Bengkak/edema
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan
extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
Memar/ekimosis
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. Paralysis dapat terjadi
karena kerusakan syaraf.
Deformitas
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot
yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan
bentuk normalnya.
b. Fraktur terbuka (open/compound fraktur) Dikatakan terbuka bila tulang yang patah
menembus otot dan kulit yang memungkinkan / potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman dari
luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah.
yaitu:
a. Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
b. Fraktur Segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
c. Fraktur Multiple : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang
sama.
a. Komplikasi awal
- Syok terjadi karena kehilangan banyak darah.
- Kerusakan arteri pecahnya arteri karena trauma , terjadi hematom.
- Syndrom kompartemen keadaan terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh
darah dalam jaringan parut akibat edema atau perdarahan yang menekan otot dan
pembuluh darah.
- Infeksi kebanyakan terjadi pada kasus terbuka .
- Avaskular nekrosis terganggunya aliran darah ke tulangyang menyebabkan
nekrosis tulang.
- Syndrom emboli lemak sel lemak yang di hasilkan sumsum tulang kuning masuk
ke aliran darah dan menyebabkan tingkat o2 dalam darah rendah.
b. Komplikasi lama
- Delayed union kegagalan frakturberkonsolidasi dengan waktu yang di gunakan
tulang untuk sembuh atau tersambung dengan baik.
- Non-union fraktur tidak sembuh dalam 6-8 bulan.
- Mal-union fraktur sembuh tepat waktu namun terjadi deformitas.
BUKU AJAR GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
8. Explain about possible factors that can influence to healing procces of fracture
a. Fase inflamasi
Terjadi perdarahan pad ajaringan yang cedera dan pembentukan hematoma pada
lokasi fraktur. Tempat cidera akan diinvasi oleh makrofag yang membersihkan
daerah tersebut dari zat asing. Pada fase ini terjadi pembengkakan dan nyeri.
b. Proliferasi sel
Terbentuk benang2 fibrin padadarah dan membentuk jaringan untuk revaskularisasi,
serta invasi fibroblas dan osteoblas yg akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan
sebagai matriks kolagen pada patahan tulang.
c. Pembentukan kalus
Pembentukan kalkus dalam penulangan dua sampai tiga minggu patah tulang
melalui proses penulangan endokkondrial. Mineral terus menerus ditimbun sampai
tulang benar-benar telah bersatu dengan keras.
d. Remodeling
Tahap akhir dalam perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
roerganisasi tulang kesusunan struktural sebelumnya. Mememrlukan waktu
hitungan bulan bahkan tahun untuk remodeling benar2 sempurna.
Menurut Mansjoer (2000) dan Muttaqin (2008) konsep dasar yang harus
1. Rekognisi (Pengenalan )
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya. Contoh, pada tempat fraktur tungkai akan
terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk
Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen fragmen tulang yang patah
sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya. Upaya untuk memanipulasi fragmen
tulang sehingga kembali seperti semula secara optimal. Reduksi fraktur dapat dilakukan
dengan reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka. Reduksi fraktur dilakukan sesegera
mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena
edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila
cedera sudah mulai mengalami penyembuhan
(Mansjoer, 2002).
3. Retensi (Immobilisasi)
Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti semula
secara optimal. Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau di
pertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi
pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. Implan
logam dapat di gunakan untuk fiksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk
mengimobilisasi fraktur. Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk
menstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus
menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan pin tersebut
dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan eksternal bars. Teknik ini terutama atau
kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada
tulang femur, humerus dan pelvis
(Mansjoer,2000).
Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menggunakan pin yang diletakkan pada bagian
proksimal dan distal terhadap daerah atau zona trauma, kemudian pin-pin tersebut
dihubungkan satu sama lain dengan rangka luar atau eksternal frame atau rigid bars yang
berfungsi untuk menstabilisasikan fraktur. Alat ini dapat digunakan sebagai temporary
treatment untuk trauma muskuloskeletal atau sebagai definitive treatment berdasarkan
lokasi dan tipe trauma yang terjadi pada tulang dan jaringan lunak
(Muttaqin, 2008).
4. Rehabilitasi
(Mansjoer, 2000)
12. Menurut Tjiptoherijanto 2001, usia produktif berkisar antara 15 – 64 tahun namun
memasuki usia dewasa 35 – 40 tahun pengeroposan tulang sudah mulai berlangsung,
sedangkan produktifitas tinggi. Singer et al (2011) menyimpulkan dalam penelitiannya
tentang demografi fraktur femur pada 15.000 pasien di Scotlandia, bahwa ada 3 puncak dari
distribusi fraktur: pertama pada laki - laki usia produktif, kedua pada usia dewasa di kedua
belah gender, ketiga pada wanita di usia diatas 40 tahun. fraktur pada usia diatas 40 tahun
dapat dijelaskan sebagai fraktur osteoporotic dimana pengeroposan tulang sudah mulai
terjadi. Pasien fraktur biasanya pada wanita tua, dan berkaitan dengan onset terjadinya
menopause osteoporosis (Solomon et al 2002)