Laporan Modul Repro Kel. 5
Laporan Modul Repro Kel. 5
SISTEM REPRODUKSI
”DISTOSIA”
KELOMPOK 5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
Skenario
Seorang wanita, usia 30 tahun, tiba di unit gawat darurat RS pukul 06.00 dengan
keluhan sakit perut tembus ke belakang. Dari anamnesis diketahui ini adalah kehamilan kedua
dan keluhan sakit perut tembus ke belakang sejak tadi subuh. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa tanda vital batas normal, tinggi fundus 3 jari bawah prosesus Xyphoideus,
punggung di kiri ibu, bagian terendah kepala, perlimaan 3/5. Jarak antara simfisis pubis – tinggi
fundus uteri 37 cm, lingkar perut ibu 96 cm. Denyut jantung janin 140 x/mnt. His 2x dalam 10
menit dengan durasi 25-30 dtk. Pembukaan serviks 4 cm, selaput ketuban teraba, penurunan
sesuai bidang Hodge 2 dengan kondisi panggul dalam cukup. Pukul 9.00, ibu mengeluh keluar
air banyak berwarna jernih dari kemaluan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Denyut jantung
janin 130 x/mnt. His 3x dalam 10 menit dengan durasi 25-30 dtk bagian terendah kepala,
perlimaan 3/5. Pembukaan serviks 10 cm, selaput ketuban tidak teraba, penurunan sesuai
bidang Hodge 2.
Kata Sulit :
-His ialah suatu kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari fundus uteri.
-Hodge ialah garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
janin.
Pertanyaan
Jawaban
1. Tanda-tanda persalinan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase belakang
kepala berlangsung dalam 18-24 minggu tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada
janin.
Tanda-tanda permulaan persalinan:
a. Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP) terutama pada
primi para.
b. Perut kelihatan lebih besar/melebar, fundus uteri menurun.
c. Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian bawah janin.
d. False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan dipinggang karena adanya
kontraksi lemah dari uterus.
e. Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lender, darah dari
vagina (bloedy show).
1) Tipe gynecoid : bentuk pintu atas panggul seperti ellips melintan kiri kanan, hampir mirip
lingkaran. Diameter transversal terbesar terletak ditengah. Dinding samping pangggul
lurus. Merupakan jenis panggul tipikal wanita.
2) Tipe anthropoid : bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur anteroposterior.
Diameter transversal terbesar juga terletak di tengah. Dinding samping panggul juga
lururs. Merupakan jenis panggul tipikal golongan kera.
3) Tpe android : bentuk pintu atas panggul seperti segitiga. Diameter transversal terbesar
terletak di posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut yang
makin sempit kearah bawah. Merupakan jenis panggul tipikal pria.
4) Tipe platypelloid : bentuk pintu atas panggul seperti “kacang” atau “ginjal”. Diameter
tranversal terbesar juga terletak di tengah. Dinding samping panggul membentuk sudut
yang makin lebar kearah bawah.
Transversal 13,5
Obliq 12,5
Transversal 12,5
Pintu tengah panggul Anteroposterior 11,0 – 12,0
(midpelvis)
Interspinarum 10,5
Intertuberosum 10,5 – 11
Bidang Hodge
Bidang hodge sepanjang sumbu panggul yang sejajar dengan pintu atas panggul, untuk
patokan / ukuran kemajuan persalinan (penilaian penurunan persentasi janin)
Hodge I : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan promontorium. Bidang
ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
Hodge II : ialah bidang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian bawah
simfisis.
Hodge III : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II terletak setinggi spina
iskiadika kanan dan kiri. Pada rujukan lain, bidang Hodge III ini disebut juga bidang O.
Kepala yang berada diatas 1 cm disebut (-1) atau sebaliknya.
Bidang Hodge IV : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III terletak
setinggi OS koksigis.
GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orficium urethra externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis
Lapisan lemak dibagian anterior synphisis os pubis. Pada masa pubertas, daerah ini
mulai di tumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Dibagian bawah perineum, labia mayora menyatu
(pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis dibalik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos, dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan
ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 luba / orificium, yaitu orifivicium urethrae
externum, intorius vaginae, ductus glandulae bartholinii kanan – kiri, dan ductus slene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis, terutup lapisan tipis bermukosa yaitu
selaput darah/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran
darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atatu
fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi
tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk timbriae). Bentuk hymen postpartum
disebut parous.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cerviks uteri dibagian
cranial dorsal sampai ke vulva dibagian kaudoventral. Daerah disekitar cerviks disebut
forniks, dibagi dalam 4 kuadran: forniks anterior, forniks posterior, forniks laterla kiri dan
kanan. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir, dan untuk
kopulasi
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m. Levator ani, m. coccygeus) diafragma urogenitalis (m. Perinealis transversus
profunda, m. Constrictor urethra). Perineum meregang pada persalinan, dan kadang perlu di
potong (epistotomi) untuk memperbesar jalan lahir.
GENITALIA INTERNA
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi
dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, ishtmus dan serviks uteri. Proporsi ukuran
corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan da perkembangan
wanita.
Serviks Uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis dan pars supravaginalis. Terdiri dari
tiga komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat, dan elastin. Bagian luar di dalam rongga
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri eksternum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumner mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam,
arah cavum). Sebelum melahirkan lubang ostium uteri internum bulat kecil, setelah melahirkan
berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kauda posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot pilos tiga lapis
(dari luar kedalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkuler), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi cavum dinding uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat
pengaruh hormon˗hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke
anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Ligamentum penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamnetum ovarii, ligamentum sacrouterina proprium, ligamentum infundibulovelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum retrouterina.
Vascularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica / iliaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
Salping / Tuba Fallopi
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri˗kanan,
panjang 8˗14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars intertisialis, pars istchmica, pars ampullaris, serta pars
infundibulum dengan fimbriae, dengan karasteristik silia dan ketebalan dinding yang
berbeda˗beda pada setiap bagiannya.
Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
Pars ampullaris (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula/infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi didinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya kedalam tuba.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus.).
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri˗kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medulla.ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epitel ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon˗hormon steroid (estrogen
oleh tekainterna folkel, progesteron oleh korpus luteum paca ovulasi). Berhubungan dengan
pars infundibulum tuba fallopi melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Referensi
Prawihardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Edisi 4. 2016. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Hal 115, 296.
1. Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
3. Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik: di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan
timbul kontraksi uterus.
1) Keluar lendir/darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar
3) Selaput ketuban pecah spontan
Pematangan dan pembukaan serviks (cervicl effacement) pada primigravida berbeda dengan
pada multipara:
1) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan,
pada multipara, serviksa telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung
terjadi proses penipisan dan pembukaan
2) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium
tampak berbentuk seperti garis lebar)
3) Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (± 20 jam) dibandingkan multipara (±14
jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap. Berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput ketuan
mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2:
1) Bagian bawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2) Ibu timbul persaan / refleks ingin mengejan yang lebih berat.
3) Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis).
4) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput dibawah, simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar / hipomoklion) ; selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5) Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).
1) Kepala masuk pintu atas panggul : kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
2) Kepala turun kerongga panggul, akibat : (1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus
kearah lateral bokong, (2) tekanan dari cairan amnion, (3) kontaksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan (4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3) Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke thoraks, posisi kepala berunah dari
diameter oksipito ˗ frontalis menjadi diameter suboksipito ˗ bregmatikus.
4) Rotasi inetrna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun ˗
ubun kecil ke arah depan (kebawah simphisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diamteter biparietalis.
5) Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terkadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut ˗ turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
6) Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul denga posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7) Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan
kaki.
c. Persalinan kala 3 (fase pengeluaran plasenta)
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
plasenta dari cavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari snetral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi marginal (Matthews ˗ Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak semtral dan marginal. Pelepasan plasenta
terjadi karena perlekatana plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga
pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontaksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / diatas
pusat. Plasenta lepas spontan 5 ˗ 15 menit setelah bayi lahir.
Sampai dengan 1 jam post partum, dilakukan observasi. 7 pokok penting yang harus
diperhatikan pada kala 4 yaitu:
1) Kontraksi uterus harus baik,
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain.
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) Kandung kencing harus kosong,
5) Luka ˗ di perineum harus di rawat dan tidak ada hematoma,
6) Resume keadaan umum bayi, dan
7) Resume keadaan umum ibu.
Referensi :
Prawihardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Edisi 4. 2016. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Hal 115, 296.
Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada
multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Faktor herediter
mungkin memegang peranan pula dalam kelainan his. Sampai seberapa jauh faktor emosi
(ketakutakan dan lain-lain) mempengaruhi kelainan his, belum ada persesuaian paham
antara para ahli. Satu sebab yang penting dalam kelainan his, khusunya inersia uteri, ialah
apabila bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus seperti
misalnya kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalopelvik. Peregangan rahim yang
berlebihan pada kehamilan ganda maupun hiroamnion juga dapat merupakan penyebab
dari inersia uteri yang murni. Akhirnya gangguan pembentukan uterus pada masa
embrional, misalnya uterus bikornus unikollis, dapat pula mengakibatkan kelainan his.
Akan tetapi pada sebagian besar kasus, kurang lebih separuhnya, penyebab inersia uteri ini
tidak diketahui.
a. Inersia Uteri
his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih
dahulu daripada bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainannya
terletak dalam hal bahwa kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang daripada
biasa. Keadaan umum penderita biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama
ketuban masih utuh umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun bagi janin,
kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu
dan mortalitas janin naik.
Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. Kalau
timbul setelah berlangsungnya his kuat untuk waktu yang lama , hal itu dinamakan
inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung
demikian lama sehingga dapat menimbulkan kelelahan otot uterus, maka inersia uteri
sekunder seperti yang digambarkan di atas jarang ditemukan, kecuali pada wanita yang
tidak diberi pengawasan baik waktu persalinan. Dalam menghadapi inersia uteri harus
diadakan penilaian yang seksama untuk menentukan sikap yang harus diambil. Jangan
dilakukan tindakan tergesa-gesa untuk mempercepat lahirnya janin. Tidak dapat
diberikan waktu yang pasti, yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk membuat
diagnosis inersia uteri, atau untuk memulai terapi aktif.
Diagnosis inersia uteri paling sulit dalam masa laten,untuk hal ini diperlukan
pengalaman. Kontraksi uterus yang disertai rasa nyeri, tidak cukup untuk membuat
diagnosis bahwa persalinan sudah mulai. Untuk sampai pada kesimpulan ini diperlukan
kenyataan bahwa sebagai akibat kontraksi itu terjadi perubahan pada serviks, yakni
pendataran dan/atau pembukaan. Kesalahan yang sering dibuat ialah mengobati
seorang penderita untuk inersia uteri, padahal persalinan belum mulai (false labour).
His terlampau kuat atau juga disebut hypertonic uterine contraction. Walaupun
pada golongan coordinated hypertonic uterine contraction bukan merupakan penyebab
distosia, namun hal ini dibicarakan juga di sini dalam rangka kelainan his. His yang
terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang
sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam, dinamakan partus
presipitus: sifat his normal, tonus otot di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada
kekuatan his. Bahaya partus presipitus bagi ibu ialah perineum, sedangkan bayi bias
mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan
kuat dalam waktu yang singkat. Batas antara bagian atas dan segmen bawah atau
lingkaran retraksi menjadi sangat jelas dan meninggi. Dalam keadaan demikian
lingkaran dinamakan lingkaran retraksi patologik atau lingkaran Bandl. Ligamenta
rotunda menjadi tegang serta lebih jelas teraba, penderita merasa nyeri terus menerus
dan menjadi gelisah. Akhirnya, apabila tidak diberi pertolongan, regangan segmen
bawah uterus melampaui kekuatan jaringan; terjadilah ruptura uteri.
Di sini sifat his berubah. Tonus otot terus meningkat, juga di luar his, dan
kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara
kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas,
tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Di
samping itu tonus otot uterus yang menarik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras
dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His jenis ini juga
disebut sebagai uncoordinated hypertonic uterine contraction. Kadang-kadang pada
persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan
spasmus sirkuler setempat, sehingga terjadi penyempitan kavumuteri pada tempat itu.
Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran konstriksi. Secara teoritis lingkaran
ini dapat terjadi di mana-mana, akan tetapi biasanya ditemukan pada batas antara
bagian atas dan segmen bawah uterus. Lingkaran konstriksi tidak dapat diketahui
dengan pemeriksaan dalam, kecuali kalau pembukaan sudah lengkap, sehingga tangan
dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Oleh sebab itu jika pembukaan belum
lengkap, biasanya tidak mungkin mengenal kelainan ini dengan pasti. Adakalanya
persalinan tidak maju karena kelainan pada serviks yang dinamakan distosia servikalis.
Kelainan ini bisa primer atau sekunder. Distosia servikalis dinamakan primer kalau
serviks tidak membuka karena tidak mengadakan relaksasi berhubung dengan
incoordinate uterine action. Penderita biasanya seorang primigravida. Kala I menjadi
lama, dan dapat diraba jelas pinggir serviks yang kaku. Kalau keadaaan ini dibiarkan,
maka tekanan kepala terus menerus dapat menyebabkan nekrosis jaringan serviks dan
dapat mengakibatkan lepasnya bagian tengah serviks secara sirkuler. Distosia servikalis
sekunder disebabkan oleh kelainan organik pada serviks, misalnya karena jaringan
parut atau karena karsinoma. Dengan his kuat serviks bisa robek, dan robekan ini dapat
menjalar ke
bagian bawah uterus. Oleh karena itu, setiap wanita yang pernah mengalami operasi
pada serviks, selalu harus diawasi persalinannya di rumah sakit.
a. Presentasi Muka
b. Presentasi Dahi
c. Letak sungsang
- Letak bokong murni (Frank breech): bokong saja yang menjadi bagian depan
sedangkan bagian tungkai lurus ke atas.
- Letak lutut atau letak kaki (Incomplete breech): teraba satu kaki, atau lutut.
Dari letak-letak ini, letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya
terdapat di kiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda
dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada
primigravida.
1) CPD absolut
perbedaan antara kepala janin dengan panggul ibu sedemikian rupa sehingga
menghalangi terjadinya persalinan per vaginam dalam kondisi optimal sekalipun
2) CPD relatif
jika akibat kelainan letak, kelainan posisi atau kelainan defleksi sedemikian upa
sehingga menghalangi persalinan per vaginam.Kurangnya diameter panggul dapat
menyebabkan distosia. Kesempitan panggul dapat terjadi pada : pintu atas panggul,
bidang tengah panggul pintu bawah panggul atau kombinasi
diantaranya.
Pada kehamilan aterm, ukuran rata-rata Ø biparietal - BPD 9.5 – 9.8 cm.
Sehingga kepala janin yang normal tidak mungkin dapat melewati panggul bila
Ø AP – PAP < 10 cm. Perlu diingat bahwa ibu yang bertubuh kecil, biasanya
memiliki panggul yang kecil namun anak dalam kandungan ibu yang dimaksud
biasanya juga kecil. Dalam keadaan normal, bila ketuban masih utuh dilatasi
servik dibantu pula dengan tekanan hidrostatik pada selaput ketuban atau bila
sudah pecah, dilatasi servik terjadi akibat tekanan langsung bagian terendah
janin terhadap servik serta penebalan fundus uteri dan penipisan segmen bawah
rahim. Pada kasus kesempitan panggul dimana kepala janin masih berada diatas
PAP, semua tekanan hidrostatik disalurkan pada bagian selaput ketuban yang
berada diatas ostium uteri internum sehingga sering terjadi peristiwa Ketuban
Pecah Dini-KPD pada kasus kesempitan PAP. Setelah ketuban pecah, tidak
adanya tekanan hidrostatik pada selaput ketuban pada daerah servik dan
Segmen Bawah Rahim menyebabkan kontraksi uterus menjadi tidak efektif
bagi jalannya persalinan normal. Kesempitan PAP merupakan predisposisi
terjadinya kelainan presentasi. Pada wanita dengan kesempitan panggul, angka
kejadian letak muka dan letak lintan meningkat 3 kali lipat dan angka kejadian
prolapsus talipusat meningkat 5 – 6 kali lipat.
- Apex segitiga posterior ujung vertebra sacralis terakhir ( bukan ujung coccyx).
a) Edema vulva
Terjadi pada preeklamsi dan gangguan gizi atau malnutrisi pada persalinan yang
lama atau persalinan terlantar.
b) Stenosis vulva
Terjadi sebagai akibat perlukaan atau infeksi dengan parut-parut yang kaku atau
dapat mengecilkan vulva (stenosis). Dengan episiotomi persalinan akan berjalan
lancar.
c) Tumor vulva
Dapat berupa abses Bertholini atau kista atau suatu kondilomata. Karena tidak
terlalu besar tidak akan menghalangi persalinan.
1. Kelainan vagina
Walaupun jarang, hal ini dapat menghalangi jalan lahir. Kalau stenosis agak tinggi
dan kaku dianjurkan untuk melakukan seksio sesarea dalam janin.
b. Tumor vagina
Berupa kista Gardner yang kalau besar dapat menghalangi jalannya persalinan.
Apakah dapat ditunggu persalinan pervaginam atau seksio sesarea tergantung
pada besarnya tumor.
3. Kelainan serviks uteri
4. Kelainan uterus
5. Kelainan ovarium : tumor ovarium
Referensi
Cunningham F. G et al. Distosia. Obstetri Williams. Edisi ke-21. Jakarta: EGC, 2005.
Prawirohardjo Sarwono. Persalinan Lama. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-3.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.
d. Fistula
Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis maka sebagian kandung
kemih, serviks, vagina, rektum terperangkap diantara kepala janin dan tulang-tulang
pelvis mendapat tekanan yang berlebihan. Akibat kerusakan sirkulasi, oksigenisasi
pada jaringan-jaringan ini menjadi tidak adekuat sehingga terjadi nekrosis, yang dalam
beberapa hari diikuti dengan pembentukan fistula. Fistula dapat berubah vesiko-vaginal
(diantara kandung kemih dan vagina), vesiko-servikal (diantara kandung kemih dan
serviks) atau rekto-vaginal (berada diantara rektum dan vagina). Fistula umumnya
terbentuk setelah kala II persalinan yang sangat lama dan biasanya terjadi pada
nulipara, terutama di negara-negara yang kehamilan para wanitanya dimulai pada usia
dini.
e. Sepsis puerferalis
Sepsis puerferalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi setiap saat
antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah
persalinan atau abortus dimana terdapat gejala-gejala : nyeri pelvis, demam 38,50c atau
lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang abnormal, berbau busuk
dan keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Infeksi merupakan
bagian serius lain bagi ibu dan janinya pada kasuspartus lama dan partus tak maju
terutama karena selaput ketuban pecah dini. Bahaya infeksi akan meningkat karena
pemeriksaan vagina yang berulang-ulang.
b. Kematian Janin
Jika partus tak majudibiarkan berlangsung lebih dari 24 jam maka dapat
mengakibatkan kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada
plasenta dan korda umbilikus. Janin yang mati, belum keluar dari rahim selama 4-5
minggu Mengakibatkan pembusukan sehingga dapat mencetuskan terjadinya koagulasi
intravaskuler diseminata (KID) keadaan ini dapat mengakibatkan hemoragi, syok dan
kematian pada maternal.
Referensi
1. Partus Tak Maju.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19884/4/Chapter%20II.pdf (Diakses
6 Maret 2017)
2. Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
PT Bina Pustaka. Jakarta
· 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis pubis
· 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul
· 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul
· 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diats simfisi dan
(3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat
digerakkan)
· 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang berada d
iatas simfisis dan 4/5 bagian telah masauk ke dalam rongga panggul
· 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan
seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul
Referensi
Saifudin, A.B, 2001. Buku Acuan Nasional, pelayanan kesehatan maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Catat hasil analisis dan seluruh tindakan dalam rekam medis lalu jelaskan pada ibu dan
keluarga hasil analisis serta rencana tindakan.
1. KementerianKesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: KementerianKesehatan RI. 2013(Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
2. WHO. Managing prolonged and obstructed labour. Education for safe motherhood.
2ndEd.Department of making pregnancysafer. Geneva: WHO. 2006.(World Health
Organization, 2006)
8. Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan Luar
Distansia oblikua eksterna = jarak antara spina iliaca posterior sinistra dan spina
iliaca anterior superior sinistra. Pada panggul normal, kedua ukuran ini tidak
banyak berbeda namun pada panggul asimetrik kedua ukuran jelas berbeda.
spinosus lumbal 5.
Distansia tuberum (± 10,5 cm) = jarak antara tuber ischiadica dextra et sinistra.
harus ditambah 1,5 cm karena adanya jaringan subkutis antara tulang dan ujung
jangka. Bila jarak ini kurang dari normal, maka arkus pubis lebih kecil dari 90
derajat.
Ibu posisi setengah duduk, tempelkan ujung pita meteran mulai dari tepi atas
dinding depan abdomen hingga ke puncak fundus. Tinggi fundus adalah jarak
Pemeriksaan Leopold
Leopold 1 = untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada
Leopold 4 = untuk menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh bagian
Letak
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu.
Letak melintang = sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu
Letak oblik = sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu.
Posisi
Presentasi
Presentasi Kepala
kanan depan)
melintang.
Presentasi Bokong
a. Bokong sempurna (Complete Breech) = kedua tungkai berada di samping
bokong
c. Bokong kaki = tungkai terlipat pada lipat paha dan lekuk lutut
Presentasi kaki
Presentasi lutut
Presentasi bahu
- Pada fase aktif, minimal terjadi 3 kontraksi dalam 10 menit dan durasi setiap
- Melakukan inspeksi pada vulva, vagina & perineum. Menilai apakah terdapat
luka / massa, lesi herpes, varises vulva, kondiloma, jaringan parut pada vagina
dan perineum.
- Menilai cairan vagina, apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau
meconium.
perika DJJ.
Jika mekonium encer & DJJ normal, terus pantau DJJ. Jika ada
- Nilai pendataran serviks : proses penipisan serviks sebelum atau selama proses
persalinan
Penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk ke
dalam rongga panggul. Bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil PDV dengan
Bidang Hodge digunakan untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin
- Hodge I : bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan promontorium.
- Hodge II : bidang yang sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian bawah
simfisis
- Hodge III : bidang yang sejajar dengan Hodge I dan II, terletak setinggi spina
- Hodge IV : bidang yang sejajar dengan Hodge I, II, dan III terletak setinggi os
koksigeus
Partograf
No. register, nama, umur, gravid, paritas, abortus, tanggal, jam kedatangan ibu.
Dicantumkan pula awal mula sakit perut dan waktu terjadinya pecah ketuban.
2. Kondisi janin
Warna dan adanya air ketuban : dinilai setiap kali melakukan PDV
K : ketuban pecah dan tidak ada air ketuban yang mengalir (kering)
menyesuaikan diri dengan bagian panggul ibu. Tulang kepala yang saling tumpang
3. Kemajuan Persalinan
Garis waspada dimulai pada fase aktif (pembukaan 4 cm) dan berakhir
Terdapat kotak untuk mencatat waktu actual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
sedang menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
4. Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima jalur kotak dengan tulisan “kontraksi
per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetes
per menit.
Obat-obatan lain dan cairan IV : catat semua pemberian obat tambahan atau
6. Kondisi ibu
nadi dicatat tiap 30 menit, tekanan darah dicatat setiap 4 jam, dan temperature
Volume urin, protein, aseton ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya
tiap 2 jam. Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
Referensi :
Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal oleh jaringan nasional
ًع َلقَةَ َسللَ ٍة ِ ِّم ْن ِطي ٍْن ○ ث ُ َّم َجعَ ْل َناهُ نُ ْطفَةً فِ ْى قَ َر ٍار َّم ِكي ٍْن ○ث ُ َّم َخ َل ْقنَا ال ُّن ْطفَة
ُ سانَ ِم ْن َ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اْ ِإل ْن
َارك َ ضغَ َة ِع َظا ًما َف َك
َ س ْونَا ا ْل ِع َظا َم لَحْ ًما ثُ َّم أ َ ْنشَأْنهُ َخ ْلقا ً َء
َ َفتَ َب,اخ َر ْ َف َخ َل ْقنَا ا ْل َعلَقَ َة ُم
ْ ضغَ ًة َف َخ َل ْقنَا ا ْل ُم
○ َسنُ ا ْل َخا ِل ِق ْين
َ ْهللا ُاَح
Artinya:
12. Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari pati tanahَ
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.
Artinya:
7. Dan segaka sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya dengan sebaik-baiknya,
dan dimulainya mencipyakan manusia dari tanah.
8. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina.
9. Kemudian Ia membentuknya dan meniupkan kedalamnya sebagian dari ruh-
Nya, dan dijadikannya untuk kamu pendengaran,penglihatan dan hati (pikiran dan
perasaan). Sedikit sekali kamu bersyukur. (QS. As-Sajdah/32:7-9)
Ayat tersebut mengisyaratkan adanya proses penciptaan manusia dalam alam
arham (masa kehamilan), yang diawali dengan “sulalah min tin”, kemudian
“menjadi nutfah, ‘alaqah, mudghah, ‘izaman, lahman dan khalqan”. Penciptaan
manusia, berasal dari sulalah min tin, artinya saripati tanah, yaitu inti zat-zat yang
ada dalam tubuh wanita dalam bentuk ovum dan dalam diri laki-laki dalam bentuk
sperma. Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma, atau zygote, disebut nutfah.
Setelah terjadi pembuahan, zygote berjalan secara perlahan melalui tuba fallopi,
menuju rahim. Setelah menempel di dinding rahim, berubah menjadi ‘alaqah.
Istilah ‘alaqah, biasa diterjemahkan dengan segumpal darah. Penggunaan istilah
‘alaqah oleh al-Qur’an sangat tepat, karena posisi zygote menggantung di dinding
rahim. ‘Alaqah juga berarti sesuatu yang menggantung. Proses berikutnya, berubah
menjadi mudghah, yang bentuknya seperti sekerat daging, kemudian tumbuh tulang
(‘izamaman) tulang dibungkas daging (lahman), selanjutnya menjadi khlaqan akhar
(makhluk janin, yang sudah berbeda dengan kondisi awal terjadinya manusia).
Kemudian Allah meniupkan ruh dalam janin.
ٍ ت ثَل
ث ُ ق فِ ْى
ٍ ظلُُُ َما ٍ ط ْو ِن ا ُ َّمهَاتِ ُك ْم َخ ْل ًقا ِ ِّم ْن بَ ْع ِد َخ ْل
ُ ُيَ ْخلُقُ ُك ْم فِ ْى ب....
Artinya: ……Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. (QS. Az-Zumar/39:6)
سيًا ُ (فَ َح َملَتْهُ فَا ْنتَبَذَتْ بِ ِه َمكَانًا قَ ِصيًّا * فَأَجَا َء َها ا ْل َم َخ
ْ َاض إِ َلى ِج ْذعِ ال َّن ْخلَ ِة قَالَتْ َيا لَ ْيتَنِي ِمتُّ قَ ْب َل َهذَا َو ُك ْنتُ ن
َ ساقِ ْط
علَي ِْك َ سيًّا * فَنَادَا َها ِم ْن تَحْ تِهَا أ َ َّّل تَحْ َزنِي قَ ْد َج َع َل َربُّ ِك تَحْ تَ ِك
َ ُ س ِريًّا * َوه ِ ُِّزي إِلَي ِْك بِ ِج ْذعِ النَّ ْخلَ ِة ت ِ َم ْن
َّ ع ْينًا فَ ِإ َّما ت َ َر ِينَّ ِمنَ ا ْلبَش َِر أ َ َحدًا فَقُو ِلي إِنِِّي نَذَ ْرتُ ِل
لرحْ َم ِن ص َْو ًما فَلَ ْن أ ُ َك ِِّل َم َ ُر َطبًا َجنِيًّا * فَ ُك ِلي َواش َْر ِبي َوقَ ِ ِّري
]26-22 :سيًّا) [مريم ِ ا ْليَ ْو َم ِإ ْن
” Maka Maryam mengandungnya (hamil), lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak
memaksa ia (besandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata:”Aduhai, alangkah
baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi
dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:“Janganlah kamu
bersedih hati, sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. maka makan, minum dan
bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka
katakanlah:”Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha
Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari
ini.”. (QS. Maryam: 22-26)
Dan jika kita perhatikan ayat-ayat al-Qur’an, maka kita temukan bahwa
kata ( تَحْ َزنِيberduka/sedih) datang satu kali lagi pada ibu
علَ ْي ِه فَأ َ ْل ِقي ِه فِي ا ْليَ ِ ِّم َو َّل ت َ َخافِي َو َّل تَحْ َزنِي ِإنَّا َرادُّوهُ إِلَي ِْك ِ سى أ َ ْن أ َ ْر ِض ِعي ِه فَ ِإذَا ِخ ْف
َ ت َ (وأ َ ْو َح ْينَا إِلَى أ ُ ِ ِّم ُمو
َ
]7 :س ِلينَ ) [القصص َ َوجَا ِعلُوهُ ِمنَ ا ْل ُم ْر
” Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:”Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir
terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir
dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para
rasul.”. (QS. Al-Qashash: 7)
.]13 :ّللاِ حَق َولَ ِكنَّ أَ ْكث َ َر ُه ْم َّل يَ ْعلَ ُمونَ ) [القصص
َّ ع ْينُهَا َو َّل تَحْ َزنَ َو ِلتَ ْعلَ َم أَنَّ َو ْع َد
َ (فَ َر َد ْدنَاهُ ِإلَى أ ُ ِ ِّم ِه ك َْي تَقَ َّر
” Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak
berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”. (QS. Al-Qashash: 13)
Dan lihatlah wahai saudaraku tercinta, bagaimana Perintah Ilahi diulang tiga kali
dalam kisah ini:
) َ(أ َ َّّل تَحْ َزنِي – َو َّل تَحْ َزنِي – َو َّل تَحْ َزن
(supaya kamu jangan bersedih – jangan bersedih – dia (ibu Musa ‘alaihissalam)
tidak bersedih)
Dan ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin agar kita tidak
bersedih, padahal kita ketahui bahwa kesedihan adalah sifat manusiawi resep yang
kita tidak bisa terbebas darinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersedih
atas meninggalnya anak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Nabi
Ya’qub‘alaihissalam pernah bersedih ketika berpisah
denganYusuf ‘alaihissalam anaknya. Oleh sebab itu, kisah-kisah al-Qur’an ini
menghibur Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi beliau
tambahan kesabaran, agar beliau bergembira dengan rahmat Rabbnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya
Referensi
Al-Qur’an dan Al-Hadits