(Bronkopneumonia)
Oleh:
Aminah Zahra
Diptha Renggani
M. Addin Syakir
Putu A. L. Amrita Kirana
Pembimbing:
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena ridho dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan case report dengan judul “Bronkopneumonia”.
Adapun penulisan case report ini merupakan bagian dari tugas Kepaniteraan
Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi
Lampung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Elvi Suryati, Sp.A dan Dr.
Murdoyo Rahmanoe, Sp.A selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan
dalam penulisan case report ini. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan guna menyempurnakan case report ini dan semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
1
STATUS PENDERITA
Anamnesis
Alloanamnesis dari Ibu Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. H
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tanggal Lahir : 24 Maret 2018
Umur : 0 tahun 6 bulan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Pejambon, Negeri Katon, Pesawaran
Ibu Kandung
Nama : Ny. L
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
2
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 01/10/2018 dengan ibu pasien pukul
14.00 WIB.
Keluhan Utama
Batuk berdahak disertai sesak yang terus memberat sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Anak batuk sudah 1 bulan hilang timbul dan mengeluarkan dahak berwarna putih
tidak bercampur darah. Batuk seringkali dirasakan anak terutama pada pagi dan
malam hari. Anak juga ada keluhan yang hilang timbul yaitu pilek yang sudah 1
bulan dan demam tinggi yang sudah sekitar 2 minggu. Ibu mengatakan, anak
sudah dibawa berobat ke bidan 2-3 kali, lalu diberi obat puyer, tapi belum ada
perbaikan.
Sejak 3 hari SMRS anak tampak sesak, tapi tidak disertai suara mengi dan grok-
grok. Anak masih batuk, masih pilek, demam tinggi. 1 hari SMRS anak
bertambah sesak, malas menetek. Kemudian ibu membawa anak ke klinik Sp.A.
Saat itu karena anak tampak sesak, maka dirujuk ke RS Abdul Moeloek.
Pasien belum pernah dirawat sebelumnya. Ada riwayat batuk pilek sebelumnya,
3
Kakak pasien sebelumnya juga mengalami batuk-batuk 1 minggu namun sudah
sembuh. Riwayat anggota keluarga dengan sakit batuk lama, asma, tbc, penyakit
dan rutin mengkonsumsi tablet besi sejak trimester I sampai trimester III.
Riwayat Persalinan: Ibu melahirkan pasien pada usia kehamilan 38 minggu
dengan persalinan normal, pasien lahir dibantu oleh bidan dengan jenis kelamin
laki-laki, BBL = 3700 gram, PBL = 50 cm, warna kulit merah dan bayi
langsung menangis.
Riwayat Makanan
Riwayat Imunisasi
Kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
4
Kesadaran : Compos mentis (GCS = E4M6V5 = 15)
Nadi : 140x/menit
Napas : 56x/menit
Suhu : 36,20 C
SpO2 : 93 %
BB saat lahir : 3,7 kg
BB sekarang : 10 kg
TB : 65 cm
Antropometri : BB/U = 10/8 x 100% = 125% (obesitas)
TB/U = 65/67 x 100% = 97% (gizi baik)
BB/TB = 10/7,4 x 100% = 135% (obesitas)
Kesan : Obesitas
5
Pemeriksaan Umum
6
KEPALA
Muka : Simetris, normocephal, pucat (-), ikterik (-) oedem (-)
Rambut : Hitam lebat, tidak mudah dicabut
Ubun-Ubun Besar : Datar, tidak menonjol/cekung
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-), palpebra
LEHER
Bentuk : Simetris
Trakea : Ditengah, tidak ada deviasi
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
THORAX
JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat, retraksi (+) suprasternal, substernal
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I – II reguler, murmur (-), gallop (-)
PARU-PARU
Anterior Posterior
Sinistra Dextra Sinistra Dextra
Pergerakan nafas Pergerakan nafas
sinistra = dextra sinistra = dextra
Inspeksi Retraksi (+) supra sternal, Retraksi (+) supra sternal,
substernal substernal
7
Nyeri (-), Nyeri (-), vokal Nyeri (-), Nyeri (-), vokal
Palpasi vokal fremitus fremitus vokal fremitus
normal normal fremitus normal
normal
Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor
Vesikuler +/+ Vesikuler +/+ Vesikuler +/+ Vesikuler +/+
Auskultasi Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/- Wheezing -/-
Ronkhi +/+ Ronkhi +/+ Ronkhi +/+ Ronkhi +/+
Keterangan: ronkhi basah halus nyaring
ABDOMEN
Inspeksi : cembung, ptekie (-), luka (-)
Palpasi : massa (-), nyeri (-), asites (-), pembesaran hepar (-),
pembesaran lien (-)
Perkusi : Timpani, asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) tidak meningkat
EKSTREMITAS
Superior : Akral hangat, sianosis (-/-), edema (-/-), CRT < 2 detik,
anemis (-/-)
Inferior : Akral hangat, sianosis (-/-), edema (-/-), CRT < 2 detik,
anemis (-/-)
Status Neurologis
8
Gordon (-) Gordon (-)
Gonda (-) Gonda (-)
Shcafer (-) Shcafer (-)
Oppenheim(-) Oppenheim(-)
Hoffman (-) Hoffman (-)
Sensorik normal normal normal normal
Tubuh
Rangsang Meningeal Kaku kuduk (-), Brudzinki I (-), Brudzinki II (-), Kernig(-),
Lasseque (-)
Otonom BAB (+), BAK (+) jumlah sedikit, frekuensi jarang, warna
merah kecokelatan, frekuensi sering tapi sedikit, nyeri saat
berkemih (-)
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Hematologi Lengkap
KIMIA DARAH
GDS 103 mg/dl < 140
10
Eritrosit 5,2 Jt/uL 4,7-6,1
Leukosit 13.100 /uL 4.800-10.800
Trombosit 352 10^3/uL 150-450
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 % 0-8
Batang 0 % 0-8
Segmen 46 % 17-60
Limfosit 41 % 20-90
Monosit 8 % 1-11
MCV 65 fl 79-99
MCH 21 pg 27-31
MCHC 32 g/dl 26-34
LED 60 mm/jam 0-10
11
Kesan:
- Bronkopneumonia bilateral
- Tidak tampak kardiomegali
DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis, pneumonia
DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN
12
TATALAKSANA IGD
TATALAKSANA RUANGAN
IVFD D5 ½ NS 6 tpm
Inj. Cefotaxime 500 mg/12 jam
Inj. Gentamicin 40 mg/24 jam
Inj. Ranitidine 10 mg/12 jam
Nebu meptin 1 resp/8 jam
Oral Paracetamole 4 x 1 cth (prn)
ASI adekuat
PROGNOSIS
FOLLOW UP
13
02 Agustus 2018 S/ Batuk berdahak disertai sesak yang P/
terus memberat sejak 3 hari SMRS - O2 nasal 1 liter/menit
- Inf d5 ¼ ns 7 tpm
RPS: Anak batuk sudah 1 bulan hilang - Cefotaxime 500 mg/
timbul dan mengeluarkan dahak 8 jam
- Gentamicin 40 mg/24
berwarna putih tidak bercampur darah.
jam
Batuk seringkali dirasakan anak - PCT syr 3 x ¾
terutama pada pagi dan malam hari. - Ventolin nebu/8 jam
- Diet ASI adekuat
Anak juga ada keluhan yang hilang
- Jika anak tambah
timbul yaitu pilek yang sudah 1 bulan sesak, pasang NGT
dan demam tinggi yang sudah sekitar - R/ foto thorax AP
2 minggu. Ibu mengatakan, anak
sudah dibawa berobat ke bidan 2-3
kali, lalu diberi obat puyer, tapi belum
ada perbaikan.
O/
14
KU : tampak sakit sedang
Kes: compos mentis
T : 37,6ºC
HR : 96x/menit
RR : 30x/menit
SPO2 : 93%
Bb : 10 kg
Tb : 70 cm
Kepala : Normocephal
Mata : edema periorbital (-/-)
Leher : perbesaran KGB (-)
Thorax
- I: tidak ada nafas tertinggal,
simetris, massa (-), retraksi (+)
suprasternal, substernal
- P : Ekspansi simetris
- P : Sonor
- A: Ronki basah halus nyaring
(+/+), BJ I/II reguler
Abdomen
- I : cembung, lemas, simetris
- A : Bu (+) normal
- P : Timpani
- P : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas : edema ekstremitas
inferior (-/-)
A/ Bronkopneumonia
03 Agustus 2018 S/ Sesak sudah mulai berkurang, batuk P/
berdahak (+), demam (-) - Inf d5 ¼ ns 7 tpm
O/ - Cefotaxime 500 mg/
Ku : tampak sakit sedang 8 jam
Kes: compos mentis - Gentamicin 40 mg/24
T : 36,9ºC jam
HR : 90x/menit - PCT syr 3 x ¾
RR : 28x/menit - Ventolin nebu/8 jam
SPO2 : 90%
Kepala : Normocephal
Mata : edema periorbital (-/-)
Leher : perbesaran KGB (-)
Thorax
15
- I: tidak ada nafas tertinggal,
simetris, massa (-), retraksi (+)
suprasternal, substernal
- P : Ekspansi simetris
- P : Sonor
- A: Ronki basah halus nyaring
(+/+), BJ I/II reguler
Abdomen
- I : cembung, lemas, simetris
- A : Bu (+) normal
- P : Timpani
- P : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas : edema ekstremitas
inferior (-/-)
A/ Bronkopneumonia
04 Oktober 2018 S/ Sudah tidak sesak, batuk (+) P/
berdahak putih. - Inf d5 ¼ ns 6 tpm
- Cefotaxime 500 mg/
O/ 8 jam
KU : tampak sakit sedang - Gentamicin 40 mg/24
Kes: compos mentis jam
T : 36,7ºC - Ranitidine 10 mg/12
HR : 100x/menit jam (Stop)
RR : 24x/menit - Nebu meptin 1 resp/8
SPO2 : 97% jam
- PCT syr 4 x 1 cth
Kepala : Normocephal (prn)
Mata : edema periorbital (-/-)
Leher : perbesaran KGB (-)
Thorax
- I: tidak ada nafas tertinggal,
simetris, massa (-), retraksi (-)
- P : Ekspansi simetris
- P : Sonor
- A: Ronki basah halus nyaring
(↓ /↓), BJ I/II reguler
Abdomen
- I : cembung, lemas, simetris
- A : Bu (+) normal
- P : Timpani
- P : Nyeri tekan (-)
16
Ekstremitas : edema ekstremitas
inferior (-/-)
A/ Bronkopneumonia
A/ Bronkopneumonia
06 Oktober 2018 S/ Batuk sangat jarang P/
- Boleh pulang
O/ - Cefadroxil 2 x 1 cth
KU : tampak sakit sedang - Ambroxol 3 x ½ cth
Kes: compos mentis
T : 36,6ºC
HR : 96x/menit
17
RR : 24x/menit
SPO2 : 96%
Kepala : Normocephal
Mata : edema periorbital (-/-)
Leher : perbesaran KGB (-)
Thorax
- I: tidak ada nafas tertinggal,
simetris, massa (-), retraksi (-)
- P : Ekspansi simetris
- P : Sonor
- A: Ronki basah halus nyaring
(-/-), BJ I/II reguler
Abdomen
- I : cembung, lemas, simetris
- A : Bu (+) normal
- P : Timpani
- P : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas : edema ekstremitas
inferior (-/-)
A/ Bronkopneumonia
TINJAUAN PUSTAKA
18
2.1 Anatomi Paru-Paru
Paru yang terletak pada rongga dada, terbagi menjadi dua yaitu paru kanan dan
paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri
mempunyai dua lobus. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian
Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum
(Sherwood, 2011).
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi pleura
viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung
membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada
rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut kavum pleura
(Guyton, 2011).
paru dimulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut. Pada Groove
terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut Primary
Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi 2 yaitu esophagus dan
lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi dan cabang-
sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus
meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Alveoli bertambah besar sesuai dengan
19
perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru
2.2 Bronkopneumonia
anak dan balita, dengan berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus,
tubuh, tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang bisa dijumpai pada
20
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
2.2.2 Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-
et.al., 2011).
2.2.3 Etiologi
2011).
21
Beberapa keadaan non infeksi dapat menyebabkan bronkopneumonia.
2.2.4 Klasifikasi
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia interstitial
c. Bronkopneumonia.
acquired pneumonia/CAP).
pneumonia)
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia mikoplasma
d. Pneumonia jamur
Berdasarkan karakteristik penyakit:
a. Pneumonia tipikal
22
b. Pneumonia atipikal
a. Pneumonia akut
b. Pneumonia persisten (Bradley et.al., 2011)
ireguler
2.2.5 Patogenesis
23
pertahanan anatomis dan mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik.
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu,
24
b. Stadium II (48 jam berikutnya)
perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada
dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan
semula.
25
(Calgary, 2018)
2.2.6 Diagnosis
Anamnesis:
- Sesak napas
- Demam
- Kesulitan makan/minum
- Tampak lemah
26
- Serangan pertama atau berulang, untuk membedakan dengan
(IDAI, 2009)
Pemeriksaan Fisik
kemampuan makan/minum.
pneumonia yang klasik. Pada anak yang demam dan sakit akut,
2009).
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
tanpa komplikasi.
27
- Pemeriksaan foto dada direkomendasikan pada penderita
ditemukan membingungkan.
penyebab.
Pemeriksaan Laboratorium
fasilitas tersedia
- Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan
28
fasilitas tersedia) untuk penegakkan diagnosis dan menentukan
akut lain tidak dapat membedakan infeksi viral dan bakterial dan
2009).
2.2.7 Tatalaksana
Bayi:
Anak:
- Distres pernapasan
- Grunting
29
Tata laksana umum
>92%.
Pemberian Antibiotik
anak <5 tahun karena efektif melawan sebagian besar patogen yang
30
murah. Alternatifnya adalah co-amoxiclav, ceflacor, eritromisin,
- M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka
dapat menerima obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk
cefotaxime
- > 2 bulan:
31
Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat
Ditambahkan kloramfenikol
Nutrisi
Kriteria pulang
kontrol
32
- Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan di rumah
(IDAI, 2009).
ANALISIS KASUS
33
Apakah anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
bronkopneumonia?
Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan pasien memiliki beberapa keluhan atau gejala
- Sesak napas
- Demam
- Pilek
- Malas menetek
- Sesak napas
- Demam
- Kesulitan makan/minum
- Tampak lemah
34
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kasus ini sudah lengkap dan sistematis untuk
tampak sakit sedang, sesak, dan gizi lebih. Pasien dalam keadaan sadar penuh
56x/menit, hal ini menunjukkan pasien dalam keadaan sesak sehingga bernapas
lebih cepat. Pada status generalis ditemukan retraksi pada dinding dada, yaitu
suprasternal dan substernal. Pada pasien juga terdengar saat auskultasi berupa
Dari pemeriksaan fisik pada kasus ini terdapat temuan pada pemeriksaan
- Takipnea
- Batuk
- Sesak napas
- Air hunger
- Merintih,
- Sianosis
35
Pemeriksan Penunjang
Pada kasus ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan sudah tepat. Pada kasus
ini sudah dilakukan pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, dan rontgen
kesan adanya infeksi pada pasien). Hasil pemeriksaan radiologi foto thorax
merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas
(IDAI, 2015).
- IVFD D5 ½ NS 6 tpm
36
- Inj. Cefotaxime 50 mg/12 jam
dan nutrisi. Terapi rumatan dapat diberikan infus cairan elektrolit dan
Kebutuhan cairan pasien dalam sehari sekitar 1000 cc/ hari nya dalam
kondisi normal, dengan input perhari pasien 500cc. Cairan rumatan yang
500 x 20
24 x 60
37
6 tetes per menit
Terapi Antibiotik
golongan aminoglikosida.
baik gram negatif maupun gram positif (Katzung et al., 2013). Pemberian
2016). Dosis ditetapkan 500 mg/12 jam, karena dosis cefotaxime untuk
anak 100-180 mg/kgBB/ hari. Berat badan pasien 10 kg, maka 100
38
dan strain-strain gram negatif lain yang kemungkinan resisten terhadap
7.5 mg/kgBB/24 jam (Nelson dan Bradley, 2016). Dalam kasus ini dipilih
4 mg/kgBB/24 jam untuk pasien dengan berat badan 10 kg, jadi diberikan
usia 1 bulan hingga 16 tahun sebesar 2-4 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2-3
kali pemberian (Katzung et al, 2013). Pasien memiliki berat badan 10 kg,
Terapi nebulisasi
pasien ini diberikan nebu meptin yang berisi procaterol HCl 1 resp/8 jam.
Dosis untuk anak 10-30 mcg (0,1-0,3 ml) per kali pemberian. Sementara 1
39
Pasien memiliki keluhan tambahan berupa demam sudah 2 minggu hilang
setara dengan 1 sendok teh atau cochlear tea/cth (Katzung et al., 2013).
infeksi bakteri. Pasien memiliki risiko yang cukup besar untuk tertular infeksi
bakteri dari kakaknya yang sebelumnya juga menderita batuk. Bakteri yang
pasien atau tidak (Dorland, 2012). Prognosis ad vitam pasien ini dikatakan
40
kelangsungan hidup pasien. Berdasarkan analisis, terapi yang diberikan sudah
sesuai. Terapi yang sesuai dan keadaan umum pasien yang cukup baik, pasien
pada pasien atau tidak (Dorland, 2012). Prognosis ad fungsionam pasien ini
mengganggu fungsi organ pasien. Terapi yang sesuai dan adekuat diharapkan
yang saat ini diderita oleh pasien akan diderita kembali (kambuh) atau tidak
memang kurang, sebab orangtua pasien keduanya hanya sampai sekolah dasar
dan penghasilan hanya bersumber dari ayah pasien yang bekerja sebagai
buruh. Meskipun demikian, edukasi yang baik dan benar kepada orangtua
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C, et al. The
management of community-acquired pneumonia in infants and children
older than 3 months of age: clinical practice guidelines by the pediatric
infectious diseases society and the infectious diseases society of America.
Clin Infect Dis. 2011; 53 (7):617-30.
IDAI. 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
IDAI. 2015. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Sectish TC, Prober CG. 2011. Nelson’s Ilmu Kesehatan Anak: pneumonia. Jakarta:
EGC.
43