Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu disiplin profesional, ilmu dasar, yang berfokus
pada pemahaman terhadap pengalaman kesehatan manusia. Keperawatan
merupakan ilmu yang menentukan tujuan praktik keperawatan untuk
meningkatkan kualitas hidup seperti yang ditetapkan oleh klien. Klien
dihormati sebagai ahli dalam pengetahuan kesehatan dan kehidupanya. Mereka
tidak dianggap sebagai penerima perawatan secara pasif tetapi sebagai
pengarang kreatif tentang kesehatanya sendiri. Praktik keperawatan
memahami manusia dalam hubungan, dalam keberadaan yang nyata, dengan
klien sambil mereka menemukan dan menggambarkan arti dunia kehidupan
dan mimpinya dimana pasien dapat mengkonseptualisasikan bahwa sehat
sebagai cara hidup berdasarkan nilai-nilai personal yang mencerminkan proses
unik dari setiap individu. Keperawatan juga merupakan pengalaman tinggal
diantara manusia dimana tiap situasi keperawatan secara timbal balik
menimbulkan dan mengakibatkan ekspresi dan manifestasi pada kapasitas umat
manusia (Paterson dan Zderad, 1976, hlm3, 12), dimana keperawatan juga
tidak hanya menawarkan nasihat profesional dan opini yang berakar dari nilai
sistem perawat sendiri namun merupakan interelasi subjek dengan subjek,
adanya cinta sejati pada orang lain untuk meningkatkan kualitas hidup (Parse,
1992) . Selain itu pelayanan keperawatan merupakan tindakan yang menuntut
masing-masing keutuhan perasaan, pikiran dan tindakan bukan pula hanya
salah satu kerja keras tanpa hasil.

Pelayanan keperawatan memiliki kebaikan yang vital dan melekat yang


dikomunikasikan dalam komitmenya pada standar-standar yang baik dalam
pelayanan kepada orang lain. pada dasarnya pelayanan keperawatan
berdasarkan budaya yang bersumber pada martabat, otonomi, pembebasan, dan
realisasi diri yang dibangun diatas integral moral, kebijaksanaan, dan
kesadaran seseorang untuk merawat melalui tindakan keperawatan yang adalah

1
2

hidup didalamnya. Menciptaanya dalam tidakan dan dalam menghadapi


peristiwa demi peristiwa diharapkan menyadarkan kita memperhatikan
komunikasi yang terapeutik. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
yang unik dimana dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan yang
merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Djojodibroto,
1997).

Untuk itu kelompok tertarik untuk membuat inovasi baru dalam memperbaiki
sistem manajemen RS. Sari Mutiara dimana Standart Asuhan Keperawatan
NANDA NIC NOC akan di aplikasikan di Rumah Sakit tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian di Ruangan Stella 4 RSU Sari Mutiara
Medan, diharapkan kelompok mampu melakukan standart asuhan
keperawatan menurut NANDA NIC NOC

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian melalui wawancara dan observasi
diharapkan kelompok mampu :
a. Mampu melakukan standart asuhan keperawatan menurut NANDA
NIC NOC terkhususnya di Ruangan Stella 4
b. Mampu mensosialisasikan standart asuhan keperawatan menurut
NANDA NIC NOC terkhususnya di Ruangan Stella 4

C. Manfaat
Dengan diadakannya praktek profesi manajemen keperawatan, diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Bagi Ruangan atau Rumah Sakit
Sebagai satu masukan kepada pihak Rumah Sakit agar masalah
manajemen standart asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan optimal
3

2. Bagi Perawat
Menambah wawasan perawat betapa pentingnya melakukan asuhan
keperawatan menurut NANDA NIC NOC

3. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dapat terus meningkatkan kemampuan mahasiswa khususnya
dalam manajemen keperawatan dengan model praktek keperawatan
professional dengan melakukan asuhan keperawatan menurut NANDA
NIC NOC
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang
lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Manajemen adalah suatu ilmu dan seni
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan


keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan
adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada
pasien, keluarga dan masyarakat.
1. Peran, Fungsi dan Tugas Tenaga Keperawatan
a. Peran
Peran Perawat Kesehatan antara lain :
1) Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai pada yang paling
kompleks kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2) Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan
Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan
keperawatan termasuk perlengkapan, peralatan dan lingkungan.
Disamping itu membimbing petugas kesehatan yang berpendidikan

4
5

lebih rendah, bertanggung jawab dalam hal administrasi


keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi dalam
mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
3) Pendidik Pelayanan Keperawatan
Tenaga keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan
pengajaran ilmu keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya
dan tenaga anggota keluarga.

b. Fungsi Tenaga Perawat


Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada
pasien-pasien yang dirawat) sebagai berikut :
1) Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien
untuk berperan serta didalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan
perorangan, kesehatan lingkungan, kesehatan mental, gizi,
kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit dan kecelakaan.
3) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang meliputi
perawatan darurat, bekerjasama dengan dokter dalam program
pengobatan.
4) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat
ditanggulangi dan menerima rujukan dari organisasi kesehatan
lainnya.
5) Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan keperawatan

c. Tugas
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah:
1) Memelihara kebersihan dan kerapian di dalam ruangan
2) Menerima pasien baru
3) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode
proses keperawatan
6

4) Mempersiapkan pasien keluar


5) Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya
rumah tangga
6) Mengatur tugas jaga
7) Mengelola peralatan medic dan keperawatan, bahan habis pakai
dan obat
8) Mengelola administrasi

2. Fungsi-fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan :
1) Gambaran apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan-tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak
saja
6) Tiap-tiap organisasi butuh perencanaan
b. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan
apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat keuangan
dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating), mengerakkan orang-orang agar mau atau
suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah,
tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
d. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi
pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana,
apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga
berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
7

e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan


perbnadingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat
penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum,
sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organic
administrasi dan manajemen. Adapun unsur yang dikelola sebagai
sumber manajemen adalah man, money, material, metode, machine
minute dan market.

3. Prinsip – Prinsip Manajemen


a. Pembagian pekerjaan (Division of work)
b. Kewenangan dan tanggungjawab (Authority dan responsibility)
c. Disiplin (Dicipline)
d. Kesatuan komando (Unity of command)
e. Kesatuan arah (Unity of direction)
f. Kepentingan individu untuk tunduk pada kepentingan umum (Sub
ordination of individual to generate interest)
g. Penghasilan pegawai (Renumeration of personal)
h. Sentralisasi (Centralization)
i. Jenjang Hirarki (Scalar of hierarchi)
j. Ketertiban (Order)
k. Stabilisasi jabatan pegawai (Stability of tenure personal)
l. Keadilan (Equlity)
m. Prakarsa (Inisiative)
n. Kesetiakawanan korps (Esprit de Corps)

4. Proses Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka
dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi
dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka
akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, control dan
mekanisme umpan balik. Pendekatan sistem terbuka masing-masing
8

komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengeruhi oleh


lingkungan.

Komponen dari Manajemen Keperawatan :


a. Input
b. Proses
c. Output
d. Kontrol
e. Feed Back Mechanism

a. INPUT
1) Informasi
2) Personal
3) Peralatan
4) Fasilitas
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.

b. PROSES
Kelompok manajemen (dari tertinggi sampai perawat pelaksana) yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan,
organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

c. OUTPUT
1. Askep (Asuhan Keperawatan)
2. Pengembangan staff sampai dengan riset
9

d. KONTROL
1. Budget
2. Prosedur
3. Evaluasi Kinerja
4. Akreditasi

e. FEED BACK MECHANISME


1. Laporan financial
2. Audit keperawatan
3. Survey kendali mutu
4. Kinerja

5. Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan


Prinsip –prinsip yang mendasari manajemen keperawatan :
a. Manajemen seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan
keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbagai tingkat manajerial
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperwatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin
utama dari seluruh tujuan keperawatan
10

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian


dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajeman keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervise, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah di organisasi
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai
i. Pengembangan staff penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih tinggi
atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standard an
memperbaiki kekurangan.

Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan


administrator seyogyanya bekerja bersama-sama dalam perencanaan
dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

6. Lingkup Manajemen keperawatan


Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industry besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan
kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan
upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
11

memadai ditentukan sebagian besar olej gambaran pelayanan keperawatan


yang terdapat didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan


yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi :
a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer


keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas
maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari :
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang
keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah

Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Keterampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
e. Manajemen asuhan keperawatan
12

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan


yang menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau
evaluasi.

Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP


Syarat-syarat ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:
a. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai
b. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada
c. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
d. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

7. Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan


Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigm keperawatan:
manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya. Jika informasi yang
bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik
untuk dirinya sendiri. Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh
kelompok. Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan
cara untuk mencapai tujuan kelompok.

Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian


tujuan. Persamaan kualifikasi harus di pertimbangkan. Individu memiliki
hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada
mereka yang terbaik dalam organisasi. Pengetahuan dan keterampilan
amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang professional. Semua
sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan
bersama untuk menetapkan tujuan bersama.

Manajer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan.


Peningkatan mutu kinerja perawat dapat melalui pendidikan berkelanjutan.
Proses keperawatan individual menunjang pasien untuk mencapai
13

kesehatan optimal. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung


gugat untuk setiap tindakan keperawatan yang diberikan.

Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan ASKEP yang bermutu.


Perawat adalah advokat pasien. Perawat berkewajiban untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.
Keterampilan manajer:
a. Konseptual
b. Skill
c. Hubungan antar manusia

B. Standar Asuhan Keperawatan


Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar
asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat
dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara
kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui
standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk (Wilkinson, 2006).

Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur


kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang
lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan
standar bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus
pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat
professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial
juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat
bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan (Kawonal,
2000).
14

Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti
merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar
pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi
perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam
tatanan pelayanan keperawatan professional (Suparti, 2005)

C. Standart Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA (North American


Nursing Diagnosis Association International)
1. Definisi NANDA
Istilah diagnosa keperawatan digunakan sebagai verba dan nomina.
Sebagai nomina dalam kaitan dengan karya NANDA, yaitu sebuah label
yang disetujui oleh NANDA yang mengidentifikasi masalah atau
kebutuhan pasien yang spesifik, merupakan masalah yang
menggambarkan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat:
dapat berupa masalah fisik, sosiologis dan psikologis. Sebagai verba
merupakan proses mengidentifikasi masalah atau kebutuhan pasien yang
spesifik digunakan dengan beberapa perawat sebagai tahapan kedua dari
proses keperawatan. Menurut NANDA definisi diagnosa keperawatan
adalah penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga, dan komunitas
terhadapmasalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial (hasil konferensi NANDA ke 9 tahun 1990 cit Doenges 2000).
Diagnosa keperawatan menjelaskan bagaimana keadaan klien pada saat ini
dan mencerminkan perubahan-perubahan pada kondisi klien.

2. Tipe Diagnosa Keperawatan NANDA ada 3 yaitu:


a. Diagnosa keperawatan aktual adalah respon manusia saat ini terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh
sekelompok batasan karakteristik (tanda dan gejala) dan termasuk
faktor yang berhubungan (etiologi) yang mempunyai konstribusi
terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.
15

b. Diagnosa Keperawatan Resiko, adalah menunjukkan respon manusia


yang dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan
ditunjang dengan faktor resiko yang memberi 15konstribusi pada
peningkatan kerentanan.
c. Keperawatan Kesejahteraan, adalah menguraikan respon manusia
terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang
mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.

3. Komponen Pernyataan Diagnosa Keperawatan adalah:


a. Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa
yang diidentifikasi dari daftar NANDA.
b. Faktor risiko / faktor yang berhubungan adalah penyebab atau alasan
yang dicurigai dari respon yang telah diidentifikasi dari pengkajian.
c. Definisi karakteristik (tanda dan gejala): manifestasi yang
diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa
keperawatan.

4. Pemberi Sifat untuk Label Diagnosa :


a. Akut : berat tetapi durasi singkat.
b. Perubahan : suatu perubahan dari dasar.
c. Kronik : bertahan dalam waktu lama, berulang, konstan.
d. Menurun : sedikit, kurang dalam ukuran jumlah, derajat.
e. Defisien : tidak adekuat dalam jumlah, ukuran, derajat, defektif, tidak
cukup, tidak lengkap.
f. Deplesi : hilang sebagian ada keseluruhan atau habis.
g. Disfungsional: abnormal, fungsi tidak sempurna.
h. Gangguan : terganggu, terhenti, dipengaruhi oleh.
i. Kelebihan : ditandai dengan jumlah atau kuantitas yang lebih besar
dari yang diperlukan, yang diinginkan atau bermanfaat.
j. Meningkat : lebih besar dalam jumlah, ukuran dan derajat.
k. Kerusakan : membuat buruk, melemah, rusak, menurun, memburuk.
16

l. Tidak efektif: tidak menghasilkan efek yang diharapkan.


m. Intermiten : berhenti dan mulai lagi pada interval tertentu, periodik
siklik.
n. Potensial terhadap peningkatan (untuk penggunaan diagnosa
kesejahteraan) : peningkatan di definisikan sebagai membuat lebih
besar, meningkatkan kualitas, atau lebih dari yang diinginkan.

5. Keuntungan diagnosa keperawatan :


a. Memberikan bahasa yang umum bagi perawat.
b. Meningkatkan identifikasi tujuan informasi yang tepat dan tajam.
c. Dapat menciptakan standar untuk praktik keperawatan.
d. Memberikan dasar peningkatan kualitas.

D. Intervensi Keperawatan
1. NOC ( Nursing Outcome Classification )
Menggambarkan respon pasien terhadap tindakan keperawatan (Johnson
and mass 1997).NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai
bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai
dasar untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam
evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi
berisi 190 kriteria hasil yang diberi label, definisi dan indikator atau
ukuran untuk menentukan kriteria hasil yang diterima. NOC melengkapi
NIC taxonomi, NOC adalah hasil yang diharapkan setelah klien mendapat
tindakan secara komprehensif dengan menggunakan bahasa yang sudah di
standarisasi.Manfaat NOC dalam keperawatan menurut
www.nursing.uiowa: adalah sebagai berikut :
a. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang
komprehensif.
b. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
c. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dandapat
digunakan perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.
17

d. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status


kesehatan yang umum.
e. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan
informasi kuantitatif.

2. NIC (Nursing Intervention Classification )


Adalah suatu daftar intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan
dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada aktifitas yang
dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam
berbagai diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan.
Menurut IOWA (1996), NIC digunakan perawat pada semua spesialis dan
semua area keperawatan.
a. Keuntungan NIC menurut McClokey and Bulecheck (1996)adalah
sebagai berikut:
 Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan
kesehatan.
 Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk
kurikulum dan praktik keperawatan.
 Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.
 Memudahkan komunikasi tentang perawat kepada perawat lain dan
penyedia layanan kesehatan lain.
 Membantu pendidik untuk mengembangkan kurikulum yang lebih
baik dengan praktik klinis.
 Memperbolehkan peneliti untuk menguji keefektifan dan biaya
perawatan.
 Memudahkan pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi
perawat baru.
 Membantu tenaga administrasi dalam perencanaan staf dan
peralatan yang dibutuhkan lebih efektif.
 Memudahkan perkembangan dan penggunaan sistem informasi
perawat.
18

 Mengkomunikasikan kealamiahan perawat kepada publik.


b. Kelebihan NIC menurut Mc Closkey and Bulecheck (1996) adalah :
 Komprehensif.
 Berdasarkan riset.
 Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang ada.
 Mempunyai kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi
(domain, kelas, intervensi, aktivitas).
 Bahasa jelas dan penuh arti klinik.
 Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam
tim.
 Menjadi dasar pengujian.
 Dapat diakses melalui beberapa publikasi.
 Dapat dihubungkan diagnosa keperawatan NANDA.
 Dapat dikembangkan bersama NOC.

E. Proses Keperawatan
1. Pengkajian Adalah :
pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara sistematis,
meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan
fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup.Pengkajian mencakup
data yang dikumpulkan melalui wawancara,pengumpulan riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnostik, serta review
catatan sebelumnya.

2. Identifikasi masalah/Diagnosa keperawatan


Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi,
memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon
terhadap masalah aktual dan risiko tinggi.
19

3. Perencanaan
Perencanaan Adalah proses dua bagian:
Pertama : Identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk
memperbaiki masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil
yang diharapkan harus spesifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan
kerangka waktu yang pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber
pasien.
Kedua : Pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu
pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

4. Implementasi
Implementasi Adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.

5. Evaluasi
Evaluasi Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diharapkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi
keperawatan. Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Kelima tahapan tersebut adalah saling berhubungan dan tidak bisa dipisah-
pisahkan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran
pemikiran dan tindakan yang kontinyu.
BAB III
ANALISA SITUASI

A. Analisa Situasi Ruangan


1. Gambaran Umum Ruangan
Rumah sakit Sari Mutiara Medan memiliki 5 tingkat/ lantai bangunan
salah satunya adalah lantai 4 tempat kelompok melaksanakan praktek
manajemen keperawatan. Ruangan ini merupakan ruangan lantai 4 yang
terdiri dari 20 ruangan yaitu Stella 401-420 dengan kapasitas tempat tidur
berjumlah 54 tempat tidur. Untuk ruang pegawai terdiri 2 ruang kerja
kantor (Nurse Station) yaitu 4-A dan 4-B.

2. Ketenagaan
Ruang Stella 4 di kelola oleh 1 orang kepala ruangan dengan jumlah
anggota keperawatan 29 orang dengan tingkat pendidikan lulusan D III
Keperawatan dan S1/Ners

3. Fasilitas Peralatan
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan di lantai 4, sarana yang tersedia
antara lain:
No Nama Alat Jumlah
1 Tensi Meter 2
2 Stetoskop 2
3 Nierbeken 4
4 Senter 2
5 Tromol kasa besar 2
6 Com kain kasa 2
7 Bak Instrumen Besar 2
8 Bak Instrumen Kecil 2
9 Bak Instrumen Injeksi 4
10 Bak Handscoen 2

20
21

No Nama Alat Jumlah


11 Tempat Obat 6
12 Com alcohol 2
13 Termometer 2
14 Bak Instrumen panjang 2
15 Korentang 1 set 2
16 Tong spatel 2
17 Timbangan 2
18 Pinset cirugis 4
19 Pinset anatomi 4
20 Arteri klem 2
21 Tempat bethadine sol 2
22 Tempat alcohol 2
23 Jelly 2
24 Plester 2
25 Gunting panjang 2
26 Gunting plester 2
27 Gilingan obat 2
28 Ambubag 2
29 Sterilisator 2
30 Suction portable 2
31 Nebulizer 1
32 Irrigator 2
33 Perkusi hummer 2
34 Spuit gliserin 2
35 Pinset bayonet 2
36 Buli-buli panas 2
37 Pelobang kertas 2
38 Hekter 2
39 Oksigen 10
22

No Nama Alat Jumlah


40 Gallon aqua 2
41 Tipex 2
42 Pinsil merah biru 2

B. Hasil Pengkajian
Analisa hasil pengkajian yang dilakukan dengan mempelajari secara
seksama informasi-informasi yang diperoleh melalui berbagai pendekatan
yaitu meliputi:
1. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan selama 6 hari di ruangan Stella 4
ditemukan mutu kinerja perawat kurang efektif dalam melaksanakan
standart asuhan keperawatan, dimana perawat tidak memahami
bagaimana cara melaksanakann standart asuhan keperawatan berdasarkan
NANDA NIC NOC dikarenaka format yang digunakan masih format
berupa format Dungues, pemberian obat yang tidak tepat , dan pemilahan
sampah.

2. Wawancara
Setelah dilakukan wawancara dengan karu, diperoleh gambaran bahwa
perawat ruangan Stella 4 sebagian tidak memahami cara melaksanakan
standart asuhan keperawatan menurut NANDA NIC NOC, dikarenakan
format yang digunakan masih menggunakan format Dungues.
23

3. Karakteristik Perawat
Diagram I
Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur di Stella Lantai 4
RSU Sari Mutiara Medan 2016

UMUR PERAWAT
0%

28% 33%
< 25 tahun
25-30 tahun

39% > 30 tahun

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas rentang usia perawat berada antara 25-30tahun
sebanyak 7 orang (39%).
Diagram II
Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Pendidikan Terkahir
diStella Lantai 4 RSU Sari Mutiara Medan 2016

PENDIDIKAN TERAKHIR
11% 0% 0%

SPK
DIII Keperawatan
89% S1 Keperawatan

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas perawat berpendidikan DIII Keperawatan sebanyak
16 orang (89%).
24

Diagram III
Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Masa Kerja di Stella Lantai 4
RSU Sari Mutiara Medan 2016

MASA KERJA PERAWAT


0% 0%

17%

< 5 tahun
5-10 tahun
83% >10 tahun

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritasmasa kerja perawat < 5 tahun sebanyak 15 orang
(83%).

4. Kinerja Perawat
Diagram IV
Kinerja Perawat Dalam Manajemen Waktu Pemberian Obat Pada Pasien
diStella Lantai 4 RSU Sari Mutiara Medan 2016
25

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas perawat selalu tepat waktu dalam pemberian obat
pada pasien sebanyak 8 orang (44%), terdapat sebanyak 3 orang (17%)
perawat yang kadang-kadang tepat waktu dalam pemberian obat pada pasien.

Diagram V
Kinerja Perawat Dalam Pemilahan Sanpah di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas perawat berpendapat setuju dalam pemilahan sampah
di rumah sakit sebanyak 13 orang (73%), sementara terdapat 1 orang (5%)
perawat yang kurang setuju dalam pemilahan sampah di rumah sakit
sebanyak.
26

Diagram VI
Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Pengkajian Standar Asuhan Keperawatan
menurut NANDA NIC NOC di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Pengkajian

10%

cukup
kurang
90%

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas kinerja perawat kurang baik dalam melaksanakan
pengkajian menurut standart asuhan keperawatan NANDA NIC NOC
sebanyak 18 orang (62%).

Diagram VII
Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Diagnosa Standar Asuhan Keperawatan
menurut NANDA NIC NOC di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Diagnosa
10%

cukup
kurang
90%
27

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas kinerja perawat kurang baik dalam melaksanakan
diagnose menurut standart asuhan keperawatan NANDA NIC NOC sebanyak
18 orang (62%).
Diagram VIII
Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Intervensi Standar Asuhan
Keperawatan menurut NANDA NIC NOC di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Intervensi

10%

cukup
kurang
90%

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas kinerja perawat kurang baik dalam melaksanakan
intervensi menurut standart asuhan keperawatan NANDA NIC NOC
sebanyak 18 orang (62%).
28

Diagram IX
Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Implementasi Standar Asuhan Keperawatan
menurut NANDA NIC NOC di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Implementasi

10%

cukup
kurang
90%

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas kinerja perawat kurang baik dalam melaksanakan
implementassi menurut standart asuhan keperawatan NANDA NIC NOC
sebanyak 16 orang (55 %).
Diagram X
Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Evaluasi Standar Asuhan Keperawatan
menurut NANDA NIC NOC di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Evaluasi

10%

cukup
kurang
90%
29

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas kinerja perawat kurang baik dalam melaksanakan
evaluasi menurut standart asuhan keperawatan NANDA NIC NOC sebanyak
22 orang (83 %).
Diagram XI
Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Standar Asuhan
Keperawatan menurut NANDA NIC NOC di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

Pendokumentasian

10%

cukup
kurang
90%

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas kinerja perawat kurang baik dalam melaksanakan
evaluasi menurut standart asuhan keperawatan NANDA NIC NOC sebanyak
26 orang (90%)
30

5. Tingkat Kepuasan Pasien


Diagram XII
Tingkat Kepuasan Responden di Stella Lantai 4A
RSU Sari Mutiara Medan 2016

TINGKAT KEPUASAN PASIEN

10%

cukup
kurang
90%

Dari diagram di atas terlihat bahwa di Stella Lantai 4 RSU Sari Mutiara
Medan 2016, mayoritas responden menyatakan puas sebanyak 10 orang
(60%).

C. Analisa SWOT
PEMBERIAN OBAT
1. Perawat Stella 4 1. Sebanyak 17% 1. Ada kemauan 1. Ketidaktepatan dalam
selalu melakukan cek perawat stella 4 perawat untuk pemberian dosis akan
ulang waktu tidak memberikan berubah menyebabkan
pemberian obat yang obat sesuai jadwal 2. Adanya kerja penyembuhan klien
tertera dalam catatan yang ditentukan, sama antara 2. Penggunaan jarum
pemberian obat. misalnya perawat suntik secara berulang
2. Perawat stella 4 selalu menaikkan jam pelaksana, pada pasien yang sama
melakukan cek ulang pemberian obat. kepala ruangan, dapat menimbulkan
program terapi 2. Perawat ruangan kepala terjadinya infeksi
pengobatan dari stella 4 tidak keperawatan dan nosokomial.
dokter. melakukan direktur Rumah 3. Banyaknya rumah sakit
3. Perawat ruangan pemberian obat Sakit. yang memiliki perawat
stella 4 melakukan injeksi sesuai SOP. yang kompeten.
cek ulang tanggal Contohnya: pada
kedaluarsa obat. saat menginjeksi
31

4. Perawat ruangan tidak membuka


stella 4 selalu ampul obat didepan
memperhatikan pasien secara
simbol “a.c” atau ante langsung.
cimum (obat diminum
1 jam sebelum 3. Perawat ruangan
makan) dan “p.c” atau stella 4a stella
post cimum (obat menggunakan jarum
diminum 1 jam suntik untuk pasien
setelah makan). yang sama.
5. Sebanyak 44 % 4. Sebanyak 17 %
perawat ruangan stella perawat ruangan
4 selalu stella 4 kadang-
memperhatikan kadang mencuci
kontraindikasi tangan sebelum
pemberian obat. melakukan
pemberian obat.

PEMILAHAN SAMPAH
Strenght (Kekuatan) Weakness Oportunity Threats (Ancaman)
(Kelemahan) (Peluang)
1. Sebanyak 95 % 1. Perawat ruangan 1. Ada kemauan 1. Jika tidak
memiliki stella 4 rumah sakit perawat untuk dilakukan
pengetahuan baik tidak menerapkan berubah pemilahan sampah
tentang pemilahan pembuangan sampah 2. Adanya kerja maka akan
sampah pada tempat sama antara menyebabkan
pembuangan sampah perawat terjadinya infeksi
medis dan non medis. pelaksana, kepala nosokomial.
ruangan, kepala
keperawatan dan
direktur Rumah
Sakit.
32

STANDART ASUHAN KEPERAWATAN NANDA NIC NOC


Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Oportunity (Peluang) Threats (Ancaman)
1. Sebanyak 10 % peraat 1. Sebanyak 90 % perawat kurang 1. Ada kemauan perawat 1. Tidak terkumpulnya data
melakukan pengkajian secara dalam melakukan pengkajian untuk berubah primer pada pasien
lengkah terutama dalam pengkajian triase 2. Adanya kerjasam 2. Tidak ditemukan masalah
2. Sebanyak 10 % perawat primer aantara perawat keperawatan
melakukan diagnosa dari 2. Sebanyak 90 % perawat kurang baik pelaksana, kepala 3. Terjadinya resiko infeksi pada
pengumpulan data lengkap dalam rencana tindakan tidak sesuai ruangan, kepala pasien
dengan cukup dan sebagian prioritas masalah keperawatan dan 4. Pasien masuk rumah sakit
perawat melakukan diagnosa 3. Sebanyak 90 % perawat melakukan direktur Rumah Sakit. kembali akibat tidak ada
keperawatan baik implementasi tidak memperhatikan 1) Adanya mahasiswa evaluasi dan
3. Sebanyak 10 % peraat cukup prinsip aseptik dan antiseptik dan profesi Ners dan pendokumentasian
dalam melakukan evaluasi tidak sesuai dengan SOP(Standart praklinik yang praktek 1) Ada tuntutan tinggi dari
Internal Operasional Prosedur) di ruang rawat inap masyarakat untuk pelayanan
1) Merupakan rumah sakit umum 4. Sebanyak 90 % perawat kurang baik RSU Sari Mutiara yang lebih professional
swasta Tipe B dalam melakukan evaluasi Medan. 2) Persaingan antara rumah sakit
2) Merupakan Rumah Sakit dengan 5. Sebanyak 90 % perawat kurang baik 2) Adanya kerjasama yang swasta yang semakin ketat
system manajemen terbuka dalam melakukan pendokumentasian. baik antara mahasiswa 3) Makin tingginya kesadaran
3) Mempunyai sarana dan 6. Sebagai perawat belum memahami Ners dengan perawat masyarakat akan hukum
prasarana untuk pasien dan tentang peran dan fungsinya ruangan 4) Adanya tanggunggugat dari
tenaga kesehatan 7. Pembagian uraian tugas yang belum 3) Adanya kerjasama pasien yang merasa tidak
4) Mempunyai standar asuhan jelas antara institusi Ners puas dengan pelayanan
keperawatan 8. Belum memiliki pembagian tugas dengan Rumah Sakit Rumah sakit
5) Memiliki perawat dengan tingkat sesuai dengan struktur organisasi 3. Adanya kerjasama 5.
pendidikan Ners dan D-III ruangan
Keperawatan
33

6) Ada kemauan perawat untuk


berubah
7) Adanya prosedur pendelegasian
tugas masing-masing tim kerja
Rumah Sakit
8) Jumlah tenaga yang dibutuhkan
sudah sesuai.
Eksternal
1) Memiliki UU Keperawatan No.
38 Tahun 2014
4. Memiliki organisasi yang sah
yaitu PPNI
34

Prioritas Masalah
1. Standar Asuhan Keperawatan Menurut NANDA Nic Noc
2. Pemberian Obat
3. Pemilahan Sampah
Rencana Penyelesaian Masalah
No Tanggal Masalah Rencana Tindakan

1 20-22 April Standart Asuhan - Merekomendasikan kepada kepala ruangan


2016 Keperawatan belum untuk mensosialisasikan kembali tentang
tidak berdasarkan penting nya dilakukan standart asuhan
NANDA NIC NOC keperawatan dberdasarkan NANDA NIC
NOC
- Mengaplikasikan standart asuhan
keperawatan menurut NANDA NIC NOC
dengan memberikan beberapa contoh
kasus
2 Pemberian Obat - Mensosialisasikan kembali untuk
. mensterilkan terlebih dahulu barang habis
pakai (bak injeksi, neirbeken) sebelum
digunakan.
- Merekomendasikan kepada kepala ruangan
untuk mensosialisasikan tentang penting
nya injeksi sesuai SOP.
- Merekomendasikan spulling jarum suntik
sebelum pemakaian ulang dan
menempelkan label obat di tiap spuit.
3 Pemilahan Sampah - Merekomendasi untuk mengganti tempat
sampah yang rusak
- Menyediakaan Label pada setiap tong
sampah yang ada di ruangan stella 4
- Menyediakan plastik berwarna kuning
(infeksius) dan berwarna hitam (domestik)
pada setiap tindakan asepsis
35

Implementasi Masalah
No Tanggal Masalah Implementasi
1. 20 April 2016 Standart asuhan Melaksanakan sosialisasi
keperawatan menurut tentang standart asuhan
NANDA NIC NOC keperawatan kepada perawat
ruangan terutama masalah
standart asuhan keperawatan di
ruangan rawat inap stella 4
Gedung Baru

2. 21 April 2016 Standart asuhan Mengaplikasikan standart


keperawatan menurut asuhan keperawatan meurut
NANDA NIC NOC NANDA NIC NOC pada
kepala ruangan bersama
dengan perawat ruang rawat
inap stella 4 A Gedung Baru
dengan contoh kasus 1
3. 22 April 2016 Standart asuhan Mengaplikasikan standart
keperawatan menurut asuhan keperawatan meurut
NANDA NIC NOC NANDA NIC NOC pada
kepala ruangan bersama
dengan perawat ruang rawat
inap stella 4 A Gedung Baru
dengan contoh kasus 2
36

Evaluasi
No Tanggal Masalah Rencana Tindakan
1. 23 April 2016 Standart asuhan -
keperawatan menurut
NANDA NIC NOC

2. 24 April 2016 Standart asuhan


keperawatan menurut
NANDA NIC NOC
BAB IV
PEMBAHASAN

Metode proses manajemen keperawatan digunakan pada metode pemberian


asuhan keperawatan yang digunakan meliputi; pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi akan dibahas seperti berikut ini.

A. Pengkajian
Elemen pengkajian yang dilakukan meliputi data demografi perawat dan
pasien Teknik pengkajian masalah yang digunakan: wawancara, observasi,
dan penyebaran kuesioner.

Faktor pendukung dapat terkumpulnya data dari perawat dan pasien adalah
adanya kesediaan responden dalam pemberian informasi dan kerjasama/peran
serta mahasiswa, perawat/pegawai dalam penemuan masalah manajemen
keperawatan yang sering terjadi, sehingga masalah-masalah ini dapat disusun
dalam kuesioner. Faktor penghambat dalam pengkajian data pada perawat dan
pasien adalah sebagian kecil perawat tidak mengisi lembar kuesioner secara
lengkap, sehingga data yang diperoleh kurang lengkap.

B. Diagnosa
Diagnosa yang didapat dari hasil pengkajian di ruangan Stella 4 adalah
1. Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Menurut NANDA Nic Noc
2. Pemberian Obat
3. Pemilahan Sampah
4. Dan masalah yang diimplementasikan adalah masalah Standar Asuhan
Keperawatan Menurut NANDA Nic Noc

C. Perencanaan
Perencanaan terhadap masing-masing masalah manajemen keperawatan yang
meliputi prioritas masalah, sasaran tindakan, tujuan, rencana tindakan dan

37
38

rencana evaluasi disusun oleh mahasiswa dan dibantu oleh perawat. Faktor
pendukung dalam tahap perencanaan ini adalah kesediaan perawat/pegawai
dalam membantu merencanakan Planning Of Action (POA). Faktor
penghambat yang didapatkan adalah karena tidak lengkapnya data pengkajian
sehingga perencanaan terhadap masalah manajemen keperawatan masih belum
dapat disusun secara lengkap.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan rencana kegiatan yang telah disusun
sebagai upaya untuk mengatasi masalah manajemen keperawatan yang ada.
Sebagian besar rencana dapat dilaksanakan oleh perawat dan mahasiswa/i.
Pelaksanaan yang dilakukan ditunjukkan baik pada individu dan pasien
mencakup. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah ;
1. Melaksanakan sosialisasi tentang standart asuhan keperawatan kepada
perawat ruangan terutama masalah standart asuhan keperawatan di
ruangan rawat inap stella 4 Gedung Baru
2. Mengaplikasikan standart asuhan keperawatan meurut NANDA NIC NOC
pada kepala ruangan bersama dengan perawat ruang rawat inap stella 4 A
Gedung Baru dengan contoh kasus 1
3. Mengaplikasikan standart asuhan keperawatan meurut NANDA NIC NOC
pada kepala ruangan bersama dengan perawat ruang rawat inap stella 4 A
Gedung Baru dengan contoh kasus 2

Faktor penghambat pada tahap ini adalah pelaksanaan implementasi tidak


mencakup semua sasaran yang ditunjuk karena sering bersamaan dengan
waktu kegiatan perawat serta beberapa perawat tidak ikut dalam kegiatan
implementasi dikarenakan harus melayani dokter visit.

Anda mungkin juga menyukai