darurat yg memerlukan
pengobatan yang tepat untuk meminimalkan
kerusakan neurologik permanen maupun kematian
Etiologi
Tipe 1 Tipe 2
(tidak ada lesi struktural) ( Ada lesi struktural)
• Infeksi • Anoksia/hipoksia
• Infeksi CNS • Tumor CNS
• Gangguan metabolik • CVA
• Turunnya level AED • Overdose obat
• Alkohol • Hemoragi
• Idiopatik • Trauma
FarmakoTerapi ?

• Non-farmakologi:
• Tanda-tanda vital dipantau
• Pelihara ventilasi
• Berikan oksigen
• Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory atau
metabolik
• Kadang terjadi hipoglikemi à berikan glukosa

• Farmakologi : dengan obat-obatan


Algoritma tatalaksana
pada status epileptikus
Cara pemberian
Diazepam melalui
anus
Profil obat
• Karbamazepin (carbamazepin)
Dimetabolisme di liver àcarbamazepin – 10, 11 –
epoxide (metabolit aktif) à
Antikonvulsan
Neurotoksisitas à ES : mual, bingung, mengantuk,
pandangan kabur, ataksia
ES jarang : agranulositosis
Kons serum meningkat linier dg dosis (beda dg
fenitoin)
• Fenitoin
Terhidroksilasi di liver mell sistem penjenuhan enzim,
kec metab bervariasi antar individu
Diperlukan sampai 20 hari u mencapai kadar level
stabil sesudah perub dosis àshg perlu dicegah ↑
dosis secara gradual atau sampai tjd tanda gangg
serebral (nistagmus, ataksia, pergerakan involuntar)
Perlu monitoring kons serum scr ketat à ↑ dosis
kecil menghasilkan kadar toksik obat dlm serum
ES lain : hipertrofi gusi, jerawat, kulit berlemak,
gambaran muka kasar dan hirsutism
• Lamotrigin
Dapat digunakan dlm btk tunggal, spt fenitoin dg ES <
ES : pandangan kabur, bingung, mengantuk
Reaksi kulit serius àterutama pd anak kecil
• Fenobarbital
Kmk sama efektifnya dg karbamazepin & fenitoin pd
pengobatan kejang tonik-klonik dan parsial, ttp ES
sedatif >
Toleransi tjd pd pemakaian jangka panjang dan
withdrawl scr tiba2 yg dpt memicu status epileptikus.
ES : simptom serebral (sedasi, ataksia, nistagmus),
mengantuk (pd dws), dan hiperkinesia pd anak2
Primidon dimetab mjd metabolit aktif antikonvulsan,
salah satunya adl fenobarbital
• Vigabatrin, gabapentin, dan topiramat
Digunakan sbg : “ add-on” drugs pd penderita epilepsi
yg tdk mencapai efek baik dg obat antiepilepsi lain
Vigabatrin sedikit / jarang digunakan krn dpt
mengurangi daerah pandang (visual fields) sampai
1/3 penderita
Gabapentin & karbamazepin juga digunakan utk
mengobati nyeri neuropatik (shooting & stabbing) yg
krg berespon thdp analgesik konvensional
• Ethosuximide
Hanya efektif pd pengobatan kejang mioklonik (tanpa efek kehilangan
kesadaran)
• Valproat
Keuntungan : risiko sedatif <, spektrum aktivitas luas & ES mual,
peningkatan BB, perdarahan & rambut rontok relatif kecil
Kerugian utama : kdg2 respon idiosinkratik menyebabkan toksisitas
hepatik parah / fatal
• Benzodiazepin : Clonazepam
Antikonvulsan poten, efektif pd absences, tonic-clonic seizures &
myoclonic seizures
Bersifat sedatif dan toleransi kuat dimana tjd pada pemberian oral yg
lama
Pemberian obat
antiepilepsi pada
anak
• Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan epilepsi,
faktor etiologi, munculnya bangkitan pada usia dini, sering
mengalami bangkitan, dan obat antiepilepsi
• Pengaruh beberapa obat antiepilepsi :
• Fenobarbital →hiperaktif
• Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi mental
dan penurunan kemampuan membaca
• Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif ringan
• Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik
Efek obat
antiepilepsi pada
anak
• Jurnal Pediatr Neurol. th 2006 : obat2 antiepilepsi (asam valproat,
carbamazepin, oxcarbazepin) dapat menurunkan densitas tulang
pada anak.
• Perlu monitoring pemakaian jangka panjang pada anak, di samping
perlu dipertimbangkan pemberian suplemen utk tulang.
Penghentian
pengobatan epilepsi
• Tergantung jenis bangkitan / kejang dan prognosis
epilepsi
• Jenis bangkitan untuk memperkirakan tingkat
kekambuhan, misalnya :
• Epilepsi absence atau petit mal →tingkat kekambuhan
rendah
• Berturut-turut makin tinggi tingkat kekambuhan :
klonik atau mioklonik, kejang tonik-klonik, parsial
sederhana dan parsial kompleks, selanjutnya kejang
yang terdiri dari lebih dari satu jenis
Jika terapi
farmakologi gagal,
bagaimana ?
• Perlu dipertimbangkan terapi operatif (terutama utk
epilepsi refrakter/kambuhan)
• Yang paling aman & efektif : reseksi lobus temporal
bagian anterior, jenis yang lain : reseksi korteks
otak, hemisferektomi, pembedahan korpus
kalosum, reseksi multilobar pada bayi
• Lebih kurang 70-80% penderita yg mengalami
operasi terbebas dari bangkitan, walaupun
beberapa diantaranya harus tetap minum obat
HP : 0811894088 Intagram : t_gunadi Email: dr.tri.gunadi@vokasi.ui.ac.id
1. Jl. H Ismail no 15B Komplek Taman Cilandak Jaksel tlp 021-7659839
2. Cab Depok Jl Arjuna Raya no 8 Depok II Tengah Tlp 021-77835245
3. Cab bekasi Ruko Puri sentosa Jl Baru Underpass Duren Jaya No 7 021-92295444
4. Cab Cibubur Puri Sriwedari Blok N no 1 tlp 021-44344366 /021-84303989
5. Cab Cirebon Jl Kalijaga no 58 tlp 0231-8228942
6. Cab Cikarang Jl Delta Mas Boulevard Ruko Palais de paris Blok I / 1 tlp 021-89970588
7. Cab RS Meilia Jl Alternatif Cibubur Km 1 Cimanggis Depok 16954 Tlp 021-8444-4444 ext
1041
8. Cab Indramayu Jl MT Haryono no 79 Sindang Ibdramayu tlp 0234-277300
9. Cab Jogja Jl. Kebon agung 101 sendangadi mlati sleman jogja HP 0274-4530535
10.Cab Klaten Jl Ki Ageng Gribig no 78 sangkal putung klaten tlp 0272-321428
11.Cab Solo Jl Adi Sucipto no 56 Colomadu solo tlp 0271-7685507
HP : 0811894088 Instagram: t_gunadi Email: dr.tri.gunadi@vokasi.ui.ac.id
12. Cab Pamulang Pamulang Permai 1 Blok B1/3 Tangsel 15417 Tlp 0217400423/ 0812
8422 4679
13. Cab Lampung Jl Gatot Subroto no 76 Garuntang, Payakun walkstreet tlp
07215630158
14. Cab Tanjung Pinang Ruko D’Green BlokD no2 Batu 8 atas dompak HP 08117045115
15. Cab Sukabumi Fathia Islamic School Jl Tampomas 17 Puri Cibeureum Permai1 Tlp
0266-244526
16. Cab YAMETSmart Ruko Sentra Niaga Bintara Blok D.02 Kranji Tlp 021-22101512
17. Cab Bali Jl Raya Puputan 4 no 8 Gg Mushola Ar R Denpasar Bali HP 08158882355
18. Cab Batam Perum Sentra Melati Blok A2 no 12 Batam center HP 081267922488
19. Cab Permata Hati Tambun selatan Jl Raya Desa Ruko Koperindag Bekasi HP
08118885001
20. Cab Joglo Perum Taman Alfa Blok K6/31 Jakarta Barat HP 08118852001
21. Cab Singkawang Jl A Yani no 811 Kalimantan Barat HP 08118900064
22. Cab Pekanbaru Jl Purwodadi Komplek Citra Garden Square pku HP 08118843000
23. Cab Balikpapan Jl Indrakila no 107 Rt 04 GunungSamarinda Baru HP 08111162500
24. Cab Sangata Jl Yos Sudarso II Gg Permai Kalimantan Timur HP 081350433934
25. Cab Kemang Jl Bangka Raya no 3 Jakarta Selatan HP 081277774553

Anda mungkin juga menyukai