Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan persoalan vital bagi setiap segi kemajuan dan perkembangan
manusia pada khusunya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan dalam segi pendidikan maka
akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa yang ke arah
lebih baik dan maju. Peningkatan kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan
membutuhkan waktu yang panjang dan keterlibatan berbagai komponen dan elemen.
Dewasa kini banyak orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Dilain pihak
banyak pula yang mengembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan pentingnya
rekonstruksi atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran, ironinya sangat sedikit sekali
para pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang berbicara mengenai soal pemecahan
masalahnya (problem solving) perbaikan pendidikan dan pengajarannya agar lebih maju dan
mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil dari
pemerintah pusat Indonesia maka peran sekolah berkewajiban untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah merupakan faktor
penentu, penggerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah, agar segala komponen yang
di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala
Sekolah yang berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, leader, motivator dan
supervisor sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat besar, besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan
merupakan tantangan bila dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan
masyarakat terhadap merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi refleksi bagi
para guru yang tidak kompeten dan profesional. Guru profesional bukan hanya sekedar dapat
menguasai materi dan sebagai alat untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat
mentransformasikan pengetahuan, nilai dan kebudayaan kearah yang dinamis yang menuntut
produktifitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing.
Dalam konteks ini sebenarnya guru yang kurang profesional sangat membutuhkan
bimbingan dan arahan dari orang lain atau supervisor dalam memecahkan masalah-masalah

1
yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya seperti masalah kurang
pahamnya tujuan pendidikan, tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional dan operasional.
Sehingga peran guru yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan akan dapat
tercapai jika semua permasalahan yang dihadapi oleh para guru dapat dipecahkan dengan
baik. Dan seorang yang disebut supervisor yang mempunyai fungsi sebagai pembimbing,
mengarahkan, membantu dalam hal ini adalah Kepala Sekolah (supervisor) yang setiap hari
langsung berhadapan dengan guru.
Supervisi merupakan salah satu fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan
profesionalisme guru dalam melaksanakan pengajaran. Sehubungan dengan pentingnya
aktifitas supervisi sekolah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru pada khususnya
dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya, maka dalam penulisan makalah ini akan
dibahas seputar aktivitas supervisi pendidikan atau sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas mutu pendidikan Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Definisi Supervisi Pendidikan ?
1.2.2 Tujuan Supervisi Pendidikan ?
1.2.3 Fungsi Supervisi Pendidikan ?
1.2.4 Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan ?
1.2.5 Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan ?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Mengetahui definisi supervise Pendidikan
1.3.2 Mengetahui tujuan supervise Pendidikan
1.3.3 Mengetahui fungsi supervise Pendidikan
1.3.4 Mengetahui prinsip-prinsip supervise Pendidikan
1.3.5 Mengetahui teknik-teknik supervise Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Supervisi Pendidikan

Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision.
Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan
dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang
berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan
kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan
mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata – mata
kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.

Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau
tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar dan belajar pada khususnya. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan
bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan
supervisi disebut supervisor.

Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :

a. Good Carter

Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam


memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar.

b. Boardman.

Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan


membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun
secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap

3
murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi
modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat
modern.

c. Wilem Mantja (2007)

Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang
dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang
harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu
pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru
murid) dan peningkatan mutu pendidikan

d. Kimball Wiles (1967)

Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the


development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor
manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar
mengajar yg lebih baik.

e. Mulyasa (2006)

Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai
supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih
independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.

2.2 Tujuan Supervisi Pendidikan

Adapun tujuan supervisi dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru
(dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya,
terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.

4
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus supervisi meliputi:

a. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar
dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal.
b. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa
mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
c. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada
diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga.
d. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan
belajar siswa.
e. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya
suasana kinerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.
f. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi
yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupan sekolah pada umumnya,
khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

2.3 Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi supervisi menyangkut bidang kepemimpinan, hubungan kemanusiaan, pembinaan


proses kelompok, administrasi personil, dan bidang evaluasi. Pengertian supervisi tersebut,
mempertegas bahwa supervisi dilakukan secara intensif kepada guru. Hal ini, secara tidak
langsung berdampak pada prestasi belajar siswa. Berpijak pada keterangan ini, maka supervisi
pendidikan mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan


b. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yan terkait
dengan pendidikan
c. Sebagai kegiatan dalam hal memimpin dan membimbing

5
Dari sini, supervisi pendidikan bisa mencerahkan dan memperbaiki secara konsisten program
lembaga pendidikan sehingga meraih kesuksesan.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Nadhirin, fungsi supervisi yaitu pertama, fungsi
peningkatan mutu pembelajaran yang tertuju pada aspek akademik yang terjadi di ruang kelas
ketika guru sedang memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada siswa. Kedua, fungsi
memicu unsur yaitu berfungsi sebagai alat penggerak terjadinya perubahan yang tertuju pada
unsur-unsur yang terkait dengan atau bahkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran. Ketiga, fungsi membina dan memimpin yaitu pelaksanaan
supervisi pendidikan diarahkan kepada guru dan tenaga tata usaha.

Menurut Nadhirin, fungsi supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh supervisor
dalam rangka membina para guru agar kualitas proses pembelajaran dan hasilnya meningkat,
serta mengupayakan agar guru lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat menyesuaikan dengan
tuntutan profesi yang ada.

2.4 Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan mempunyai prinsip-prinsip sebagai aktivitas pembinaan guru, antara


lain hendaknya supervisi dilaksanakan secara:

1. Ilmiah (scientific) yang berarti harus sistematis yaitu dilaksanakan secara teratur,
berprogram dan kontinu, obyektif yaitu berdasar pada data dan informasi, menggunakan
instrumen yang dapat memberi data atau informasi sebagai bahan untuk mengadakan
penilaian terhadap proses pembelajaran.
2. Demokratis, yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang
kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3. Kooperatif, yaitu mengembangkan usaha bersama untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang lebih baik.
4. Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk akif
dalam menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.

6
Menurut Suharsimi Arikunto, prinsip-prinsip supervisi pendidikan ialah:

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf
sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari
kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.
3. Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanaan akan memberikan saran atau umpan
balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya
hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi.
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat berisi hal-hal penting yang
diperlukan untuk membuat laporan.

Sutisna mengidentifikasi sembilan prinsip kegiatan supervisi yaitu:

1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan, ia adalah pelayanan yang
bersifat kerjasama.
2. Semua guru berhak mendapatkan layanan supervisi.
3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil
sekolah.
4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan.
5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua staf
sekolah dan juga supervisi bertujuan untuk menciptakan hubungan antara sekolah dan
masyarakat menjadi lebih dekat dan saling memiliki.
6. Tanggung jawab dalam pengembangan supervisi berada pada kepala sekolah dan para
penilik atau pengawas di wilayahnya.
7. Harus ada dana yang memadai dalam pelaksanaan program supervisi ini dan dimasukkan
ke dalam anggaran tahunan.
8. Efektivitas program supervisi hendaknya mendapatkan laporan yang teradministratif.
9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan
penelitian pendidikan yang mutakhir.

7
2.5 Teknik-Teknik Supervisi

Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.

Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan pengajaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai
supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi.
Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan
situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi.

Supervisor dalam meningkatkan program sekolah dapat menggunakan berbagai teknik


atau metode supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam
menyelenggarakan program supervisi pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. Berikut uraiannya

1. Teknik Individual (Individual Technique)

Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervise,
baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini yang disupervisi mungkin juga
perseorangan, tapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan
perseorangan atau individu. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Kunjungan kelas (classroom visitation)

Kunjungan kelas bisa dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau pembina lainnya.
Dengan cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas tertentu untuk melihat guru yang sedang
mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini kunjunagn kelas dimaksudkan untuk melihat dari
dekat situasi dan suasana kelas secara keseluruhan. Apabila dari kunjungantersebut dijumpai hal-
hal yang baik atua kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat
mengundang guru atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam tentang kejadian tersebut.
Yang penting untuk diingat adalah bahwa dengan kunjungan kelas seperti ini sebaiknya

8
deperoleh hasil dalam bentuk bantuan atau pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dengan kata lain sebaiknya terjadi diskusi yang akrab dan dialog yang hangat
antara supervisor dengan guru atau siswa sehingga diperoleh kesepakatan yang harmonis.

b. Observasi kelas ( classroom observation)

Observasi kelas adalah kunjungan yang dialakukan supervisor kesebuah kelas denagn
maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang
bersangkutan.

⸞ Tujuannya:

a) Memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat
digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memprbaiaki
hal belajar-mengajar.

b) Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah kearah
yang lebih baik.

c) Bagi murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh pasotif terhadap
kemajuan belajar mereka.

⸞ Aspek-aspek yang diobservasi:

a) Usaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.

b) Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam hubungan penggunaan bahan dan alat/media
pembelajaran.

c) Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam memperoleh pengalaman belajar.

d) Lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas dan faktor-
faktor penunjang lainnya.

c. Wawancara perseorangan ( Individual interview )

Dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki adanya jawaban dari
individu tertentu. Hal ini dapat dilakukan, pertama apabila ada masalah khusus pada individu

9
guru yang penyelesainnya tidak boleh didengar oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor ingin
mengecek kebenaran data yang sudah dikumpulkan dari orang lain. Dalam hal ini teknik
perseorangan adalah hal yang tepat agar orang yang diwawancarai tidak terpengaruh oleh
pendapat orang lain.

d. Wawancara kelompok (group interview)

Segala sesuatu biasanya mengandung kelebihan dan kekurangan, seperti pada wawancara
perseorangan memiliki banyak keuntungan karena apa yang diperoleh supervisi adalah pendapat
murni pribadi yang diwawancarai. Namun dibalik itu ada saja individu, terutama yang kurang
mempunyai kepercayaan diri, akan lebih tepat digali pendapatnya apabila ada pendamping.
Mungkin sekali pada waktu dia sendirian, merasa kurang berani mengemukakan pendapat, tetapi
ketika ada orang lain, dia menjadi nyerocos dalam mengemukakan pendapat. Sebagai alasan
utama adalah bahwa ketika orang beramai-ramai mengemukakan pendapat, dia berharap
pewawancara tidak terlalu ingat siapa yang berkata seperti apa yang dia katakan

Teknik wawancara ini biasa dikenal dengan round table (meja bundar). Dikatakan
demikian karena round table menghendaki adanya persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu situasi
dan peraturan duduk dalam diskusi hendaknya memang dalam posisi lingkaran yang bundar,
dimana masing-masing anggota kelompok memiliki kedudukan dan hak yang sama. Demikian
juga pewawancara hendaknya duduk juga dalam lingkaran, berada dalam anggota kelompok
yang lain.

2. Teknik Kelompok

Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam suatu kelompok. Beberapa orang yang diduga memiliki masalah
dikelompokkan secara bersama kemudian diberi pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan
yang mereka hadapi. Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di
antaranya yang lebih umum adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teacher)

Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana
kerja yang baru. Beberapa hal yang disajikan adalah:

10
1) Sistem kerja sekolah tersebut.

2) Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah.

b. Rapat Guru

Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk:

1) Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep umum


maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi tanggung jawab
bersama.

2) Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan mereka.

c. Lokakarya (Workshop)

Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-
petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja
secara kelompok maupun bersifat perseorangan.

Ciri-ciri workshop pendidikan meliputi:

1) Masalah yang dibahas bersifat “life centered” dan muncul dari peserta sendiri.

2) Cara pemecahan masalahnya dengan metode pemecahan “musyawarah dan


penyelidikan”.

d. Diskusi Panel

Adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan atau
pendengar untuk memecahkan suatu problema dan para panelis terdiri dari orang-orang yang
dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan.

1) Tujuannya:

a) Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar memperoleh lebih banyak
pengetahuan mengenai maslah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang.

11
b) Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan perhatian terhadap masalah
yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai hasil interaksi dari para panelis.

e. Symposium

Adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah untuk
mengumpulkan beberapa sudut pandang mengenai suatu masalah.

Tujuaanya adalah untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang


yang berbeda-beda tentang suatu problema.

f. Penataran-penataran (in-service training)

Teknik ini dapat dilakukan disekolah sendiri dengan mengundang narasumber, tetapi
dapat diselenggarakan bersama antar beberapa sekolah, jika diinginkan biaya yang lebih irit.
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak
dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang
metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa
penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka
tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut
(follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.

g. Seminar

Seminar adalah suatu bentuk mengajar belajar kelompok dimana sejumlah kecil orang
melakukan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap pelbagai masalah
dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu.

Cara yang baik dalam mengikuti seminar adalah apabila dilakukan dengan sungguh-
sungguh, serius dan cermat mengikuti presentasi dan acara Tanya jawab.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena itu supervisi tentunya
memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi
semua usaha sekolah, Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru,
Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus
menerus dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain
memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses pelaksanaannya.
Kemudian supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya adalah otokrasi, demokratis,
demokratis semu, manipulasi diplomasi bdan Laissez-faire.
3.2 Saran
Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh dan berkembang agar dapat
melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu, pengaruh perubahan yang serba cepat
mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Itulah sebabnya ulasan mengenai
perlunya supervisi pendidikan, baik dari segi definisi, visi dan misi, orientasi dan strategi,
langkah-langkah pembinaan kemampuan guru, teknik dan metode, serta model dan pendekatan
dalam supervisi pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sarjanaku.com/2011/05/supervisi-pendidikan.html

https://munafiahqowsiy.wordpress.com/2015/09/08/tujuan-prinsip-fungsi-dan-obyek-
supervisi-pendidikan/

http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2016/03/teknik-tenik-supervisi-pendidikan.html

14

Anda mungkin juga menyukai