Anda di halaman 1dari 10

DETEKSI DINI MASALAH MENTAL EMOSIONAL PADA ANAK PRASEKOLAH

KMME (KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak II

Dosen :Ns. Rokhaidah, M.Kep, Sp.Kep.An

Disusun oleh :

1. Nessa Ishmah M. : 1610711083


2. Irfani Dwi : 1610711099
3. Miranti Nisrina N. : 1610711092

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S.1

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga akhirnya kami dapat membuat makalah Keperawatan
Anak yang berjudul “DETEKSI DINI MASALAH MENTAL EMOSIONAL PADA
ANAK PRASEKOLAH KMME (KUESIONER MASALAH MENTAL
EMOSIONAL)” ditulis untuk memenuhi tugas kelas tutor D pada mata kuliah
KeperawatanAnak II.

Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan
kepada kami dalam pembuatan makalah ini terutama kepada :

1. IbuNs. Rokhaidah, M.Kep, Sp.Kep.Anselaku dosen tutor “Kelas D” pada mata kuliah
Keperawatan Anak II.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa untuk
menyelesaikan makalah ini
3. Semua aspek yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Jakarta,11 September 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gangguan mental dan emosional adalah salah satu jenis gangguan perkembangan pada
anak. Gangguan ini merupakan semua gangguan mental yang dapat terdiagnosis dan berawal
pada masa kanak - kanak, meliputi attention- deficit/hyperactivity disorder (ADHD), Tourette
syndrome , gangguan perilaku, gangguan mood dan kecemasan, gangguan spektrum autisme,
gangguan pemakaian substansi , dan lain- Lain (CDC, 2013). Gangguan perkembangan dan
perilaku ini merupakan masalah yang sering ditemukan di masyarakat. Di perkirakan 12%-
16% anak-anak mengalami gangg uan perkembangan dan perilaku di Amerika Serikat
(Windiani dkk, 2010).
Menurut National Institute of Mental Health , 2009, gangguan mental dan emosional
mengenai 10 - 15% dari total jumlah anak -anak di dunia. Selain itu, 11,9% anak ditemukan
mengalami gangguan perkembangan berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada 500 anak dari lima Wilayah DKI Jakarta
(DEPKES RI, 2010).
Kurang awasnya orang tua terhadap gejala- gejala gangguan ini akan membuat
terlambatnya penanganan dan prognosis yang lebih buruk pada anak. Keterlambatan
perkembangan karena gangguan mental dan emosional pada bayi dan anak- anak tersebut
akan berpengaruh pada kehidupan sosial, kesulitan belajar, dan lain – lain (Merikangas dkk,
2009). Oleh karena itu, diperlukan skrining dini dan diagnosis dini untuk gangguan tersebut.
Kuisioner Masalah Mental dan Emosional (KMME) adalah salah satu tes skrining
dini yang dapat digunakan untuk gangguan mental dan emosional yang ditujukan untuk anak
berusia 3 - 6 tahun. Kuisioner Masalah Mental dan Emosional belum dapat mendiagnosis
anak tersebut terkena gangguan mental dan emosional atau tidak, namun dapat mensuspek
anak tersebut (DEPKES RI, 2013). Dengan skrining ini orang tua dapat segera menindak
lanjuti hasilnya, misalnya, jika anak tersebut suspek mengalami gangguan mental dan
emosional, orang tua dapat segera konsultasi ke dokter anak untuk penegakkan diagnosis.
B. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu memahami Definisi KMME


2. Mahasiswa mampu memahami Faktor Resiko KMME
3. Mahasiswa mampu memahami Tanda dan Gejala KMME
4. Mahasiswa mampu memahami Pemeriksaan KMEE
5. Mahasiswa mampu memahami Pengisian Kuesioner KMME

C. RUMUSAN MASALAH

1. Mahasiswa mampu memahami Definisi KMME


2. Mahasiswa mampu memahami Faktor Resiko KMME
3. Mahasiswa mampu memahami Tanda dan Gejala KMME
4. Mahasiswa mampu memahami Pemeriksaan KMME
5. Mahasiswa mampu memahami Pengisian Kuesioner KMME
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Gangguan mental dan emosional pada anak adalah semua gangguan mental yang dapat
terdiagnosis dan berawal pada masa kanak-kanak. Contohnya attention -deficit/hyperactivity
disorder (ADHD), Tourette syndrome, gangguan perilaku, gangguan mood dan kecemasan,
gangguan spektrum autisme, gangguan pemakaian substansi, dan lain – lain (CDC, 2013).

B. FAKTOR RESIKO

Faktor risiko yang dapat menyebabkan anak mengalami gangguan mental dan emosional
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah dari dalam diri anak itu
sendiri dan faktor eksternalnya adalah lingkungan, seperti keluarga, sekolah, kejadian dalam
hidup, dan sosial. Faktor – faktor risiko, seperti riwayat komplikasi saat kelahiran dan masa
awal bayi, kurang dekat dengan orang tua, ketidakharmonisan keluarga, kegagalan akademik,
dan sebagainya, membentuk perilaku dan berbagai gejala yang tidak sesuai dengan
perkembangan emosional anak tersebut.

C. TANDA DAN GEJALA

Gejalanya sering kali muncul pada early childhood, meskipun beberapa gejala pada
gangguan tertentu muncul saat remaja (CDC, 2013). Gejala yang umum adalah sering terlihat
marah,menghindar dari teman -teman, perilaku merusak dan menentang lingkungan, takut
atau kecemasan berlebihan, konsentrasi buruk / sulit, kebingungan, perubahan pola tidur,
perubahan pola makan, sakit kepala, sakit perut, keluhan fisik, putus asa, kemunduran
perilaku,dan perbuatan yang diulang-ulang (DEPKES RI, 2013).
Gejala dari tiap penyakitnya akan sedikit berbeda, misalnya, ADHD, anak tidak dapat duduk
diam, menyelesaikan tugas, merencanakan sesuatu, atau bahkan menyadari apa yang terjadi
di sekitar mereka; autisme, anak tampaknya terpencil, acuh tak acuh, terpencil di dunia
mereka sendiri, dan tidak mampu untuk membentuk hubungan emosional dengan orang lain;
gangguan bipolar ,perubahan suasana hati yang intens; gangguan kecemasan,anak merasa
tertekan, gelisah, bahkan takut tanpa alasan yang jelas; dll (NIMH, 2009).Gejala ini akan
akan berpengaruh pada kehidupan sosial, perilaku disekolah, dirumah, dan juga me ngganggu
kesehatan pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat terbawa hingga dewasa
(Merikangas dkk, 2009).

D. PEMERIKSAAN

Gangguan mental dan emosional dapat diskrining secara dini menggunakan KMME atau
yang lebih spesifik, kuisioner CHAT untuk autisme dan Abreviated Conner Rating Scale
untuk ADHD (DEPKES RI, 2013). Untuk penegakan diagnosis dari gangguan ini, di
Gunakan kriteria diagnosis DSM IV atau PPDGJ III. Tujuan dari skrining dan diagnosis
secara dini adalah agar dapat memberikan dasar untuk intervensi yang efektif sebelum
penyimpangan awal berkembang menjadi penyimpangan yang menetap
Kuisioner Masalah Mental dan Emosional (KMME)

Kuisioner Masalah Mental dan Emosional (KMME) adalah 12 pertanyaan (tabel 2.2)
untuk deteksi dini masalah mental dan emosional, tiap 6 bulan. Cara pelaksanaannya adalah
menanyakan pada orangtua / pengasuh, lalu mencatat jawaban “Ya”atau “Tidak”, setelah itu
menghitung jumlah jawaban “Ya” lalu menginterpretasikannya (DEPKES RI, 2013).
Penginterpretasian KMME adalah jawaban ya > 1 : kemungkinan anak mengalami
masalah mental dan emosional. Tindakan yang dapat dilakukan setelah skrining adalah bila
ditemukan 1 atau lebih masalah mental emosional: lakukan konseling pada orang tua
menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak, lalu di
evaluasi setelah 3 bulan , bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang ada fasilitas
tumbuh kembang anak/ kesehatan jiwa. Lalu bila ditemukan 2 atau lebih masalah mental dan
emosional: rujuk anak ke Rumah Sakit, dalam surat rujukan harus dituliskan jumlah dan
masalah mental emosional yang ditemukan( DEPKES RI, 2013).
Jadwal Deteksi Dini Masalah Mental Emodionsl adalah rutin setiap 6 bulan pada anak
umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrinning/pemeriksaan
perkembangan anak. Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional yang
terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMEE)

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda sering terlihat marah tanpa sebab yang jelas?
(seperti banyak menangis, mundah tersinggung atau beraksi berlebih
terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau
anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa
sangat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan menentang
terhadap lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, sering kali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya)
Dan tampak tidak peduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau
kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak
sebanding dengan anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasaan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya, sehingga
mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau pertasi
belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukan prilaku kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering
terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih atau tidak mau
makan sama sekali)
9. Apakah anak anda sering mengalami sakit kepala, sakit perut atau
keluhan-keluhan fisik lainnya?
10. Apakah anak anda sering kali mengeluh putus asa atau berkeinginan
untuk mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukan adanya kemunduran perilaku atau
kemampuan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau
berpisah dengan orang tua / pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang
tanpa alasan yang jelas?
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa serta
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain
maupun dengan masyarakat dimana seseorang itu berada dan bisa mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin untuk
mewujudkan suatu keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi - fungsi jiwa, serta
mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem biasa yang terjadi, dan
merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya sendiri

Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan


manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan
jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya.

Anda mungkin juga menyukai