Anda di halaman 1dari 9

Termometer Suhu Badan dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler ATmega8

untuk Pasien Tuna Netra


( Rangga Budi Santoso1, M.Ridha Mak’ruf2, I Dewa Gede Hari W3 )

Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya


Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK
Termometer merupakan alat ukur suhu tubuh yang sering digunakan oleh masyarakat. Dengan
termometer kita dapat mengetahui suhu tubuh kita. Pada dasarnya, termometer terdiri dari dua jenis yaitu
termometer raksa dan termometer digital. Pada kesempatan ini penulis merancang sebuah alat yaitu “
Termometer Suhu Badan dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler ATmega8 untuk Pasien Tuna Netra
“ yang akan membantu para pasien berkebutuhan khusus, utamanya pada penderita tuna netra dalam
mengetahui suhu tubuhnya sendiri.
Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan rancangan
after only design yaitu membuat alat “Termometer Suara” yang hasil pengukurannya dibandingkan dengan
termometer digital yang tertelusur untung mendapatkan nilai akurasi yang tinggi.
Berdasarkaan hasil ujicoba yang telah dilakukan, modul ini memiliki tingkat % error sebesar 1.23 %
dengan menggunakan pembanding termometer digital, peletakan sensor yang berdekatan pada ketiak pasien.
Setelah melakukan proses pembuatan modul, studi literature perencanaan, percobaan, pengujian alat, dan
pendataan secara umum dapat disimpulkan bahwa alat “Termometer Suhu Badan dengan Output Suara
Berbasis Mikrokontroler ATmega8 untuk Pasien Tuna Netra“ dapat digunakan sesuai fungsi dan tujuannya.

===============================================================================
Kata kunci : Suhu tubuh, sensor suhu, Atmega8, ISD2560

PENDAHULUAN Mikrokontroler ATmega8 untuk Pasien Tuna


Netra”?
Latar Belakang
Termometer merupakan alat ukur suhu TUJUAN
yang digunakan untuk mendiagnosa kondisi tubuh Tujuan Umum
manusia. Suhu tubuh akan memberikan respon Dibuatnya alat “Thermometer Suhu Badan
terhadap suhu disekitarnya ataupun normal dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler
tidaknya tubuh manusia. Ada beberapa jenis ATmega8 untuk Pasien Tuna Netra”.
termometer, yaitu termometer raksa dan digital.
Pada umumnya alat yang beredar di Tujuan Khusus
pasaran belum memberikan manfaat yang berarti  Membuat rangkaian pendeteksi suhu tubuh.
bagi seseorang yang memiliki keterbatasan  Membuat rangkaian pengolahan suara dengan
penglihatan. Maka penulis merancang sebuah alat IC ISD2560.
Termometer Suhu Badan dengan Output Suara  Membuat rangkaian minimum system
Berbasis Mikrokontroler ATmega8 untuk Pasien ATMega8.
Tuna Netra. Agar pasien tunanetra dapat  Membuat program untuk memproses data.
mengetahui suhu tubuhnya sendiri.  Melakukan uji coba alat.
Batasan Masalah MANFAAT
Agar pembahasan alat ini tidak terjadi Manfaat Teoritis
pelebaran masalah, penulis membatasi pokok- Menambah wawasan dan pengetahuan
pokok bahasan sebagai berikut : mahasiswa Teknik Elektromedik tentang suhu
 Peletakan sensor pada ketiak. tubuh manusia dan mengenai rangkaian perekam
 Sensor suhu menggunakan LM35. suara.
 Resolusi suhu 0.5 0C.
 Suhu berkisar antara 30-42oC Manfaat Praktis
 Pengambilan data pasien pada orang dewasa. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat
 Pengolahan suara menggunakan IC ISD 2560. membantu pasien tuna netra dalam mendiagnosa
 IC mikrokontroler menggunakan ATMEGA8. keadaan suhu tubuhnya sendiri dengan mudah.

Rumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA


Dapatkah dibuat alat “Thermometer Suhu Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah
Badan dengan Output Suara Berbasis panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu IC Mikrokontroler ATmega8
VCC
mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan
R1
rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi PB RESET
10 K
VCC
U1

mengindrai rasa panas dan refleks pengaturan suhu SW1


1
pd0 2 pc6 (rst) pc5 (ADC5/SCL)
28
27
pc5
pc4

2
pd1 3 pd0 (RxD) pc4 (ADC4/SDA) 26 pc3
pd1 (TxD) pc3 (ADC3)
tubuh. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat + C6

10 uF
pd2 4
pd3 5
pd4 6
pd2 (INT0)
pd3 (INT1)
pc2 (ADC2)
pc1 (ADC1)
25
24
23
pc2
pc1
pc0 VCC
pd4 (XCK/T0) pc0 (ADC0)
dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa 7
8 VCC AGND
22
21 AREF J3

1
pb6 9 GND AREFF 20 AVCC
C2 pb7 10 pb6 (XT1) AVCC 19 pb5 1
dingin lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pd5 11
pd6 12
pb7 (XT2)
pd5 (T1)
pb5 (SCK)
pb4 (MISO)
18
17
pb4
pb3
2
3
pd7 13 pd6 (AIN0) pb3 (OC2/MOSI) 16 pb2 4

hantaran rasa panas. 30 pF


Y1
pb0 14 pd7 (AIN1) pb2 (SS/OC1B)
pb0 (ICP) pb1 (OC1A)
15 pb1 5
6
ke Prog
Suhu tubuh dapat diukur di tempat – tempat C3
12 MHZ ATmega8-DIL28

berikut dengan waktu minimal: 30 pF

 Ketiak/ axilae : thermometer raksa


didiamkan selama 10-15 menit Gambar 1 : Konfigurasi pin ATmega8
 Anus/ dubur/ rectal: thermometer raksa
didiamkan selama 3-5 menit ATMega8 memiliki 3 buah PORT utama yaitu
 Mulut/ oral : thermometer raksa PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin
didiamkan selama 2-3 menit input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat
Nilai standar untuk mengetahui batas normal difungsikan sebagai input/output digital atau
suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat yaitu : difungsikan sebagai periperial lainnya.
 Hipotermia (<36 °C)  Port B
 Normal (36 – 37.5 °C) PORTB merupakan jalur data 8bit yang dapat
 Pireksia (>37.5 – 40 °C) difungsikan sebagai input/output. Selain itu
 Hipertermia (>40 °C) PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Daftar Komponen

Sensor Suhu LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen
elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10
mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut :
Tabel 2. Fungsi dari Port B
Vout = Suhu*0.01 V
 Port C
Macam-macam sensor LM 35 : PORTC merupakan jalur data 7bit yang dapat
 LM 35 : range suhu -55˚C hingga +150˚C difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi
alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.
 LM 35A : range suhu -55˚C hingga +150˚C
 LM 35C : range suhu -40˚C hingga +110˚C
 LM 35CA : range suhu -40˚C hingga +110˚C
 LM 35D : range suhu -0˚C hingga +100˚C

Perbedaan Karakteristik

Tabel.3. Fungsi dari Port C


 Port D
PORTD merupakan jalur data 8bit yang
masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan
Tabel 1. Karakteristik sensor suhu LM35.
sebagai input/output. Sama seperti PORTB dan
PORTC, PORTD juga memiliki fungsi
alternatif seperti terlihat pada tabel dibawah
ini.

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


kebisingan pertimbangan, disarankan bahwa input
bantu tidak dapat digerakkan ketika penyimpanan
array aktif.

 Ground
Pin ini harus dihubungkan terpisah melalui
jalan impedansi rendah ke catu daya 0.

 Speaker 21/22 Output (SP + / SP -).


Semua perangkat pada seri ini memiliki
driver internal diferrential speaker dengan
Tabel 4. Fungsi dari Port D kemampuan 50 mWatt dengan hambatan 16 ohm.

 Power Down (PD)


IC ISD 2560 Pada saat tidak dilakukan proses
VCC

SW2
5.1kohm
U1
perekaman dan play, PD harus diset tinggi (=1)
1 16 iR2 LS1
2 15 pd0 1 14
3 14 J pd1 2 A0/M0 SP+ 15
4 13 pd2 3 A1/M1 SP-
5
6
7
12
11
10
k pd3
pd4
pd5
4
5
6
A2/M2
A3/M3 ANAOUT
A4/M4
21

27
VCC SPEAKER
 Microphone input (MIC)
A5/M5 P/R
8 9

SW DIP-8
pd6
pd7
i
7
8
9
A6/M6
A7
Sinyal dari mikropon diteruskan ke
A8
C2 J
0.1uF
10

11
A9
1
preamplifier dimana sinyal tersebut dikontrol oleh
17 AUXIN
18
20
MIC
MICREF
ANAIN
D1
Automatic Gain Control (AGC) dalam batas -15 s/d
k 24

19
PD

AGC
LED
24 dB. Batas frekwensi yang diizinkan adalah
22 R4
C3

4.7uF
R5 L
1
470kohm
23
25
OVF
CE
EOM
1k frekwensi rendah cut – off .
26
VCC XCLK
16
VCC
AGND

28
 Analog output (ANA OUT)
GND

C4 +VCC
0.1uF C5
0.1uF
Pin ini menyediakan preamplifier output
13
12

ISD2590

C6
22uF untuk digunakan oleh pengguna. Penguatan
tegangan ditentukan oleh level tegangan pada AGC.
Gambar 2. Rangkaian driver ISD 2560  Micropon referensi input (MIC REF)
Dihubungkan seri dengan kapasitor dan
digunakan. Jika tidak digunakan maka pin
dibiarkan tidak terhubung.

 Analog input (ANA IN)


Sinyal pada pin ditentukan pada chip
internal untuk proses perekaman. Jika
menggunakan input lain selain mikropon maka
pada pin ANA IN ini dipasang kopling kapasitor.
Gambar 3. Konfigurasi Pin ISD 2500 series
Dan menggunakan microphone input (MIC) maka
ANA IN harus disambung seri melalui kapasitor
Arsitektur Pin ISD2560: terhadap ANA OUT.
 Alamat / Mode Input (Ax / Mx)
Alamat / Mode Input memiliki dua fungsi  Automatic Gain Control Input (AGC).
tergantung pada tingkat kedua Most Significant Bit
AGC secara teru – menerus mengatur
(MSB) dari alamat pin (A8 dan A9). Jika salah satu
penguatan pada preamplifier untuk mengimbangi
atau kedua dari dua MSBs adalah RENDAH, input
lebar batas level mikropon input. AGC
semua alamat ditafsirkan sebagai bit dan digunakan mengizinkan hingga batas maksimal suara untuk
sebagai alamat awal catatan sekarang atau siklus
direkam dengan perubahan minimum.
pemutaran. Alamat pin tersebut input saja dan tidak
output apapun informasi alamat internal selama
 Chip Enable Input (CE)
operasi.
Pin CE diset rendah (=0) untuk
memperbolehkan seluruh operasi rekaman / play.
 Auxiliary Input (AUX IN) : Input pengalamatan dan input rekam / play hanya
Auxiliary Input adalah multiplexing
dapat di kontrol oleh CE dalam kondisi sinyal turun
melalui ke output amplifier dan speaker output pin
(failing edge).
ketika Masehi adalah TINGGI, P / R adalah HIGH,
dan pemutaran saat ini tidak aktif atau jika
 Playback / record Input (P/R )
perangkat ini dalam pemutaran overflow. Ketika
P/R dikotrol oleh sinyal turun (failing
cascading ISD2500 beberapa perangkat, maka
edge) oleh pin CE. Jika P/R diset pada level tinggi
AUX IN pin digunakan untuk menghubungkan
maka saat ini adalah mode play sedangkan jika
sinyal dari pemutaran berikut perangkat ke
pembicara driver keluaran sebelumnya. Untuk

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


diset rendah maka pada saat itu adalah rekam /
record. Diagram Alir
BEGIN
 Exkternal clock Input (XCLK)
Perangkat ISD2590 dikonfigurasikan pada
titik frekwensi clock dengan internal sampling Inisialisasi
hingga 1 % dari spesifikasi. Ketentuan kecepatan
clock ini tidak berpengaruh dikarenakan anti
Deteksi Suhu Pasien
aliasing dan smoothing filter di set tetap. Dan
aliasing dapat terjadi masalah kecepatan berbeda
dengan ketentuan yang ada. Pada pembuatan alat
ini CLK tidak digunakan maka input pin ini harus Suhu Stabil?
dihubungkan terhadap ground.

 End Off Massage / RUN output (EOM)


Aktifkan ISD 2560
Dalam proses perekaman secara otomatis
non – volatile storage pada perangkat ISD 2500
akan menandakan akhir dari setiap pesan/massage. Speaker
Ini sebagai tanda saat pesan telah selesai
danmelampaui maka pulsa output EOM akan
rendah dalam waktu Teom yaitu 18,75 msec/ISD END
2500 pada akhir tiap pesan.
Cara Kerja Diagram Alir
 Overflow Output (OVF) Saat tombol start ditekan, maka alat akan
Sinyal pulsa ini akan rendah pada saat melakukan inisialisasi, kemuddian sensor suhu
akhir dari kapasitas memori, yang mengindikasikan akan membaca data suhu dari tubuh pasien, data
bahwa memori telah terisi penuh dan pesan akan dimunculkan ketika suhu sudah stabil,
mengalami Overflow / kelebihan. Output OVF akan kemudian suara akan keluar sesuai dengan suhu
mengikuti input CE hingga pulsa PD melakukan yang telah terbaca. Apabila belum stabil, maka
reset pada perangkat. proses pembacaan suhu akan berlangsung terus
menerus sampai didapatkan suhu stabil.
 Voltage Input (VccA,VccD)
Untuk meminimalkan derau, rangaian Jenis Penelitian
analog dan digital pada ISD 2590 seri haurs Penelitian dan pembuatan modul ini dengan
memisahkan sumber tegangannya dan jika perlu menggunakan design pre-eksperimental dengan
ditambah kople. jenis penelitian adalah “ after only design “ ( karena
dibandingkan dengan alat ukur yaitu termometer ).
KONFIGURASI SISTEM
Diagram Blok Variabel Penelitian
 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas adalah suhu tubuh
Suhu Sensor Mikrokontroller ISD pasien.
Tubuh Suhu ATMEGA8 2560
 Variabel Tergantung
Sebagai variabel tergantung adalah sensor
Program SPEAKER
suhu LM35 yang mendeteksi suhu dari pasien. Dan
IC perekam suara ISD2560 yang akan memainkan
suara sesuai alamat yang telah ditentukan.
Cara Kerja Diagram Blok  Variabel Terkendali
Sensor suhu mendeteksi suhu dari pasien, Sebagai variabel terkendali adalah
outputannya berupa data analog yang nantinya Mikrokontroler yang berfungsi mengontrol system
diolah oleh mikrokontroler. Untuk selanjutnya kerja alat.
mikro mengaktifkan IC pengolah suara ISD2560.
IC ini akan mengeluarkan suara yang telah direkam Tempat dan Jadwal Kegiatan
sesuai dengan suhu pasien yang sebelumnya telah Tempat
diprogram dalam mikrokontroler. Pembuatan modul tugas akhir ini dilakukan di
L:aboratorium Elektronika kampus Teknik
Elektromedik Poltekkes Surabaya dan di kontrakan
penulis.
Waktu Pembuatan Modul
Jadwal yang disusun penulis adalah sebagai
berikut :

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


S O N D Ja Fe M A M Ju J HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA
e kt ov es n b ar pr ei n u
p l
1
Setelah pembuatan modul, perlu diadakan
2 pengukuran dan pengujian. Maka dari itu penulis
3 melakukan pendataan melalui proses perbandingan
4 menggunakan alat ukur suhu (termometer digital)
5
6 Tabel Pengukuran dan Perhitungan dengan
7 pasien
8 Pasien Pengukura Termo Termo
9 ke n ke Suara Digital
10 1 34.5 35.8
11
2 34.5 34.8
12
Tabel 5. Jadwal kegiatan
1. 3 34.5 34.9
Keterangan: 4 34.5 35.3
1. Penentuan Judul. 5 34.5 35.4
2. Membuat proposal.
3. Mempelajari teori-teori yang berhubungan 1 34.5 35.5
dengan permasalahan yang dibahas melalui 2 35.5 35.8
telaah pustaka. 2. 3 35.5 35.9
4. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan
modul. 4 35.5 35.4
5. Membuat blok diagram dan flow chart sesuai 5 35.5 36.2
cara kerja alat yang diinginkan. 1 34.5 34.6
6. Menyiapkan seluruh bahan dan komponen
yang diperlukan untuk pembuatan modul. 2 34.5 35.1
7. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur 3. 3 35.5 35.7
waktu pengerjaan modul. 4 35.5 35.1
8. Mengerjakan modul.
9. Melakukan uji coba alat. 5 34.5 35.5
10. Menyusun KTI. 1 34.5 34.9
11. Pengumpulan dan Seminar Modul.
2 34.5 34.8
12. Ujian KTI.
4. 3 34.5 35
Definisi Operasional dan Variabel 4 34.5 35.3
Dalam kegiatan operasionalnya,
5 34.5 35.5
variabel-variabel yang digunakan dalam pembuatan
modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan 1 36.5 36.1
bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain : 2 35.5 36
VARI DEFINISI ALAT HASIL SKAL 5. 3 35.5 36.1
ABEL OPERASION UKUR UKUR A 4 36.5 36.3
AL UKUR
SUHU Suhu tubuh Termo Sesuai=37 Nomina 5 36.5 36.4
pasien meter Tidak l
dewasa dalam digital sesuai=kuran
kondisi relaks g/ lebih dari Tabel 7. Pengukuran suhu pasien
37
Rerata Rerata
SENS Mendeteksi AVO Sesuai=setiap Nomina
OR Suhu pasien meter kenaikan 10C l Pengukuran Termo Termo %
Error
SUHU dengan output tegangan ke Suara Digital error
besaran 10mV. (˚C) (˚C)
tegangan Tidak
sesuai=kenaik 1. 34.5 35.24 0.74 2.0999
an tidak pada
ketentuannya. 2. 35.3 35.76 0.46 1.2864
MIKR Untuk Sesuai = alat Nomina
O mengatur bekerja l 3. 34.9 35.2 0.3 0.8523
KONT jalanya Tidak sesuai
ROLL perintah dan = alat tidak
ER proses bekerja 4. 35.4 35.1 0.6 1.7094
operasional
alat 5. 36.1 36.18 0.08 0.2211
Tabel 6. Definisi Operasional dan variable. Tabel 8. Perhitungan error

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


Analisa table hasil perhitungan :
Dari tabel perhitungan yang diambil dari Gambar rangkaian pembacaan suhu tubuh
hasil pengukuran perbandingan antara alat VCC J3
1
LM35 OutLM35
Termometer Suara dengan Termometer Digital di 1 pc0
2

atas dapat dilihat bahwa rata-rata % error sebesar J4


3
R7
150
R8
150 VCC
J6

1,23 %. pb3
1
2
BUZZER
+ C7
10 uF

Analisa keseluruhan :
Dari hasil akhir yang didapatkan, dapat Gambar 4. Rangkaian pembacaan suhu tubuh
disimbulkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi segala hasil akhir yang didapatkan. Hasil pembacaan dari sensor LM35 yang
Dan faktor-faktor tersebut diantaranya, pada modul menghasilkan 10 mV tegangan setiap kenaikan 1 O
ini memiliki hardware yang berbeda dengan alat C masuk pin ADC0 sebagai inputan ADC internal
pembanding yang digunakan, rumus yang pada Atmega8. Data yang diterima dari ADC akan
digunakan dalam software bahasa C belum tentu diolah oleh mikro dengan menggunakan rumus
sama dengan yang ada pada alat pembanding, dan pengkonversian data analog ke digital.
juga tenggang waktu selama proses pengambilan
data suhu menunjukkan hasil yang berbeda pula Program pembacaan suhu tubuh
antara modul dengan alat pembandingnya. Tetapi adc0=read_adc(0);
dari haasil yang didapatkan, penyimpangan atau
suhu1=(adc0*5200)/1023;
perbedaan suhu yang didapat masih dalam batas
toleransi. Dengan mengacu pada hasil % error data1=suhu1;
yaitu 1,23 %, maka modul ini dapat digunakan
Penjelasan program :
sebagaimana fungsinya.
Adc0 adalah variabel untuk menampung
data dari pin adc(0). Pin adc(0) mendapat inputan
PEMBAHASAN
dari sensor suhu LM35 yang menghasilkan
Gambar rangkaian keseluruhan
VCC
VCC
tegangan 10 mV setiap kenaikan suhu 1 o C.
5.1kohm

R1
10 K
U2
VCC 1
2
3
SW2
16
15
14 J
i
R2
pd0
pd1
pd2
1
2
U1

A0/M0
A1/M1
SP+
SP-
14
15
LS1
Mikrokontroler mengkonversi besaran tegangan
PB RESET 4 13 3

menjadi data digital dan hasilnya dikonversi lagi


1 28 pc5 5 12 k pd3 4 A2/M2 21 VCC SPEAKER
SW 1 pd0 2 pc6 (rst) pc5 (ADC5/SCL) 27 pc4 6 11 pd4 5 A3/M3 ANAOUT
pd1 3 pd0 (RxD) pc4 (ADC4/SDA) A4/M4
2

26 pc3 7 10 pd5 6 27
+ C1 VCCpd2 4 pd1 (TxD) pc3 (ADC3) 25 pc2 8 9 pd6 7 A5/M5 P/R
pd3 5 pd2 (INT0) pc2 (ADC2) 24 pc1 pd7 8 A6/M6
pd4 6 pd3 (INT1) pc1 (ADC1) A7

dengan membagi nya dengan 2 ^ jumlah bit-nya.


10 uF 23 pc0 SW DI P-8 i 9
7 pd4 (XCK/T0) pc0 (ADC0) 22 J1 C2 J 10 A8 1
8 VCC AGND 21 AREF 0.1uF A9
1

9pb6GND AREFF 20 AVCC 1 11


10pb7pb6 (XT1) AVCC 19 pb5 2 17 AUXIN
VCC 11pd5pb7 (XT2) pb5 (SCK) 18 pb4 3 18 MIC

R3
220
VCC
J2
1
12pd6pd5 (T1)

14pb0
pb0 (ICP)
pb2
pb4 (MISO)
13pd7pd6 (AIN0) pb3 (OC2/MOSI)
pd7 (AIN1) (SS/OC1B)
pb1 (OC1A)
17
16
15
pb3
pb2
pb1
4
5
6
ke Prog
k
20
24

19
22
MICREF
ANAIN
PD

AGC
D1

R4
LED Karena memakai adc 10 bit maka data adc hasil
ATmega8-DIL28

pengkonversinya dibagi dengan 1023 dan dikalikan


2 C3 R5 L 23 OVF
1 25 CE 1k
SUPPLY
D2 4.7uF 470kohm EOM
26
LED LM35 VCC VCC VCC XCLK
J3
J5

dengan 5200 (avcc dalam satuan milivolt). Hasilnya


16
1 VCC
AGND

D3 28
GND

VCC 1 pc0 16 C4 +VCC


OutLM35
2 15 pb7 0.1uF C5
3 14 pb6 VCC 0.1uF
13
13
12

R6 J4 R7 R8 J6 pb5 DIODE ISD2590


1K 150 150 VCC
1
12
11
10
pb4

akan di olah kembali untuk dibandingkan sampai


3

R9 C6
2 9 R10 22uF
POT 8
1

BUZZER
7 10K
2 AREF
+ C7
10 uF 6
5
4
3
pb2
pb1
pb0
2

suhu stabil.
1

C8 2
103 1
3

lcd

pc1
pc3 Program pengambilan data suhu
baca :
VCC VCC

100 kohm 100 kohm

R11 R12
SW3 SW4

L 1

CE
2 1

START
2
delay_ms(50);
lcd_clear();
Gambar 3. Rangkaian keseluruhan for(i=0;i<=1;i++) // counter 1 detik
{
Berikut adalah alamat hasil perekaman suara data1=0;
j++;
sprintf(save,"proses...:%-i",i);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(save);

lcd_gotoxy(j,1);
lcd_putsf(">>>>");
delay_ms(1000);
if(j==15)j=0;
buzzer=0;
Tabel 9. Alamat suara pada IC ISD2560 delay_ms(100);
buzzer=1;
adc0=read_adc(0);
suhu1=(adc0*5200)/1023;
data1=suhu1;
}

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


delay_ms(50);
for(i=0;i<=5;i++) Pembahasan IC Pengolah suara
VCC 5.1kohm

{ SW2
R2
pd0 1
U1

14
LS1
1 16 i pd1 A0/M0 SP+
2 15

lcd_clear(); 2
3
4
5
15
14
13
12
J

k
pd2
pd3
pd4
3
4
5
A1/M1
A2/M2
SP-

A3/M3 ANAOUT
21 VCC SPEAKER

pd5 6 A4/M4 27
6 11

data2=0; 7
8
10
9
pd6
pd7
i
7
8
9
A5/M5
A6/M6
A7
P/R

C2 J 10 A8 1
SW DIP-8

j++; 0.1uF
11
17
A9

AUXIN
18 MIC
MICREF
sprintf(save,"proses...:%-i",i); k
20
24 ANAIN
PD
D1
LED
19
AGC
lcd_gotoxy(0,0); C3
R5 L
1
22
23
25
OVF
CE
EOM
R4
1k
4.7uF 470kohm

lcd_puts(save); VCC
26

16
XCLK

VCC

AGND
28

GND
C4 +VCC
0.1uF C5
0.1uF

13
12
ISD2590

lcd_gotoxy(j,1); C6
22uF

lcd_putsf(">>>>");
delay_ms(1000); Gambar 5. Driver ISD 2560
if(j==15)j=0;
lcd_clear(); ISD2560 merupakan IC yang mampu
buzzer=0; melakukan perekaman dan memainkan ulang suara
delay_ms(100); yang telah direkam. Suara yang telah direkam akan
tersimpan dalam memori di dalamnya sesuai alamat
buzzer=1;
yang telah ditentukan sebelumnya. Rangkaian
adc1=read_adc(0); tersebut di atas merupakan driver yang hanya
suhu2=(adc1*5200)/1023; digunakan untuk memainkan ulang suara yang telah
data2=suhu2; direkam sebelumnya dengan memanfaatkan
} mikrokontroler sebagai pengendalinya.
if(data1>=data2) Mikrokontroler akan memberikan logika ke pin A0-
A7 sesuai alamat yang telah di atur dalam
{
programnya.
suhu=data2;
Penjelasan program : Program mengaktifkan IC pengolah suara
Pada proses pembacaan suhu ini (ISD2560)
menggunakan sistem perbandingan dua kondisi void isd_aktif(void)
suhu tubuh dengan selang waktu yang berbeda. {
Ketika tombol start ditekan, maka mikrokontroler
pd=0;
akan melakukan counter atau perhitungan selama 1
detik, dan kemudian dilakukan pembacaan suhu ce=0;
dari sensor dengan memanfaatkan konversi dari delay_ms(250);
data ADC. Hasil konversi ADC pada register adc0 ce=1;
dikalikan dengan 5200 ( vref menggunakan AVCC delay_ms(2000);
) agar didapat data konversi berupa bilangan }
ratusan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
Penjelasan program :
dalam proses perbandingannya dan juga sebagai
IC pengolah suara ISD2560 akan aktif jika
pengaturan apabila terjadi penyimpangan dengan
pin CE dan PD berlogika 0 (low) serta P/R
pengukuran yang sebenarnya, caranya dengan
berlogika 1 (high) atau pada mode play . Saat pin
mengubah bilangan ratusannya sampai data suhu
CE dan PD berlogika 0 ( low ), maka IC akan
sesuai. Hasil disimpan pada register suhu1.
memainkan suara sesuai dengan alamat yang telah
Kemudian dilakukan counter berikutnya selama 5
dikirim dari mikro ke pin A0-A7. Pemberian waktu
detik. Proses yang sama berulang, kemudian hasil
tenggang atau delay itu dimaksudkan untuk
konversi ADC berikutnya, disimpan di register
mengkondisikan pin CE dalam kondisi low sesaat
suhu2. Yang nantinya kedua register ini akan
dan dikembalikan ke kondisi awal yaitu kondisi
dibandingkan terus menerus sampai suhu stabil.
high. Sehingga suara yang telah direkam
Selama proses pengambilan data suhu maka buzzer
sebelumnya akan keluar melalui speaker sesuai
akan berbunyi sesuai dengan counter yang berjalan
alamat yang telah ditentukan.
dan sebagai penanda bahwa proses pengambilan
data suhu sedang berlangsung.
Program memanggil alamat suara ISD2560
{
suhu=data2;
if(suhu<305&&suhu>=300)
{
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("suhu : 30");
lcd_gotoxy(13,1) ;

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


lcd_putchar(0xdf);
lcd_putsf("C"); Saran
alamat=0x2f; Untuk mengembangkan modul yang telah
dibuat ini, maka ada beberapa hal yang perlu
isd_aktif();
ditambahkan, diantaranya :
alamat=0x8f; 1. Menggunakan sensor suhu yang linear dan lebih
isd_aktif(); cepat dalam merespon perubahan suhu
} disekitarnya, agar cepat mendeteksi suhu tubuh
Penjelasan program : pasien.
Saat suhu sudah stabil, maka data terakhir 2. Perlu ditambahkan diagnose hasil pengukuran
hasil pembacaan suhu akan disimpan pada variable seperti hyperthermia dan hypothermia.
suhu. Selanjutnya data dalam variable suhu tersebut 3. Perlu ditambahkan rangkaian amplifier untuk
akan dibandingkan dengan program dibawahnya mengatur volume suara dari speaker
sesuai suhu yang terbaca. Sebagai contohnya 4. Perlu ditambahkan indicator lever baterai.
seperti program di atas. Saat suhu diantara 30 - 30.5 5. Perlu membuat dimensi yang lebih praktis dari
maka akan langsung mengeksekusi program di segi ukuran bentuk dan juga sensor yang
bawahnya yaitu mengaktifkan IC ISD2560 pada digunakan.
mode play ( pin CE berlogika high ) dan 6. Perlu melakukan banyak eksperimen tentang
mikrokontroler memberikan alamat suara tiga AVR bagaimana mendeteksi suhu tubuh yang
puluh. setelah suara keluar maka IC ISD2560 sudah stabil dengan akurat dan cepat.
dalam mode standby. Kemudian mikro kembali
memberikan alamat untuk memanggil suara derajat DAFTAR PUSTAKA
dan ISD mulai aktif unntuk memainkan suara dan
kembali ke mode standby kembali untuk menerima Erwin’s Mind, 2011, Rangkaian Perekam ISD2560
perinyah selanjutnya. Begitu seterusnya sampai http://eamfis.blogspot.com/2011/11/325-
pembacaan suhu sesuai sampai akhir suara derajat. rangkaian-perekam-isd-256090120.html
Gabriel, J.F, 1996. Fisika Kedokteran, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC
PENUTUP http://www.scribd.com/doc/57181049/Suhu-Tubuh-
Kesimpulan Manusia.
Setelah melakukan proses pembuatan Joko, 2011, Digital Voice Recorder ISD2560
proposal, study literature, perencanaan, proses http://joko-
pembuatan modul, percobaan, pengujian modul dan electro.blogspot.com/2011/08/digital-
melakukan proses pendataan, penulis dapat voice-recorder-isd2560.html
menyimpulkan sebagai berikut : Sari, Indah. 2012. Makalah Mekanisme Pengaturan
1. Modul Termometer Digital dengan Output Suhu tubuh
Suara Berbasis Mikrokontroler untuk Pasien http://sariindah891.blogspot.com/2012/12/suh
Tuna Netra merupakan suatu alat yang u-tubuh.html
digunakan untuk mengetahui suhu tubuh pasien, Sikkaholder. 2012. Mekanisme Pengaturan Suhu
yang dikeluarkan berupa suara melalui speaker, Tubuh
khususnya bagi penderita tuna netra. Dengan http://sikkahoder.blogspot.com/search/label/N
dikeluarkannya hasil pengukuran suhu tubuhnya EUROLOGI/Mekanisme Pengaturan Suhu
melalui speaker tersebut, maka akan lebih Tubuh
memudahkan pasien tuna netra itu sendiri dalam www.alldatasheet.com
mengukur suhu tubuhnya.
2. Input suhu tubuh berasal dari pasien, untuk
dibandingkan dengan termometer digital dan
menunjukkan hasil dengan rata-rata % error BIODATA PENULIS
sebesar 1,23 %. Dengan mengacu pada hasil,
maka alat ini dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya. Nama : Rangga Budi Santoso
3. Pada hasil pengukuran terdapat perbedaan hasil, NIM : P27838011032
dikarenakan modul mendeteksi perubahan suhu TTL : Trenggalek, 17 Juni 92
setiap 0.5 O C sedang pada alat pembanding Alamat : Ds. Karangsoko Trenggalek - 66314
mendeteksi setiap perubahan suhu 0.1 O C. Pendidikan : SMAN 1 Trenggalek
4. Pada proses pemutaran suara terdapat jeda
setiap kata yang keluar, dikarenakan proses
perekaman suara dibuat satu kata setiap
alamatnya sehingga membutuhkan sedikit
waktu untuk berpindah dari alamat satu ke yang
lainnya.

(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik


(1) Alumni , (2,3) Dosen Teknik Elektromedik

Anda mungkin juga menyukai