Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan kebutuhan primer manusia saat ini, sesuai dengan
kemajuan zaman semakin pesat kebutuhan listrik hampir semua kalanagan mulai
dari daerah perkotaan hingga pedesaan saat ini. Di Indonesia untuk kebutuhan
listrik masyarakat menggunakan layanan PLN ( Perusahaan Listrik Negara ). Hampir
semua masyarakat Indonesia menikmati layanan listrik dari perusahaan tersebut.
Indonesia adalah salah satu Negara yang terletak pada garis khatulistiwa.Bisa
dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu Negara tropis di dunia.Sebagai Negara
tropis, Indonesia memiliki intensitas paparan sinar Matarhari yang tinggi.Indonesia
juga salah satu Negara berkembang, karena masih banyak kelebihan sumber daya
alam yang dapat dimanfaatkan tetapi tidak dimanfaatkan.Selain itu, masih banyak
masyarakat pedalaman yang terisolasi belum tersentuh dan mengenal listrik. Banyak
masyarakat yang tertinggal jauh akan kemajuan teknologi yang ada. Teknologi yang
dapat merubah sinar Matahari sebagai sumber energy listrik atau kita biasa
mengenalnya dengan solar cell, berkembang pesat.Dengan dikaruniai intensitas sinar
Matahari yang tinggi harusnya membuat Indonesia mengembangkan teknologi solar
cell sendiri.
Saat ini arah perkembangan teknologi PLTS di Indonesia adalah sistem On-Grid.
PLTS On-Grid merupakan sebuah sistem yang bekerja secara langsung di panel surya.
Sistem tidak memakai baterai, dan listrik yang dihasilkan adalah AC sehingga sistem
panel surya On-Grid ini dapat diterapkan bersama-sama dengan jaringan PLN. Oleh
karena itu penulis berinisiatif untuk merancang pembangunan pembangkit listrik
tenaga surya.Sistem listrik tenaga surya on grid sebagai pembangkit listrik diarahkan
agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pusat daya listrik tambahan
sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada listrik PLN sebagai sumber
Listrik. Selain itu Sistem PLTS On Grid diharapkan mampu menjadi solusi terbaik
untuk mengatasi permasalahan kelistrikan yang sering terjadi sekaligus tidak
membebani masyarakat dengan biaya tagihan listrik yang besar. Sehingga penulis
berinisiatif untuk merancang pembangkit listrik tenaga surya dengan judul
“Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( Plts ) System On Grid“ sebagai
bahan Tugas Akhir.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dari penulisan proposal tugas akhi ini adalah bagaimana merancang
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) Sistem On Grid dengan memanfaatkan
sinar matahari sebagai energi utama. sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal tugas akhir ini adalah untuk memberikan
gambaran tentangperancangan dan pembuatan PembangkitListrik Tenaga Surya
(PLTS) kepada pembaca dan masyarakat.
1.4 Batasan Masalah
Mengingat luas dan banyaknya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
perancangan pembangkit tenaga surya ini, maka penulis memberikan beberapa
batasan masalah antara lain :

1. Perhitungan dari pembangkit tidak secara detail.


2. Jumlah kebutuhan Panel Surya,Controllel dan Inverter hanya sesuai dengan
kebutuhan penulis.
BAB II
DASAR TEORI

2.1.Konsep Sistem PLTS


Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana.Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik.Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk
energi dari sumber daya alam.Sumber daya alam matahari ini sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya.Sel
surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung
diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan
bakar.Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik.Suaranya bising.Selain itu
gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house
gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.Sistem sel surya
yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler
pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free.Panel
sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam
hubungan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan.Yang
sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt.Modul sel surya itu
menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang
terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan
rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila
tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya
sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung
pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari,
maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu
berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu
mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.
Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit
sendiri.Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di
pasaran.Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit
tersendiri.Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap
yang siap pakai.Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih
murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.
Biasanya panel surya itu siletakkan dengan posisi statis menghadap
matahari.Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari.Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari
bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang
statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara
maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada
permukaan panel surya.
Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal,sistem sel surya itu masih
harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga
sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini
dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031.Kontroler ini
tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat
lunak.Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk
menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak
lurus.Karena itu, kontroller macam ini cukup mahal.
2.2. PLTS On Grid
PLTS dengan konfigurasi On Grid dimaksudkan untuk lokasi sudah berlistrik
dan sistem di lokasi memiliki periode operasi siang hari. Disebut On Grid karena
PLTS dihubungkan (tied) pada sistem eksisting. Tujuan dari pembangunan PLTS
adalah untuk mengurangi konsumsi BBM. PLTS tipe On Grid tidak dilengkapi
baterai. Inverter untuk PLTS On Grid disebut juga Grid Tie Inverter. GTI sering
digunakan untuk mengubah arus searah yang diproduksi oleh sumber energi yang
dapat diperbaharui seperti solar panel atau turbin angin menjadi arus alternatif untuk
menerangi rumah dan berbagai macam bisnis. Nama teknik untuk grid-tie inverter
adalah "inverter grid interaktif" atau inverter sinkron. Inverter Grid-interaktif tidak
dapat digunakan dalam aplikasi standalone yang tidak terdapat aliran listrik. Tugas
lain yang harus dilakukan grid tie inverter adalah proses metering bersih. Metode
metering bersih ini akan memungkinkan Anda untuk meyimpan sedikit energi pada
listrik. Pemeliharaan menjadi lebih mudah karena tidak menggunakan baterai. GTI
akan dimatikan otomatis jika tidak ada saat diindentifikasi. Grid-tie inverter
dirancang untuk memutuskan sambungan dari kotak jika grid utilitas turun. Jika
terjadi pemadaman, maka grid-tie inverter akan mencegah energi yang dihasilkan
yang dapat merugikan pekerja.

Gambar 2.1 Sistem PLTS on grid


2.3. Prinsip Kerja PLTS On Grid
PLTS On Grid/Grid Tie adalah sistem PLTS solusi energi hijau untuk
penduduk perkotaan baik perumahan, perkantoran atau fasilitas publik. Sistem ini
menggunakan modul surya (Photovoltaic Module) sebagai penghasil listrik yang
ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi
tagihan listrik PLN dan sekaligus turut andil dalam penyelamatan lingkungan dengan
pengurangan penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkitan energi listrik.Sistem
PLTS On Grid ini juga berfungsi sebagai backup energi listrik untuk menjaga
kontinuitas operasional peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi
kegagalan pada suplai listrik PLN (pemadaman listrik) maka peralatan-peralatan
elektronik dapat beroperasi secara normal dalam jangka waktu tertentu tanpa adanya
gangguan. Keuntungan dari sistem ini adalah menghasilkan energi listrik mandiri dan
mengurangi tagihan listrik PLN, mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga
mengurangi polusi atau emisi bahan bakar.
Cara kerja sisem PLTS On Grid :
a) Ketika modul surya ( photovoltaik) mendapat sinar matahari, maka pada
terminal output modul surya (photovoltaik) tersebut menghasilkan tegangan
listrik.
b) Tegangan tersebut disalurkan ke Inverter yang berfungsi mengubah tegangan
arus searah (dc), dari modul surya menjadi tegangan arus bolak balik (ac).
c) Tegangan ac yang berasal dari inverter diteruskan ke transformator untuk
dinaikan menjadi tegangan menenah.
d) Kemudian dari transformator tegangan dikirim kepusat-pesat beban, untuk
diturunkan kembali menjadi tegangan rendah.
2.4. Komponen-komponen PLTS On Grid
2.4.1. Modul Surya.
Modul surya atau Fhotovoltaic merupakan gabungan beberapa sel surya yang
terhubung secara seri. Satu sel surya mengahasilkan tegangan sebesar 0,45 Volt.
Tegangan ini sangat rendah untuk dapat dimamfaatkan secara praktis, sehingga
diperlukan sejumlah sel surya yang dihubungkan secara seri. Modul surya yang
standar , dengan 36 atau 40 buah sel surya semi kristal silikon yang masing-masing
berukuran 10x 10 cm , menghasilkan daya sebesar 38 hingga 50 watt pada tegangan
12 volt pada saat disinari cahaya matahari dengan intensitas penuh (Martin,
GA.1982). (Harijono, D. 2001) menjelaskan cara kerja sel surya adalah sebagi
berikut, cahaya datang dapat dianggap sebagi aliran partikel kecil energi yang disebut
photon yang mempunyai panjang gelombang tertentu jatuh pada permukaan solar sel
(Photovoltaik), photon tersebut dapat memindahkan energinya kebeberapa electron di
dalam bahan sehingga electron tersebut naik (bertambah tinggi tingkat energinya)
yang disebut dengan eksitasi elktron. Pada keadaan tereksitasi, electron menjadi
bebas bergerak dalam bahan.
2.4.2. Photovoltaic
Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan
Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan Modul sel surya
Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang
dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang
merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur
seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor
yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan
biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour
Meters.
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel.Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel
surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya
pembangunan PLTS.
Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor.Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam
negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silicon single dan
poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan
pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan
dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk
pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah,
bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.Sedangkan kendala
utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi
awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengankebutuhannya.
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-
refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon)
untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam
tipis) untuk mengirim electron ke perabot listrik.Cara kerja sel surya sendiri
sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda. Ketika cahaya bersentuhan
dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan
elektron.Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-
konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan.
Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik

Gambar 2.2 Modul Solar Cell


Spesisifikasi solar sel yang biasanaya dipakai seperti pada table 2.1 dibawah
ini :
Tabel 2.1 Spesisifikasi solar sel
Model FL-P250w
Cell Type polycrystalline
Maximum Power(Pm) 250w
Power Tolerance ±5%
Maximum Power Voltage(Vpm) 36V
Maximum Power current(IPM) 8.34A
Open Cirucuit Voltage(Voc) 43.9V
Shot Circuit Current(lsc) 8.78A
Number of Cells 72pcs
Size of Module 1950*990*50mm
maximum System Voltage 1000V
Temperature coefficients of lsc 0.1%/
Temperature coefficients of VOC -0.38%/
temperature coefficients of PM 0.47%/
Temperature coefficients of VM 0.1%/
Temperature coefficients of IM -0.38%
Temperature range -40 to+90
Surface maximum load capacity 60m/s(200kg/sq.m)
Junction Box Type PPO black
length of Cables 900mm
Frame anodized aluminum alloy
Warranty 90%power for 10years and
80% power for 25 years
2.4.3. Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus
listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC).Inverter mengkonversi DC
dari perangkat seperti batere, panel surya / solar cell menjadi AC.Penggunaan inverter
dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang
menggunakan AC (Alternating Current). Ada beberapa jenis inverter antara lain:

.
Gambar 2.7 Inverter
1. Square WaveGelombangKotak
Gelombang Kotak. Inverter jenis ini hanya bisa untuk lampu saja,
sedangkan untuk beban seperti TV, Komputer bisa merusak inverter dan
juga bisa merusak beban.Kelebihannya harganya lebih murah karena
difungsikan untuk membackup lampu saja. Seiring perkembangan zaman
maka inverter square wave ini jarang dijual dipasaran dikarenakan
keinginan dari pasar menginginkan untuk membackup selain lampu
2. Modified Sine Wave / Gelombang Modifikasi Sinus
Square Wave2. Modified Sine Wave/ Gelombang Modifikasi Sinus, Di
belahan dunia dan juga indonesia produk inverter dengan jenis inverter
modified sine wave ini sering digunakan untuk beban seperti lampu,
kipas, komputer, TV, dll
Jenis Inverter modified sine wave yang beredar pun ada yang
memberikan Low noise atau berarti sangat kecil kebisingan suara yang
dihasilkan saat beroperasi. dan ada juga yang menghasilkan noise yang
besar.
3. True Sine Wave/ Pure Sine Wave/ Gelombang Sinus Murni
True Sine wave/ Pure sine wave. Dari segi harga harganya untuk yang
berkualitas harga diatas harga inverter modified sine wave. Aplikasi yang
cocok dari inverter pure sine wave adalah speaker dan peralatan sensitif
seperti alat kedokteran
2.4.4. Transformator
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikan atau menurunkan
tegangan listrik berdasarkan proses elektromagnetik. Umumnya tarfo yang
digunakan pada PLTS menggunakan transformator distribusi kapasitas kurang dari 4
MW. Pemilihan kapasitas transformator berdasarkan kebutuhan daya dilokasi dimana
PLTS akan dibangun.

2.5. Pemasangan Sistem PLTS On Grid


Untuk membangun sistem panel surya, langkah pertama adalah menghitung
berapa kebutuhan daya yang harus disediakan oleh perangkat panel surya itu sendiri.
Ilustrasi di bawah ini adalah untuk menghitung kebutuhan daya listrik rumah tangga,
yang biasa disebut sebagai Solar Home System (SHS).
1) Tentukan Kebutuhan Daya Hitung berapa watt daya yang dibutuhkan oleh
masing-masing peralatan elektronik yang akan disuplai oleh PV system dan
berapa jam perhari pemakaian, hasil dari perhitungan tersebut akan
menghasilkan daya dalam satuan watt jam perhari (WH). Pada modul PV
akan selalu ada daya yang hilang (Losses), besarnya tergantung pada jenis dan
kualitas dari modul surya.
2) Menghitung Kebutuhan Panel Surya Perlu diketahui sebelumnya bahwa di
indonesia yang merupakan negara tropis efiktifitas sinar matahari yang dapat
dimanfaatkan oleh modul panel surya ialah dari jam 9 Pagi - 2 Siang (sekitar 5
jam saja). Oleh karena itu untuk menghitung berapa kebutuhan modul panel
surya adalah dengan cara membagi angka kebutuhan daya tersebut dengan 5.

Anda mungkin juga menyukai