Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
COVER ……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1
1. Latar Belakang……………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………….. 2
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara? Apa itu negara? Pada dasarnya negara adalah sebuah organisasi
dikenal sebagai hokum. Bedanya dengan organisasi yang lain, Negara berkuasa
sejarah manusia hidup di atas permukaan bumi, manusia telah bernegara. Mulai
dari Negara dalam bentuknya yang paling primitive yaitu kesukuan, Negara
kota, sampai Negara kerajaan, Negara republic dan Negara demokrasi. Sampai
saat ini tidak ada satupun ta’rif negara yang diakui semua fihak. Ahli-ahli ilmu
kenegaraan saling berbeda pendapat tentang apa itu negara. Secara sederhana
bisa kita katakan bahwa yang dimaksud dengan Negara adalah organisasi yang
ISI
1. Warga Negara
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk
yang menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu disebut hamba atau kawula. Istilah
dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari
suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung
jawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Untuk itu, setiap warga negara
istilah warga negara merupakan terjemahan dari kata citizen (bahasa Ingggris)
1. Warga negara;
terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang
negaranya.
2. Pengertian Kewarganegaraan
menunjukkan hubungan atau ikatan anatara negara dan warga negara. Menurut
kewajiban negara itu untuk melindungi orang ang bersangkutan. Adapun menurut
Secara litral istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state
(bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa Prancis).
Kata state, staat, etat itu diambil dari kata bahasa Latin status atau statum, yang
berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang
mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara yang meniscayakan adanya unsur
dalam sebuah negara, yakni adanya masyarakat (rakyat), adanya wilayah (daerah)
Secara sederhana dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan negara adalah
suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat
yang berhak menuntut dari warganegaranya untuk taat pada peraturan perundang-
4. Tujuan Negara
Dalam konsep dan ajaran plato, tujuan dengan adanya negara adalah untuk
sebebas mungkin.
Dala islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Arabia, tujuan negara adalah agar
manusia dapat menjalakan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan
menurut Ibnu Khaldun, tujuan negara adalahh untuk kemaslahatan agama dan
Sementara itu, dalam konsep dan ajaran Negara Hukum, tujuan negara adalah
didasarkan atas hukum. Semua oarang tanpa kecuali harus tunduk dan taat pada
hukum, hanya hukumlah yang berkuasa dalam negara itu (government not by man
Dalam konteks negara Indonesia, tujuan negara (sesuai dengan pembukaan UUD
perdamain abadi dan keadilan sosial. Selain itu dalam pembukaan UUD 1945
5. Unsur-unsur Negara
Sebuah negara mempunyai unsur-unsur yang harus ada di dalamnya yaitu sebagai
berikut.
Setiap negara tidak mungkin bisa ada tanpa adanya warga atau rakyatnya. Unsur
rakyat ini sangat penting dalam sebuah negara, karena secara konkret rakyatlah
memiliki kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan baik. Selain it,
organisasa (negara).
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu. Mungkin tidak dapat dibayangkan adanya suatu negara tanpa
1. Wilayah
Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur yang harus ada, karena tidak
mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas. Secara mendasar,
wilayah dalam sebuah negara biasanya mencakup daratan (wilayah darat),
Wilayah darat suatu negara dibatasi oleh wilayah darat dan laut (perairan) negara
Perairan atau laut yang menjadi bagian atau termasuk wilayah suatu negara
disebut perairan atau laut teritorial dari negara yang bersangkutan. Adapun batas
dari perairan teritorial itu pada umumnya 3 mil laut (5,555 km) yang dihitung dari
pantai ketika air surut. Laut yang berada diluar perairan teritorial disebut Lautan
Bebas (Mare Liberum). Disebut dengan Lautan Bebas, karena wilayah perairan
tersebut tidak termasuk wilayah kekuasaan suatu negara sehingga siapapun bebas
memanfaatkannnya.
Udara yang berada di atas wilayah darat (daratan) dan wilayah laut (perairan)
teritorial suatu negara merupakan bagian dari wilayah udara sebuah negara.
Mengenai batas ketinggian sebuah wilayah negara tidak memiliki batas yang
1. Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
individu yang tergabung dalam organisasi politik yang disebut negara. Pemerintah
Adapun beberapa teori tentang terbentuknya suatu Negara yakni sebagai berikut.
masyarakat. Beberapa pakar penganut teori kontrak sosial yang menjelaskan teori
kekuasaan dan menyerahkan hak memerintah kepada orang ini atau kepada orang-
orang yang ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa saya memberikan hak
kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam suatu cara tertentu.
kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dalam
bebas dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu
umumnya.
1. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin Negara ditunjuk oleh
Tuhan dan tidak pada siapapun. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi,
1. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap
Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat
atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.
Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan
Kollikles.
1. Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis tentang
hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep bilogis yang melukiskan negara
komponen Negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan
corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-
undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai
1. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lambaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh
kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi karena
Dalam memahami hubungan agama dan negara dapat dijelaskan dengan beberapa
konsep hubungan agama dan negara menurut beberapa aliran, yaitu paham
1. Paham Teokrasi
Dalam paham teokrasi, hubungan agama dan negara digambarkan sebagai dua hal
segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa, dan negara dilakukan atas titah
tuhan. Dengan demikian, urusan kenegaraan atau politik, dalam paham teokrasi
paham teokrasi langsung dan paham teokrasi tidak langsung. Menurut paham
pula. Adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan oleh karena itu
teokrasi tidak langsung yang memerintah bukanlah Tuhan sendiri, melainkan yang
memerintah adalah raja atau kepala negara yang memiliki otoritas atas nama
Tuhan. Kepala negara atau raja diyakini memerintah atas kehendak Tuhan. Dalam
kata lain dalam paham teokrasi ini sistem dan norma-norma dalam negara
1. Paham Sekuler
Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara agama dan negara. Dalam
negara sekuler, tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan dengan agama.
Dalam paham ini, negara adalah urusan hubungan manusia dengan manusia lain,
atau urusan dunia. Sedangkan agama adalah hubungan manusia dengan Tuhan.
1. Paham Komunis
Paham ini menimbulkan paham atheis, paham yang dipelopori oleh Karl Mark ini,
agama dalam paham ini, dianggap sebagai suatu kesadaran diri bagi manusia
fantasi makhluk manusia, dan agama merupakan keluhan makhluk tertindas. Oleh
karena itu, agama harus ditekan, bahkan dilarang. Nilai yang tertinggi dalam
negara adalah materi, karena manusia sendiri pada hakekatnya adalah materi.[7]
Dalam lintasan sejarah dan opini para teoritis politik Islam, ditemukan beberapa
pendapat yang berkenaan dengan konsep hubungan agama dan negara, antara lain
sekularistik.
1. Paradigma Integralistik
merupakan paham dan konsep hubungan agama dan negara yang menganggap
bahwa agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
sekaligus lembaga agama. Konsep ini menegaskan kembali bahwa Islam tidak
mengenal pemisahan antara agama dan politik atau negara. Konsep ini sama
paham Islam (Din wa Dawlah), yang sumber hukum positifnya adalah hukum
agama. Paradigma Integralistik ini antara lain dianut oleh kelompok Islam Syi’ah.
Hanya saja Syi’ah tidak menggunakan term dawlah tetapi dengan term imamah.
1. Paradigma Simbiotik
Menurut konsep ini, hubungan agama dan negara dipahami saling membutuhkan
dan bersifat timbal balik. Dan dalam konteks ini, agama membutuhkan negara
sebaliknya, negara juga memerlukan agama, karena agama juga membantu negara
Dalam konteks ini paradigma simbiotik ini, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa
agama yang paling besar, karena tanpa kekuasaan negara, maka agama tidak bisa
tersebut meligitimasi bahwa antara agama dan negara merupakan dua entitas yang
berbeda, tetapi saling membutuhkan. Oleh karena itu, konstitusi yang berlaku
dalam paradigma ini tidak saja berasal dari adanya social contract, tetapi bisa saja
1. Paradigma Sekularistik
agama dan negara. Agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda dan
harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan intervensi.
Berdasarkan pada pemahaman yang dikotomis ini, maka hukum positif yang
berlaku adalah hukum yang betul-betul berasal dari kesepakatan manusia melalui
social contract dan tidak ada kaitannya dengan hukum agama (syari’at).
Konsep ini bisa dilihat dari pendapat Ali Abdul Raziq yang menyatakan bahwa
dalam sejarah kenabian Rasulullah saw. pun tidak ditemukan keinginan Nabi
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Syarif Hidayatullah,
Wahab, Abdul Aziz. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: Alfabeta.
Bumi Aksara.
Kansil. 2001. Ilmu Negara Umum Dan Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Wibowo, Dwi Cahyadi. Konsep Teori dan Proses terbentuknya Negara, Dalam
laman http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com
[6]Dwi Cahyadi Wibowo, Konsep Teori dan Proses terbentuknya Negara, Dalam