Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN VII

HIPOTESIS

HIPOTESIS
Hipotesa disusun dengan mengacu pada kerangka pemikiran
sebagaimana telah digambarkan pada paradigma konseptual penelitian.
Hubungan antara variabel terjadinya berdasarkan logika teori antar
variabel. Logika teoritis menyatakan kebenaran hubungan antara
variabel. Kebenaran secara teoritis harus dibuktikan dan harus diuji,
sehingga kebenaran secara teoritis baru bersifat dugaan yang perlu
dibuktikan, apakah benar terdapat hubungan antar variabel secara
empiris, dengan kata lain bahwa adanya hubungan antar variabel secara
teoritis harus diuji apakah terdapat hubungannya sesuai dengan fakta,
dengan demikian hubungan antar variabel bersifat sementara (tentatif)
yang harus dibuktikan.
Hipotesis didefiniskan sebagai logika dugaan menyangkut hubungan
antara dua atau lebih variabel yang akan diungkapkan didalam bentuk
penyataan yang teruji ( uma sekaran 2000 : 108). Dugaan adanya
hubungan antara dua atau lebih variabel tercermin pada kerangka kerja
teoritis penelitian yang diharapkan dapat memberikan solusi perbaikan
dan pemecahan masalah. Alat uji statistik dapat digunakan untuk
membuktikan hipotesis antara lain sebagai statistik sebagai berikut :

Format pernyataan dalam praduga sementara


If – Then ( jika – maka)
Pernyataan yang menerangkan hubungan yang berbeda antara dua
variabel atau beberapa beberapa. Proposisi yang dibangun dalam
hipotesa adalah pada proposisi teoritis jika – maka.
Hubungan Searah.
Pernyataan yang menerangkan hubungan : jika - maka, dalam
pendekatan teknik statistitik dikenal dengan pengujian satu arah, one tail,
atau satu ekor yakni pernyataan yang dihipotesiskan bersifat searah.
Ilustrasi :

Ho :  1 =  2 Jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan


Pekerja, Perbaikan Terus-menerus, fokus
pelanggan diterapkan pada perusahaan, maka
perusahaan akan berkinerja (pernyataan
sebagai hipotesis yang bermakna yang
searah).

HA :  1   2 jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan


Pekerja, Perbaikan Terus-menerus, fokus
pelanggan diterapkan pada perusahaan, maka
perusahaan akan berkinerja (pernyataan
sebagai hipotesis yang bermakna yang
searah).

Gambar hipotesis yang menggambar hubungan searah one tail dengan


asumsi pembuktian terhadap sampel yang diuji dengan tingkat
signifikansi 95 % atau dengan error sebesar 5 %. = α : 0,05 Dengan
menggunakan pembuktian secara partial menggunakan pengujian
distribusi t sebagaimana gambar berikut :

Daerah Daerah penolakan


penerimaan α = 0,05

HA
Ho

Gambar 3.10. One tail

Hubungan bersifat negatif atau positif.


Pernyataan yang menerangkan hubungan : jika - maka, dalam
pendekatan teknik statistitik dikenal dengan pengujian dua arah, two tail,
atau dua ekor yakni pernyataan yang dihipotesiskan bersifat negatif atau
positif.
Ilustrasi :

HIPOTESISI Ho : jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan


1= 2 Pekerja, Perbaikan Terus-menerus, fokus
pelanggan diterapkan pada perusahaan, maka
akan berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan (pernyataan sebagai hipotesis
yang bermakna yang searah).

HA1 :  1 >  2 jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan Pekerja,


Perbaikan Terus-menerus, fokus pelanggan
diterapkan pada perusahaan, maka akan
berpengaruh positif terhada kinerja
perusahaan. (pernyataan sebagai hipotesis
yang menunjukkan penguatan terhadap yang
dihipotesiskan)

Atau

HA2 :  1 <  2 jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan


Pekerja, Perbaikan Terus-menerus, fokus
pelanggan diterapkan pada perusahaan, maka
akan berpengaruh negatif terhada kinerja
perusahaan. (pernyataan sebagai
hipotesis yang menunjukkan pelemahan
terhadap yang dihipotesiskan

Gambar hipotesis yang menggambar hubungan searah one tail dengan


asumsi pembuktian terhadap sampel yang diuji dengan tingkat
𝛼
signifikansi 95 % atau dengan error sebesar 5 %., negatif dan positif 2 :
0,25 Dengan menggunakan pembuktian secara partial menggunakan
pengujian distribusi t , sebagaimana gambar berikut
Daerah penolakan
Daerah penolakan 
  0,025
 0,025 Daerah 2
2 penerimaan

HA
Ho

Gambar 3.11. Two tail

Hubungan bersifat negatif dan bersifat positif.


Pernyataan yang menerangkan hubungan : jika - maka, dalam
pendekatan teknik statistitik dikenal dengan pengujian dua arah, one tail,
atau satu ekor yakni pernyataan yang dihipotesiskan bersifat negatif dan
bersifat positif.
Ilustrasi :

Ho :  1 <  2 jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan


Pekerja Perbaikan Terus-menerus, fokus
pelanggan diterapkan pada perusahaan,
maka akan berpengaruh negatif terhada
kinerja perusahaan. (pernyataan sebagai
hipotesis yang menunjukkan pelemahan
terhadap yang dihipotesiskan)

Dan

HA1 :  1 >  2 jika faktor Kepemimpinan, Keterlibatan


Pekerja,Perbaikan Terus-menerus, fokus
pelanggan diterapkan pada perusahaan,
maka akan berpengaruh positif terhada
kinerja perusahaan. (pernyataan sebagai
hipotesis yang menunjukkan penguatan
terhadap yang dihipotesiskan)
Gambar hipotesis yang menggambar hubungan searah one tail dengan
asumsi pembuktian terhadap sampel yang diuji dengan tingkat
𝛼
signifikansi 95 % atau dengan error sebesar 5 %., negatif dan positif 2 :
0,25 Dengan menggunakan pembuktian secara partial menggunakan
pengujian distribusi t .

Daerah penolakan
Daerah penolakan 
  0,025
 0,025 Daerah 2
2 penerimaan

HA
Ho

Gambar 3.12. Two tail

Directional dan non drectional (arah dan non arah).


Pernyataan yang menerangkan, adanya hubungan antara dua variable
dalam bentuk negatif, positif, lebih dari, lebih besar dan menerangkan,
adanya perbandingan antara dua variabel. Hipotesa directional lebih
cenderung merupakan hubungan antara variabel (positif dan negatif).

Ilustrasi : :
1. Pernyataan directional :
 Pertambahan pendapatan berpengaruh positif/negative terhadap
kesadaran pajak, disimbulkan Ho :  1 =  2 ,
 Pernyataan alternative pertambahan pajak berpengaruh positif
terhadap keasadaran pajak, disimbulkan HA1 :  1
>  2 dan
 Pernyataan alternative pertambahan pendapatan berpengaruh
negatif terhadap kesadaran pajak, disimbulkan HA2
: 1< 2

2. Pernyataan non directional menunjukkan perbandingan antara dua


atau lebih variable ,
 Wanita memiliki motivasi lebih dibandingkan laki – laki dalam
mengurus anak disimbulkan Ho :  1 =  2

 Pernyataan yang menerangkan hubungan atau perbandingan


antara dua variable dalam bentuk positif, yakni ; Wanita memiliki
motivasi lebih tinggi dari laki – laki dalam mengurus anak
disimbulkan Ho :  1 >  2

 Pernyataan yang menerangkan hubungan atau perbandingan


antara dua variabel dalam bentuk negatif, yakni ; Wanita memiliki
motivasi lebih rendah dari laki – laki dalam mengurus anak
disimbulkan Ho :  1 <  2

 Pendekatan teknik statistik dikenal dengan pengujian dua arah, two


tail, atau dua ekor).

BEBERAPA ALAT UJI HIPOTESA DENGAN MENGGUNAKAN


STATISTIKA.
Pengujian suatu hipotesis dengan alat uji statistik terapan yang dapat
digunakan diantaranya :

Mean (rata – rata)


Alat uji untuk menilai kecenderungan tengah atau kecenderungan rata-
rata secara umum yang terjadi dari pengamatan. Misal hipotesa :
menyatakan bahwa setiap pekerja akan merasakan kebahagiaan pada
saat menerima gaji. Dilakukan uji apakah memang benar rata – rata
pekerja pada umumnya merasakan kebahagiaan pada saat menerima
gaji.
Ilustrasi :
Terdapat 10 konsumen yang akan diteliti menyangkut kepuasannya
dalam menggunakan produk sabun X. Peneliti menetapkan hipotesis
berdasarkan kerangka teoritis sebagai berikut :
Ho : Harga yang murah dengan mutu yang baik akan memberikan
kepuasan bagi konsumen.
HA : Harga yang murah dengan mutu yang baik tidak memberikan
kepuasan bagi konsumen.
Peneliti ingin membuktikan hipotesisnya dengan mengukur pusat
kecenderungan yang terjadi. Data yang diperoleh dari daftar pertanyaan
yang diajukan pada konsumen sbb :
Tabel 3.1. Hipotetis data set

Konsumen X
1 24
2 21
3 23
4 22
5 24
6 21
7 25
8 24
9 23
10 22

Rumus ; x =
X i

n
24  21  23  22  24  21  25  24  23  22
x =
10

x = 22,9
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa rata- rata/mean berada pada
batas bawah 21 dan batas atas 25 titik tengah = 23, nilai mean dari
seluruh konsumen sebesar 22,9 atau 23, angka tersebut menunjukkan
sama dengan perhitungan angka 21 + 25 : 2 = 23, dengan demikian yang
dihipotesiskan Ho diterima : bahwa harga yang murah dengan mutu yang
baik akan memberikan kepuasan pada konsumen, hipotesis diterima,
dengan catatan ; berhubung hipotesis berada pada titik tengah, harga
murah dengan mutu baik tidak sepenuhnya mutlak, jika mean diatas 23…
maka harga dan mutu mutlak memberikan kepuasan pada konsumen.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan mean, sangatlah sederhana,
dan lebih tepat digunakan dalam penelitian terapan yang bersifat
situasional dalam rangka mendapatkan solusi dan gambaran dalam
menetapkan suatu kebijakan.

Median atau rata – rata


Median digunakan untuk menilai kecenderungan nilai tengah dari suatu
seri yang sudah diatur menurut rangking. Median digunakan sebagai nilai
tengah dari variabel penelitian yang mempunyai ukuran ordinal. Nilai
median adalah nilai yang berada ditengah – tengah seri.

Ilustrasi :
Terdapat 10 konsumen yang akan diteliti menyangkut kepuasannya
dalam menggunakan produk sabun X. Peneliti menetapkan hipotesis
berdasarkan kerangka teoritis.
Ho : Harga sabun x yang sama pada semua swalayan akan
memberikan kepuasan bagi konsumen.
HA : Harga sabun x yang tidak sama pada semua swalayan tidak
memberikan kepuasan bagi konsumen.
Peneliti ingin membuktikan hipotesisnya dengan mengukur median atau
tengah. Data yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang diajukan pada
konsumen sbb :
Ilustrasi : 1
Nilai yang didapat
9 2 6 7 3 4 6 8 9

Diatur menurut rangking

2 3 4 6 6 7 8 9 9

Karena jumlah n adalah ganjil, maka nilai pengamatan yang ditengah-


tengah adalah 6, berarti median adalah 6.
Berdasarkan hasil hasil rangking angka ditengah – tengah adalah 6
artinya angka diatas enam yang terbanyak untuk membuktikan hipotesis
diterima dan ditolak. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa angka
diatas enan berjumlah enam dan seembilan angka artinya adalah :
Ho : Harga sabun x yang sama pada semua swalayan akan
memberikan kepuasan bagi konsumen diterima dan,
HA : Harga sabun x yang tidak sama pada semua swalayan tidak
memberikan kepuasan bagi konsumen ditolak.

Ilustrasi : 2
Nilai yang didapat

1 1 4 7 3 4 5 8 9 10

Diatur menurut rangking

1 3 4 4 5 6 7 8 9 10
Karena jumlah n adalah genap, maka nilai pengamatan yang ditengah-
tengah adalah, berarti median adalah 5 dan 6, maka nilai media adalah
56
=  5,5
2
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata sebesar
5,5 artinya angka 5,5 diatas angka tengah dari 1 sampai 10 yakni diatas
angka 5, dengan demikian menunjukkan bahwa :
Ho : Harga sabun x yang sama pada semua swalayan akan
memberikan kepuasan bagi konsumen, diterima dan
HA : Harga sabun x yang tidak sama pada semua swalayan tidak
memberikan kepuasan bagi konsumen ditolak.

Ilustrasi : 3
Berdasarkan data diketahui gaji para pegawai harian pada suatu industri
tekstil sangat bervariasi sesuai lama waktu bekerja, pendidikan,
pengalaman yang sangat bervariasi. Hipotesis sebagai berikut :
Ho : gaji para pegawai harian pada suatu industri tekstil sangat bervariasi
sesuai lama waktu bekerja
HA : gaji para pegawai harian pada suatu industri tekstil sangat tidak
bervariasi sesuai lama waktu bekerja.
Daftar gaji harian dari sepuluh pegawai yang diambil secara random dari
masing – masing lama bekerja dari mulai 1 tahun sampai dengan 10
tahun sebagai berikut :
Set pengamatan ( dalam Rupiah)

22,500 20,000 19,400 30,500 25,000 18,000 16,000 27,500 35,000 17,500

Diatur menurut rangking

16,000 17,500 18,000 19,400 20,000 22,500 25,500 27,500 30,500 35,000
Karena jumlah n adalah genap, maka nilai pengamatan yang ditenga-
tengah adalah, berarti median adalah Rp.20,000,- dan Rp.22,500, maka
20.000  22,500
nilai media adalah =  Rp. 21.250
2
Bedasarkan nilai median dapat diketahui bahwa nilai tengah dari upah
karyawan adalah Rp. 21,500,- nilai ini bukan nilai rata – rata upah
karyawan tetapi angka tengah dari rangking gaji, dengan demikian jika
terdapat jumlah pegawai yang memiliki gaji diatas menunjukkan terdapat
5 angka, terdapat jumlah yang sama, dengan demikian variasi sesuai
lama waktu bekerja dapat diterima dan ditolak.

MODE
Mode adalah alat uji untuk melihat suatu keadaan yang nilainya muncul
terbanyak, misal upah dosen yang memiliki gaji tertentu yang terbanyak,
penjualan komoditi tertentu yang terjual paling banyak.
Peneliti menetapkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis sebagai
berikut
Ho : Komoditi impor lebih diminati oleh pembeli dibandingkan
komoditi lokal.
HA : Komoditi impor tidak diminati oleh pembeli dibandingkan
komoditi lokal.
Ilustrasi :
Dari suatu set pengamatan terhadap jumlah kuantitas rata-rata dalam 1
minggu penjualan kacang kedelai jenis USA (import) dan lokal pada 5
pasar tradisional dikota Madya Bandung, data dikumpulkan dari seluruh
penjual kacang kedelai menunjukkan sebagai berikut :

Tabel 3.2 ; Set pengamatan diperoleh data


Hari Pasar Mode
Pengamatan Tradionil Impor Lokal
Caringin 1.500 1.600
Gede Bage 1.200 1.100
Senin
Kosambi 420 530
Pasar Baru 643 420
Pasar Andir 820 560
4.583 4.210
Caringin 1.800 1.654
Gede Bage 1.400 1.200
Selasa Kosambi 460 570
Pasar Baru 468 576
Pasar Andir 465 640
4.593 4.640
Caringin 1.900 1.600
Gede Bage 1.100 1.200
Rabu Kosambi 560 480
Pasar Baru 470 340
Pasar Andir 365 430
4.395 4.050
Caringin 1.750 1.620
Gede Bage 1.100 1.140
Kamis Kosambi 562 580
Pasar Baru 470 440
Pasar Andir 390 330
4.272 4.110
Caringin 1.800 1.540
Gede Bage 1.110 1.200
Jumat Kosambi 560 580
Pasar Baru 471 345
Pasar Andir 465 400
4.406 4.065
Caringin 1.800 1.500
Gede Bage 1.100 1.210
Sabtu Kosambi 565 485
Pasar Baru 478 344
Pasar Andir 370 438
4.313 3.977

Kesimpulan dari hasil pengamatan bahwa jumlah penjualan kedelai


dipasar tradisional terbanyak yakni merupakan modus adalah kedelai
impor, maka Ho diterima.

Uji t.
Distribusi peluang t pertama kali diterbitkan pada tahun 1908 dalam satu
makala oleh W.S Gosset. Distribusi t biasanya disebut distribusi Student
t atau disebut distribusi t. Distribusi t digunakan menguji apakah sampel
yang ditarik menunjukkan distribusi normal. Untuk gambaran yang lebih
jelas sebagai berikut :
Uji t digunakan untuk menerima atau menolak suatu pernyataan
berdasarkan suatu presisi dan tingkat keyakinan dari sampel yang
diambil, artinya berdasarkan sampel yang ditarik dapat diketahui atau
diukur bahwa populasi memiliki kecenderungan sebagaimana hipotesa
yang ditetapkan (nol atau alternatif).
Pada dasarnya uji t dapat juga digunakan untuk mengamati perbedaan
rata – rata dua sampel yang tidak berhubungan satu dengan yang
lainnya, atau dua sampel yang berhubungan yakni terdapat dua
kelompok populasi yang diamati, uji ini secara khusus untuk menentukan
apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok yang
diamati.

Perbedaan dari rata – rata dua sampel yang bebas.


Uji t terhadap rata – rata (mean) dua populasi dimaksud untuk
mengetahui apakah terdapat variance yang sama. Dalam uji t untuk
membedakan dua mean, perlu dihitung standar error dari beda. Rumus
untuk mencari standar error :

SS1  SS 2 1 1
Sx1 – Sx2 = .(  )
n1  n2  2 n1 n2

SS1 = sumsquare dari sampel 1


SS2 = sumsequare dari sampel 2
N1 = besar sampel 1
n2 = besar sampel 2
Sx1- x2 = standar error yangberbeda
Sumsequare tidak lain dari

( Xi) 2
SS =  Xi 2

n
Xi = pengamatan variabel ke 1 
N = besar sampel
SS = sumsquare

(X1  X 2 )
Rumus t t =
S x1 x 2

Dalam menggunakan uji t untuk membandingkan dua mean, hipotesa


ditentukan dengan menetapkan dua arah/dua ekor ( two-tail) atau satu
arah/satu arah(one-tail) yakni :
Satu arah :
Ho :  1 =  2 hipotesa alternative HA :  1   2

Mean populasi satu sama dengan mean populasi dua


Pengujian dua arah arah
Ho :  1 =  2

HA1 :  1 >  2

HA2 :  1 <  2

Mean populasi satu tidak dengan mean populasi dua


Daerah kritis adalah T ( T tabel, nilai T menurut tabel ), harga t pada tabel
dengan degree of freedom n1 + n1 - 2

Pengujian untuk dua arah :


Hipotesa :
Ho :  1 =  2

HA1 :  1 >  2

HA2 :  1 <  2

Ilustrasi :
Seorang peneliti di bidang pemasaran ingin mengetahui perbedaan
antara minat konsumen terhadap mobil jaguar dengan mobil BMW.
Bagian pemasaran menetapkan sampel para calon pembeli mobil jaguar
dan BMW masing-masing sebanyak 10 orang. Berdasarkan hasil
kuestioner yang diberikan pada responden diperoleh nilai sebagai berikut
:
Hipotesis yang akan diuji :
Ho : Tidak berbeda minat konsumen terhadap kedua mobil .
HA1 : Terdapat perbedaan minat konsumen terhadap kedua mobil .
HA2 : Tidak Terdapat perbedaan minat konsumen terhadap kedua mobil.
Level signifikansi 0,95.
Tabel 3.3 : Data 10 responden mobil jaguar dan BMW

Jaguar BMW
X1 X12 X2 X22
1 2 4 16
2 4 6 36
3 9 7 49
4 16 7 49
4 16 8 64
5 25 8 64
5 25 9 81
8 64 10 100
9 81 10 100
9 81 11 121
50 322 80 680
Catatan ; nilai yang diperoleh adalah nilai rata – rata dari kuestioner

Besar sampel n1 = 10 dan n2 = 10


Perhitungan :
1. Cari nilai SS dengan menggunakan worksheet
( Xi) 2
Rumus : SS =  Xi 2

n

(50) 2
SS1 =  322  10
= 72

(80) 2
SS2 =  680  10
2. Cari standar error dari kedua beda

SS1  SS 2 1 1
Rumus : Sx1 – Sx2 = .(  )
n1  n2  2 n1 n2

72  40 1 1
Sx1 – Sx2 = .(  )
10  10  2 10 10

= 1,12

1. Cari statistik t
(X1  X 2 )
Rumus: t =
S x1 x 2

X1 =
X 1
=
50
=5
n1 10

X2 =
X 2
=
80
=8
n2 10

(X1  X 2 )
t =
S x1 x 2
(5  8)
t = = 2,68
1,12

4. Cari nilai T tabel pada tabel t dengan degree of freedom ( df) = 10 + 10


- 2 = 18 , harga t pada level signifikansi 0,05 , diperoleh to,-0,25 df = 18
nilai = 2,101 (catatan : karena hipotesis dilakukan dua arah maka level

signifikansi dibagi 2 atau = 0,025
2
Analisis terhadap perhitungan :
Hasil perhitungan dari dua sampel responden mobil jaguar dan BMW
didapat nilai t sebesar 2,68, sedangkan batas penolakan adalah t tabel (
hipotesis teoritis) sebesar 2,01, artinya nilai hitung t harus lebih besar
dari nilai yang dihipotesisikan, maka :
Hipotesis (Ho) yakni : Terdapat perbedaan minat konsumen terhadap
kedua mobil ditolak
Hipotesis alternative yakni HA : Tidak Terdapat perbedaan minat
konsumen terhadap kedua mobil tersebut diterima,

Daerah penolakan
Daerah penolakan 
  0,025
 0,025 Daerah 2
2 penerimaan

HA
Ho

-2,101 +2,101
t = - 2,68 t = 2,68

Gambar 3.13. distribusi t


Kesimpulan :
Minat konsumen terhadap mobil jaguar dan BMW tidak berbeda
Uji Z,
Alat uji Z adalah alat uji untuk menentukan nilai rata – rata sampel yang
diperoleh dari suatu sampel acak tertentu yang diambil kemudian
dihipotesiskan atau nilai rata – rata dari populasi yang diharapkan, atau
nilai rata – rata dari suatu sampel dari satu populasi yang diambil secara
acak. Skor populasi adalah nilai – nilai yang diperoleh dari responden,
dengan demikian skor sampel merupakan skor – skor dari sebagian
populasi yang diambil secara random dari populasi.
Ilustrasi :
Suatu sampel acak terdiri dari 150 pegawai pada suatu perusahaan,
diberikan test kemampuan mental yang telah distandarisasikan.
Berdasarkan hipotesis, bahwa skor kemampuan mental 115 yang baik
diatas rata – rata, sedangkan rata – rata sampel pada umumnya adalah
110 ( x ), pada standar deviasi / penyimpangan (S atau SD) sebesar 12.
tingkat signifikasi 0,05.
Hipotesis yang diuji yakni ; rata – rata kemampuan mental populasi pada
pegawai perusahaan Kino adalah 115. Keputusan yang akan diambil
adalah menolak atau menerima hipotesis.
Hipotesis sebagai berikut :
Ho : Kemampuan mental pegawai pada perusahaan kino rata – rata
sebesar 115
H1 : Kemampuan mental pegawai pada perusahaan kino rata – rata
tidak sama dengan 115
Analisis
Ho :  = 115

H1 :   115

X 
Rumus : Z=
S/ N
S
 =
S/ N
Diketahui :
X = 110, S = 12, N = 144, Alfa = 0,05,  = 115
Perhitungan.
110  115
Z=
12 / 144
Z = - 5,0

Gunakan tabel Z ( pada halaman terakhir), nilai Z pada alfa 0,05 sebesar
1,96. dalam bentuk model Z, sisi kiri adalah – 1,96 dan sisi kanan adalah
+ 1,96. Nilai ini adalah nilai rata – rata teoritis yang dihipotesiskan.
Nilai Z yang diperoleh adalah - 5,0 dibawah nilai Z yang dihipotesiskan
yakni sebesar 1,96, atau nilai yang di hipotesiskan diluar daerah
penerimaan, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rata – rata
kemampuan metal dari perusahaan kino sebesar 115 ditolak.

Anda mungkin juga menyukai