Anda di halaman 1dari 9

KULIAH 13 OPERASIONALISASI VARIABEL

VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah objek penelitian yakni sasaran dari tujuan yang akan diteliti.
Variabel penelitian adalah sebuah konsep yang dibangun dari preposisi (dallil). Ketika
konsep digunakan dalam penelitian, maka konsep berubah menjadi penelitian.
Sepanjang konsep tidak digunakan dalam penelitian, konsep tetap merupakan preposisi.
Variabel penelitian adalah konsep yang dapat diukur, artinya variabel penelitian akan
menunjukkan perubahan – perubahan ketika dikonfirmasi pada empirisnya.

Ilustrasi 1 :
Konsep Pengendalian Internal akan digunakan sebagai variabel penelitian, jika konsep
pengendalian internal dapat diukur, maka pengendalian internal dapat digunakan
sebagai variabel penelitian. tetapi Konsep pengendalian internal hanya sebuah konsep
yang tidak dapat diukur. Agar pengendalian internal dapat dijadikan sebuah variabel,
konsep harus dapat diukur dan untuk dapat diukur, konsep harus dikaitkan dengan
implementasinya, dengan demikian jika pengendalian internal dikaitkan dengan
implementasi, maka pengendalian internal dikaitkan dengan kegunaan pengendalian
internal apakah efektif atau tidak. Pengendalian internal pada implementasinya menjadi
Variabel Efektivitas Pengendalian Internal.

Ilustrasi 2 :
Konsep motivasi akan digunakan sebagai variabel penelitian, jika konsep motivasi dapat
diukur, maka motivasi dapat digunakan sebagai variabel penelitian. Konsep motivasi
inhernt dengan perubahan – perubahan ketika dikonfirmasi pada empirisnya, artinya
dalam konsep motivasi telah melekat perubahan – perubahan yang terjadi ketika
dikonfirmasi pada empirisnya, dengan demikian konsep motivasi dapat diukur dan dapat
secara langsung dijadikan variabel penelitian.

Ilustrasi 3 :
Konsep penjualan akan digunakan sebagai variabel penelitian, jika konsep penjualan
dapat diukur menunjukkan tendensi perubahan - perubahan, maka penjualan dapat
digunakan sebagai variabel penelitian. Konsep penjualan inhernt dengan perubahan –
perubahan ketika dikonfirmasi pada empirisnya, artinya dalam konsep penjualan telah
melekat perubahan – perubahan yang terjadi ketika dikonfirmasi pada empirisnya,
dengan demikian konsep penjualan dapat diukur dan dapat secara langsung dijadikan
variabel penelitian.

PENGUKURAN VARIABEL
Instrument ukur adalah alat ukur untuk mengukur sebuah objek yang berbentuk sebuah
fisik dan sebuah objek berbentuk pernyataan menyangkut suatu keadaan
Instrument ukur yang dimaksud sebagai alat ukur variabel adalah alat yang digunakan
untuk mengukur sebuah data hasil dari penelitian terutama data dalam bentuk primer.
Instrumen ukur yang digunakan sebagai alat ukur fisik seperti contohnya digunakan
untuk mengukur panjang dan lebar sebuah meja, instrument ukurnya adalah meteran
atau penggaris, demikian halnya pengukuran terhadap lantai, minyak tanah di ukur
dengan literan, gula pasir diukur dengan kiloan. Instrument – instrument yang digunakan
untuk mengukuran sesuatu dalam bentuk fisik tidak ada masalah, karena ada media dan
kasat mata.
Permasalahannya adalah ketika pengukuran dilakukan pada objek yang tidak ada
fisiknya. Bagaimana cara mengukurnya dan bagaimana menyusun dan membuat objek
yang akan diukur. Menyangkut bagaimana cara mengukurnya dilakukan berdasarkan
pembuatan prosedur – prosedur pengukuran, sedangkan bagaimana menyusun serta
membuat objek yang akan diukur, dilakukan berdasarkan suatu proses penyusunan dan
pembuatan objek yang akan diukur.
Proses penyusunan dan pembuatan objek yang akan diukur dilakukan dari mulai variabel
– variabel penelitian, selanjutnya disusun dimensi variabel yakni merupakan ruang
lingkup yang diukur selanjutnya susun objek yang akan diukur dinamakan indikator.
Rangkaian proses dalam pembuatan objek yang akan diukur disebut operasional
variabel penelitian. Objek penelitian adalah variabel – variabel yang diteliti, apa yang
diukur (dimensi) dari variabel yang diteliti, apa isi/pokok yang menjadi petunjuk untuk
diukur. Untuk menggambarkan tahapan pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut
:

OBJEK DIMENSI/ukuran INDIKATOR/


(Variabel – variabel (ruang lingkup petunjuk
penelitian) yang diukur) ( Isi /pokok yang
diukur)

Gambar : Proses pembuatan isi/pokok yang diukur

Objek penelitian adalah variabel – variabel penelitian yang terdiri dari variabel yang akan
diukur. Jumlah variabel sebagai objek yang diteliti tergantung pada jenis penelitian.
Definisi variabel, dimensi variabel dan indikator variabel disusun berdasarkan kaijian
teoritis. Berdasarkan kajian teoritis dapat diketahui ruang lingkup yang akan diukur.
Ruang lingkup yang akan diukur akan menunjukkan indikator – indikator apa yang
membentuk dimensi dan variabel. Indikator adalah pokok/isi yang akan diukur, secara
sederhana indikator adalah data empiris dari objek yang diteliti
Suatu variabel atau objek yang diteliti yang akan diuji dapat diketahui secara empiris
melalui indikator – indikatornya dan dengan menggunakan indikator diperoleh data primer
ataupun skunder.

Ilustrasi.
Judul penelitian adalah : “ Pengaruh moral kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja
organisasi. “ Objek penelitian terdiri dari dua variabel yakni variabel independent ; moral
kepemimpinan dan variabel dependent peningkatan kinerja.

Moral kepemimpinan Peningkatan kinerja


(variabel independen (variabel dependen/
/variabel X)
variabel Y )

Gambar . Paradigma konseptual penelitian

Menjadi pertanyaan : ruang lingkup yang akan diukur dari kedua variabel itu apa ? atau
apa dimensi dari kedua variabel dan apa pokok/isi yang akan diukur atau apa indikator
yang akan diukur, apa yang dimaksud dengan moral kepemimpinan dan apa yang
dimaksud dengan peningkatan kinerja. Pertanyaan – pertanyaan sebagaimana yang
telah dikemukan menjadi dasar dalam menyusun operasional variabel.
Teori menyangkut moral kepemimpinan dan peningkatan kinerja sebagai variabel
penelitian harus terurai sampai dengan menunjukkan adanya subvariabel atau dimensi
sampai dengan ciri – ciri dari moral kepemimpinan dan ciri dari peningkatan kinerja
sebagai indikator variabel. Penyusunan operasional variabel berdasarkan ; judul dari
penelitian, bidang ilmu dalam penelitian, objek penelitian yakni terdiri dari variabel –
variabel yang diteliti kemudian disusun operasional variabel.

DIMENSI VARIABEL PENELITIAN


Dimensi variabel penelitian merupakan karakter variabel penelitian. perlu dipahami
kembali variabel adalah sebuag konsep yang iherent terdapat perubahan – perubahan
yang dapat diukur. Sebuah konsep yang dijadikan variabel untuk dapat diukur jika secara
konsep dapat diketahui adanya karatek dari variabel.

Ilustrasi :
Konsep motivasi akan digunakan sebagai variabel penelitian, jika konsep motivasi dapat
diukur, maka motivasi dapat digunakan sebagai variabel penelitian. Konsep motivasi
secara inhernt terdapat beberapa karakter :
1. Keinginan untuk mencapai sasaran yang dituju, secara sederhana dimensinya adalah
dimensi keinginan mencapai sasaran.
2. Kemauan menggerakkan pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu dan kepuasan.
secara sederhana dimensinya adalah dimensi kemampuan menggerakan mencapai
hasil dan dan dimensi kemampuan mendapat kepuasan
3. Menyukai perkerjaan dapat langsung dinyatakan sebagai dimensi.
Berdasarkan ketiga karakter ditetapkan dimensi variabel, ketiga karakter tersebut
menunjukkan adanya perubahan dan ketiga karakter tersebut yang akan diukur.
Ilustrasi 2
Variabel penelitian terdiri dari : Independensi, keahlian profesional, lingkungan kerja
pemeriksa, Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, Efektifitas Sistem Pengendalian Intern
Sesuai denga teori dari masing – masing variabel, disusun dimensi dan indikator sebagai
berikut :

Variabel Dimensi Indikator


a. Mandiri - Kebebasan dalam melakukan audit
b. Dukungan moral
Independensi - Adanya dukungan dalam bertindak
manajemen senior dan
independen.
dewan
- Sikap obyektif dalam pemeriksaan.
- Memiliki Pengetahuan dan
a. Pengetahuan dan
Keahlian pendidikan yang memadai dalam
kemampuan Pendidikan
Profesional pemeriksaan.
- Cakap berkomunikasi dan
b. Kecakapan dan kemahiran
merekomendasikan perbaikan hasil
dalam pemeriksaan
pemeriksaan.
a. Penilaian dan evaluasi - Pelaksanaan Pengujian dan evaluasi
laporan keuangan atas kualitas informasi.
Lingkup Kerja - Pengujian Keandalan
b. Kualitas tanggung jawab
Pemeriksaan - Pengujian efektifitas kebijakan
yang telah diberikan
manajemen
- Progaram audit
a. Perencanaan audit
- Prosedur audit
b. Penelahaan dan evaluasi - Memperoleh informasi dasar tentang
informasi objek yang akan diperiksa
Pelaksanaan - Menentukan saat hasil pemeriksaan
c. Mengkomunikasikan hasil
Pekerjaan dibahas
dan tindak lanjut
Pemeriksaan - Persetujuan atas rencana kerja
pemeriksaan
Efektifitas Sistem - Nilai integritas dan etika
Pengendalian a. Lingkungan pengendalian - Komitmen terhadap kompetensi
Intern - Struktur organisasi
- Wewenang dan tanggung jawab
b. Penaksiran resiko - Identifikasi dan analisis tresiko
(Risk assessment) - Mengelolah resiko
- Pengendalian atas pengelolaan
c. Aktifitas pengendalian sistem informasi
- Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern
d. Informasi dan komunikasi - Keakuratan
- Klasifikasi dan Pengihtisaran
- Pemantauan/monitoring terus
e. Pemantauan menerus kegiatan
(monitoring) - Pemantauan tindak lanjut temuan
audit

Kesulitan – kesulitan dalam menetapkan dimensi variabel adalah mengindetifikasikan


adanya karakter variabel yang menunjukkan perubahan – perubahan yang dapat diukur.

INDIKATOR PENELITIAN
Indikator diterjemahkan sebagai sama dengan petunjuk. Indikator variabel adalah
petunjuk dari sebuah variabel. Sebuah variabel dapat dikenali atau diketahui pada
empirisnya melalui indikator variabel.
Indikator berfungsi sebagai petunjuk dari sebuah karakter, artinya indikator merupakan
ciri – ciri yang menunjukkan sebuah karakter. Sebuah variabel dapat diketahui secara
empiris melalui karakter dan indikator dari varibel, dengan demikian variabel dapat diukur
ketika indikator beroperasi atau dioperasikan pada empirisnya.

SKALA OPERASIONAL VARIABEL


Pertanyaan pertama adalah apa yang dimaksud dengan skala operasional variabel,
kemudian pertanyaan kedua apa kegunaan dari skala operasional variabel.
Skala operasional variabel adalah ukuran suatu data yang ditetapkan berdasarkan drajat
transformasi. Data yang ditranformasikan adalah data yg diperoleh berdasarkan drajat
konfirmasi misal ; jawaban responden ditransformasikan dengan menggunakan skala likert yakni
; pertama – tama berdasarkan teoritis variabel ditetapkan dimensi variabel, selanjutnya
berdasarkan dimensi variabel ditetapkan indikator teoritis.
Ukuran konfirmasi dari indikator berupa angka yang menunjukkan tingkatan atau katagori,
perbandingan sesuai jenis data yang diinginkan. Berdasarkan tingkatan, katagori, perbandingan
selanjutnya ditetapkan drajat transformasi. Drajat teranformasi antara lain : nominal, ordinal,
interval dan rasio.
Data – data drajat konfirmasi berbentuk data primer, yakni data yang didapat dari
responden secara langsung dengan menggunakan drajat konfirmasi, demikian halnya
data berbentuk skunder berupa laporan – laporan responden, lembaga, istitusi,
kelompok, dll dirubah dengan menggunakan drajat konfirmasi.
Kegunaan dari skala operasional variabel adalah menunjukkan jenis dan ukuran data
dari suatu variabel. Setiap variabel penelitian diukur dengan menggunakan skala hasil
transformasi dari indikatornya masing – masing.
Ketika indikator variabel dari sebuah variabel digunakan untuk mengetahui derajat
konfirmasi pada empirisnya ( “lapangan” ) yakni berupa jawaban dari responden atas
berbagai pertanyaan saat wawancara, atau secara tidak langsung hanya pada laporan –
laporan, ketika itu dapat diketahui dengan metode uji yang akan digunakan.
Pada penelitian dengan menggunakan metodologi kualitatif, data primer berupa jawaban
dari responden dengan menggunakan indikator secara langsung digunakan sebagai
bahan analisis, Pada penelitian dengan menggunakan metodologi kuantitatif, data primer
berupa jawaban dari responden tidak dapat secara langsung digunakan sebagai bahan
analisis, tetapi harus ditransformasikan kedalam bentuk angka, oleh karenanya peran
statistik dan matematik daalam analisis data sangat signifikan.

Ilustrasi :
Misalkan : terdapat indikator kepercayaan individu sebagai indikator dari budaya
organisasi. Untuk mendapatkan data menyangkut kepercayaan individu digunakan daftar
pertanyaan yang diajukan kepada responden. Karena secara konseptual variabel
kepercayaan individu memiliki tingkatan, maka digunakan skala (misal skala Likert) untuk
mengkonfirmasi jawaban. Jika transformasi konfirmasi menujukkan katagori ya atau tidak
maka digunakan skala nominal, Jika transformasi menujukkan karakteristik maka
digunakan skala ordinal, Jika transformasi menujukkan perbedaan kualitatif berdasarkan
katagori kelompok maka digunakan skala interval, Jika transformasi menujukkan
perbedaan secara proposional maka digunakan skala rasio.
Drajat tranformasi data tidak saja digunakan untuk data – data primer, tetapi digunakan
berlaku juga untuk data – data sekunder. Jika data sekunder yang transformasi
menujukkan karakteristik maka digunakan skala ordinal, Jika data sekunder yang
transformasi menujukkan perbedaan kualitatif berdasarkan katagori kelompok
digunakan skala interval, Jika data sekunder yang transformasi menujukkan perbedaan
secara proposional maka digunakan skala rasio.

DRAJAT TRANSFORMASI
Drajat transformasi terhadap data hasil dari konfirmasi pada responden secara langsung
(data orimer) maupun dalam bentuk laporan (data skunder) didasarkan pada empat
bentuk skala yakni ; skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.

Skala nominal.
Skala nominal merupakan skala didasarkan pada objek katagori. Objek – objek
berdasarkan katagori bersifat mutually exclusive yakni setiap katagori memiliki sifatnya
sendiri yang dinotasikan berupa angka yang menandai suatu karakter tidak memiliki
tingkat tertentu dan mutlak sebagai tanda dari sebuah katagori.
Contoh 1 :
Katagori dari konsumen yang berstatus menikah :
- Satu manusia ditetapkan dengan angka 1
- Orang menikah ditetapkan dengan angka 2
- Orang yang bercerai (janda, duda) ditetapkan dengan angka 3
Contoh 2 :
Pemberian label sebuah swalayan yakni :
- Swalayan Jogya ditetapkan dengan angka 1
- Swalayan Matahari ditetapkan dengan angka 2
- Swalayan Indomaret ditetapkan dengan angka 3
- Swalayan Hero ditetapkan dengan angka 4
Skala nominal menunjukkan bilangan aritmatik. Karena skala nominal menggambarkan
katagori, maka katagori dapat juga dengan menggunakan simbul abjad.
Contoh 3 :
- Swalayan Jogya ditetapkan dengan abjad A
- Swalayan Matahari ditetapkan dengan abjad B
- Swalayan Indomaret ditetapkan dengan abjad C
- Swalayan Hero ditetapkan dengan abjad D
Skala ordinal
Skala ordinal merupakan skala didasarkan pada karakteristik yang berkaitan dengan
sifat variabilitas tingkatan. Untuk menunjukkan adanya vriabilitas tingkatan ditunjukkan
dalam bentuk angka yang yang membedakan antar tingkatan dengan tingkatan yang lain
lainnya.
Contoh 1 :
Mengetahui kepuasan konsumen dengan menetapkan tingkat kepuasan konsumen
sebagai berikut :
Jika Adi merasakan lebih puas dari Bima, dan Bima lebih puas dari Centa dan Adi
lebih puas dari Centa, maka kepuasan menunjukkan tingkatan, dapat dinotasikan dalam
bentuk angka sebagai berikut :
 Kepuasan Centa adalah 1
 Kepuasan Bima adalah 2
 Kepuasan Adi adalah 3
Berdasarkan aritmatika menunjukkan bahwa nilai Centa (1) tidak sama dengan nilai Adi
(3), keadaan menunjukkan ketidaksamaan dalam operasional dapat disebut juga kurang
dari atau lebih kecil (<) atau lebih dari atau lebih besar (>), dalam skala ordinal
dinyatakan 3 > 2 dan 1 < 3, aritmatika ini mengindikasikan bahwa Adi lebih puas dari
Bima dan Centa kurang puas dibandingkan Adi.
Contoh 2 :

Skala interval
Skala interval merupakan skala didasarkan pada dua tingkatan pada skala dari ordinal
yang dikelompokkan berdasarkan batas terendah dan batas tertinggi dari satu deret
angka dalam satu kelompok angka, dengan kata lain skala interval tidak terdapat data
dari individual , tetapi berisi kelompok katagori terhadap kelompok katagori yang lain.
Contoh 1 :
Pemahaman yang sederhana untuk memahami skala interval adalah pada sistem
penilaian hasil ujian, pengukuran suhu sebagai berikut :
Katagori kelompok satu : niilai 0 sampai dengan 46
Katagori kelompok dua : nilai 47 sampai dengan 56
Katagori kelompok tiga : nilai 57 sampai dengan 66
Katagori kelompok empat : nilai 67 sampai dengan 76
Katagori kelompok lima : nilai 77 sampai dengan 86
Katagori kelompok enam : nilai 87 sampai dengan 100

Skala Rasio
Skala rasio skala yang bersifat absolute, skala tidak hanya mengukur perbedaan
besarnya antara angka skala, namun skala menggambarkan perbedaan secara
proposional. Skala rasio adalah skala yang paling kuat yang dapat digunakan dalam
pengukuran, sebab skala rasio menunjukkan keseimbangan hasil dari setiap kelompok
katagori.
Contoh 1 :
Jika ingin mengetahui seberapa berat badan seseorang terhadap yang lain, dengan
mudah membandingkannya, yakni yang satu berat 80 kg dan satu yang lainnya berat 40
kg, maka dengan mudah diketahui bahwa perbandingan berat badan menunjukkan rasio
2 : 1. contoh lain.
Contoh 2 :
Jika ingin mengetahui kemampuan, keakhlian dan kecepatan antara dua orang dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Berdasarkan data didapat yang satu menyelesaikan
pekerjaanya dalam waktu 10 jam dan yang lain dalam waktu 5 jam, maka rasio
kemampuan, keahlian dan kecepatan sebesar 1 : 2.
Membuat skala erat kaitannya dengan alat uji atau pemenuhan persyaratan alat uji
statistik. Dalam ilmu sosial sifat data pada umumnya kualitatif, kecuali untuk akuntansi,
manajemen keuangan terdapat data – sata yang sudah beruapa kuantitatif (laporan
keuangan). Karena dalam penggunaan alat uji statistik data harus kuantitatif, maka
diperlukan teknik untuk mengubah fakta – fakta kualitatif menjadi suatu urutan kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai