Proposal - Pengembangan LKS Berbasis Concept Mapping Untuk Memfasilitasi Pemahaman Konsep Matematis Siswa PDF
Proposal - Pengembangan LKS Berbasis Concept Mapping Untuk Memfasilitasi Pemahaman Konsep Matematis Siswa PDF
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Himmatul ‘Ulya 5215004 - Tahun Angkatan 2015
Jayus 5215012- Tahun Angkatan 2015
Masfhiyatus Sholichah 5217005- Tahun Angkatan 2017
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Matematika adalah salah satu pelajaran yang dianggap sulit pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Hal ini karena matematika berhubungan dengan
ide-ide dan konsep-konsep yang abstrak (Hadoyo, 2010). Menurut Herawati, Siroj
dan Basir (2010) karena konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya, maka siswa harus lebih banyak diberikan
kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan dengan materi yang lain.
Pemahaman konsep matematika bagi siswa sangatlah penting. Hal ini
tertuang dalam salah satu tujuan pembelajaran matematika (Permendiknas no 22
tahun 2006) yaitu tentang memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan. Sedangkan menurut Suherman
dan Erman (2003) pemahaman konsep matematika adalah ide abstrak yang
memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek/kejadian. Jadi, pemahaman
konsep dalam matematika adalah kemampuan untuk memahami, memaknai,
mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan kembali konsep tersebut secara
terperinci, oleh karena itu memahami konsep matematika sangat penting dalam
pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika sangat ditentukan oleh strategi dan pendekatan
yang digunakan dalam mengajar matematika itu sendiri (Widdiharto, 2008).
Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar
yang tepat. Sedangkan sampai saat ini masih banyak guru dalam proses
pembelajarannya hanya menyampaikan pengetahuan pada siswa, sedangkan siswa
hanya menerima apa yang disampaikan guru sehingga saat siswa diberi
permasalahan siswa kesulitan mengerjakan apabila soal yang diberikan tidak
sesuai dengan contoh yang diberikan guru.
Meskipun dalam sekolah biasanya telah disediakan bahan ajar matematika
seperti paket matematika, LKS ataupun modul, tetapi kebanyakan bahan ajar yang
berada di sekolah tidak menarik dari segi sajian materi ataupun penampilan,
sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti pada bahan ajar di sekolah MTs
Plus Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. Di sekolah MTs Plus Darul Ulum
Rejoso Peterongan Jombang dikelas VII Semester I sudah terdapat LKS,
hanyasaja didalamnya tidak banyak soal – soal yang bervariasi, juga dari segi
penampilan tidak menarik. Berikut adalah salah satu bahan ajar materi Persamaan
dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di sekolah MTs Plus Darul Ulum
Rejoso Peterongan Jombang.
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses pengembangan media Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis concept mapping untuk memfasilitasi pemahaman konsep
matematis siswa yang valid, efektif dan praktis.
2. Menghasilkan media pengembangan media Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis concept mapping untuk memfasilitasi pemahaman konsep
matematis siswa yang valid, efektif dan praktis..
1.4 Luaran yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dalam penelitian ini berupa media
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis concept mapping untuk memfasilitasi
pemahaman konsep matematis siswa sebagai media belajar untuk
pembelajaran matematika siswa SMP ataupun artikel ilmiah.
1.5 Manfaat
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis concept mapping untuk membantu siswa dalam memahami
konsep matematis materi trigonometri.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal pembelajaran matematika
utamanya pada pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
c. Penelitian ini memberikan kontribusi mengenai penggunaan Lembar
Kerja Siswa sebagai fasilitas di sekolah sehingga mampu
mengoptimalkan pemahaman matematika siswa materi trigonometri.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah dan guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak
sekolah maupun guru dalam usaha memfasilitasi siswa terhadap materi
trigonometri dengan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
concept mapping.
b. Bagi siswa, dengan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
concept mapping diharapkan mampu memfasilitasi pemahaman siswa
dalam pelajaran matematika materi trogonometri.
c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti
dan memotivasi peneliti untuk meningkatkan ilmu yang dimiliki.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Konsep
Salah satu aspek yang terkandung dalam pembelajaran matematika adalah
pemahaman konsep. Menurut Akmil, Armiati dan Rizal (2012) Pemahaman
konsep terdiri atas dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman
merupakan terjemahan dari comprehension yang berati “mengerti benar”.
Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal, apabila orang tersebut mengerti
benar dan mampu menjelaskan suatu hal yang telah dipahaminya. Sedangkan
konsep menurut Gagne (2012) adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat
mengelompokkan objek/kejadian. Jadi, pemahaman konsep adalah kemampuan
untuk memahami, memaknai, mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan
kembali konsep tersebut secara terperinci.
Menurut Dahar (2012) menyebutkan, “Jika diibaratkan, konsep-konsep
merupakan batu-batu pembangunan dalam berpikir”. Akan sangat sulit bagi siswa
untuk menuju ke proses pembelajaran yang lebih tinggi jika belum memahami
konsep. Zulkardi (2012) menyebutkan bahwa ”mata pelajaran matematika
menekankan pada konsep”. Artinya dalam mempelajari matematika siswa harus
memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-
soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata dan
mampu mengembangkan kemampuan lain yang menjadi tujuan dari pembelajaran
matematika.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam mempelajari dan menyelesaikan persoalan matematika siswa harus
mempunyai kemampuan untuk memahami konsep terlebih dahulu. Oleh karena
itu pemahaman konsep sangat penting untuk dipelajari oleh siswa. Dalam
penelitian ini pemahaman konsep diukur melalui indikator sebagai berikut:
1. Mampu menyatakan ulang suatu konsep
2. Mampu menunjukkan contoh dan non contoh
3. Mampu mengaplikasikan konsep
2009) peta konsep sebaiknya disusun secara hierarki, artinya konsep yang lebih
inklusif diletakkan pada puncak peta, dan makin kebawah konsep-konsep di
urutkan menjadi konsep yang kurang inklusif.
2.2.1 Deskripsi concept mapping yang dikembangkan
Menurut Nur (Dalam Trianto 2009:160) peta konsep ada empat macam,
yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep
siklus (cycle concept map ), dan konsep laba-laba (spider concept map,
sedangkan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pohon jaringan
Pohon Jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat sedangkan beberapa kata yang
lain dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis – garis itu pada peta konsep
menunjukkan hubungan antara ide-ide itu. Kata – kata yang ditulis pada garis
memberikan hubungan anatara konsep-konsep. Berikut contoh pohon jaringan
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research
anddevelopment) dan menggunakan model pengembangan Plomp karena lebih
sistematis, rinci dan efektif dibandingkan dengan model pengembangan yang lain.
3.2 Prosedur Penelitian
1. Fase infestigasi awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap investigasi awal ini adalah
mengumpulkan informasi permasalahan pembelajaran matematika terdahulu
khususnya mengenai materi trigonometri dan merumuskan pentingnya
mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis concept mapping untuk
memfasilitasi pemahaman konsep matematis siswa dengan metode observasi,
wawancara dan analisis dokumen.
2. Fase desain
pada fase ini lebih difokuskan kepada hasil yang telah didapatkan pada fase
investigasi awal, setelah itu merancang beberapa hal yang dibutuhkan untuk
penelitian ini
3. Fase realisasi
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan LKS dan
instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasil dari fase
realisasi adalah LKS dan instrumen-instrumen dalam kegiatan penelitian.
LKS yang dikembangkan harus sesuai dengan kajian teori yang ada
4. Fase tes, evaluasi dan revisi
Tujuan fase ini adalah untuk mendapatkan prototype final LKS. Pada tahap
ini dilakukan 3 kegiatan utama, yaitu (1) kegiatan validasi oleh validator, (2)
uji coba terbatas terhadap prototype hasil validasi dan (3) uji coba lapangan
untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan LKS
3.3 Subjek Uji Coba
Penelitian ini dilakukan di MTs Plus Darul Ulum Rejoso Peterongan
Jombang tepatnya pada siswi kelas VII semester I tahun ajaran 2018/2019.
Pemilihan subyek uji coba terbatas yaitu dengan kriteria kelompok atas, kelompok
tengah dan kelompok bawah. Uji coba terbatas dilakukan pada enam orang siswa
dilihat berdasarkan nilai akhir semester matematika. Berdasarkan analisis
pemilihan menurut Arikunto (2013), sedangkan untuk uji coba lapangan di
laksanakan kepada siswi kelas VII MTs Plus Darul Ulum sejumlah 23 siswi.
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada pengembangan
LKS ini berupa lembar validasi, lembar angket respon siswa, lembar tes
pemahaman konsep, dan lembar angket respon guru
8
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran biaya
Tabel 4.1 Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis pengeluaran Biaya
1 Peralatan Penunjang Rp. 230,000
2 Bahan habis pakai Rp. 381,500
3 Perjalanan Rp. 2,979,000
4 Lain-lain Rp. 4,294,500
Jumlah Rp. 7,885,000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi
Pembimbing
2. Fase infestigasi
awal
3. Fase design
4. Fase realisasi
5. Fase tes, evalusi
dan revisi
7. Penyusunan
Laporan
8. Pembuatan
Artikel Ilmiah
9. Presentasi Hasil
Penelitian
10
DAFTAR PUSTAKA