Karya Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita semua dapat
berhubungan satu sama lain. Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi yang
baik akan lebih mudah bergaul terutama dengan lingkungan masyarakat.
Keterampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang terdiri dari 4 aspek
yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Komunikasi pula tidak lepas dari kegatan berbicara, maka dari itu keterampila berbicara
dapat menunjang dalam berkomunikasi. Maka salah satu aspek berbahasa yang harus
dikuasai oleh sisa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang ketearampilan
lainnya (Tarigan 1986: 86)
Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun
temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun,
keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif.
Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan
komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai
keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan
berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya.
Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan
berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat
menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam
kegiatan menyimak dan memahami bacaan.
Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai
kemampuan berbicara yang baik.Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus
dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam
komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki
keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun
profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu.
Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk
membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan
dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa
berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.Pentingnya
penguasaan keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris
(Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa
agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak.
Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan,
mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain
secara lisan.

B. Rumusan Masalah
Dengan melihat yang ada dala latar maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa rumusan
masalah yang dapat diambil adalah:
a) Apakah yang dimaksud berbicara?
b) Apa sajakah tujuan berbicara?
c) Apa sajakah faktor penunjang kegiatan berbicara?
d) Apa sajakah faktor penghambat kegiatan berbiara?

C. Tujuan Masalah
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud berbicara
b) Untuk mengetahui apa tujuan berbicara
c) Untuk mengetahui apa faktr penunjang kegiatan berbucara
d) Untuk mengetahui apa faktor penghambat kegiatan berbicara
D. Manfaat Penulisan
a) Untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia
b) Sebagai bahan ajar bagi para pembaca
c) Sebagai bahan referensi
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode pustaka dan metode googling,
dimana penulis mencari materi materi yang ada pada karya tulis ini dengan bantuan internet
dan referensi beberapa buku Bahasa Indonesia yang ada di perpustakaan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir
secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan
maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau
tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak.
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan
manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan
bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya
terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran,
gagasan,serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ideide
yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan
linguistik.Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai
suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA

B. Tujuan Berbicara
Berbicara merupakan sarana kita berkomunikasi satu sama lain, sebelum menjelasakan tujuan
berbicara alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu fungsi bahasa, fungsi
bahasa yang kita tahu sangat banyak sekali, diantaranya:
a) Bahasa sebagai sarana komunikasi, yaitu kita tahu bahwa bahasa merupakan sarana kita
untuk melakukan komunikasi satu sama lain.
b) Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi, yaitu dengan bahasa orang dapat
menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan, misalnya pekerjaan, integritas kerja suatu
instansi atau karyawan.
c) Bahasa sebagai sarana kontrol sosial, yaitu bahasaberfungsi untuk mengendalikan
komunikasi agar orang yang terlibat dalam omunikasi dapat saling memahami.
d) Bahasa sebagai sarana memahami dri, yaitu bahasa dalam membangn karakter
seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya sendiri.
e) Bahasa sebagai sarana ekspresi diri, yaitu yaitu bahasa dapat digunakan untuk
mengekspresikan diri misalnya menyatakan cinta
f) Bahasa sebagai sarana memahami orang lain, yaitu untuk menjamin efektivitas
komunkasi.
Dan masih banyak lagi fungsi bahasa bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, selanjutnya
bahasa yang memiliki fungsi yang banyak itu tak dapat lepas dari tujuan berbicara itu sendiri
sebagai aplikasi dalam berbahasa, tujuan berbicara Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan
pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu
(1) menghibur,
(2) menginformasikan,
(3) menstimulasi,
(4) meyakinkan, dan
5) menggerakkan.
C. Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara
Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor kebahasaan, meliputi
a) ketepatan ucapan,
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
c) pilihan kata,
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya,
e) ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor nonkebahasaan, meliputi
f) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
g) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
h) kesediaan menghargai orang lain,
i) gerak-gerik dan mimik yang tepat,
j) kenyaringan suara,
k) kelancaran,
l) relevansi, penalaran,
m) penguasaan topik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan (linguitik) dan non
kebahasaan (nonlinguistik).
D. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang
diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga
faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
1) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar
partisipan.
2) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
3) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan
marah, menangis, dan sakit.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
· Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-
hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan
pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat
menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri
atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta
antusias ataukah tidak.
· Tujuan berbicara dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
(1) menghibur,
(2) menginformasikan,
(3) menstimulasi,
(4) meyakinkan, dan
5) menggerakkan.

B. Saran
Untuk para pembaca yang membaca karya tulis ini, dimohon mengajukan kritik dan saran
kepada penulis demi peningkatan karya tulis yang penulis buat kedepannya, semoga karya
tulis ini bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

H,S, Widjono.2005.Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi.jakarta


Haryadi dan Zamzani.1996/1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia.Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Supriyadi, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud
Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai