Anda di halaman 1dari 16

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Mahasiswa memahami Perbedaan dasar antara akuntansi sektor publik dan


privat
2. Mahasiswa memahami barang publik dan barang privat
3. Mahasiswa memahami perbedaan proses penganggaran publik dan privat

MODUL
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN
SEKTOR BISNIS

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI


Sektor Publik versus Sektor Bisnis ( Swasta )
Istilah kelompok swasta dan publik bermula dari sejarah manusia primitif yang mulai
hidup berkelompok dan terjadi perubahan sedemikian rupa hingga menjadi sekelompok
manusia yang mulai memiliki pemikiran, sosial, dan organisasi. Dimana masyarakat tersebut
sejak dahulu memenuhi kebutuhan hidup dari segala hal yang ada di alam, yang kemudian
hari seiring perkembangan waktu ketersediaan sumber daya yang ada di alam semakin sedikit
dan membuat perselisihan antar kelompok sehingga membentuk kelompok yang dikemudian
hari memiliki sifat swasta dan publik.

Perlunya akuntansi sekotr publik dipelajari tersendiri


Akuntansi sekotr publik dapat diinterprestasikan sebagai bidang akuntasi yang secara
khusus membahas penggunaan akuntansi dalam kegiatan organisasi sektor publik. Secara
luas, organisasi sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-
departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD, partai politik, LSM,
yayasan, dan lembaga non profit lainnya.

Tujuan Komparasi Akuntansi Sektor Publik Versus Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta)
Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi
bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor swasta,
sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda dan mempunyai
keunikan sendiri. Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing
organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam
mencapai tujuannya. Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi
tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).

Asumsi - Asumsi Akuntansi Sektor Publik Dan Sektor Bisnis(Swasta)

1. Perbedaan motif keuntungan antara akuntansi sector public dan akuntansi swasta.
Akuntansi sector public hanya memenuhi kebutuhan public tanpa motif mencari
keuntungan sedangkan akuntansi swasta pasti akan mencari keuntungan sebanyak-
banyaknya.
2. Dampak yang diharapkan dari pemberian materi akuntansi sector public.
3. Area sector public dan peran pemerintah sebagai organisasi sector public terbesar.
4. Keunikan karakter akuntansi sector public.

Akuntansi Sektor Publik Versus Sektor Bisnis (Swasta)

Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Sektor Bisnis (swasta)


Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak pada tujuan yang
akan dicapai. Pada tahap perencanaan, organisasi sector swasta menitikberatkan keuntungan
usaha semaksimal mungkin. Sementara organisasi sector publik lebih mengutamakan
kesejahteraan masyarakat.

Akuntansi Sektor Publik yang Tertinggal dari Akuntansi Bisnis


Akuntansi Sektor Publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika diandingkan dengan
Akuntansi Sektor Swasta. Pernyataan ini bukan hanya untuk merendah atau santun, tetapi
ketertinggalan ini adalah rill. Pembuktiannya sangatlah mudah, yakni:
a. Pemerintah Indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang
dibutuhan.
b. Standar Audit Pemerintahan pada tahun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang
dikeluarkan oleh Badan Pemerintah Keuangan Republik Indonesia dan di pihak lain,
BPKP sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah juga mengeluarkan Standar
Audit.
c. Pada organisasi public selain pemerintah ada standar akuntansi keuangan (SAK)
No.45 tentang standar akuntansi untuk entitas nirlaba.
Akuntansi atas Utang atau Kewajiban Organisasi Publik
Kelemahan akuntansi keuangan pemerintah di masa lalu harus dipecahkan melalui
mekanisme hukum yang memberdayakan warga masyarakat. Pembagian tugas yang jelas
akan menunjukkan unit yang bertanggung jawab atas perhitungan “utang pemerintah” dan
strategi pelunasannya.
Dalam hal ini, berbagai pertanyaan berikut harus dijawab:
a. Malukah pemerintah mengetahui utangnya?
b. Belum siapkah pemerintah memasuki transparansi keuangan?
c. Apakah akuntansi yang baik hanya diperuntukan bagi Pemerintah Daerah dengan
mewajibkan penyusunan Nota Perhitungan Anggaran Daerah, Perhitungan Daerah,
Neraca, dan Laporan Arus Kas?
d. Bagaimana laporan keuangan pemerintah pusat dan berbagai agensi pemerintah yang
mengelola aset negara disusun secara terpisah?

Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas


Efisiensi
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas
satu. Semakin besar angkanya, semakin tinggi tinggkat efiseinsinya. Secara absolut, rasio ini
tidak menujukkan posisi keuangan dan kinerja organisai. Karena itu, efiseinsi dapat
dikembangkan dengan empat cara, yaitu:
1. Dengan menaikkan output untuk input yang sama.
2. Dengan menaikkan output lebih besar dibadingkan proporsi peningkatan input.
3. Dengan menurunkan input untuk output yang sama.
4. Dengan menurunkan input lebih besar dibandingkan proporsi penurunan output.
Input, sebagai penyebut, lebih sering di pertimbangkan sebagai factor pengubah kebijakan
organisasi sektor publik

Efektivitas
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan . Jika
suatu organisasi ingin membangun sebuah rumah sakit dengan 250 tempat tidur. 4 unit
operasi, sebuah unit kecelakaan dan darurat, serta unit pasien luar dan sebuah target tersebut
tercapai, maka mekanisme kerja organisai itu di anggap sudah efektif. Dalam rangka
mencapai tujuan itu, organisai sector publik sering kali tidak memperhatikan biaya yang di
keluarkan. Hal seperti itu bisa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan merupakan salah satu dari
indikator hasil.

Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan indikator tentang penggunaan input.ada 3 indikatot
kinerja organisai sector publik bisa di rinci sebagai berikut:
1. ekonomi mengenain input,
2. efisiensi tentang input dan output, serta
3. efektifvitas yang berhubungan dengan output.
Indikator efisiensi mencakup baik input maupun output. Ini bearti optimalisasi tujuan atau
pencapaian tujuan dengan biaya serendah mungkin.
Penerapan indikator efisiensi di sektor publik akan membuka kemungkinan kerja
sama dengan pihak swasta. Namun,ada 2 kesulitan benchmark penerapan ukuran kinerja
sector swasta ke sektor publik, yaitu:
1. Jika output di ukur dalam ukuran uang, kwalitas rasio tergantung pada kwalitas
output. Sedangkan pengukuran yang ada mencakup perkiraan kwalitatif konsumen.
Kegagalan pasar merupakan suatu masalah khusus dalam pelayanan sektor publik.
2. Jika output tidak bisa diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan dengan
unit fisik. Di sini permasalahan dasarnya adalah kondisi pengukuran fisik tidak bisa
diterima diterima dalam standar internasional.
Luasnya pengukuran efisiensi dalam artian pencarian nilai menunjukkan suatu residu.
Penekanan pada ‘inefisiensi’ dan memelihara atau memperbaiki kualitas dianggap sebagai
motif focus pengukuran tren kualitas biaya. Sebagian besar tujuan dapat diukur sementara
sebagian lainnya tidak dapat diukur. Setiap jenis ‘kualitas’ biaya telah diteliti sesuai standar
profesionalisme asosiasi dan/atau profesi. Hal yang dipertimbangkan adalah perluasan
penggunaan kebijakan kunatitas atau kualitas. Dengan kata lain, kualitas merupakan suatu
residu di mana mekanisme formal telah dilakukan secara numerik.

Kultur Organisasi Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)


Organisasi sector publik bertujuan memenuhi kesejahteraan masyarakat, sedangkan
tujuan organisasi sector swasta adalah mencari keuntungan. Dalam organisasi publik semua
karyawan/pegawai/ pengurus/relawan bekerja untuk mencapai satu tujuan yakni pemenuhan
pelayanan publik. Persaingan inilah yang menghantarkan kinerja swasta cenderung lebih
cepat berkembang ketimbang sector publik. Karena itu, di antara organisasi bisnis akan selalu
memberikan yang terbaik bagi pasar (masyarakat). Kultur ini belum begitu familiar dalam
organisasi publik, sehingga peningkatan mutu pelayanan atau produknya belum terjadi secara
signifikan.

Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik dari Sektor Bisnis (Swasta)


Dasar hukum akuntansi sector publik adalah:

1. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 24


Tahun 2005.
2. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), standar akuntansi keuangan yang
lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan.
3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), keberadaan standar pemeriksaan
merupakan hal yang sangat penting karena standar ini menjadi patokan dalam
pelaksanaan tugas pemeriksaan.
Dasar hukum akuntansi sector bisnis (swasta) adalah:

1. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), standar akuntansi keuangan


merupakan pedoman yang harus diacu dalam penyusunan laporan keuangan untuk
tujuan pelaporan.
2. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), merupakan kodifikasi dari berbagai
pernyataan standar teknik dan aturan etika.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)


Standar pemeriksaan merupakan standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan
tugas pemeriksaan. Patokan - patokan ini juga yang menjadi penilai apakah sebuah
pemeriksaan telah dijalankan dengan baik atau tidak. Apabila terjadi penyimpangan atau
tahapan dalam standar pemeriksaan tidak dijalankan, secara otomatis proses pemeriksaan
dinilai cacat atau tidak memenuhi standar yang berlaku.
Pada awal tahun 2007, BPK berhasil menyelesaikan penyusunan standar pemeriksaan
yang diberi nama ‘Standar Pemeriksaan Keuangan Negara’ atau disingkat dengan SPKN,
yang dipayungi dengan peraturan BPK-RI No 1 Tahun 2007 sebagai pengganti standar
pemeriksaan sebelumnya, yaitu Standar Audit Pemerintah (SAP) 1995. SPKN ini mengikat
BPK maupun pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan keuangan negara untuk dan atas
nama BPK.
Peran SPKN adalah memberikan patokan atau arahan pertahapan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara bagi pemeriksa. Dengan kata lain, SPKN
disusun sebagai ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pelaksanaan pemeriksaan yang di dasarkan pada SPKN diharapkan dapat meningkatkan
kredibilitas informasi yang dilaporkan, atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui
pengumpulan dan pengujian bukti secara objektif. Dalam penerapannya, standar pemeriksaan
keuangan negara (SPKN) ini berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksakan terhadap
entitas, program, kegiatan, serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
SPKN dilaksakan dengan sebuah mekanisme kerja, yakni pengumpulan bukti dan
pengujian bukti secara objektif. Hal ini dilakukan dengan prinsip akuntabilitas publik untuk
mendapatkan hasil, yakni meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan. Hasil ini
akan membawa manfaat, yaitu :
1. Peningkatan mutu pengelolaan.
2. Pemenuhan tanggung jawab.
3. Pengambilan keputusan.

Dasar Hukum Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta) adalah :


(1) Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman yang harus diacu dalam penyusunan
laporan keuangan untuk tujuan pelaporan. Standar akuntansi keuangan, sebagai
pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan, merupakan hal yang
sangat penting agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dipahami, dapat
diperbandingan, serta tidak menyesatkan.
(2) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan kodifikasi dari sebagai
pernyataan standar teknik dan aturan etika. Pernyataan standar teknik meliputi
pernyataan standar auditing, pernyataan standar atesiasi, pernyataan jasa akuntansi
dan review, pernyataan jasa konsultasi, dan peryataan standar pengendalian mutu.
Standar ini diterbitkan oleh ikatan Akuntan Indonesia – Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik. Sementara itu, aturan etika yang ada adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh kompartemen Akuntan
Publik sejak bulan mei 2000.

Pengambilan Keputusan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)

Pengambilan Keputusan
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Mekanisme formal dan telah ditetapkan Mekanisme formal dan telah ditetapkan
dengan keputusan organisasi dengan keputusan organisasi atau tidak
formal
Segala keputusan diambil melalui Pengambilan keputusan secara
musyawarah mufakat antara musyawarah mufakat, atau dapat juga
pimpinan/pengurus dan diputuskan secara individual (pemilik
anggota/perwakilan anggotanya usaha)

PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)


Setiap organisasiyang bergerak disektor publik maupun sektor swasta ingin mencapai
tujuannya melalui sumber daya yang tersedia ( manusia,modal,bahan baku, dan sebagainya).
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang terdiri dari:
(1) Proses Perencanaan: Strategi yang digunakan untuk memilih atau memodifikasi
(menambah ataumengurangi) aktivitas.
(2) Proses Pengedalian: Penetapan perencanaan dalam suatu sistem yang menjamin
bahwa proses perencanaan dapat dilakukan
Perencanaan dapat dikategorikan berdasarkan dimensi waktu, sehingga dapat dibagi
menjadi :
1. Perencanaan jangka panjang, yang biasanya berjangka waktu lima tahun atau lebih ke
depan
2. Perencanaan jangka menengah, yang biasanya satu hingga lima tahun ke depan.
3. Perencanaan jangka pendek, yang biasanya hingga satu tahun kedepan.
4. Perencanan jangka pendek, yang biasanya hingga satu tahun kedepan.
Disisi lain, akuntansi manajemen menyediakan informasi untuk pembuatan rencana
sementara (tentative). Penyediaan informasi pada tahap perencanaan dapat dilakukan dengan
cara :
a. Penilaian Investasi
Suatu tindakan/cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyediakan informasi
tentang kemampuan organisasi dalam mengevaluasi pengembalian modal, dan
kemampuan aset yang akan digunakan untuk operasi organisasi pada masa yang akan
datang, “apakah cukup diperbaiki”,”tukar tambah”, atau bahkan “membeli yang
baru”. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menilai alternatif investasi seperti B/C
Ratio, NPV, IRR, dan Pay Back Period.
b. Perencanaan dan Penganggaran Keuangan
Keputusan mengenai investasi merupakan salah satu aspek dari akuntansi manajemen
yang terdiri dari :
1. Perencanaan Keuangan. Perencaan keuangan masih berhubungan dengan proses
penilaian investasi. Tujuan mendasar perencanaan keuangan adalah untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran dasar organisasi sektor publik serta
untuk memenuhi permintaan pelayanan yang ditetapkan pada saat perencanaan
awal. Contohnya meliputi survei kependudukan, kebutuhan dasar, dan kebutuhan
sekunder pendidikan.
2. Anggaran Modal. Anggaran modal berisi rincian dan prakiraan penerimaan dari
penjualan asset serta pembayaran pengambialihan aset baru untuk perencanaan
jangka menengah. Untuk jangka panjang adalah mempertimbangkan informasi
tentang kebutuhan aset yang perlu diganti atau aset baru yang perlu dibeli.
c. Anggaran Pendapatan
Anggaran penerimaan tahunan merupakan salah sau dokumen perencanaan yang
paling penting dalam suatu organisasi sektor publik. Anggaran pendapatan memuat
rencana pendapatan yang akn diperoleh organisasi dalam satu tahun anggaran untuk
membiayai kegiatan organisasi.
d. Model Keuangan
Aktivitas perencanaan selalu dikaitkan dengan maslah ketidakpastian, karena
perencanaan masa depan mengandung ketidakpastian. Dalam perencanaan jangka
pendek ataupun jangka panjang, perencanaan selalu dipengaruhi oleh banyak variabel
yang terkait. Salah satu cara yang dapat membantu menghitung/menaksir masing-
masing variabel adalah menggunakan model keuangan. Manfaat dari model keuangan
ini adalah untuk melihat prediksi situasi sesungguhnya yang akan terjadi pada masa
yang akan datang.
e. Target Perencanaan dan Penganggaran
Target adalah seperangkat sasaran dalam bentk kuantitatif yang nharus dicapai oleh
pihak manajemen pada waktu tertentu di masa yang akan datang, seperti :
- Target output.
- Target kinerja (efisiensi, kualitas pelayanan, kinerja keuangan)
Jadi, aktivitas perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
1. Jenis perencanaan yang diperlukan untuk menetapkan seluruh tujuan organisasi,
yaitu perencanaan sasaran dan tujuan dasar.
2. Jenis perencanaan yang diperlukan untuk menerapkan aktivitas dalam pencapaian
sasaran dan tujuan dasar ( Perencanaan Operasional).

Kedua jenis perencanaan ini mempunyai hubungan yang tidak dapat dibedakan.
Namun, pembahasan hanya ditekankan pada jenis kedua. Perencanaan operasional
merupakan bagian tetap dari perencanaan manajerial dan siklus pengendalian, dimana
manajer terlibat dan bertanggung jawab di dalamnya. Berikut ini adalah tahapan pokok dari
perencanaan dan pengendalian :
1. Perencanaan sasaran dan tujuan dasar.
2. Perencanaan operasional.
3. Penganggaran.
4. Pengukuran dan pengendalian.
5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Proses perencanaan di organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan,
dilakukan dengan menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh
pemerintahan daerha provinsi, daerah kabupaten, atau daerah kota sesuai kewenangannya
yang dilaksanakan oleh unit (Badan) Perencanaan Pembangunan Daerah. Contohnya adalah :
1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP Daerah ) untk jangka waktu 20
tahun yang ditetapkan dengan Perda.
2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM Daerah ) untuk jangka waktu
5 tahun yang ditetapkan Perda.
3. Rencana kerja pembanguna daerah ( RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah
untuk jangka waktu 1tahun dengan mengacu pada rencana kerja pemerintah pusat.

Perencanaan dalam Sektor Publik dan Sektor bisnis (swasta)


Perencanaan
Sektor Publik Sektor Bisnis(Swasta)
Disusun oleh bagian perencanaan Disusun oleh para pegawai serta
organisasi, staf, atau pengelola organisasi manajer yang ada dalam organisasi
tersebut
Disahkan dengan regulasi publik Disahkan dengan atran perusahaan atau
keputusan pemilik/pengelola perusahaan
Hasil yang ingin dicapai adalah Hasil yang ingin dicapai adalah meraup
kesejahteraan publik profit/laba tinggi, serta peningkatan
kekayaan dan pertumbuhan organisasi

Dalam organisasi sektor publik lainnya, seperti lembaga swadaya masyarakat,


yayasan, dan partain[olitik. Proses perencanaannya dilakukan oleh staf dan pengelola yang
berwujud dokumen perencanaan. Proses perencanaan itu memberikan kekuatan yang efektif
dalam menjalankan peran pengelola. Selain itu, dokumen perencanaan juga merupakan
sarana yang efektif dan efisien dalam pengelolaan organisasi.
Dalam organisasi swasta, proses perencanaan dilakukan oleh para pegawai serta
manajer yang ada dalam organisasi tersebut secara garis besar. Proses perencanaan di
organisasi swasta tidak jauh berbeda dengan organisasi sektor publik. Pada intinya, terkait
dengan penetapan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai, dijalankan strategi untuk
meraihnya serta sistem perencanaan untuk mengendalikan pelaksanaan rencana tersebut.
Perbedaannya terlihat pada hasil yang ingin dicapai dari proses perencanaan itu. Organisasi
swasta ingin mencapai profit/laba yang tinggi serta peningkatan kekayaan dan pertumbuhan
organisasi, sementara organisasi sektor publik lebih mengutamakan pentingnya layanan
kepada publik/masyarakat.

Penganggaran Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Dalam organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan, penyusunan
anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan program
publik dalam anggaran akan dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat.
Dan akhirnya disahkan oleh wakil masyarakat di DPR, DPD, atau DPRD. Dalam organisasi
swasta, penyusunan anggaran dilakukan oleh para pegawai dan manajer perusahaan yang
berwenang dengan persetujuan pemilik perusahaan.

Penganggaran dalam Sektor Publik dan sektor Bisnis (Swasta)


Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Penyusunan anggran dilakukan bersama Penyusunan anggaran dilakukan bagian
masyarakat dalam perencanaan program keuangan, pengelola perusahaan, atau
pemilik usaha
Dipublikasikan untuk dikritisi dan Tidak dipublikasikan
didiskusikan oleh masyarakat
Disahkan oleh wakil masyarakat di Disahkan oleh pengelola perusahaan atau
DPR/D, legislatif, dewan pengurus pemilik usaha

Realisasi Anggaran Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Dalam organisai sektor publik maupun organisasi sektor bisnis (swasta), isu utama
pada proses realisasi anggaranadalah kualitas. Hal ini akan menjadi persaingan antar output
organisasi. Dalam sektor publik, kualitas dicapai untuk memenuhi tujuan pelayanannya
kepada publik. Sedangkan pada organisasi swast, kualitas dicapai dalam rangka mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari produknya.
Pada organisasi publik, masyarakat aktif berpartisipasi selama proses realisasi
anggaran, baik sebagai peneima layanan maupun pengawas independen. Sedangkan pada
organisasi swasta, masyarakat sebagai konsumen berpartisipasi pada saat menggunakan
output yang dihasilkan oleh organisasi tersebut

Realisasi Anggaran dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)


Realisasi Anggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Kualitas untuk memenuhi tujuan Kualitas untuk mendapatkan keuntungan
pelayanan organisasi yang lebih besar
Partisipasi konsumen (masyarakat) Partisipasi konsumen selama
selama proses realisasi anggaran mendapatkan output (produk)

Pengadaan Barang Dan Jasa Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau
pemerintah. Sifat barang ini tidak eksklusif dan diperuntukkan bagi kepentingan seluruh
warga dalam skala luas. Sementara itu, barang swasta adalah barang spesifik yang dimiliki
oleh swasta yang bersifat eksklusif serta hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu
membelinya, karena haga disesuaikan dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jas dalam suatu masyarakat dapat dilakukan
melalui dua mekanisme : Pertama, melalui mekanisme pasar (market mechanism). Kedua,
mealui mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism). Pengadaan barang/jasa adalah usaha
atau kegiatan yang diperlukan oleh organisasi sektor publik yang meliputi : a. Pengadaan
barang, b. Jasa pemborong, c. Jasa konsultasi, dan d. Jasa lainnya.
Perbedaan pengadaan barang dan jasa di sektor publik dan swasta terletak pada
tujuannya. Pada organisasi sektor publik, pengadaan barang dan jasa diperuntukkan bagi
kepentingan seluruh warga dalam skala luas, sedangkan dalam organisasi swasta, pengadaan
barang dan jasa diperuntukkan bagi kepentingan internal organisasi.

Pengadaan Barang dan Jasa dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Pengadaan Barang dan Jasa
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Barang publik adalah barang kolektif yang Barang spesifik yang dimiliki oleh swasta
harus dikuasai oleh negara atau pemerintah
Sifatnya tidak eksklusif Sifatnya eksklusif
Pada umumnya, barang dan jasa Barang dan jasa hanya bisa dinikmati oleh
diperuntukkan bagi kepentingan seluruh mereka yang mampu membelinya, karena
warga dalam skala luas harganya disesuaikan dengan harga pasar
serta keinginan sang penjual yang ingin
meraih laba sebesar-besarnya.
Tujuan pengadaan barang dan jasa publik Tujuan pengadaan barang dan jasa adalah
adalah diperuntukkan bagi kepentingan diperuntukkan bagi kepentingan internal
seluruh warga dalam skala luas organisasi

Pelaporan Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, perubahan dari era Orde Baru ke era Orde
Reformasi menuntut akuntanbilitas publik dalam melaksanakan setiap aktivitas
kemasyarakatan dan pemerintahan. Asumsi UU No.17/2003 membawa akuntanbilitas hasil
sebagai catatan yang dipertanggungjawabkan. Indikator hasil seperti ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas harus direfleksikan dalam laporan pertanggungjawaban pemerintahan, baik
dipemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Karena itu, model pelaporan keuangan
sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban mulai dirancang dan diterapkan,
sebagaimana yang diterapkan di Amerika Serikat, Kanada, serta Selandia Baru.
Pada bulan Juni 1999, Amerika Serikat melalui Governmental Accounting Standards
Board (GASB) mengeluarkan GASB Statements No.34 “ Basic Financial Statements – and
Managements’s Discussion and Analysis – for State and Local Governments,” di mana model
pelaporan keuangan diterapkan untuk pengambilan keputusan dan akuntanbilitas
(GASB,Johnson dan Bean, 1999).
Perubahan ini menimbulkan kebutuhan baru akan pengembangan sistem informasi
keuangan dan manajemen di pemerintahan. Jadi, reorientasi pengembangan ilmu dan praktek
ke praktek internasional serta International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)
harus dilakukan.
Bentuk dan penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti sifat lembaga sektor publik, sistem pemerintahan suatu negara, mekanisme
pengelolaan keuangan, dan sistem anggaran negara. Keempat faktor tersebut sangat
mempengaruhi karakteristik akuntansi sektor publik. Akibatnya, laporan keuangan sektor
publik dapat dibedakan dengan laporan keuangan swasta.
Menurut Likierman dan Taylor dalam Henley et al. (1992), ada beberapa perbedaan
antara laporan keuangan sektor publik dan laporan keuangan sektor swasta yaitu :
1. Laporan keuangan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah sangat dipengaruhi
oleh proses keuangan dan politik;
2. Laporan keuangan sektor swasta sangat terikat dengan aturan dan kriteria keuangan;
3. Pertanggungjawaban laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah adalah
kepada DPR/D dan masyarakat luas, sementara yayasan dan LSM kepada donor,
dewan pengampu, serta masyarakat luas;
4. Kriteria pertanggungjawaban laporan keuangan sektor swasta ditentukan para
pemegang saham dan kreditor;
5. Laporan organisasi sektor publik harus ditujukan sebagai pengembangan
akuntanbilitas publik;
6. Laporan keuangan sektor swasta hanya diungkap pada tingkat organisasi secara
keseluruhan;
7. Laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah dan pemerintahan secara
keseluruhan dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek pemerintahan, sementara di
LSM dan yayasan dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek organisasi;
8. Laporan unit pemerintah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan
laporan keuangan sektor swasta diperiksa oleh auditor independen.
Sementara itu, berbagai persamaan akuntansi sektor publik dan akuntansi swasta juga
dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber;
2. Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas publik;
3. Siklus akuntansi dapatdiperbandingkan;
4. Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan organisasi independen;
5. Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi swasta bisa diakui sebagai dasar
hukum.
Persamaan dan perbedaan laporan keuangan organisasi sektor publik sert organisasi
swasta harus dipertimbangkan sebagai hal yang wajar. Profesionalisme dan independensi
merupakan dua kata yang sangat menentukan kualitas laporan keuangan tersebut.

Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta


Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Swasta
- Laporan keuangan publik - Laporan keuangan swasta
dipengaruhi oleh proses sangat terikat oleh aturan dan
keuangan dan politik kriteria kecurangan.
- Pertanggungjawaban laporan - Kriteria pertanggungjawaban
unit pemerintah/organisasi laporan keuangan sektor swasta
publik adalah ke ditentukan oleh para pemegang
DPR/DPRD/legislatif/dean saham dan kreditor.
- Laporan keuangan sektor swasta
pengurus dan masyarakat luas.
- Laporan unit pemerintah/ hanya diungkap di tingkat
organisasi publik harus organisasi secara keseluruhan.
- Laporan keuangan swasta
ditujukan sebagai
diperiksa oleh auditor
pengembangan akuntabilitas
independen.
publik.
- Laporan unit
pemerintah/organisasi publik
secara keseluruhan dijadikan
dasar analisis atas prospek
pemerintahan/organisasi publik.
- Laporan unit pemerintah
diperiksa BPK/auditor yang
telah ditetapkan.

Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta


Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta
1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber.
2. Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas publik.
3. Siklus akuntansi dapat diperbandingkan.
4. Standar akuntansi ditetapkan oleh organisasi independen.
5. Laporan keuangan publik dan swasta bisa diakui sebagai dasar hukum.

Audit Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Audit sektor
publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba sepertisektor
pemerintahan daerah(pemda), BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan
pengelolaan aset kekayaan Negara, partai politik, yayasan, lembga swadaya masyarakat atau
organisasi sosial lainnya. Sementara itu, auidt sektor bisnis dilakukan pada perusahaan
pemilik swasta yang bersifat mencari laba. Audit sektor publik dan bisnis (swasta) sama-sama
terdiri dari Audit Keuangan, Audit Kinerja, dan Audit untuk Tujuan Khusus.\

Audit dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)


Realisasi Anggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Organisasi pemerintahan yang bersifat Perusahaan milik swasta yang bersifat
nirlaba seperti sektor pemerintahan mencari laba.
daerah(pemda), BUMN, BUMD, dan
instansi lain yang berkaitan dengan
pengelolaan aset kekayaan Negara, partai
politik, yayasan, lembga swadaya
masyarakat atau organisasi sosial
lainnya.

Pertanggungjawaban Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)


Pada organisasi publik, pertanggungjawaban merupakan upaya konkret dalam
mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan organisasi sektor publik. Undang-
undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, menegaskan bahwa laporan
pertanggungjawaban keuangan dimaksud dinyatakan dalam bentuk Laporan Keuangan yang
setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan, serta disusun berdasarkan SAP.
Dalam organisasi sektor publik lainnya, pertanggungjawaban dilakukan kepada
masyarakat/konstituen dan Dewan Pengampu di LSM atau yayasan. Sedangkan dalam
akuntansi sektor swasta, pertanggungjawaban dilakukan kepada stakeholders dan pemegang
saham oleh pengelola organisasi bisnis (swasta).
Pertanggungjawaban dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Pertanggungjawaban
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Pertanggungjawaban merupakan upaya Pertanggungjawaban merupakan upaya
konkret dalam mewujudkan akuntabilitas konkret dalam mewujudkan akuntabilitas
dan transparansi di lingkungan organisasi dan transparansi di lingkungan organisasi
sektor publik sektor swasta
Pertanggungjawaban dilakukan kepada Pertanggungjawaban dilakukan kepada
masyarakat/konstituen dan Dewan stakeholders dan pemegang saham oleh
Pengampu di LSM atau yayasan pengelola organisasi bisnis (swasta).

Anda mungkin juga menyukai