The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017
Abstrak PENDAHULUAN
Pelayanan kedokteran forensik umumnya dikenal Arus utama menampilkan kedokteran
sebagai pelayanan kedokteran untuk kepentingan
hukum pidana. Meski dilaksanakan dalam setting forensik semata-mata untuk kepentingan
pelayanan kesehatan, masih tidak jelas apakah layanan
tersebut termasuk ke dalam sistem hukum atau sistem
pengadilan hukum pidana. Madea dan Saukko
kesehatan. Jika disepakati layanan forensik adalah mendefinisikan kedokteran forensik sebagai
bagian dari sistem kesehatan meskipun tujuan
penegakan hukum, layanan tersebut selayaknya disiplin potong lintang antara kedokteran dan
mengikuti karakter sistem kesehatan, termasuk ilmu pengetahuan alam menyangkut bukti
pembagiannya ke dalam tingkat primer, sekunder, dan
tersier. Makalah ini membahas bagaimana pelayanan medis yang relevan untuk kepentingan
kedokteran forensik dapat dilaksanakan di tingkat
primer. Tujuannya untuk menjadidasar keberadaan hukum. Namun, jika dikaji lebih jauh
pelayanan kedokteran forensik dalam sistem kesehatan. perkembangan praktik kedokteran forensik di
Pembahasan terdiri ataskajian tentang bagaimana
kedokteran forensik biasanya dipraktekkan dan akhir abad 21 praktik kedokteran forensik
diregulasi. Hasil menunjukkan ada beragam permintaan
pelayanan kedokteran forensik, termasuk yang muncul dimanfaatkan untuk advokasi hak asasi
di tingkat primer. Meskipun kedokteran forensik secara manusia, sehingga mengembalikan makna
eksplisit disebut dalam Undang-undang Kesehatan,
namun bagaimana layanan tersebut semestinya forensik kembali ke tujuan utamanya yaitu
dilaksanakansecara operasional masih belum jelas.
Asuransi kesehatan nasional juga tidak tegas
mencapai keadilan bukan hanya terkait
mengaturnya. Hal ini dapat menghambat pemenuhan hukum pidana. Selain melaksanakan
kebutuhan pelayanan kedokteran forensik di
masyarakat, sekaligus akanmenghambat pendidikan pemeriksaan kedokteran untuk kepentingan
kedokteran forensik dan penelitian ilmiah terkait. Dapat peradilan pidana, juga untuk kepentingan
disimpulkan bahwa pelayanan kedokteran forensik dapat
dikembangkan berdasarkan sistem kesehatan saat ini peradilan lain yaitu peradilan perdata maupun
termasuk di tingkat primer, namun harus didukung oleh
peningkatan kompetensi, pemanfaatan sistem rujukan, hak azasi manusia. Secara umum praktik
dan fasilitas. kedokteran forensik adalah bagian praktik
Kata Kunci: kedokteran forensik; sistem hukum; sistem
kesehatan; layanan primer kedokteran untuk memenuhi kepentingan
Afiliasi Penulis: 1. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas
masyarakat akan kesehatan dan keselamatan.
Kedokteran, Universitas Padjadjaran
Korespondensi: yoni.fuadah@unpad.ac.id Cordner dan kawan-kawan menyatakan
bahwa ada fungsi dan manfaat praktek
kedokteran forensik bagi sistem kesehatan.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan akan selalu
terkait erat dengan tindakan kuratif
penatalaksanaan orang yang diperiksa sebagai
pasien. Hasil pemeriksaan harus dipelajari
mendalam melalui riset untuk dimanfaatkan
dalam upaya preventif mencegah terulangnya
kematian/luka, dan tindakan meningkatkan
kualitas hidup korban/tersangka melalui
upaya promotif dan rehabilitative. (1; 2)
Kedokteran forensik dipraktikkan
dalam struktur yang sangat beragam, baik
antar negara maupun antar daerah di negara sesuai kemajuan sistem di negara
Indonesia. Di beberapa negara dokter forensik masing-masing, sehinggaada baiknya kita
melakukan praktik patologi forensik maupun bercermin pada sejarah panjang praktik yang
forensik klinik. Inggris sebagai negara yang dilaksanakan di negara maju. Di Amerika
paling awal memiliki sistem pelayanan Serikat praktik patologi forensik adalah
kedokteran forensik, memisahkan secara pelayanan subspesialisasi bidang patologi
tegas antara bidang patologi forensik dengan yang mencakup pemeriksaan jenazah dan
forensik klinik. Di Amerika Serikat, College of orang hidup yang menghasilkan pendapat ahli
American Pathologists menyatukan fungsi tentang sebab, mekanisme, dan cara
patologi forensik dengan forensik klinik.(3; 4) berlangsungnya (manner) penyakit dan
Di Indonesia banyak area yang saling tumpang kematian; identifikasi individu; pengenalan,
tindih, sebagian menerapkan kewajiban bagi koleksi, dan signifikansi bukti biologis; pola,
dokter forensik untuk terlibat langsung dalam urutan, rekonstruksi, dan korelasi luka; serta
forensik klinik, sebagian lagi tidak. tata kerja pemeriksaan medikolegal kematian
Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum yang komprehensif. (3)
Acara Pidana (KUHAP) dan Standar Inti dari praktik patologi forensik
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), tampak adalah otopsi. Beberapa ahli menggolongkan
Indonesia menggunakan paradigma otopsi menjadi tiga jenis, yaitu otopsi
pelayanan forensik klinik menjadi domain forensik, otopsi klinik, dan otopsi anatomis.
semua dokter, kecuali jika perlu tindakan Namun jika ditelaah, otopsi forensik dan
khusus maka perlu dokter spesialis. (5; 6) otopsi klinik hanya dibedakan dari
Berbeda dengan Malaysia, forensik klinik pemanfaatan dan pihak yang meminta.
adalah domain dokter spesialis forensik, Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu
kecuali jika tidak ada spesialis maka mengetahui sebab kematian dan apa yang
didelegasikan kepada dokter umum. Fasilitas terjadi pada orang tersebut sebelum
kesehatan primer tempat dokter umum kematiannya. Hasil otopsi forensik memang
bertugas adalah settingdimana pasien dimanfaatkan untuk penyidikan, tetapi juga
melakukan kontak pertama dengan fasilitas dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
kesehatan. Berbagai kasus forensik sangat ilmu kedokteran. Demikian pula otopsi klinik,
mungkin masuk melalui fasilitas kesehatan jika ditemukan indikasi tindak kriminal, maka
primer mengingat sifat kasus yang ringan atau informasi yang diperolehakan dimanfaatkan
karena kegawatdaruratan.Makalah ini untuk penyidikan.
mengkaji bagaimana praktek kedokteran Beberapa negara telah mengatur
forensik menjadi bagian penting dan indikasi otopsi, misalnya di Amerika Serikat,
dilaksanakan dalam sistem kesehatan di Inggris dan negara-negara Commonwealth,
semua tingkat, khususnya di tingkat primer. contohnya Malaysia. (7) Indikasi otopsi dapat
CAKUPAN PRAKTIK KEDOKTERAN FORENSIK dilihat pada Tabel 1. Meskipun hukum sering
Bahasan ini penting untuk berinteraksi dengan kedokteran ketika
menyamakan persepsi tentang cakupan menyangkut orang hidup, dan telah sejak
praktik kedokteran forensik, agar setiap fungsi lama dokter diminta keterangan di hadapan
dapat dikaji untuk dibagi ke dalam berbagai hukum untuk menjelaskan kondisi pasiennya;
tingkat pelayanan kesehatan. Cakupan praktik namun praktik forensik klinik sendiri baru
kedokteran forensik dari dapat berbeda antar banyak mendapat perhatian mulai dekade 80-
318 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Yoni Syurkiani, Pelayanan Kedokteran....
DAFTAR PUSTAKA