Anda di halaman 1dari 36

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Time Schedule kegiatan yang dilakukan pada proyek


pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia Tahap IV ini mulai dilaksanakan pada 18 April 2018 dan berakhir pada
tanggal 31 Desember 2018 yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas PT.
Ciriajasa Citra Mandiri dan kontraktor PT. Cipta Perkasa Prima. Adapun rincian
pekerjaan yang sedang dilakukan saat melaksanakan praktik industri adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan prasarana dan penunjang
2. Pekerjaan Struktur :
a. Pekerjaan groundwater tank
b. Pekerjaan genset
c. Pekerjaan selasar
d. Pekerjaan sawage treatment plant
e. Pekerjaan kanopi
f. Pekerjaan jalan dan turap
g. Pekerjaan struktur atap
h. Pekerjaan stuktur entrance depan
i. Pekerjaan re dimensi struktur lift
j. Pekerjaan standing torent
k. Pekerjaan struktur tangga baja
l. Pekerjaan struktur gardu PLN
3. Pekerjaan Arsitektur
a. Pekerjaan pasangan dinding
b. Pekerjaan pasangan pelapis dinding
c. Pekerjaan pasangan kusen, daun pintu dan jendela
d. Pekerjaan pasangan plafond

25
e. Pekerjaan pasangan pelapis lantai
f. Pekerjaan pasangan finishing dan pengecatan
g. Pekerjaan pasangan plumbing fixtures
h. Pekerjaan pasangan tangga
i. Pekerjaan penutup atap
j. Pekerjaan arsitektur ruang genset
k. Pekerjaan gardu PLN
4. Pekerjaan Interior
5. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Plumbing
6. Pekerjaan selasar penghubung
7. Pekerjaan landscape
Seluruh pekerjaan proyek yang dilaksanakan mengacu pada Shop
Drawing, Kurva S, RKS dan pedoman-pedoman lainnya. Untuk mengetahui
persentase pekerjaan yang sudah dilaksnakan, pihak pengawas membuat laporan
pekerjaann menjadi tiga bagian, yaitu laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan. Hasil dari setiap laporan tersebut dibandingkan dengan Time
Schedule yang telah direncanakan, sehiangga apabila terdapat keterlambatan dan
hambatan dalam pengerjaan dapat mencari tindakan dan solusi tepat. Agar
tercapainya efisiensi waktu dan efektifitas biaya sesuai hasil/ mutu yang
diharapkan, pihak layanan jasa Konsultan MK menggunakan metode-metode
pengendalian proyek. Ditinjau dari objeknya, pengendalian proyek dapat
dikelompokkan menjadi empat mcam, yaitu:
1. Pengendalian Waktu
2. Pengendalian Biaya
3. Pengendalian Mutu
4. Pengendalian Tertib Administrasi
Kegiatan Praktik Industri pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesi Tahap IV berlangsung dari tanggal 4
Oktober 2018 sampai 28 Desember 2018.

26
Gambar 3.1 Time Schedule dan Kurva S
(sumber: dokumen proyek,2018)

Selama Praktik Industri Paraktikan mengerjakan tugas dan ikut membantu


mengawasi beberapa pekerjaan, antara lain:
1. Mapping
a. Pekerjaan Mapping
b. Pembuatan Laporan Mingguan Mapping
2. Pekerjaan Checklist
a. Pembuatan Checklist Pekerjaan Arsitektur Lantai 9
b. Pengecekan Pekerjaan Arsitektur Lantai 9
3. Pekerjaan Deffetlist Arsitektur lantai 9
a. Pembuatan Deffectcklist Pekerjaan Arsitektur Lantai 9
b. Pelaksanaan Deffect

27
4. Pekerjaan Landscape
a. Guiding Block
b. Paving Block
c. Handrailing

3.1. Mapping Pekerjaan Arsitektur Lantai 4, 5 dan 6


3.1.1 Rencanan Kegiatan
Tugas pertama yang diberikan oleh konsultan MK kepada praktikan
adalah mapping pekerjaan arsitektur. Mapping merupakan suatu kegiatan
yang dilaksanakan praktikan selama praktik industri di proyek pembangunan
gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Tahap
IV. Salah satu pengendalian waktu yang dilaksanakan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi yaitu pelaksanaan mapping. Mapping yang
praktikan laksnakan yaitu mapping pekerjaan arsitektur lantai 4,5 dan 6.
Pelaksanaan mapping biasanya dilaksanakan setiap 2 kali dalam
seminggu, selama 13 minggu Praktik Industri. Hasil laporan mapping akan
diserahkan kepada bagian Administran Konsultan Manajemen Konstruksi.
Laporan mapping tersebut akan dilampirkan dalam laporan mingguan yang
akan dilaporkan pada rapat kordinasi dengan semua pihak yang dilaksanakan
setiap hari selasa.
Tujuan dari Mapping itu sendiri untuk mengetahui progres dan
mengawasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan mengontrol sesuai atau
tidaknya waktu pekerjaan dilapangan dengan Time Schedule proyek
pembangunan gedung Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia Tahap IV. Selain itu pelaksanaan mapping juga bertujuan apabila
terdapat temuan atau kesalahan pekerjaan, dapat dicatat dan pihak konsultan
pengawas langsung mengajukan surat perubahan atau perbaikan ke pihak
kontraktor.

28
3.1.2 Hasil Kegiatan Aktual
Pelaksanaan mapping biasanya dilaksanakan pada waktu pagi. Saat
akan melaksanakan maapping, praktikan membawa kertas denah, buku
catatan dan spidol berwarna untuk menandai pekerjaan mana saja yang
sudah dilaksanakan serta memakai atribut keselamatan berupa helm proyek.
Selama pelaksanaan mapping praktikan mengelilingi seluruh
ruangan, menandai pekerjaan arsitektural yang sudah dilaksanakan,
mencatat pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan mencatat apabila terdapat
temuan kesalahan dalam pengerjaan. Praktikan melaksanakan mapping
selama 13 minggu, dimulai dari tanggal 4 Oktober 2018 sampai 28
Desember 2018.

Gambar 3.2 Pelaksanaan mapping pekerjaan arsitektur


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

Setelah melaksanakan mapping, praktikan membuat laporan hasil


maaping selama satu minggu. Progres pekerjaan yang sudah ditandai di
kertas denah dipindahkan ke format digital. Praktikan menyerahkan hasil
laporan mapping ke bagian administrasi Konsultan Pengawas untuk

29
dilampirkan dalam Laporan Mingguan dan dilaporkan pada Rapat Kordinasi
Mingguan dengan semua pihak yang dilaksanakan setiap hari selasa. Rapat
Kordinasi Mingguan hanya melibatkan pihak tertentu yang memiliki
kepentingan oleh karena itu praktikan tidak dilibatkan dalam rapat tersebut.

Gambar 3.3 Contoh Hasil Mapping Arsitektural Lantai 4,5,6 Minggu-30


(sumber: dokumen proyek, 2018)

3.1.3 Temuan dan Bahasan


Selama praktikan melaksanakan mapping, praktikan menemukan
bahwa progres pekerjaan Arsitektur disetiap minggunya mengalami
percepatan atau deviasi dari Time Schedule yang sudah disepakati
sebelumnya. Dikarenakan mengalami deviasi, sehingga pada minggu ke-27

30
dilakukan evalusai jadwal dan pembuatan jadwal baru. Time Schedule yang
sudah diperbaharui tidak banyak mengalami perubahan waktu, akan tetapi
bobot disetiap pekerjaan sedikit mengalami pengurangan bobot.

Gambar 3.4 Time Schedule Sebelum CCO


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

31
Gambar 3.5 Time Schedule Setelah CCO
(sumber: dokumen pribadi, 2018)

32
3.2. Checklist Pekerjaan Arsitektur Lantai 9
3.2.1 Rencana Kegiatan
Cheklist Pekerjaan Arsitektur merupakan salah satu bentuk
pengawasan yang berfungsi untuk melihat dan mengetahui pekerjaan yang
sudah dilaksanakan dilapangan. Selain itu checklist juga berfungsi untuk
mengetahui sesuai atau tidaknya pekerjaan dengan RKS dan Time Schedule
proyek pembangunan gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia Tahap IV. Berdasarkan Pendahuluan Konsultan
Manajemen Kontrsuksi proyek pembangunan ini, pelaksanaan checklist
harus dilaksakasanakan sebelum Serah Terima Tahap I.
Sebelum melaksanakan Marking Checklist, praktikan membuat
draf checklist Pekerjaan Arsitektur lantai 9. Draf checklist mengacu
berdasarkan inventaris ruang, shop drawing, dan spesifikasi bahan/material
yang sudah direncanakan dan disetujui oleh Konsultan PengawasYang
termasuk ke dalam pekerjaan arsitektur antara lain:
1. Pekerjaan Dinding
2. Pekerjaan Plafond
3. Pekerjaan Lantai
4. Pekerjaan Keramik Dinding
5. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
6. Pekerjaan Wastafel
7. Pekerjaan Kloset
8. Pekerjaan Area Wudhu
9. Pekerjaan Penutup Atap
10. Pekerjaan Pasangan Kanopi

Draf checklist tersebut berisikan kolom macam-macam pekerjaan


arsitektur dan kolom untuk menandai pekerjaan yang sudah dan belum
dilaksanakan. Selain itu terdapat kolo keterangan untuk mencatat apabila

33
terdapat temuan atau ketidaksesuain pekerjaan dilapangan dengan
perencanaan. Berdasarkan SOP Konsultan Manajemen Konstruksi di
dalam draf checklist harus disertai kolom alamat pelaksanaan proyek
pembangunan, logo kontraktor, logo owner, logo konsultan MK dan kolom
tandatangan bagi pihak Owner, Kontraktor dan Konsultan Manajemen
Konstruksi. Adapun contoh draf checklist pekerjaan arsitektur yang
praktikan buat selama Praktik Industri, sebagai berikut:

Gambar 3.6 Draf Checklist Pekerjaan Arsitektur Lantai 9


(sumber: dokumen proyek, 2018)

3.2.2 Hasil Kegiatan Aktual


Pelaksanaan marking checklist pekerjaan arsitektur dilaksanakan
setelah pekerjaan pembangunan sudah selesai atau sebelum serah terima 1.
Saat melaksanakan marking checklist, praktikan membawa kertas draf
checklist lantai 9 dan spidol atau alat tulis lain untuk menandai pekerjaan apa
saja yang sudah atau belum dikerjakan. Praktikan mengelilingi semua

34
ruangan yang terdapat di lantai 9 dan mencentang item pekerjaan yang sudah
dikerjakan.
Apabila terdapat pekerjaan yang cacat atau mengalami kerusakan,
praktikan menempelkan stiker checklist dan menuliskan pekerjaan yang
tidak sesuai atau cacat pada stiker tersebut dan harus ditandatangani oleh
pihak Konsultan MK.

Gambar 3.7 Stiker Cheklist


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

3.2.3 Temuan dan Bahasan


Praktikan melakukan tiga kali cheklist pekerjaan arsitektur lantai 9.
Selama melaksanakan checkslit terdapat temuan dan permaslahan yang
praktikan temukan di lapangan. Berikut permasalahan-permasalahan
pekerjaan yang terjadi saat pelaksanaan Checklist:

35
 Pekerjaan Plafond: Pada tanggal 11 Desember di beberapa ruang lantai
9 masih terdapat plafond yang belum terpasang dikarenakan bekas
pekerjaan Mekanikal Elektrikal. Namun berdasarkan Time Schedule,
batas maksimal penyelesaian pekerjaan plafond yaitu pada tanggal 30
Desember 2018.

Gambar 3.8 Plafond Belum Terpasang


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

36
 Pekerjaan Dinding:
Berdasarkan Time Schedule, pada tanggal 18 Nopember 2018
seharusnya pekerjaan dinding sudah selesai. Namun pada saat
melaksanakan Checklist lantai 9 tanggal 22 Nopember 2018, pekerjaan
dinding bekas bobokan pekerjaan Mekanikal Elektrikal masih ada yang
belum di finishing atau diperbaiki.

Gambar 3.9 Pekerjaan Dinding Belum Tuntas


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

 Pekerjaan Lantai Keramik:


Pada saat pelaksanaan Checklist lantai 9 masih banyak ditemui lantai
keramik yang kopong. Lantai keramik kopong dikarenakan takaran atau
adukan di bawah keramik kurang pas. Selain lantai keramik kopong,
permsalahan yang ditemukan saat pelaksanaan checklist pekerjaan
arsitektur lantai 9 adalah cor nat keramik tidak rata.

37
Gambar 3.10 Lantai kopong dan Cor Nat Tidak Rata
(sumber: dokumen pribadi, 2018)

 Pekerjaan Pasangan Pintu dan Jendela:


Beberapa penggantung dan kunci ada yang masih belum terpasang. Dan
pekerjaan sealent terbilang cukup lambat dikarenakan kekurangan tenaga
kerja khusus pekerjaan sealent.

Gambar 3.11 Pengerjaan Sealent Belum Tuntas


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

38
Hasil temuan saat checklist dicatat dibagian kolom keterangan dan
praktikan menyerahkan draf checklist yang sudah ditandai kepada Konsultan
MK. Catatan yang terdapat pada kolom keterangan Checklist dipindahkan
ke dalam draf defectlist untuk mengetahui pekerjaan apa saja yang perlu
diperbaiki. Perbaikan biasanya dilaksanakan setelah Konsultan MK
melaporkan adanya kerusakan ke pihak kontraktor, apabila waktunya tidak
memungkinkan maka perbaikan akan dilaksankan pada Tahap Maintenance.
.
3.3. Defectlist Pekerjaan Arsitektur Lantai 9
Defectlist merupakan daftar cacat suatu pekerjaan dan dilaksanakan setelah
pelaksanaan checklist. Draf ini disusun sebelum serah terima tahap I. Draf
deffectlist pekerjaan asritektur berisi mengenai pekerjaan yang belum
dilaksanakan ataupun pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Dalam
draf deffectlist terdapat kolom untuk ditandai berupa tabel perbaiki, ganti, bongkar,
sempurnakan, menyelesaikan, pekerjaan yang sudah dan belum dilaksanakan.
Berdasarkan SOP Konsultan Manajemen Konstruksi di dalam draf
checklist harus disertai kop yang sudah ditentukan berupa kolom alamat
pelaksanaan proyek pembangunan, logo kontraktor, logo owner, logo konsultan
MK dan kolom tandatangan bagi pihak Owner, Kontraktor dan Konsultan
Manajemen Konstruksi.. Adapun contoh draf defectlist pekerjaan arsitektur lantai
9 yang praktikan buat selama Praktik Industri, sebagai berikut:

39
Gambar 3.12 Draf Deffectlist Pekerjaan Arsitektur Lantai 9
(sumber: dokumen proyek, 2018)

Setelah membuat dan mengisi draf defectlist, praktikan memberikan


draf tersebut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Draf defectlist digunakan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mengetahui list pekerjaan yang
belum tuntas atau cacat yang harus diperbaiki saat tahap perbaikan atau
maintenance. Pada saat tahap perbaikan, Konsultan Manajemen Konstruksi harus
mengawasi pekerjaan.

3.4. Pekerjaan Lansekap


Menurut Lisa Dwi Wulandari dan Chairul Maulidi (2017) arsitektur
lansekap merupakan suatu bentang alam dengan karakter khusus baik yang alami
maupun liar, gabungan antara fitur-fitur alami dan buatan. Selama beberapa
minggu, praktikan mengawasi pekerjaan lanskap. Pekerjaan lanskap dapat
dilaksanakn apabila pekerjaan pembangunan gedung Fakultas Ilmu Pendidikan
UPI Tahap IV sudah mencapai 80%. Berdasarkan Checklist Pekerjaan Lansekap
yang termasuk kedalam lingkup pekerjaannya antara lain:
1. Pekerjaan Galian Elevasi
2. Pekerjaan Taman Depan
3. Pekerjaan Bloombak

40
4. Pekerjaan Rabat Beton
5. Pekerjaan Paving Block
6. Pekerjaan Guiding Block
7. Pekerjaan Handrailing Depan
8. Pekerjaan Sumur Resapan
9. Pekerjaan Tipe Saluran Beton
10. Pekerjaan Pedestrian
11. Pekerjaan Perkerasan
12. Pekerjaan Taman Belakang
13. Pekerjaan Railing Ramp Belakang

Berdasarkan Time Schedule induk, pekerjaan lansekap mulai


dilaksanakan pada minggu ke-29 sampai minggu ke-37. Time Schedule yang
digunakan untuk pekerjaan Lansekap itu sendiri berupa time schedule umum.
Oleh karena itu Konsultan Manajemen Konstruksi membuat draf Checklist
Pekerjaan Lansekap untuk merincikan pekerjaan yang slebih spesifik.

Gambar 3.13 Time Schedule Pekerjaan Lansekap


(sumber: dokumen proyek, 2018)

41
Selama beberapa mingu praktikan membantu mengawasi beberapa
pekerjaan lansekap, antara lain:
1. Pekerjaan Rabat Beton
2. Pekerjaan Railing Ramp
3. Pekerjaan Guiding Block

3.4.1. Pekerjaan Rabat Beton


A. Rencana Pekerjaan Rabat Beton/ Beton Struktural
Lingkup pekerjaan pekerjaan: menyediakan tenaga kerja,
peralatan dan alalt bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti
dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna. Selain
itu pekerjaan ini juga meliputi beton kolom praktis, beton balok praktis
untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur.
1. Pengendalian Waktu
Berdasarkan jadwal induk, kontraktor mengajukan jadwal
pelaksanaan konstruksi kepada pihak Konsultan Pengawasan/MK
yang realistik dengan aspek biaya dalam bentuk bobot setiap
pekerjaan, dengan memperhitungkan faktor tenaga tenagar kerja
dan perlatan yang akan dilibatkan.
Sebelum disetuji, konsultan pengawasan mengevalusi jadwal
pelaksanaan yang akan dipergunakan untuk mengendalikan
pelaksanaan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Pengendalian Kualitas/Mutu
Pengendalian kualitas/ mutu mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah dinyatakan dalam Dokumen Kontrak, RKS

42
dan Spec Material ataupun peraturan-peraturan dan standar yang
berlaku.
Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan cara mengawasi
kesesuai pelaksaan pekerjaan dengan RKS pembangunan proyek
sebagai berikut:
a. Persyaratan Bahan
 Semen Portland: semen yang digunakan harus memakai mutu
yang terbaik atas persetujuan Direksi Pekerjaan/ Konsultan
Manajemen Konstruksi dan harus memenuhi NI-8. Semen
yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan
untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan tumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
 Pasir Beton: pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan
bebas dari bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971, PBI 1991, SNI 03-2847-2002.
 Koral Beton/ Split: koral yang digunakan merupakan koral
yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/ penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan
satu dari yang lainnya, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
 Air: air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengadung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/
bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-

43
3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Pekerjaan supaya
air yang dipakai diperiksa di laboraturium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
 Besi Beton Non-Struktural: Digunakan mutu U 24 diameter
8-12mm. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus
bulat serta memenuhih persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila
dipandang perlu Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk
memeriksa dan sah atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
b. Persayaratan Pelaksanaan
 Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang
adalah K-175 dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PBI-1971.
 Pembesian: dalam pembuatan tulangan-tulangan untuk
batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungkan kait-kait
dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus sesuai
PBI-1971.
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus
disesuaikan dengan gambar.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin
agar besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran,
dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam
PBI-1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah
ada perintah tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.

44
 Cara Pengadukan harus menggunakan beton molen
manual/ Readymix. Takaran untuk semen Portland, Pasir
dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi
Pekerjaan/ Konsultan manajemen Konstruksi. Selama
pengadukan kekentalan, adukan beton harus diawasi dengan
jalan meemriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimal 10 cm.
c. Pengecoran Beton
 Pelaksana pekerjaa diwajibkan melaksanakan persiapan
dengan memebersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksankan atas persetujuan
dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup
padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral/ splityang dapat
memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan
pada hari berikutnya maka tempat pemberhentian tersebut
harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
d. Pekerjaan Acuan/Bekisting
 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang telah ditetapkan/ yang diperlukan dalam
gambar.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas
dari kotoran-kotoran potongan kayu, tanah/ lumpur dan

45
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu
pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan

3. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dilakukan untuk menghindari
pembengkakan biaya dengan cara menekan seminimal mungkin
penyimpangan-penyimpangan pekerjaan, terutama yang berkaitan
dengan kualitas maupun kuantitas bahan dan kegiatan konstruksi
ataupun dengan cara mengadakan evalusai terhadap estimasi
biaya, alokasi dan Cash Flow untuk semua proyek
4. Pengendalian Tertib Administrasi
Pengendalian tertib administrasi dilakukan dalam
pencatatan dan penyimpanan seluruh data proses pelaksanaan
pekerjaan dalam bentuk dokumen administrasi pekerjaan
berupa melaksanakan Standar Operasional Prosedur Pekerjaan,
mencatat seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk
Laporan Kegiatan Pekerjaan dan menyimpan seluruh
dokumentasi administrasi pekerjaan secara rapi.

B. Kegiatan Aktual di Lapngan


Pekerjaan rabat beton pada proyek pembangunan gedung
Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Tahap IV ini dibagi menjadi 2 bagian
yaitu, pekerjaan rabat beton area depan dan area belakang. Saat
pelaksanaan pekerjaan lansekap, pekerjaan rabat beton di lakasanakna
pada minggu ke-31 sampai minggu ke-35.

46
Gambar 3.14 Time Schedule Pekerjaan Rabat Beton
(sumber: dokumen proyek, 2018)
Pekerjaan rabat beton area depan dan belakang tidak
dilaksanakan pada waktu yang sama. Pada minggu ke-31 pekerjaan
rabat beton dilaksanakan di area depan terlebih dahulu. Dan setelah
pekerjaan rabat beton area depan selesai, pekerjaan rabat beton area
belakang mulai dilaksanakan pada minggu ke -33.

Gambar 3.15 Pelaksanaan Pengecoran Beton


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Selama pekerjaan berlangsung, praktikan ikut membantu


mengawasi keseuaian pekerjaan rabat beton dengan RKS yang ada.

47
Selain itu praktikan juga memastikan pekerjaan sudah sesaui dengan
shopdrawing yang sudah disetujui.

Gambar 3.16 Proses Persetujuan Shop Drawing Landscape


(Sumber: Dokumen Proyek, 2018)

C. Temuan dan Bahasan


Praktikan ikut membantu mengawasi pada tahap pengecoran
rabat beton area depan. Selama pekerjaan rabat beton berlangsung
terdapat temuan yang praktikan temukan dilapangan antara lain:
 Kualitas hasil rabat beton tidak terlalu baik/ tidak rata,
dikarenakan pada saat pelaksanaan perataan tidak dilaksanakan
dengan benar mengakibatkan pemasangan guiding block tidak pas
dan tidak rapat dengan rabat beton.

48
Solusi: Praktikan melaporkan temuan dilapangan kepada
pembimbing lapangan Konsultan MK untuk dilaporkan kepada
pihak Kontraktor agar segera diperbaiki.

Gambar 3.17 Rabat Beton Tidak Halus


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

3.4.2. Pekerjaan Railing Ramp


A. Rencana Kegiatan
Lingkup pekerjaan Railing Ramp ini meliputi pekerjaan yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar, menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
1. Pengendalian Waktu
Berdasarkan jadwal induk, kontraktor mengajukan jadwal
pelaksanaan konstruksi kepada pihak Konsultan Pengawasan/MK

49
yang realistik dengan aspek biaya dalam bentuk bobot setiap
pekerjaan, dengan memperhitungkan faktor tenaga tenagar kerja
dan perlatan yang akan dilibatkan.
Sebelum disetuji, konsultan pengawasan mengevalusi
jadwal pelaksanaan yang akan dipergunakan untuk mengendalikan
pelaksanaan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu pekerjaan Railing Ramp dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Persyaratan Bahan
 Bahan yang digunanakan dari bahan besi mutu terbaik
produksi dalam negeri atau yang disetujui Direksi
Pengawas/MK.
 Cat yang digunakan untuk finishing yang digunakan berupa
cat duco super gloss.
 Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dengan dalam detail
gambar. Bahan besi stainless steel harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982.
 Lapis finishing dari seluruh permukaan railing besi harus
dilakukan pengecatan dasar/zinkcromate, merupakan lapisan
cat yang bermutu baik. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua
lapis). Warna cat duco akan ditentukan kemudian.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan
yang berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan

50
dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan
 Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar
konstruksi dan harus mengikuti prosedur/persyaratan-
persyartan dalam AWS dan AISC Spesification
 Hasil Pengecatan dan warna yang dihasilkan, harus baik,
merata, dan tidak terjadi cacat/noda akibat pemasangan. Bila
terjadi kerusakan, perbaikan segera dilakukan tanpa
tambahan biaya.

3. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dilakukan untuk menghindari
pembengkakan biaya dengan cara menekan seminimal mungkin
penyimpangan-penyimpangan pekerjaan, terutama yang
berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas bahan dan kegiatan
konstruksi ataupun dengan cara mengadakan evalusai terhadap
estimasi biaya, alokasi dan Cash Flow untuk semua proyek

4. Pengendalian Tertib Administrasi


Pengendalian tertib administrasi dilakukan dalam
pencatatan dan penyimpanan seluruh data proses pelaksanaan
pekerjaan dalam bentuk dokumen administrasi pekerjaan
berupa melaksanakan Standar Operasional Prosedur Pekerjaan,
mencatat seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk
Laporan Kegiatan Pekerjaan dan menyimpan seluruh
dokumentasi administrasi pekerjaan secara rapi.

51
B. Hasil Kegiatan Aktual
Pekerjaan railing ramp dibagi menjadi dua pekerjaan
berdasarkan tempat pemsangan yaitu pekerjaan railing ramp area depan
dan pekerjaan railing ramp area belakang. Berdasarkan hasil di
lapangan, pelaksanaan pekerjaan railing ramp dilaksanakan pada
minggu ke-34 sampai minggu ke -36.

Gambar 3.18 Time Schedule Pekerjaan Railing Ramp


(sumber: dokumen proyek, 2018)

Sebelum pelaksanaan pekerjaan railing ramp, kontraktor


mengeajukan Ijin Pelaksanan Pekerjaan beserta lampirnan shop
drawing pekerjaan rabat beton kepada pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi. Setelah ijin pelekasanaan disetujui, pihak konsultan
Manajemen Konstruksi memfotokopi untuk pengarsipan dan
mengembalikan ijin pelaksanaan pekerjaan ke pihak kontraktor.

52
Gambar 3.19 Proses Persetujuan Shop Drawing Pekerjaan Railing Ramp
(sumber:dokumen proyek, 2018)

Selama pekerjaan berlangsung, praktikan ikut membantu


mengawasi keseuaian pekerjaan rabat beton dengan RKS yang ada.
Selain itu praktikan juga memastikan pekerjaan sudah sesaui dengan
shopdrawing yang sudah disetujui. Praktikan ikut bantu mengawasi
pada tahapan pemasangan dan pengelasan.

Gambar 3.20 Pekerjaan Railing Ramp


(sumber: dokumen pribadi, 2018)

53
C. Temuan dan Bahasan
Pada saat pengerjaan di lapangan, tidak jarang mendapatkan
banyak permasalahan teknis akibat dari kelelalaian, kurangnnya
perencanaan, ataupun kordinasi antar pihak yang kurang. Berikut
temuan-temuan yang praktikan temukan selama pekerjaan railign
ramp :
 Pada saat pelaksanaan pekerjaan railing ramp mengalami
perubahan dari shop drawing yang sebelumnya dikarenakan
perubahan desain dari pihak owner. Berdasarkan desain pada shop
drawing pemasangan handrailing ramp berada di bawah
bloombak, setelah mengalami perubahan posisi pemasangan
railing berada di atas bloombak.

Gambar 3.21 Shop Drawing


(sumber: dokumen proyek, 2018)

54
3.4.3. Pekerjaan Guiding Block
A. Rencana Kegiatan
Lingkup pekerjaan Guiding Block ini meliputi pekerjaan yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar, menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan, guna tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

1. Pengendalian Waktu
.Berdasarkan jadwal induk, kontraktor mengajukan jadwal
pelaksanaan konstruksi kepada pihak Konsultan Pengawasan/MK
yang realistik dengan aspek biaya dalam bentuk bobot setiap
pekerjaan, dengan memperhitungkan faktor tenaga tenagar kerja
dan perlatan yang akan dilibatkan.
Sebelum disetuji, konsultan pengawasan mengevalusi
jadwal pelaksanaan yang akan dipergunakan untuk mengendalikan
pelaksanaan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan cara mengawasi
pelakasanaan pekerjaan dari segi kualitas dan kuantitas bahan
bangunan, mengawasi kesesuaian pekerjaan dengan shop
drawing.
a. Persyaratan Bahan
 Bahan yang digunakan dari bahan besi dengan mutu terbaik,
berupa Tactile Tipe Line Stainless Steel dan Tactile Tipe Dot

55
Stainless steel yang sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

3. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dilakukan untuk menghindari
pembengkakan biaya dengan cara menekan seminimal mungkin
penyimpangan-penyimpangan pekerjaan, terutama yang berkaitan
dengan kualitas maupun kuantitas bahan dan kegiatan konstruksi
ataupun dengan cara mengadakan evalusai terhadap estimasi biaya,
alokasi dan Cash Flow untuk semua proyek

4. Pengendalian Tertib Administrasi


Pengendalian tertib administrasi dilakukan dalam
pencatatan dan penyimpanan seluruh data proses pelaksanaan
pekerjaan dalam bentuk dokumen administrasi pekerjaan berupa
melaksanakan Standar Operasional Prosedur Pekerjaan, mencatat
seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk Laporan
Kegiatan Pekerjaan dan menyimpan seluruh dokumentasi
administrasi pekerjaan secara rapi.

B. Hasil Kegiatan Aktual


Berdasarkan hasil di lapangan, pelaksanaan pekerjaan guiding
block dilaksanakan pada minggu ke-36 sampai minggu ke -37.
Pekerjaan guiding block lansekap terdiri dari dua area yaitu area
lansekap depan dan belakang

56
Gambar 3.22 Time Schedule Pekerjaan Guiding Block
(sumber: dokumen proyek, 2018)

Sebelum pelaksanaan pekerjaan guiding block, kontraktor


mengeajukan Ijin Pelaksanan Pekerjaan beserta lampirnan shop
drawing pekerjaan rabat beton kepada pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi. Setelah ijin pelekasanaan disetujui, pihak konsultan
Manajemen Konstruksi memfotokopi untuk pengarsipan dan
mengembalikan ijin pelaksanaan pekerjaan ke pihak kontraktor.

Gambar 3.23 Proses Persetujuan Shop Drawing Guiding Block


(sumber: dokumen proyek, 2018)

57
Gambar 3.24 Ijin Pelaksanaan Pekerjaan Guiding Block
(sumber: dokumen proyek, 2018)

C. Temuan dan Bahasan


Praktikan membantu mengawasi pekerjaan guiding block pada
tahapan pelubangan dan pemasangan guiding block. Pada saat
pengerjaan di lapangan, tidak jarang mendapatkan banyak
permasalahan teknis akibat dari kelelalaian, kurangnnya perencanaan,
ataupun kordinasi antar pihak yang kurang. Berikut temuan-temuan
yang praktikan temukan selama pekerjaan Guiding Block :
 Pemasangan guiding block area depan tidak rapih. Penyebabnya
karena rabat beton/ ramp nya tidak rata sehingga guiding block
tidak rapat dengan ramp.

58
Gambar 3.25 Rabat Beton dan Guding Block Tidak Rapat
(sumber: dokumen pribadi, 2018)

3.4.4 Temuan dan Pembahasan Umum Pekerjaan Lansekap


Pelaksanaan pekerjaan lansekap mengalami percepatan. Pada time
schedule dicantumkan bahwa pekerjaan lansekap dilaksanakan pada
minggu ke-29 tetapi saat dilapangan pekerjaan sudah dimulai pada minggu
ke-16. Hal ini untuk mengantisipasi keterlambatan dalam pekerjaan
dikarenakan tenaga kerja yang kurang, sehingga pekerjaan lansekap
dilakukan sedikit lebih awal dari Time Schedule yang sudah direncanakan.

59
Gambar 3.26 Kemajuan Pekerjaan Lamdscape Minggu ke 28
(sumber: dokumen proyek, 2018)

60

Anda mungkin juga menyukai