KUESIONER
KINERJA KARYAWAN
EKO HERTANTO
PROGRAM PASCASARJANA
Manajemen sumber daya manusia memiliki Kinerja merupakan kualitas seorang pegawai
peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam pelaksanaan tugasnya. Kinerja juga
dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan merupakan kualitasdari pencapaian tugas-tugas,
pegawai. Sumber daya manusia di perusahaan baik yang dilakukan individu maupun kelompok,
perlu dikelola secara profesional agar terwujud maka kesadaran diri pegawai untuk keberhasilan
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan suatu organisasi dapat dilihat dari kinerja pegawai
tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. atau aparaturnya.
Pada dasarnya sumber kekuatan yang ada di Menurut Mahsun (2006:25), kinerja
dalam perusahaan yaitu terletak pada sumber daya (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
manusia dalam perusahaan tersebut. Apabila pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau
tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai program atau kebijakan dalam mewujudkan
dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
diinginkan perusahaan. Kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi
Pentingnya faktor sumber daya manusia yang atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok.
ada di dalam perusahaan, karyawan sebagai Kinerja seseorang atau kelompok dapat diketahui
sumber daya manusia dari perusahaan yang apabila kriteria keberhasilan telah ditetapkan
merupakan faktor penentu keberhasilan untuk terlebih dahulu. Kriteria keberhasilan ini berupa
menjalankan visi dan misi di dalam mencapai target tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang
perusahaan, maka dari itu sumber daya manusia hendak dicapai.Sedangkan menurut Handoko
perlu mendapatkan perhatian lebih dari (2000:135), kinerja pada dasarnya adalah kegiatan
perusahaan. dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan
Istilah kinerja berasal dari kata job performance seseorang atau sekelompok orang di dalam
atau actual performance, yaitu prestasi kerja atau pelaksanaan tugas pekerjaan dengan baik, artinya
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. mencapai sasaran atau standar kerja yang telah
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang ditetapkan sebelumnya dan atau bahkan dapat
dilakukan oleh karyawan atau organisasi. Kinerja melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan
yang baik merupakan langkah untuk tercapainya pada periode tertentu. Kemudian menurut Widodo
tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk dalam Pasolong (2007:175), kinerja adalah
meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan
dilakukan sebab banyak berbagai faktor yang sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
mempengaruhi tingkat tinggi rendahnya kinerja seperti yang diharapkan.
seseorang. Untuk menciptakan kinerja yang tinggi, Menurut Keban (2004:1), kinerja pegawai
dibutuhkan adanya peningkatan kinerja yang merupakan perihal yang penting dan perlu
optimal dan mampu mendayagunakan potensi mendapat perhatian yang cukup dalam rangka
sumber daya manusia yang dimiliki oleh karyawan untuk peningkatan dan perbaikan kualitas
guna menciptakan tujuan organisasi. pelayanan publik. Sedangkan menurut Rivai dan
Sagala (2009:127), kinerja adalah perilaku nyata
2
yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi utama yang mempengaruhi kinerja karyawan
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan adalah kemampuan individu untuk melakukan
peranannya dalam perusahaan. Kemudian menurut pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan,
Dessler (2007:314), kinerja merupakan prestasi dan dukungan organisasi yang diterimanya.
kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang Menurut Mangkunegara (2005:18-19), aspek-
secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan. aspek standar kinerja terdiri dari aspek kuantitatif
Hal senada disampaikan Anoraga (2006:64), yang dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi: (1)
menyatakan kinerja merupakan prestasi atau hasil proses kerja dan kondisi pekerjaan, (2) Waktu yang
kerja yang ditunjukkan oleh perorangan atau dipergunakan atau lamanya melaksanakan
kelompok maupun organisasi sesuai persyaratan- pekerjaan, (3) Jumlah kesalahan dalam
persyaaratan pekerjaan yang telah ditentukan. melaksanakan pekerjaan, dan (4) Jumlah dan jenis
Menurut Roziqin (2010:41), mendefinisikan pemberian pelayanan dalam bekerja. Sedangkan
kinerja merupakan keseluruhan proses bekerja dari aspek kualitatif meliputi: (1) ketepatan kerja dan
individu yang hasilnya dapat digunakan landasan kualitas pekerjaan, (2) tingkat kemampuan dalam
untuk menentukan apakah pekerjaan individu bekerja, (3) kemampuan menganalisis data atau
tersebut baik atau sebaliknya. Sedangkan Wirawan informasi, (4) kemampuan atau kegagalan
(2009:5), mengatakan kinerja juga merupakan menggunakan mesin atau peralatan, (5)
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau kemampuan mengevaluasi (keluhan atau keberatan
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam konsumen).
waktu tertentu.
KINERJA ORGANISASI
Menurut Timpe (2002:31), kinerja adalah
Menurut Hessel (2007:178), faktor-faktor yang
tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam
mempengaruhi kinerja organisasi adalah motivasi,
suatu organisasi atau perusahaan yang dapat
budaya organisasi, kompensasi, kepemimpinan,
meningkatkan produktivitas. Sedangkan menurut
kepuasan kerja, kedisiplinan, lingkungan kerja dan
Meiner (2005:43), kinerja adalah kesuksesan yang
komitmen organisasi. Sedangkan menurut Fahmi
dapat dicapai individu di dalam melakukan
(2010:3), kinerja organisasi adalah sebagai
pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang
efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk
dicapai individu tidak dapat disamakan dengan
memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap
individu yang lain. Kesuksesan yang didapat
kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha
individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku
yang sistemik dan meningkatkan kemampuan
dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
organisasi secara terus menerus mencapai
Menurut Simamora (2004:339), kinerja adalah
kebutuhannya secara efektif. Menurut Tampubolon
kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk
(2003:67), kinerja keorganisasian tergantung dari
pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa
kinerja individu dan kelompok, para manajer harus
baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah
mencapai tingkat hasil karya yang tinggi dari
pekerjaan. Sedangkan Robbins (2001:187),
mereka yang bekerja dalam organisasi.
mendefinisikan kinerja sebagai fungsi dari interaksi
Kinerja organisasi merupakan jawaban dari
antara kemampuan (ability) dan motivasi
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
(motivation) sehingga kinerja = f ( A x M). Jika ada
ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
yang tidak memadai, kinerja itu akan dipengaruhi
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau
secara negatif.
segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering
Mathis dan Jackson (2006:378), menjelaskan
manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja
bahwa kinerja adalah apa yang dilakukan dan tidak
telah merosot sehingga perusahaan atau instansi
dilakukan oleh karyawan. Selain itu Mathis dan
menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk
Jackson (2006:113), menjelaskan ada tiga faktor
3
organisasi yang mendalam berakibat mengabaikan if it satisfies the motives of the aim, whatever it
tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang is effective or no.”.
merosot. Artinya:
Menurut Ambar (2003:223), kinerja organisasi Sehubungan dengan itu, kita dapat
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan mengatakan sesuatu efektif bila mencapai
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu
Sedangkan menurut Robert dan Jackson (2001:78), memuaskan sebagai pendorong mencapai
menyatakan bahwa kinerja organisasi pada tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak.
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak 2. Otoritas dan Tanggung Jawab
dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan Otoritas adalah wewenang yang dimiliki
organisasi. Adapun yang menjadi indikator dari seseorang untuk memerintah orang lain
kinerja organisasi adalah: Inputs (masukan), (bawahannya) untuk melaksanakan tugas yang
Process (proses), Outputs (keluaran), Outcomes dibebankan kepada masing-masing bawahan
(hasil), Benefits (manfaat), dan Impacts (dampak). dalam suatu organisasi. Wewenang tersebut
mempunyai batas-batas tentang apa yang
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KINERJA
boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
ORGANISASI
dilakukan.
Prawirosentono (2008:27-32), mengatakan
“Authority is the character of a communication
faktor variabel yang mempengaruhi organisasi dan
(order) in a formal organization by virtue of
kinerjanya sebagai berikut:
which it is accepted by a contributor to or
1. Efektivitas dan Efisiensi
member of the organization as governing the
Efektivitas dari organisasi perusahaan adalah
action he contributes or that is as governing
bila tujuan tersebut dapat dicapai sesuai
determining what he does or is not to do so, as
dengan kebutuhan yang direncanakan.
far as the organization concerned”.
Sedangkan efisiensi berkaitan dengan jumlah
Artinya:
pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya
Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau
mencapai tujuan. Bila pengorbanannya
perintah dalam suatu organisasi formal yang
dianggap terlalu besar, maka dapat dikatakan
dimiliki oleh seorang peserta organisasi kepada
tidak efisien.
para anggota organisasi lain untuk melakukan
“When a specific desired and is attained we
suatu kegiatan kerja, sesuai dengan
shall say that the action is effective. When the
kontribusinya. Perintah tersebut menyatakan
unsought consequences of the desired end are
apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak
dissatisfactory, effective action, we shall say, it
boleh dikerjakan dalam organisasi
is inefficient.”
bersangkutan.
Artinya:
“Authority is the right to give orders, and
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat
responsibility is its essential counterpart.
dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan
Whenever authority is exercised, responsibility
tersebut adalah efektif. Tetapi bila akibat-akibat
arises”.
yang tidak dicari dari dari kegiatan mempunyai
Artinya:
nilai yang lebih penting dibandingkan dengan
Wewenang adalah hak seseorang untuk
hasil yang dicapai, sehingga menghasilkan
memberikan perintah kepada bawahan,
ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut
sedangkan tanggung jawab adalah bagian
tidak efisien.
yang tidak terpisahkan atau sebagai akibat dari
“Accordingly, we shall sat that an action is
kepemilikan wewenang tersebut. Bila ada
effective if it specific objective aim. It is efficient
wewenang berarti dengan sendirinya muncul
4
1. KUANTITAS
2. KUALITAS
3. KETEPATAN WAKTU
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
KS = Kurang Setuju 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
No PERTANYAAN SS S KS TS STS
KUANTITAS
Tingkat pencapaian volume kerja yang saya hasilkan telah
1
sesuai dengan harapan perusahaan
Kuantitas kerja yang diberikan sudah sesuai dengan
2
kemampuan anda
Kuantitas kerja saya sudah sesuai dengan standar kerja
3
yang diharapkan oleh perusahaan
Selama bekerja, hasil pekerjaan saya lebih baik bila
4
dibandingkan dengan waktu yang lalu
Saya mampu menyelesaikan jumlah pekerjaan seperti yang
5
ditetapkan oleh perusahaan
Hasil kinerja saudara terkadang melebihi target yang
6
diberikan oleh perusahaan
Target pekerjaan dan tugas dari perusahaan dapat anda
7
penuhi dengan baik dan cermat
Saya merasa dapat memenuhi dengan banyaknya beban
8
pekerjaan yang ditetapkan
Saya mampu dan memahami tugas-tugas rutin yang saya
9
kerjakan setiap harinya di perusahaan
Saya bersedia diberi tambahan kuantitas kerja diluar jam
10
kerja apabila dibutuhkan
Saya memaksimalkan pencapaian target yang ditargetkan
11
oleh oleh perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Ambar, T. Manajemen Sumber Daya Manusia, Meiner. The Horizontal Organization, USA:
Konsep, Teori dan Pengembangan Oxford University Press.
dalam Konteks Organisasi Publik, Pasolong, Harbani. Teori Administrasi Publik,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003. Bandung: Alfabeta, 2007.
Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja, Jakarta: Prawirosentono, Suyadi. Manajemen
Rineka Cipta, 2006. Sumberdaya Manusia “Kebijakan
Darma, Agus. Manajemen Supervisi, Jakarta: Kinerja Karyawan”, Yogyakarta: BPFE
PT. Raja Grafindo Perkasa, 2003. UGM, 2008.
Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala.
Manusia, Jilid I, Jakarta: Indeks, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Fahmi, Irham. Manajemen Kinerja Teori dan Untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2010. Praktek, Jakarta: Raja Grafindo
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Persada, 2009.
Sumber Daya Manusia, Edisi II, Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi,
Cetakan Keempat Belas, Yogyakarta: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid I
BPFE, 2000. dan II, Edisi Kedelapan, Jakarta;
Hessel, Nogi Tangkalisan. Manajemen Publik, Prenhallindo, 2001.
Jakarta: Grasindo, 2007. Robert & Jackson J.M. Manajemen Sumber
Keban, T. Yarimias, Enam Dimensi Strategis Daya Manusia, Jakarta: Salemba
Administrasi Publik, Konsep, Teori, Empat, 2001.
dan Isu, Yogyakarta: Gaya Media, Roziqin, Muhammad Zainur. Kepuasan Kerja,
2004. Malang: Averroes Press, 2010.
Mahsun, Mohamad. Pengukuran Kinerja Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya
Sektor Publik, Edisi Pertama, Manusia, Edisi Ketiga, Yogyakarta:
Yogyakarta: BPFE, 2006. STIE, YKPN, 2004.
Mangkunegara, A.P. Evaluasi Kinerja Sumber Tampubolon, Manahan P. Perilaku
Daya Manusia, Cetakan 1, Bandung: Keorganisasian, Edisi Pertama,
PT. Refika Aditama, 2005. Jakarta: Ghalia Indonesia Anggota
Mathis, Robert L, & John H. Jackson, IKAPI, 2004.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Timpe, Dale. Seri Ilmu dan Seni Manajemen
Jakarta: Salemba Empat, 2002. Bisnis (Memimpin Manusia), Jakarta:
Mathis, Robert L, & John H. Jackson, Human PT. Elex Media Komputindo, 2002.
Resource Management, terjemahan, Wirawan. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Edisi Kesepuluh, Jakarta: Salemba Manusia, Jakarta: Salemba Empat,
Empat, 2006. 2009.