MODUL
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN
SEKTOR BISNIS
Tujuan Komparasi Akuntansi Sektor Publik Versus Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta)
Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi
bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor swasta,
sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda dan mempunyai
keunikan sendiri. Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing
organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam
mencapai tujuannya. Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi
tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).
1. Perbedaan motif keuntungan antara akuntansi sector public dan akuntansi swasta.
Akuntansi sector public hanya memenuhi kebutuhan public tanpa motif mencari
keuntungan sedangkan akuntansi swasta pasti akan mencari keuntungan sebanyak-
banyaknya.
2. Dampak yang diharapkan dari pemberian materi akuntansi sector public.
3. Area sector public dan peran pemerintah sebagai organisasi sector public terbesar.
4. Keunikan karakter akuntansi sector public.
Efektivitas
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan . Jika
suatu organisasi ingin membangun sebuah rumah sakit dengan 250 tempat tidur. 4 unit
operasi, sebuah unit kecelakaan dan darurat, serta unit pasien luar dan sebuah target tersebut
tercapai, maka mekanisme kerja organisai itu di anggap sudah efektif. Dalam rangka
mencapai tujuan itu, organisai sector publik sering kali tidak memperhatikan biaya yang di
keluarkan. Hal seperti itu bisa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan merupakan salah satu dari
indikator hasil.
Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan indikator tentang penggunaan input.ada 3 indikatot
kinerja organisai sector publik bisa di rinci sebagai berikut:
1. ekonomi mengenain input,
2. efisiensi tentang input dan output, serta
3. efektifvitas yang berhubungan dengan output.
Indikator efisiensi mencakup baik input maupun output. Ini bearti optimalisasi tujuan atau
pencapaian tujuan dengan biaya serendah mungkin.
Penerapan indikator efisiensi di sektor publik akan membuka kemungkinan kerja
sama dengan pihak swasta. Namun,ada 2 kesulitan benchmark penerapan ukuran kinerja
sector swasta ke sektor publik, yaitu:
1. Jika output di ukur dalam ukuran uang, kwalitas rasio tergantung pada kwalitas
output. Sedangkan pengukuran yang ada mencakup perkiraan kwalitatif konsumen.
Kegagalan pasar merupakan suatu masalah khusus dalam pelayanan sektor publik.
2. Jika output tidak bisa diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan dengan
unit fisik. Di sini permasalahan dasarnya adalah kondisi pengukuran fisik tidak bisa
diterima diterima dalam standar internasional.
Luasnya pengukuran efisiensi dalam artian pencarian nilai menunjukkan suatu residu.
Penekanan pada ‘inefisiensi’ dan memelihara atau memperbaiki kualitas dianggap sebagai
motif focus pengukuran tren kualitas biaya. Sebagian besar tujuan dapat diukur sementara
sebagian lainnya tidak dapat diukur. Setiap jenis ‘kualitas’ biaya telah diteliti sesuai standar
profesionalisme asosiasi dan/atau profesi. Hal yang dipertimbangkan adalah perluasan
penggunaan kebijakan kunatitas atau kualitas. Dengan kata lain, kualitas merupakan suatu
residu di mana mekanisme formal telah dilakukan secara numerik.
Pengambilan Keputusan
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Mekanisme formal dan telah ditetapkan Mekanisme formal dan telah ditetapkan
dengan keputusan organisasi dengan keputusan organisasi atau tidak
formal
Segala keputusan diambil melalui Pengambilan keputusan secara
musyawarah mufakat antara musyawarah mufakat, atau dapat juga
pimpinan/pengurus dan diputuskan secara individual (pemilik
anggota/perwakilan anggotanya usaha)
Kedua jenis perencanaan ini mempunyai hubungan yang tidak dapat dibedakan.
Namun, pembahasan hanya ditekankan pada jenis kedua. Perencanaan operasional
merupakan bagian tetap dari perencanaan manajerial dan siklus pengendalian, dimana
manajer terlibat dan bertanggung jawab di dalamnya. Berikut ini adalah tahapan pokok dari
perencanaan dan pengendalian :
1. Perencanaan sasaran dan tujuan dasar.
2. Perencanaan operasional.
3. Penganggaran.
4. Pengukuran dan pengendalian.
5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Proses perencanaan di organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan,
dilakukan dengan menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh
pemerintahan daerha provinsi, daerah kabupaten, atau daerah kota sesuai kewenangannya
yang dilaksanakan oleh unit (Badan) Perencanaan Pembangunan Daerah. Contohnya adalah :
1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP Daerah ) untk jangka waktu 20
tahun yang ditetapkan dengan Perda.
2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM Daerah ) untuk jangka waktu
5 tahun yang ditetapkan Perda.
3. Rencana kerja pembanguna daerah ( RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah
untuk jangka waktu 1tahun dengan mengacu pada rencana kerja pemerintah pusat.
Pengadaan Barang Dan Jasa Dalam Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)
Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau
pemerintah. Sifat barang ini tidak eksklusif dan diperuntukkan bagi kepentingan seluruh
warga dalam skala luas. Sementara itu, barang swasta adalah barang spesifik yang dimiliki
oleh swasta yang bersifat eksklusif serta hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu
membelinya, karena haga disesuaikan dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jas dalam suatu masyarakat dapat dilakukan
melalui dua mekanisme : Pertama, melalui mekanisme pasar (market mechanism). Kedua,
mealui mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism). Pengadaan barang/jasa adalah usaha
atau kegiatan yang diperlukan oleh organisasi sektor publik yang meliputi : a. Pengadaan
barang, b. Jasa pemborong, c. Jasa konsultasi, dan d. Jasa lainnya.
Perbedaan pengadaan barang dan jasa di sektor publik dan swasta terletak pada
tujuannya. Pada organisasi sektor publik, pengadaan barang dan jasa diperuntukkan bagi
kepentingan seluruh warga dalam skala luas, sedangkan dalam organisasi swasta, pengadaan
barang dan jasa diperuntukkan bagi kepentingan internal organisasi.
Pengadaan Barang dan Jasa dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Pengadaan Barang dan Jasa
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Barang publik adalah barang kolektif yang Barang spesifik yang dimiliki oleh swasta
harus dikuasai oleh negara atau pemerintah
Sifatnya tidak eksklusif Sifatnya eksklusif
Pada umumnya, barang dan jasa Barang dan jasa hanya bisa dinikmati oleh
diperuntukkan bagi kepentingan seluruh mereka yang mampu membelinya, karena
warga dalam skala luas harganya disesuaikan dengan harga pasar
serta keinginan sang penjual yang ingin
meraih laba sebesar-besarnya.
Tujuan pengadaan barang dan jasa publik Tujuan pengadaan barang dan jasa adalah
adalah diperuntukkan bagi kepentingan diperuntukkan bagi kepentingan internal
seluruh warga dalam skala luas organisasi