Anda di halaman 1dari 17

BAB II

MANAJEMEN KONSTRUKSI

2.1. Manajemen Konstruksi


2.1.1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Secara bahasa dapat
diartikan bahwa manajemen merupakan proses atau suatu usaha untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Selanjutnya menurut Ir.Irika W, M.T dan
Lenggogeni, M.T (2013) bahwa manajemen merupakan sebuah metode
untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan tertentu melalui
kegiatan sekelompok orang. Adapun Ricky W Grifiin (2010)
mengungkapkan manajemen adalah sebuah proses planning (prencanaan),
organizing (pengorganisasian), coordinating (pegkoordinasian), dan
controling (pengkontrolan) semua sumber daya yang ada dan dimilki dalam
usaha mencapai tujuan bersama agar lebih efektif dan efisien.

Jadi dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahawa manajemen


merupakan suatu kemampuan untuk memporeleh suatu tujuan bersama
secara efektif dan efisien. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu secara
matang dan terstruktur, sebelum melibakan banyak orang atau sekelompok
orang yang mempunya keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.

2.1.2. Pengertian Manjemen Konstruksi


Proyek adalah suatu kegiata sementara yang memiliki tujuan dan
sasaran yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi
sumber daya tertentu. (Ir. Irika W, M.T dan Lenggogeni, M.T :2013).

8
Sehingga Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pembangunan suatu bangunan dan infrastruktur dalam
jangka waktu yang terbetas dengan alokasi sumber daya tertentu. Pada
umumnya pembangunan bangunan ini mencakup pekerjaan pokok yang
termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, juga melibatkan disiplin
ilmu lainnya seperti teknik elektro, teknik mesin, teknik industri dan
sebagainya.
Dapat disimpulkan manajemen konstruksi merupakan suatu usaha
yang menerapkan fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, dan
controlling) dalam suatu proyek pembangunan ataupun infrastuktur dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien agar
tercapainya tujuan proyek tersebut.

2.1.3. Fungsi Manajemen Konstruksi


Adapun beberapa fungsi Manajemen Konstruksi antara lain :
1. Planning/ perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan
data, informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan
dilaksanakan pada masa mendatang. Tindakan yang dilakukan antara
lain:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek
c. Menyumbang strategi dan prosedur operasi
d. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
2. Organizing
Pengorganisasian merupakan suatu tindakan untuk
mempersatukan kumpulan kegiatan manusia sesuai dengan pekerjaannya
masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara
tertentu. Tindakan tersebut antara lain:

9
a. Membagi pekerjaan ke dlam tugas operasional
b. Menggabungkan jabtan ke dalam unit yang terkait
c. Memilih dan menempatkan orang-orang pada pekerjaan yang sesuai
d. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab
Manfaat dari fungsi organisasi adalah pemberian tugas dan
hubungan tanggung jawab terlihat jelas tanpa adanya tumpang tindih
antara wewenang dan kewajiban masing-masing anggota
3. Actuating/ Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan suatu tindakan menggerakkan seluruh
anggotanya untuk bekerjasama sesuai dengan kemampuan dan keinginan
mereka untuk mencapai tujuan bersama
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah untuk menghasilkan
kesimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing anggotanya, dan
terciptanya suatu kebersamaan antar anggotanya dalam bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama.
4. Controlling/Pengendalian
Pengendalian merupakan suatu tindakan pengukuran kualiatas
agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Tindakan yang dilakukan
berupa:
a. Mengukur kualitas hasil
b. Membandingkan hasil dengan standar kualitas
c. Mengevalusai apabila terdapat kesalahan
d. Memberikan saran-saran perbaikan
e. Menyusun laporan kegiatan

2.1.4. Tahapan Proyek Konstruksi


Agar pekerjaan proyek konstruksi dapat berjalan sesuai dengan yang
dirapkapkan, maka diperlukan tahapan-tahapan proyek konstruksi yaitu:
1. Tahap Perencana (Planning)

10
Tahap perencanan merupakan tahapan awal atau garis-garis besar rencana
dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini berupa menentukan perencana, tenaga ahli, menyusun rencana
kerja, mengembangkan sasaran-sasaran proyek, merencanakan
persyaratan mutu, menentukan alokasi sumber dana, mempersiapkan
ruang lingkup kerja, dan waktu.
2. Tahap Studi Kelayakan
Tahap studi kelayakan merupakan tahap penilaian kelayakan proyek
konstruksi. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan berupa menyusun
rancangan proyek secara kasar, estimasi waktu, memprediksi manfaat
yang akan didapat, menyusun analisis kelayakan proyek, menganalisis
pengaruh yang dapat ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Tahap Briefing
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan kepada konsultan
perencana mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga
konsultan perencana dapat mengerti keinginan pemilik proyek.
4. Tahap Perancangan
Tahap Perancangan merupakan tahap lanjutan dari tahap penjelasan.
Tahap perancangan terdiri dari:
a. Prelimenary Design
b. Design Development merupakan tahap pengembangan, mencakup:
1. Perhitungan Detail
2. Gambar-Gambar Detail
3. Outline Specification
4. Estimasi biaya untuk konstruksi
5. Disain akhir dan penyiapan dokeumen pelaksanaan

5. Tahap Pengadaan/Pelelangan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa:

11
a. Pengadaaan Konsultan
b. Pengadaan Kontraktor setelah dokumen lelang ada
c. Pengadaan material dan peralatan yang diperlukan oleh proyek.

6. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan pelaksanaan pembangunan
konstruksi fisik yang telah dirancang dan disepakati. Pekerjaan
pemabanguan bisa dilaksanakan apabila SPK sudah dikeluarkan dan
kontrak telah ditandatangin. Pekerjaan pelaksanaan mencakup:
1. Rencana kerja
2. Rencana alokasi waktu
3. Rencana lapangan
4. Organisasi lapangan
5. Pengadaan bahan material
6. Pengadaan dan mobilisasi alat
7. Pengadaan dan mobilisasi tenaga
8. Pekerjaan persiapan dan pengukuran

7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan


Tahap ini bertujuan untuk menjamin agar bangunan sesuai dengan
dokumen kontrak dan fasilitas yang ada bekerja sebagaimana
semestinya.

2.1.5. Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek dibuat untuk memberikan batasan-batasan
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-
masing dan dapat menghindari adanya tumpang tindih tugas.

12
STRRUKTUR ORGANISASI PROYEK

PEMILIK
(OWNER)

KONTRAKTOR KONSULTAN

SumberManajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1

a. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang
memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikan proyek
tersebut.
b. Konsultan
Konsultan terbagi menjadi dua, yaitu kosnultan pengawas dan konsultan
perencana. Konsultan pengawas adalah badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pebangunan. Konsultan perencana adalah badan yang menyusun program
kerja, rencanan kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan
yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak dengan biaya yang sudah
disepakati/disetuji.

13
Dalam proyek pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan
tahap IV Universitas Pendidikan Indonesia pengelolaan dibawah
PT.Ciriajasa CM sebagai konsultan pengawasan memiliki struktur
kepimimpinan proyek sebagai berikut:

STRRUKTUR ORGANISASI
KONSULTAN MK

Ka. Div Gedung

MANAJER OPERASI

Team Leader
Ir.Amir Hamzah

Team Pendukung/
Administrasi
Sukma

Tenaga Ahli MEP & Tenaga Ahli Arsitektur


ELEK
Ade Yanto, SP.d
Cecep Drajat

Pengawas Lap. MEK & Pengawas Lap. Sipil &


ELEK Arsitek
Rai Nata Triyadi Sutisna

14
Setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing
dalam pelaksanaan proyek. Berikut merupakan tugas-tugas dari tiap pihak
yang terkait:
a. Team Leader
 mengendalikan kegiatan operasional sehingga terget proyek tenttang
mutu, waktu dan biyaya tercapai
 Mengendalikan tenaga ahli dalam penyusunan program
pengendalian proyek dan kebuuthan SDM.

b. Ahli Arsitektur
 Membantu Team Leader menangani masalah-masalah yang
bersangkutan dengan perencangan dan biaya pelaks
 Melakukan penelitian dan pemeriksaan atas produk-produk desain dan
persipaan pelaksanaan pada setiap tahapan, ditujukan pada
kepentingan implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-
faktor constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah langkah koreksi/penyempurnaan.

c. Ahli Struktur
 Membantu Team Leader menangani maslaah-masalah yang
bersangkutan dengan perancangan dan biaya pelaksanaan
 Melakukan penelitian adan pemeriksaan produk-produk desain dan
persiapan pelaksanaan pada tahapan, ditunjukan pada kepentingan

15
implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-faktor
constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Membantu team leader memberikan masukan-masukan dalam rangka
penyelesaian construction planning yang mencakup constrution site
planning, perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah-langkah koreksi/penyempurnaan.

d. Ahli Mekanikal
 Membantu Team Leader menangani masalah-masalah yang
bersangkutan dengan perancangan dan biaya pelaksanaan
 Melakukan penelitian adan pemeriksaan produk-produk desain dan
persiapan pelaksanaan pada tahapan, ditunjukan pada kepentingan
implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-faktor
constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Membantu team leader memberikan masukan-masukan dalam rangka
penyelesaian construction planning yang mencakup constrution site
planning, perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah-langkah koreksi/penyempurnaan.

16
e. Ahli Elektrikal
 Membantu Team Leader menangani masalah-masalah yang
bersangkutan dengan perancangan dan biaya pelaksanaan
 Melakukan penelitian adan pemeriksaan produk-produk desain dan
persiapan pelaksanaan pada tahapan, ditunjukan pada kepentingan
implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-faktor
constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Membantu team leader memberikan masukan-masukan dalam rangka
penyelesaian construction planning yang mencakup constrution site
planning, perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah-langkah koreksi/penyempurnaan.

f. Estimasi Biaya
 Membantu Team Leader menangani masalah-masalah yang
bersangkutan dengan perancangan dan biaya pelaksanaan
 Melakukan penelitian adan pemeriksaan produk-produk desain dan
persiapan pelaksanaan pada tahapan, ditunjukan pada kepentingan
implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-faktor
constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Membantu team leader memberikan masukan-masukan dalam rangka
penyelesaian construction planning yang mencakup constrution site
planning, perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.

17
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah-langkah koreksi/penyempurnaan.

g. Estimasi Biaya
 Membantu Team Leader menangani masalah-masalah yang
bersangkutan dengan perancangan dan biaya pelaksanaan
 Melakukan penelitian adan pemeriksaan produk-produk desain dan
persiapan pelaksanaan pada tahapan, ditunjukan pada kepentingan
implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-faktor
constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Membantu team leader memberikan masukan-masukan dalam rangka
construction planning yang mencakup constrution site planning,
perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah-langkah koreksi/penyempurnaan.

h. Penyusunan dan Pengendalian Program


 Membantu Team Leader menangani masalah-masalah yang
bersangkutan dengan perancangan dan biaya pelaksanaan

18
 Melakukan penelitian adan pemeriksaan produk-produk desain dan
persiapan pelaksanaan pada tahapan, ditunjukan pada kepentingan
implementasi pelaksanaan dengan berpegang pada faktor-faktor
constructaiblity dan keteknikan pada umumnya.
 Membantu team leader memberikan masukan-masukan dalam rangka
construction planning yang mencakup constrution site planning,
perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.
 Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhdapa seluruh
atau sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara
antara lain melakukan inspeksi, melakukan evaluasi, jadwal waktu dan
analisa serta updating:
 Menyampaikan usulan-usulan dan saran-saran penyelesaian
permasalahan atau langkah-langkah koreksi/penyempurnaan.
 Membantu memperkirakan/ mengestimasi biaya konstruksi selama
masa pra konstruksi berlangsung.

i. Pengawas Lapangan
 Membuat rencana kerja pelaksanaan Pengawasan pekerjaan yang
sesuai dengan bidangnya masing-masing
 Bertanggung jawab atas kualitas hasil pekerjaan para kontraktor serta
pengujian/ testing terhadap hasil pekerjaan/ material yang diawasi.
 Mencatat dan melaporkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan bidang pekerjaan diawasi baik tenaga kerja, material, peralatan
dan hambatan-hambatan yang timbul
 Membuat laporan harian mengenai hal-hal tersebut diatas
 Membawahi pengawasan-pengawasan lapangan untuk pekerjaan sipil,
arsitektur dan mekanikal/ elektrikal.

19
j. Pembantu Pengawas Lapangan
 Membantu pengawas lapangan untuk mengawasi jalannya
pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan bidangnya (Struktur, Arsitektur,
MEP)
 Mencatat dan melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kepada
pengawas lapangan.

k. Drafter
 Membuat gambar-gambar perubahan sesuai dengan kondisi lapangan.
 Memeriksa gambar hasil perencanaan
 Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan gambar perencanaan
(DED).

l. Administrasi Proyek
 Menjalankan aplikasi program-program komputer yang ada untuk
memenuhi kebutuhan pelaporan (sebagai operator komputer
merangkap administrasi). Membantu Team MK dalam pembelian
ATK, Foto Copy maupun kebutuhan lainnya.
 Meng-Input data yang diterima dari Project Engineer dan sumber
lainnya, dan menyiapkan dalam bentuk laporan proyek untuk
Manajemen tepat pada waktu yang ditentukan.
 Mengadministrasikan kegiatan keluar/ masuknya surat dan barang
untuk proyek, menyimpan sesuai File dengan teliti dan rapi, serta
menjamin kesediannya jika diperlukan.
 Menyiapkan bahan laporan, presentasi dan rapat proyek.

20
2.1.6. Pengendalian dan Perencanaan Biaya
Perencana dan pengendalian atau biasa disebut Rencana Anggaran
Biaya merupakan sebuah rancangan pembiayaan dalam sebuah proyek agar
proyek berjalan sesuai dengan rencana biaya pelaksana. Perencanaan biaya
dilakukan pada tahap perancangan (design). Pengendalian biaya bertujuan
untuk pengendalian atas biaya akhir pemiliki proyek yang dapat menjamin
biaya final untuk proyek tidak melibihi anggaran yang sudah direncanakan
berdasarkan pada gambar kerja/ shop drawing.
Agar pengendalian biaya terlaksana dengan baik, kejadian-kejadian
yang mempengaruhi pengendalian biaya harus selalu dikontrol dan dicatat,
mencakup informasi sebagai berikut :
1. Pemeriksaan biaya yang disiapkan selama tahap perencanaan
2. Perkiraan perubahaan biaya akibat gangguan pekerjaan
3. Perubahan permintaan dan perubahan yang masih akan terjadi

2.1.7. Perencanaan dan Pengendalian Waktu


Tujuan dari perencanaan dan pengendalian waktu adalah
memastikan pekerjaan pembangunan proyek sesuai dengan waktu yang
sudah direncanakan. Pengendalian waktu menjadi tolak ukur terhadap
pekerjaan yang sudah dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan dari
pembangunan proyek tersebut. Pengendalian waktu dibagi menjadi dua
bagian berupa:
1. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi meliputi laporan perkembangan proyek yang
sedang berlangsung, yaitu :
a. Laporan Harian merupakan laporan yang dibuat setiap hari kerja.
Laporan ini berisi masalah tenaga kerja, jenis pekerjaan yang sedang
dikerjakan, alat bantu yang digunakan dan untuk mengetahui
hambatan-hambatan yang terjadi selama proyek itu dilaksanakan.

21
b. Laporan minggunan merupakan laporan yang dibuat setiap minggu
kerja, mencakup evaluasi pekerjaan selama satu minggu, kemajuan
pekerjaan dan rencana kerja untuk satu minggu selanjutnya.
c. Laporan Bulanan, merupakan laporan yang dibuat setiap satu bulan
kerja, mencakup evaluasi pekerjaan selama satu bulan, kemajuan
pekerjaan dan rencana kerja untuk satu bulan selanjutnya.
2. Pengendalian Jangka Waktu Pelaksana Proyek
Dalam suatu proyek diperlukan rencana pelaksnaan pekerjaan atau
Time Schedule, yaitu alat yang digunakan sebagai patokan pekerjaan.
Time Schedule biasanya disertai dengan Kurva S sebagai indikator
terlambat tidaknya pekerjaan proyek dengan bobot masing-masing
pekerjaan. Adapun fungsi dari Time Schedule, adalah:
a. Sebagai alat kontrol untuk menunjukkan maju atau mundurnya
suatu pekerjaan dengan jawal pekerjaan yang sudah direncanakan.
b. Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan.
c. Memberiikan informasi mengenai persentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan.

2.1.8. Pengadaan Jasa Konstruksi


1. Undang-Undang
Peraturan dan perundangan digunakan dalam pengadaan jasa
konstruksi, antaralain:
a. Standar Nasional Indonesia
b. Peraturan Presiden no.4 tahun 2015
c. Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010
d. Peraturan Pemerintah No.54 tahun 2010
e. Peraturan Daerah setempat yang berlaku
f. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia

22
2. Proses Jasa Konstruksi
Menurut Istimawan Dipohusodo (1996) terdapat beberapa cara
pengadaan jasa konstruksi, antaralain:
a. Pelelangan Umum Atau Terbuka
Pelelangan umum adalah pelelangan secara terbuka yang dapat
diikuti oleh rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM) sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, atau klasifikasi
kemampuannya.
b. Pelalangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah pelelangan yang diikuti oleh rekanan
tertentu yang tercantum dalam Daftar Rekanan Terseleksi, sekurang-
kurang lima rekan yang dipilih dari DRM sesuai dengan bidang
usaha, ruang lingkup atau kualifikasi kemampuannya.
c. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan tanpa melalui cara pelelangan umum ataupun pelelangan
terbatas.
d. Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang atau jasa
tanpa melalui pelelangan maupun pemilihan langsung.

2.2 Pendekatan Manajemen Proyek


Manajemen proyek merupakan penerapan ilmu pengetahuan, keterampilan
dan keahlian, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu serta keselamatan kerja.
2.2.1. Sumber Dana
Sumber dana pekerjaan pembangunan ini dibiayai dari sumber pendanaan:
RKAT UPI PTN BH Tahun Anggaran 2018.

23
2.2.2. Jenis Kontrak
Jenis Kontrak yang digunakan dalam proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia Tahp IV merupakan sistem kontrak
harga satuan atau Unit Price. Jenis kontrak ini didasarkan atas estimasi
volume pekerjaan yang telah diklarifikasi bersama-sama pemilik proyek
dengan jumlah biaya per-unit pekerjaan. Karakteristik dari jenis kotrak ini
adalah sebagai berikut:
1. Estimasi volume pekerjaan dihitung oleh wakil pemilik proyek seperti
konsultan Manajemen Konstruksi dan Kontraktor.
2. Perlu pengawasan ketat karenan pembayaran dilakukan atas volume
aktual yang harus disepakati bersama.
3. Biaya pada awal proyek tidak dapat ditentukan secara pasti karena
volume pekerjaan juga tidak pasti.
4. Biaya akhir yang telah ditetapkan dengan resikonya ditanggung
bersama berdasarkan kesepakatan yang diperoleh.
5. Kontrak ini sangat baik dilakukan untuk jumlah yang belum pasti,
seperti pekerjaan pondasi atau galian tanah.

24

Anda mungkin juga menyukai