HIPOTESIS
HIPOTESIS
Hipotesa disusun dengan mengacu pada kerangka pemikiran
sebagaimana telah digambarkan pada paradigma konseptual penelitian.
Hubungan antara variabel terjadinya berdasarkan logika teori antar
variabel. Logika teoritis menyatakan kebenaran hubungan antara
variabel. Kebenaran secara teoritis harus dibuktikan dan harus diuji,
sehingga kebenaran secara teoritis baru bersifat dugaan yang perlu
dibuktikan, apakah benar terdapat hubungan antar variabel secara
empiris, dengan kata lain bahwa adanya hubungan antar variabel secara
teoritis harus diuji apakah terdapat hubungannya sesuai dengan fakta,
dengan demikian hubungan antar variabel bersifat sementara (tentatif)
yang harus dibuktikan.
Hipotesis didefiniskan sebagai logika dugaan menyangkut hubungan
antara dua atau lebih variabel yang akan diungkapkan didalam bentuk
penyataan yang teruji ( uma sekaran 2000 : 108). Dugaan adanya
hubungan antara dua atau lebih variabel tercermin pada kerangka kerja
teoritis penelitian yang diharapkan dapat memberikan solusi perbaikan
dan pemecahan masalah. Alat uji statistik dapat digunakan untuk
membuktikan hipotesis antara lain sebagai statistik sebagai berikut :
HA
Ho
Atau
HA
Ho
Dan
Daerah penolakan
Daerah penolakan
0,025
0,025 Daerah 2
2 penerimaan
HA
Ho
Ilustrasi : :
1. Pernyataan directional :
Pertambahan pendapatan berpengaruh positif/negative terhadap
kesadaran pajak, disimbulkan Ho : 1 = 2 ,
Pernyataan alternative pertambahan pajak berpengaruh positif
terhadap keasadaran pajak, disimbulkan HA1 : 1
> 2 dan
Pernyataan alternative pertambahan pendapatan berpengaruh
negatif terhadap kesadaran pajak, disimbulkan HA2
: 1< 2
Konsumen X
1 24
2 21
3 23
4 22
5 24
6 21
7 25
8 24
9 23
10 22
Rumus ; x =
X i
n
24 21 23 22 24 21 25 24 23 22
x =
10
x = 22,9
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa rata- rata/mean berada pada
batas bawah 21 dan batas atas 25 titik tengah = 23, nilai mean dari
seluruh konsumen sebesar 22,9 atau 23, angka tersebut menunjukkan
sama dengan perhitungan angka 21 + 25 : 2 = 23, dengan demikian yang
dihipotesiskan Ho diterima : bahwa harga yang murah dengan mutu yang
baik akan memberikan kepuasan pada konsumen, hipotesis diterima,
dengan catatan ; berhubung hipotesis berada pada titik tengah, harga
murah dengan mutu baik tidak sepenuhnya mutlak, jika mean diatas 23…
maka harga dan mutu mutlak memberikan kepuasan pada konsumen.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan mean, sangatlah sederhana,
dan lebih tepat digunakan dalam penelitian terapan yang bersifat
situasional dalam rangka mendapatkan solusi dan gambaran dalam
menetapkan suatu kebijakan.
Ilustrasi :
Terdapat 10 konsumen yang akan diteliti menyangkut kepuasannya
dalam menggunakan produk sabun X. Peneliti menetapkan hipotesis
berdasarkan kerangka teoritis.
Ho : Harga sabun x yang sama pada semua swalayan akan
memberikan kepuasan bagi konsumen.
HA : Harga sabun x yang tidak sama pada semua swalayan tidak
memberikan kepuasan bagi konsumen.
Peneliti ingin membuktikan hipotesisnya dengan mengukur median atau
tengah. Data yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang diajukan pada
konsumen sbb :
Ilustrasi : 1
Nilai yang didapat
9 2 6 7 3 4 6 8 9
2 3 4 6 6 7 8 9 9
Ilustrasi : 2
Nilai yang didapat
1 1 4 7 3 4 5 8 9 10
1 3 4 4 5 6 7 8 9 10
Karena jumlah n adalah genap, maka nilai pengamatan yang ditengah-
tengah adalah, berarti median adalah 5 dan 6, maka nilai media adalah
56
= 5,5
2
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata – rata sebesar
5,5 artinya angka 5,5 diatas angka tengah dari 1 sampai 10 yakni diatas
angka 5, dengan demikian menunjukkan bahwa :
Ho : Harga sabun x yang sama pada semua swalayan akan
memberikan kepuasan bagi konsumen, diterima dan
HA : Harga sabun x yang tidak sama pada semua swalayan tidak
memberikan kepuasan bagi konsumen ditolak.
Ilustrasi : 3
Berdasarkan data diketahui gaji para pegawai harian pada suatu industri
tekstil sangat bervariasi sesuai lama waktu bekerja, pendidikan,
pengalaman yang sangat bervariasi. Hipotesis sebagai berikut :
Ho : gaji para pegawai harian pada suatu industri tekstil sangat bervariasi
sesuai lama waktu bekerja
HA : gaji para pegawai harian pada suatu industri tekstil sangat tidak
bervariasi sesuai lama waktu bekerja.
Daftar gaji harian dari sepuluh pegawai yang diambil secara random dari
masing – masing lama bekerja dari mulai 1 tahun sampai dengan 10
tahun sebagai berikut :
Set pengamatan ( dalam Rupiah)
22,500 20,000 19,400 30,500 25,000 18,000 16,000 27,500 35,000 17,500
16,000 17,500 18,000 19,400 20,000 22,500 25,500 27,500 30,500 35,000
Karena jumlah n adalah genap, maka nilai pengamatan yang ditenga-
tengah adalah, berarti median adalah Rp.20,000,- dan Rp.22,500, maka
20.000 22,500
nilai media adalah = Rp. 21.250
2
Bedasarkan nilai median dapat diketahui bahwa nilai tengah dari upah
karyawan adalah Rp. 21,500,- nilai ini bukan nilai rata – rata upah
karyawan tetapi angka tengah dari rangking gaji, dengan demikian jika
terdapat jumlah pegawai yang memiliki gaji diatas menunjukkan terdapat
5 angka, terdapat jumlah yang sama, dengan demikian variasi sesuai
lama waktu bekerja dapat diterima dan ditolak.
MODE
Mode adalah alat uji untuk melihat suatu keadaan yang nilainya muncul
terbanyak, misal upah dosen yang memiliki gaji tertentu yang terbanyak,
penjualan komoditi tertentu yang terjual paling banyak.
Peneliti menetapkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis sebagai
berikut
Ho : Komoditi impor lebih diminati oleh pembeli dibandingkan
komoditi lokal.
HA : Komoditi impor tidak diminati oleh pembeli dibandingkan
komoditi lokal.
Ilustrasi :
Dari suatu set pengamatan terhadap jumlah kuantitas rata-rata dalam 1
minggu penjualan kacang kedelai jenis USA (import) dan lokal pada 5
pasar tradisional dikota Madya Bandung, data dikumpulkan dari seluruh
penjual kacang kedelai menunjukkan sebagai berikut :
Uji t.
Distribusi peluang t pertama kali diterbitkan pada tahun 1908 dalam satu
makala oleh W.S Gosset. Distribusi t biasanya disebut distribusi Student
t atau disebut distribusi t. Distribusi t digunakan menguji apakah sampel
yang ditarik menunjukkan distribusi normal. Untuk gambaran yang lebih
jelas sebagai berikut :
Uji t digunakan untuk menerima atau menolak suatu pernyataan
berdasarkan suatu presisi dan tingkat keyakinan dari sampel yang
diambil, artinya berdasarkan sampel yang ditarik dapat diketahui atau
diukur bahwa populasi memiliki kecenderungan sebagaimana hipotesa
yang ditetapkan (nol atau alternatif).
Pada dasarnya uji t dapat juga digunakan untuk mengamati perbedaan
rata – rata dua sampel yang tidak berhubungan satu dengan yang
lainnya, atau dua sampel yang berhubungan yakni terdapat dua
kelompok populasi yang diamati, uji ini secara khusus untuk menentukan
apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok yang
diamati.
SS1 SS 2 1 1
Sx1 – Sx2 = .( )
n1 n2 2 n1 n2
( Xi) 2
SS = Xi 2
n
Xi = pengamatan variabel ke 1
N = besar sampel
SS = sumsquare
(X1 X 2 )
Rumus t t =
S x1 x 2
HA1 : 1 > 2
HA2 : 1 < 2
HA1 : 1 > 2
HA2 : 1 < 2
Ilustrasi :
Seorang peneliti di bidang pemasaran ingin mengetahui perbedaan
antara minat konsumen terhadap mobil jaguar dengan mobil BMW.
Bagian pemasaran menetapkan sampel para calon pembeli mobil jaguar
dan BMW masing-masing sebanyak 10 orang. Berdasarkan hasil
kuestioner yang diberikan pada responden diperoleh nilai sebagai berikut
:
Hipotesis yang akan diuji :
Ho : Tidak berbeda minat konsumen terhadap kedua mobil .
HA1 : Terdapat perbedaan minat konsumen terhadap kedua mobil .
HA2 : Tidak Terdapat perbedaan minat konsumen terhadap kedua mobil.
Level signifikansi 0,95.
Tabel 3.3 : Data 10 responden mobil jaguar dan BMW
Jaguar BMW
X1 X12 X2 X22
1 2 4 16
2 4 6 36
3 9 7 49
4 16 7 49
4 16 8 64
5 25 8 64
5 25 9 81
8 64 10 100
9 81 10 100
9 81 11 121
50 322 80 680
Catatan ; nilai yang diperoleh adalah nilai rata – rata dari kuestioner
(50) 2
SS1 = 322 10
= 72
(80) 2
SS2 = 680 10
2. Cari standar error dari kedua beda
SS1 SS 2 1 1
Rumus : Sx1 – Sx2 = .( )
n1 n2 2 n1 n2
72 40 1 1
Sx1 – Sx2 = .( )
10 10 2 10 10
= 1,12
1. Cari statistik t
(X1 X 2 )
Rumus: t =
S x1 x 2
X1 =
X 1
=
50
=5
n1 10
X2 =
X 2
=
80
=8
n2 10
(X1 X 2 )
t =
S x1 x 2
(5 8)
t = = 2,68
1,12
Daerah penolakan
Daerah penolakan
0,025
0,025 Daerah 2
2 penerimaan
HA
Ho
-2,101 +2,101
t = - 2,68 t = 2,68
H1 : 115
X
Rumus : Z=
S/ N
S
=
S/ N
Diketahui :
X = 110, S = 12, N = 144, Alfa = 0,05, = 115
Perhitungan.
110 115
Z=
12 / 144
Z = - 5,0
Gunakan tabel Z ( pada halaman terakhir), nilai Z pada alfa 0,05 sebesar
1,96. dalam bentuk model Z, sisi kiri adalah – 1,96 dan sisi kanan adalah
+ 1,96. Nilai ini adalah nilai rata – rata teoritis yang dihipotesiskan.
Nilai Z yang diperoleh adalah - 5,0 dibawah nilai Z yang dihipotesiskan
yakni sebesar 1,96, atau nilai yang di hipotesiskan diluar daerah
penerimaan, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rata – rata
kemampuan metal dari perusahaan kino sebesar 115 ditolak.