JURNAL
JURNAL
(Jack))
Anita Halimah1, Asep Supriadin, Tety Sudiarti
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
Bandung, Indonesia
e-mail: anitahalimah7@gmail.com
ABSTRACT
Kecombrang plant (Etlingera elatior (Jack)) is a spice plant which has not been much
researched the content of secondary metabolite compounds and its bioactivity as
antibacterialulis, especially in the stem. The research aims to determine what secondary
metabolite compounds contained in the fraction and its activity as antibacterial to
bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Concentrated extract of n-hexane
are separated using Liquid Vacuum Chromatography (LVC), Gravity Column
Chromatography (GCC) and Thin Layer Chromatography (TLC). Phytochemical test
were carried out on concentrated extracts of n-hexane which showed positive results of
alkaloids and steroid, as well fractionation results show positive terpenoids. Antibacterial
activity test results of fraction of GGC number 1 of kecombrang stem againts bacteria
Staphylococcus aureus have weak antebacterial potential proven from the diameter of
the inhibitory power <5mm and inactive in Escherichia coli. While the results of the
fraction of GGC number 2 are not active in bacteria Staphylococcus aureus and
Escherichia coli.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang juga banyak dimanfaatkan sebagai
kaya akan sumber daya alam. Sekitar penghilang bau badan dan mulut, serta
30.000 spesies tanaman tumbuh di obat luka. Tanaman ini merupakan
Indonesia dan sekitar 1.260 spesies tanaman rempah-rempah yang termasuk
berkhasiat sebagai obat. Kajian ilmiah ke dalam golongan Zingiberaceae.
mengenai tanaman obat-obatan di Kecombrang memiliki dua varietas yaitu
Indonesia masih sangat terbatas. berdaun merah (Etlingera
Umumnya masyarakat memanfaatkan hemisphaerica (Blume)) yang biasa
tanaman obat-obatan berdasarkan digunakan untuk obat demam dan
pengetahuan tradisional. Selain berdaun hijau (Etlingera elatior (Jack)
berkhasiat sebagai obat, beberapa yang biasa digunakan dalam bumbu
tanaman banyak dimanfaatkan sebagai masakan dan obat-obatan tradisional.
pemberi citarasa pada masakan [1]. Penggunaannya sebagai sumber obat-
Tanaman kecombrang merupakan obatan hanya didasarkan pada
salah satu tanaman obat-obatan yang pengetahuan tradisional. Sehingga perlu
kajian imiah mengenai khasiatnya pendeteksi senyawa bahan alam, bakteri
sebagai tanaman obat dan senyawa Escherichia coli ATCC 11229 dan
bioaktif yang terkandung di dalamnya Staphylococcus aureus ATCC 6538,
[2]. Mueller Hinton Broth (MHB), Nutrient
Berbagai penelitian telah Broth (NB), AB (Agar Bacterial),
dilakukan mengenai kandungan DMSO, n-heksana, amoxicilin.
senyawa dalam tumbuhan kecombrang. Alat-alat yang digunakan meliputi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bejana maserasi, kaca arloji, spatula,
Naufalin dkk (2009), dilaporkan bahwa blender, neraca analitik, filter 20 mikron,
batang kecombrang bagian dalam corong, botol vial, tabung reaksi,
mengandung senyawa alkaloid, saponin, seperangkat alat kromatografi kolom
fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, berbagai ukuran, botol semprot, sprayer,
dan glikosida yang dapat berfungsi tisu, lampu UV 315-400 nm dan 100-280
sebagai antimikroba [3]. Penelitian yang nm, rotatory evaporator, plat silika
dilakukan Hudaya (2010) menyatakan GF254, mikro tube, cawan petri, tips,
bahwa ekstrak air bunga kecombrang mikropipet, kertas cakram, kapas lidi,
bersifat antibakteri terhadap inkubator, vortex, laminar, autoklap,
Staphylococcus aureus dan Escherichia jangka sorong, dan colony counter.
coli. Penelitian lain mengungkapkan
bahwa fraksi n-heksana ekstrak batang Instrumentasi
kecombrang dapat memberikan efek Instrumen yang digunakan dalam
larvasida pada larva III Aedes aegypty penelitian ini yaitu UV-VIS.
yang menyebabkan kematian pada larva
tersebut [4]. Prosedur
Informasi mengenai pengujian zat
Preparasi Sampel
antibakteri batang kecombrang masih
sangat terbatas. Berdasarkan hal Batang Kecombrang dipotong
tersebut, maka perlu adanya penelitian menjadi ukuran yang lebih kecil dan
lebih lanjut terhadap batang kecombrang dikeringkan dengan cara diangin-
untuk mengetahui senyawa metabolit anginkan. Batang kecombrang kering
sekunder dan bioaktivitasnya. Maka dari dihaluskan menggunakan blender
itu, dalam penelitian ini akan dilakukan hingga menjadi serbuk. Serbuk kering
uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana yang diperoleh sebanyak 2,5 kg
batang kecombrang (Etlingera elatior
(Jack)). Pemisahan Senyawa Metabolit Sekunder
Serbuk kering sebanyak 2,5 kg
EKSPERIMEN dimaserasi dengan n-heksana selama
3x24 jam pada suhu ruang. Ekstrak kasar
Material disaring dan dipekatkan, sehingga
Sampel yang digunakan dalam menghasilkan ekstrak pekat n-heksana
penelitian ini adalah batang kecombrang 13,7487 gram.
merah (Etlingera elatior (Jack)) yang Ekstrak pekat yang didapat
diperoleh dari Pangandaran, Jawa Barat. selanjutnya dipisahkan dengan
Bahan bahan yang digunakan kromatografi vakum cair (KVC) yang
dalam penelitian ini adalah n-heksana menghasilkan 14 fraksi senyawa. Fraksi
p.a, etilasetat p.a, H2SO4 pekat, FeCl3 tersebut dipisahkan dengan kromatografi
1%, dan HCl pekat, pita Mg, amil kolom gravitasi yang menghasilkan 140
alkohol, anhidrida asetat, reagensia fraksi. Fraksi tersebut dikelompokkan
sesuai dengan noda yang sama. Fraksi pekat. Timbulnya warna kuning, orange
30-70 memiliki noda target yang atau merah menunjukkan adanya
selanjutnya dipisahkan kembali dengan flavonoid [7].
KKG menghasilkan 26 fraksi. Setiap d. Tanin
selesai pemisahan dilakukan monitoring Sebanyak 1 mL ekstrak
dengan KLT. Noda target terdapat pada ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1%.
fraksi 3- yang sudah berbentuk kristal. Timbulnya warna hijau, ungu, atau hitam
Selanjutnya kristal digabungkan dan menunjukkan adanya senyawa tanin [8].
dimurnikan. Isolat yang dihasilkan diuji e. Saponin
fitokimia dan diuji aktivitasnya sebagai Sebanyak 1 mL ekstrak
antibakteri. dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian dikocok secara vertikal
Uji Fitokimia selama satu detik. Lalu diamati
Uji fitokimia dilakukan terhadap perubahan yang terjadi. Terbentuknya
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, busa atau buih setelah penambahan HCl
terpenoid, steroid, tanin, dan saponin. 2 N menunjukkan reaksi yang positif
Prosedur kerjanya sebagai berikut: untuk saponin [8].
a. Terpenoid dan Steroid
Sebanyak 1 mL ekstrak Uji Aktivitas Antibakteri
ditambahkan 2 tetes anhidrida asetat dan Uji aktivitas antibakteri dilakukan
diaduk. Setelah itu diteteskan 1-2 tetes dengan metode cakram kertas terhadap
H2SO4 pekat kemudian diamati warna bakteri Staphylococcus aureus ATCC
yang terbentuk. Adanya steroid 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229
ditunjukkan oleh warna biru atau hijau, [9].
sedangkan terpenoid memberikan warna a. Pembuatan Media Mueller Hinton
merah atau ungu [5]. Agar (MHA)
b. Alkaloid Serbuk Mueller Hinton Broth
Pengujian alkaloid dilakukan (MHB) dan Agar Bacterial (AB)
dengan 3 metode yaitu dengan pereaksi ditimbang masing-masing sebanyak 2,3
Bouchardat, pereaksi Meyer dan gram dan 2 gram. Kedua serbuk tersebut
pereaksi Dragendorff. Sebanyak 1 mL dicampurkan dan dilarutkan dengan 100
ekstrak ditambahkan dengan 1-2 tetes mL akuabides dalam erlenmeyer
pereaksi Bouchardat, Meyer dan kemudian dihomogenkan serta
Dragendorff pada masing-masing disterilisasikan dalam autoklaf. Media
tabung reaksi kemudian diamati yang telah steril dituangkan ke dalam
perubahan yang terjadi. Pada uji dengan
cawan petri steril. Cawan petri kemudian
pereaksi Bouchardat, bila terbentuk digoyangkan berlawanan arah jarum jam
endapan maka positif alkaloid. Pada uji sebanyak 5-10x dan digoyangkan lagi
dengan pereaksi Meyer, adanya alkaloid searah jarum jam sebanyak 5-10x agar
ditandai dengan terbentuknya endapan media. Selanjutnya dibiarkan hingga
kuning muda. Pada uji dengan pereaksi memadat.
Dragendorff, adanya alkaloid ditandai b. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
dengan terbentuknya endapan jingga [6]. Serbuk Nutrient Broth (NB) dan
c. Flavonoid Agar Bacterial (AB) ditimbang masing-
Sebanyak 1 mL ekstrak masing sebanyak 0,8 gram dan 2 gram,
ditambahkan 5 tetes etanol dan dikocok keduanya dicampurkan dan dilarutkan
sampai homogen, kemudian dengan 100 mL akuabides dalam
ditambahkan serbuk Mg dan 5 tetes HCl
erlenmeyer kemudian dihomogenkan.
Media yang homogen disterilisasi dalam cakram kertas. Prosedur pengujiannya
autoklaf. Setelah media disterilisasi, yaitu dengan mengambil suspensi
kemudian dituangkan ke dalam cawan bakteri uji dengan kapas lidi dan
petri steril. Cawan petri kemudian dioleskan ke dalam media agar.
digoyangkan berlawanan arah jarum jam Selanjutnya variasi konsentrasi larutan
sebanyak 5-10x dan digoyangkan lagi uji, kontrol positif dan kontrol negatif
searah jarum jam sebanyak 5-10x agar diteteskan pada kertas cakram steril
media. Selanjutnya dibiarkan hingga sebanyak 15 µL dan dibiarkan beberapa
memadat. saat. Kertas cakram yang telah ditetesi
c. Sterilisasi Alat dan Bahan diletakan secara teratur di atas medium
Semua alat dan bahan yang agar dan diinkubasi selama 24 jam pada
digunakan dalam pengujian antibakteri suhu 37 ˚C. Uji antibakteri ini dilakukan
dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. pengulangan dua kali. Diameter zona
Cawan petri, tabung reaksi, vial, tip, hambat diukur dengan menggunakan
mikro tube, beserta wadah yang telah jangka sorong dan dibandingkan dengan
dicuci bersih dan dikeringkan dibungkus zona hambat pada kontrol positif
dengan kertas sedangkan kertas cakram amoxicillin. Daya hambat ditentukan
dimasukkan ke dalam cawan petri dengan cara mengurangi diameter zona
bersih. Semua alat serta media Mueller hambat yang terbentuk dengan diameter
Hinton Broth (MHB) dan media Nutrient kertas cakram.
Agar (NA) disterilisasi dalam autoklaf
121 ℃ selama 120 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Pembuatan Suspensi Bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus Ekstraksi Batang Kecombrang
ATCC 6538 yang telah diinokulasi
diambil dengan kawat ose steril lalu Ekstraksi merupakan proses
disuspensikan ke dalam tabung yang pemisahan suatu komponen kimia yang
berisi 7 mL Nutrient Broth (NB) dan 3 terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini
mL bakteri. Perlakuan sama dilakuka didasarkan pada perpindahan massa
pada bakteri Escherichia coli ATCC komponen zat padat kedalam pelarut
11229 namun disuspensikan ke dalam dimana perpindahan mulai terjadi pada
tabung yang berisi 8 mL Mueller Hinton lapisan antar muka, kemudian berdisfusi
Broth (MHB) dan 2 ml bakteri. masuk kedalam pelarut. Metode yang
e. Pembuatan Larutan Uji digunakan dalam penelitian ini yaitu
Larutan uji dibuat dengan metode ekstraksi maserasi. Maserasi
melarutkan fraksi n-heksana batang dilakukan dengan cara perendaman
kecombrang pada pelarut DMSO untuk simplisia dalam pelarut. Proses
fraksi KKG ke-2 (C3-C6) dan pelarut n- perendaman akan mengakibatkan
heksana untuk fraksi KKG ke-1 (B20- perbedaan konsentrasi antara diluar sel
B29). Kedua fraksi dibuat dengan dan didalam sel akan menyebabkan
mengencerkannya menjadi 10%, 7,5%, terjadinya pemecahan dinding dan
dan 5%. Sebagai kontrol positif berupa membran sel pada sampel tumbuhan,
larutan amoxicillin dan kontrol negatif sehingga senyawa metabolit sekunder
berupa pelarut sampel larutan uji. yang ada dalam membran sel akan
f. Prosedur Uji Antibakteri terlarut dalam pelarut. Pelarut akan
Pengujian aktivitas antibakteri masuk ke dalam sel melewati dinding
fraksi n-heksana batang kecombrang sel. Isi sel akan larut karena adanya
dilakukan dengan menggunakan metode perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan menggunakan eluen n-heksana:etil
terdesak keluar dan diganti oleh pelarut asetat (9:1) yang dapat dilihat pada
dengan konsentrasi rendah (proses Gambar 1.
difusi). Peristiwa tersebut berulang Hasil KLT dapat dilihat dengan
sampai terjadi keseimbangan menggunakan sinar UV dekat dengan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan λ=254 nm dan sinar UV jauh λ=365 nm.
a b
Gambar 1 a. KLT hasil KVC A1-A14 di bawah sinar UV dekat (λ=254 nm), b. KLT hasil KVC A1-
A14 di bawah sinar UV jauh (λ=365 nm)
kembali dengan KLT untuk mengetahui polar akan keluar terlebih dahulu karena
noda yang sama sehingga bisa akan terelusi atau terbawa oleh pelarut
digabungkan. Hasilnya menunjukkan pengelusi (fasa gerak). Pemisahan KKG
bahwa fraksi A3-A6 memiliki noda yang ini menghasilkan 140 tampungan.
sama yang dapat dilihat pada Gambar 2. Senyawa target yang akan diuji
Fraksi A3-A6 digabungkan dan aktivitas antibakterinya berada pada
dievaporasi sehingga didapat fraksi n- tampungan B30-B70 yang dapat dilihat
heksana pekat sebanyak 5,2965 gram. pada Gambar 3, dan tampungan B20-
Fraksi A3-A6 yang telah pekat dilakukan B29 menjadi pembanding dalam uji
pemisahan dengan kromatografi kolom aktivitas antibakteri yang dapat dilihat
gravitasi (KKG). pada Gambar 4. Fraksi pada tampungan
a b
Gambar 3 a. KLT hasil KKG B1-B140 di bawah sinar UV dekat (λ=254 nm), b. KLT hasil KKG B1-
B140 di bawah sinar UV jauh (λ=365 nm)
HOAc/H2SO4
HO
+
Ion Karbonium 3,5-Diena
Ac2O
(SO3)
+ SO2
SO3H
Kation Pentanilik
Asam Sulfonik Kolestanheksana