Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua
dimensi tersebut.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-
anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%.Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 1


b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam
studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan
antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak
terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi
serta diperoleh melalui internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 2


g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola
sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.
3. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 3


5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

B. Landasan Kurikulum 2013


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar


bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 4


Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif
bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 5


Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.

2. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-


based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Landasan Yuridis
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 (PP 19/2005) yang sudah diubah dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 32
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian serta berpedoman pada Pedoman Penyusunan dan

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 6


Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Lampiran 1 Permendikbud no. 81a)
tentang Implementasi Kurikulum 2013
a. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
b. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan.
c. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa:
a. Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan
kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik; dan
b. Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas Standar Kiompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Tenaga Pendidik dan
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar
Pembiayaan. Empat dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
Kompetensi Lulusan, Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Landasan Yuridis pengembangan Kurikulum 2013 sebagai berikut:

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 7


1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2) Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No, 32 tahun
2013.
4) Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi
5) Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang SKL
6) Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Standar Penilain
7) Permendiknas No. 06 tahun 2007 tentang pelaksanaan SI dan SKL
8) Permendiknas No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
9) Permendiknas No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
10) Permendiknas No. 22 tahun 2016 tentang Standar Prose
11) Permendiknas No. 23 tahun 2016 tentang tandar Penilaian
12) Permendiknas No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
13) Permendikbud No. 17 tahun 2017 tentang tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
14) Permendikbud No. 3 tahun 2017 tentang penilaian hasil belajar
15) Permendiknas No. 20 tahun 2016 tentang Keputusan Direktur Pembinaan SMK
tentang Spektrum SMK Kurikulum 2013
16) Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 69 tahun 2013 Tentang Mata
pelajaran Muatan Lokal bahasa Sunda

C. Prinsip-prinsip Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan


Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 8


dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab
tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam
proses pembelajaran.
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan
dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 9


kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena
itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

D. Mekanisme Pengelolaan KTSP


KTSP dikelola berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasar-kan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 10


yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan
pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 11


7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan
nasional dan daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip
Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.

E. Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 12


BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Sesuai dengan bunyi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 tahun 2003
Bab II pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut:
Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan


Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya

C. Visi SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT


“MENCIPTAKAN LULUSAN TERAMPIL, MANDIRI DAN BERWAWASAN
GLOBAL DIDASARI IMAN DAN TAKWA”

D. Misi SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT


1. Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk
mengembangkan potensi keilmuan siswa.
2. Membimbing dan mengembangkan bakat dan minat siswa.
3. Menjalankan nilai-nilai agama dan berperilaku akhlakul karimah dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Meningkatkan kesadaran memlihara lingkungan.
5. Meningkatkan sumberdaya manusia melalui pembelajaran berdasarkan life skill.
6. Mempersiapkan lulusan yang berorientasi kepada dunia usaha dan dunia industri
sesuai dengan kompetensinya.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 13


E. Tujuan Pendidikan SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT
1. Menyiapkan tenga kerja menengah yang kompeten , mandiri dan islami untuk
mengisi kebutuhan Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI)
2. Menyiapkan santri atau siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional.
3. Menyiapkan santri atau siswa agar mampu memilih karir, mampu berkopetensi dan
mampu mengembangkan diri.
4. Menghasilkan enterprenership yang berdaya guna danberdaya saing di tingkat lokal,
nasional dan internasional.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 14


BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT
PAKET KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

A. Analisis Kebutuhan Siswa


Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembeajaran
yang digunakan sebagai berikut:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pewmbelajaran berbasis kompetensi
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
denganjawaban yang kebenarannya multi dimensi
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskill) dan
keterampilan mental (softskill)
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi nketeladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
membangunkreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru , siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja dalah kelas
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budayan peserta didik.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 15


B. Struktur Kurikulum SMK
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Sekolah Menengah
1.1 Latar Belakang
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
b. Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan
Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa , berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
c. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil
kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

1.2. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 16


1.3 Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.

1.4 Ruang Lingkup


Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

1.5 Monitoring dan Evaluasi


Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang
digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang
diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 17


STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

2. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.

KOMPETENSI INTI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/


MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 18
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
Mengamalkan Mengamalkan Mengamalkan
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, tanggung- disiplin, tanggung- disiplin, tanggung-
jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, royong, kerjasama, royong, kerjasama,
toleran, damai), toleran, damai), toleran, damai),
santun, responsif dan santun, responsif dan santun, responsif dan
pro-aktif dan pro-aktif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap menunjukan sikap menunjukan sikap
sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai
permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam
berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara
efektif dengan efektif dengan efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan
bangsa dalam bangsa dalam bangsa dalam
pergaulan dunia. pergaulan dunia. pergaulan dunia.
3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami, menerapkan,
menerapkan dan menerapkan, dan menganalisis, dan
Menganalisis Menganalisis Mengevaluasi
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural konseptual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif prosedural, dan
berdasarkan rasa berdasarkan rasa metakognitif dalam
ingin tahunya tentang ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
budaya, dan budaya, dan humaniora humaniora dengan
humaniora dalam dalam wawasan wawasan kemanusiaan,
wawasan kemanusiaan, kemanusiaan, kebangsaan, kebangsaan,
kebangsaan, kenegaraan kenegaraan, dan kenegaraan, dan
, dan peradaban terkait peradaban terkait peradaban terkait
penyebab fenomena penyebab fenomena penyebab fenomena
dan kejadian dalam dan kejadian dalam dan kejadian dalam
bidang kerja yang bidang kerja yang bidang kerja yang
spesifik untuk spesifik untuk spesifik untuk
memecahkan masalah. memecahkan masalah. memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 19
ranah konkret dan ranah konkret dan mencipta dalam
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait ranah konkret dan
Dengan dengan pengembangan dari ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang dipelajarinya di Dengan
yang dipelajarinya di sekolah secara pengembangan dari
sekolah secara mandiri, bertindak yang dipelajarinya di
mandiri, dan mampu secara efektif dan sekolah secara
melaksanakan tugas kreatif, dan mampu mandiri, dan mampu
spesifik di bawah melaksanakan tugas melaksanakan tugas
pengawasan langsung. spesifik di bawah spesifik di bawah

pengawasan langsung. pengawasan langsung.

3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI-1
Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-
2;
Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-
3;
Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.

4. Struktur Kurikulum
4.1 Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga

STRUKTUR KURIKULUM
SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT
BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN
PROGRAM KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 20


PAKET KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA
Kelas/Semester
X XI XII
No. Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Ingris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
Jumlah B 5 5 2 2 - -
C Muatan Peminatan Kejuruan
C1 Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
C2 Dasar Program Keahlian
1. Etika Profesi 2 2 - - - -
2. Aplikasi pengolah Angka/Spreadsheet 3 3 - - - -
3. Akuntansi Dasar 5 5 - - - -
4. Perbankan Dasar 3 3 - - - -
C3 Kompetensi Keahlian
1. Praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang - - 6 6 7 7
dan manufaktur
2. Praktikum akuntansi lembaga/instansi - - 4 4 4 4
pemerintah
3. Akuntansi keuangan - - 6 6 6 6
4. Komputer akuntansi - - 5 5 5 5
5. Administrasi pajak - - 3 3 3 3
6. Produk kreatif dan kewirausahaan - - 7 7 8 8
JUMLAH C 22 22 31 31 33 33
MUATAN LOKAL
1. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
2. Aswaja 2 2 2 2 2 2
3. BTQ 2 2 - - - -
TOTAL JUMLAH JAM 52 52 52 52 52 52

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 21


STRUKTUR KURIKULUM
SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DANINFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : MULTIMEDIA
Kelas/Semester
X XI XII
No. Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Ingris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
Jumlah B 5 5 2 2 - -
C Muatan Peminatan Kejuruan
C1 Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 3 3 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2 Dasar Program Keahlian
1. Sistem Komputer 2 2 - - - -
2. Komputer dan Jaringan Dasar 5 5 - - - -
3. Pemograman Dasar 3 3 - - - -
4. Dasar Desain Grafis 3 3 - - - -
C3 Kompetensi Keahlian
1. Desain Grafis Percetakan - - 12 12 - -
2. Desain Media Interaktif - - - - 13 13
3. Animasi 2D dan 3D - - 12 12 - -
4. Teknik pengolahan audio dan video - - - - 12 12
5. Produk kreatif dan kewirausahaan - - 7 7 8 8
JUMLAH C 22 22 31 31 33 33
MUATAN LOKAL
1. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
2. Aswaja 2 2 2 2 2 2
3. BTQ 2 2 - - - -
TOTAL JUMLAH JAM 52 52 52 52 52 52

5. Muatan Kurikulum

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 22


5.1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran pada SMK Ma’arif Sabilunnajat Rancah adalah :
Akuntansi Multimedia
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidkan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia Bahas indonesia
Matematka Matematka
Sejarah Indonesia Sejarah Indonesia
Bahasa Inggris Bahasa Inggris
Seni Budaya Seni Budaya
Prakarya dan Kewirausahaan Prakarya danKewirausahaan
Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Petndidika jasmani Olah Raga dan
Kesehatan Kesehatan
Pengantar Ekonomi dan Bisnis Fisika
Pengantar Akuntansi Pemrograman Dasar
Pengantar Administrasi Perkantoran Sistem komputer
Dasar Program keahlian Dasar Program Keahlian
Paket Keahlian Paket Keahlian

5. 2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran
muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Muatan lokal pada SMK Ma’arif Sabilunnajat Rancah adalah;
1 Bahasa Sunda
2 Aswaja
3 BTQ
Muatan lokal Bahasa Sunda dan Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan Mata
Pelajaran yang menjadi ciri khas lokal Jawa Barat.Sedangkan muatan lokal Aswaja
merupakan ciri khas dari lembaga pendidikan ma’arif dibawah naungan Nahdatul
Ulama (NU).

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 23


5.3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok
ilmiah remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan
untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran.
Pengembangan diri pada SMK Ma’arif Sabilunnajat Rancah meliputi kegiatan :
1. Kegiatan pengembangan kreativitas dan bimbingan karier, yaitu kegiatan yang lebih
bersifat individualistis untuk menggali dan mengembangkan potensi pribadi untuk
menimba karier dibidang yang sesuai dengan program studi keahlian dan sesuai
dengan kompetensi keahliannya, terkoordinasi dibawah koordinator BP kompetensi
keahliannya masing-masing.
2. Kegiatan ekstrakurikuler, yang bersifat pengembangan kemampuan prestatif dan
pengembangan kemampuan individual untuk berorganisasi diantaranya :
a. Pramuka
b. Sepak bola
c. English Club
d. Volley Ball
e. Palang Merah Remaja ( PMR )
f. Ikatan Remaja Mesjid (IRMA)
g. Paskibra
h. Kesenian

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 24


C. PERATURAN AKADEMIK
1. Penjurusan / Pemilihan Kompetensi Keahlian Peserta Didik
Penjurusan dilakukan pada kelas X, awal masuk SMK melalui pilihan utama maupun
pilihan kedua pada waktu penerimaan siswa baru.
Penjurusan ini berpedoman pada spektrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan,
berdasarkan keputusan Direktur Pembinaan SMK no. 2873/C5.3/MN/2008, tanggal
22-09-2008 dan Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Depdiknas no.251/C/Kep/MN/2008, tanggal 22 Agustus 2008.

2. Beban Belajar
a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB /SMK/MAK kategori standar.
Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh
SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
kategori standar.
Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap
penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam
Standar Isi.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 25


mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.

d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap
muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk SMK/MAK yang menggunakan sistem satuan kredit semester
(sks) mengikuti aturan sebagai berikut.
Satu sks pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit
kegiatan terstruktur dan 25 menit kegiatan mandiri tidak terstruktur.

f. Beban belajar dalam satu tahun adalah 38 minggu, dan beban belajar dalam seluruh
penyelesaian studi adalah 4500 jam atau setara dengan 45 jam perminggu.

g. Beban belajar per minggu adalah (36 sd. 40) jam tatap muka, dengan perincian
sibagai berikut :
 Jumlah jam perminggu tatap muka teori adalah 28 jam, dan
 Jumlah jam perminggu pelajaran praktik adalah 18 jam

3. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar
berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Berdasarkan analisis KKM Per Mata Pelajaran yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran, maka Pada tahun pelajaran 2012/2013 ketuntasan minimalnya ditetapkan :
KKM
No Mata Pelajaran
X XI XII

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 26


1 Pendidikan Agama Islam 70 73 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 73 75
3 Bahasa Indonesia 70 71 72
4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 70 70 70
5 Seni Budaya 70 70 70
6 Matematika 70 70 70
7 Bahasa Inggris 70 70 70
8 Ilmu Pengetauhan Alam 70 70 70
9 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70
10 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 70 70
11 Kewirausahaan 70 70 70
12 Dasar Kompetensi Kejuruan 70 70 70
13 Kompetensi Kejuruan 70 70 70

4. Penilaian Peserta Didik


4.1.1 Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip :
1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektifitas penilai.
3. adil, bearti penilaian tidak menguntungkan tau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. terbuka, berati prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai tekinik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 27


7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara sistematis dengan mengukuti
langkah-langkah yang baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan padaukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

4.1.2 Teknik dan Instrumen Penilaian

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian


berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan atau diluar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan/atau proyek
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memnuhi persyaratan
(a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai. (b) konstruksi,
adalah memenuhi persyaratan teknis seusai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta
memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi
pesrsyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik
serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antardaerah,
dan antartahun.

4.1.3 Mekanisme dan Prosedur Penilaian

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 28


2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
silabus yang pen...annya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek
kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan
ahalak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olah raga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan
ahlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.
7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah (a) menyusun
kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen (c) melaksanakan ujian (d)
mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah,
dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian ahlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran
agama dan ahlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan
informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab
sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan
nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,
adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan
informasi dari pendidik mata pelajaran lain yang relevan.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 29


10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata
pelajaran yang relevan.
11. Keikut sertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah/madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk
satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi
kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-
langkah yang diatur dalam Prosedur Operasinal Standar (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan standar Pendidikan (BSNP) bekerja sama dengan
instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam
seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan.

4.1.4 Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan


untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektifitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai :
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang didalamnya memuat rancangan dan
kriteria penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang
sesuai pada saat penyusunan silabus.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan
teknik penilaian yang dipilih.
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 30
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
7. Pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik
disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh.
9. melaporkan hasil penilaian ahlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil
penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi
untuk menentukan nilai akhir semester ahlak dan kepribadian peserta didik dengan
katagori sangat baik, baik, atau kurang baik.

4.1.5 Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasi ulangan tengah semester, ulangan alhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan
pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui
rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
dan hasil ujian sekolah/madrasah.
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 31
7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta
didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah
bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran
pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk
laporan pendidikan.
9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota
10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria :
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran’
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia; kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran
estetika; daan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c. Lulus ujian sekolah/madrasah.
d. Lulus UN.

11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik
yang mengikuti ujian nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
penyelenggara UN.

4.1.6 Penilaian oleh Pemerintah

1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau
satuan pendidika, pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap
berdasarkan hasil UN, dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 32
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan
peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri
berdasarkan rekomendasi BSNP.

5. Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria Penentuan
Kenaikan Kelas diatur sesuai dengan ketentuan yaitu apabila kegiatan penilaian
kenaikan kelas dilakukan secara berkesinambungan sehingga tindakan perbaikan dan
pengayaan diberikan saat dini dan tepat waktu diharapkan tidak ada peserta didik
yang tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan walaupun dengan kecepatan dan
gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kalau setiap peserta didik bisa
dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu,
maka tidak perlu ada peserta didik yang tidak naik kelas ( automatic promotion ).
Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik,
emosi atau mental sehingga tidak mungkin bisa berhasil dibantu mencapai
kompetensi yang ditargetkan, maka hasil penilaian kelas bisa menjadi dasar peserta
didik tersebut tinggal kelas.
1. Automatic Promotion adalah semua indikator, konpetensi dasar, dan standar
kompetensi suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta
didik dianggap telah layak naik ke kelas berikutnya.
2. Jika Peserta didik masih belum menuntaskan 50 % atau lebih indikator, kompetensi
dasar dan standar kompetensi, pada lebih dari 3 mata pelajaran, maka peserta didik
tersebut harus mengulang di kelas yang sama.

Untuk memudahkan administrasi maka peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan
mengulang semua mata pelajaran beserta standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikatornya dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya apabila nilai mata
pelajaran yang telah tuntas mendapat nilai kurang.

6. Kelulusan

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 33


Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah memenuhi
Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan sebagai berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
Hal ini berarti peserta didik telah mengikuti program pembelajaran seluruh mata
pelajaran yang terdapat pada kurikulum yang digunakan. Pemenuhan persyaratan
ini dilihat pada kelengkapan laporan hasil belajar yang tercantum pada rapor yang
dimiliki peserta didik mulai semester 1 sampai semester 6 . Ketentuan ini menjadi
prasyarat untuk mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Penilaian ini
dilakukan oleh Satuan Pendidikan bersama pendidik.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran : (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (b) kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran estetika, dan (d)
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh
satuan pendidikan dengan mempertimbang hasil penilaian peserta didik oleh
pendidik.
a. Penilaian hasil kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia dilakukan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
aspek perkembangan afeksi peserta didik, serta melalui ulangan, dan/atau
penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama
dan ahlak mulia dapat berdasarkan indikator :
1) kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut;
2) kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan;
3) jujur dalam perkataan dan perbuatan;
4) mematuhi aturan sekolah;
5) hormat terhadap pendidik;
6) ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat lain;
7) kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-masing satuan
pendidikan.
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan sekolah dengan materi ujian
berdasarkan kurikulum yang digunakan.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 34


Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus
minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.

b. Penilaian hasil kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian


dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkemabangan afeksi peserta didik dan kepribadian, serta melalui
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif perserta didik.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dapat menggunakan indikator :
1) menunjukan kemampuan belajar;
2) ulet tidak mudah menyerah;
3) memenuhi aturan sosial;
4) tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif;
5) berani bertanya dan menyampaikan pendapat;
6) kerjasama dengan teman dalam hal yang positif
7) mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan;
8) kriteria lainnya yang dikembangkan satuan pendidikan.
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian
berdasarkan kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus
minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik

c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui


pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai afeksi dan
ekspresi psikomotorik peserta didik.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran estetika
dapat menggunakan indikator :
1) dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan. apresiasi seni;
2) kreasi seni;
3) kriteria lainnya

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 35


Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari hasil penilaian dari
beberapa observasi ditentukan oleh satuan pendidikan

d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan


kesehatan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan psikomotorik dan efeksi peserta didik.

Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani,


olaraga dan kesehatan dapat menggunakan indikator :
1) aktifitas dalam kegiatan olahraga di satuan pendidikan;
2) kebiasaan hidup sehat dan bersih;
3) tidak merokok;
4) tidak menggunakan narkoba;
5) disiplin waktu;
6) keterampilan melakukan gerak olahraga;
7) kriteria lainnya dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian
berdasarkan kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus
minimum baik.
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.

3. Lulus Ujian Sekolah


a. Ujian sekolah :
1) ujian untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan pada mata
pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan
teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional
2) ujian praktek untuk mata pelajaran yang tidak dinilai melalui UN.

b. Hasil ujian sekolah/madrasah digunakan sebagai salah satu pertimbangan


untuk :
1) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 36


2) pembinaan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta
pengembangan fasilitas dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

4. Lulus Ujian Nasional


Sebagai mana diatur oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Keputusan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Prosedur Operasional Standar
(POS) Ujian Nasional, yang dikeluarkan setiap tahun
Penentuan kelulusan dilakukan dengan verifikasi data pada point 1 sampai dengan
4 dan diputuskan melalui rapat dewan guru.

7. Pendidikan Sistem Ganda/Praktek Kerja Industri

PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK
dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu
kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan,
seperti day release, block release, dan lain sebagainya. Durasi pelatihan di industri
dilaksanakan selama 4 (empat) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun pada industri
dalam dan luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses
penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan
kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.
Ciri/ operasionalisasi pemelajaran di dunia kerja/industri adalah sebagai berikut :
a. Peserta diklat yang mengikuti pelatihan di industri adalah mereka yang memenuhi
persyaratan minimal yang telah ditetapkan , baik pada saat penerimaan maupun
pada saat pemilihan program diklat.
b. Industri dapat melakukan pemilihan peserta dan meberikan pembekalan
kemampuan tambahan, agar benar-benar siap dan memenuhi standar minimal
sesuai dengan persyaratn kerja yang ada.
c. Kegiatan pelatihan di industri dilaksanakan sesuai dengan program bersama yang
telah disepakati.
d. Kegiatan peserta di industri merupakan kegiatan bekerja langsung pada pekerjaan
yang sesungguhnya, untuk menguasai kompetensi yang benar dan terstandar,
sekaligus menginternalisasi sikap dan etos kerja yang positif sesuai dengan
persyaratan tenaga kerja propesional pada bidangnya.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 37


e. Lamanya peserta berada di industri, ditentukan atas dasar jumlah waktu latihan
yang dipersyaratkan untuk menguasai kompetensi yang akan dipelajarinya.
Waktunya berkisar antara 4 bulan sampai 12 bulan.
f. Pelaksanaan pemelajaran di industri dilengkapi dengan perangkat antara lain :
jurnal kegiatan peserta, termasuk daftar kemajuan hasil belajar peserta; perangkat
monitoring; kontrak kerja/perjanjian peserta (jika diperlukan); asuransi
kecelakaan kerja bagi peserta; lain-lain yang dianggap perlu.
g. Kegiatan pemelajaran berbasis kompetensi dilakukan setelah penyiapan
komponen-komponen/sarana pemelajaran dipastikan kesiapannya, untuk
mengantisipasi terjadinya hambatan dalam pelaksanaan proses pemelajaran.

Hasil pelaksanaan pemelajaran, baik di SMK maupun di industri, adalah dicapainya


penguasaan sejumlah kompetensi yng telah direncanakan dalam program pembelajaran
oleh peserta didik. Semua perolehan dan hal-hal penting yang terkait, terekam dalam data
base pendidikan

SMK Ma’arif Sabilunnajat Rancah melaksanakan Praktek Kerja Industri dimulai sekitar
bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember, sedangkan bulan Desember dipergunakan
bagi peserta didik yang akan mengurus keperluan ke industri dan apabila ada peserta didik
yang kurang masa prakerinnya.

Jumlah institusi pasangan yang sudah mengadakan kerja sama praktek kerja industri dan
dinyatakan dengan perjanjian kerja sama / memorandum of understanding, diantaranya
dengan instnasi, lembaga, badan, dan organsasi :
a. Koperasi Mitra Guru Rancah
b. UPTD Pendidikan Kecamatan Rancah
c. Kantor Kecamatan Rancah
d. Kantor Kecamatan Rajadesa
e. KUD Binaraharja Kecamatan Jatinegara
f. LKS Al-Uswah
g. Bank CiJ
h. KUA Kecamatan Rancah
i. BMT Lumbung
j. BKDD Ciamis
k. Kantor Pajak Pratama
l. DPPKAD Banjar
m. Kantor Kecamatan Tambaksari
n. UPTD Pendidikan Tambaksari
o. Puskesmas Rancah
p. UPTD Kecamatan Cisaga

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 38


q. Kantor Kecamatan Cisaga
8. Pendidikan Kecakapan Hidup

a. Kurikulum untuk SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup,


yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik
dan/atau kecakapan vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal.
d. Materi kecakapan hidup di SMK Ma’arif Sabilunnajat Rancahdiintegralkan dengan
mata pelajaran Kewirausahaan dan disusun dalam silabus yang disisipkan.

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang


memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
e. Penentuan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global di SMK Ma’arif
Sabilunnajat Rancah dilakukan dalam bentuk Mata Pelajaran Muatan Lokal
Lingkungan Hidup dengan konsep “ Go Green “ dengan mengupayakan
seoptimal mungkin menciptakan lingkungan sekolah hijau, ditumbuhi pepohonan
dan dikembangkan ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 39


BAB V
PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN

A. KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Pandangan Tentang Pembelajaran

Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang


memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua
potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian
kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu
mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya mereka
menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang
dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara
lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi
dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan
peradaban dan martabat bangsa.
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan
pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2)

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 40


mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan
dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5)
menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi
dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan
bermakna.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan


mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang
sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan
menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan
kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan
dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana


belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-
ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik
untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih
tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin
mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi
“aktif mencari tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Bagi


peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari
sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju
ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai
manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan/atau akan
mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor, pra-
operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Secara umum jenjang

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 41


pertama terjadi sebelum seseorang memasuki usia sekolah, jejang kedua dan ketiga
dimulai ketika seseorang menjadi peserta didik di jenjang pendidikan dasar, sedangkan
jenjang keempat dimulai sejak tahun kelima dan keenam sekolah dasar.

Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut
mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman, lingkungan.
Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang
terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula terjadi
sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses pembelajaran, guru
perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta didik.

Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif


mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman
belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan
mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang
ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin
lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai salah
satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan belajar
memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari kegiatan belajar lain tergantung
dari sifat muatan yang dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi
unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan lain.

2. Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung


Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik
melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 42


ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan
pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran
langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di
sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses
pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.

Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara


terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1
dan KI-2.

Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:


a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar

Langkah pembelajaran Kegiatan belajar Kompetensi yang dikembangkan


(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
-mengumpulkan informasi/ eksperimen
-melakukan eksperimen

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 43


-membaca sumber lain selain buku teks
-mengamati objek/ kejadian/
-aktivitas
-wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,


kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/mengolah informasi, yaitu mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, toleransi, kerja keras,
kemampuan berpikir sistematis, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan dan kemampuan
mengungkapkan pendapat yang logis dengan lancar dan mudah dipahami.
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

B. LANGKAH PEMBELAJARAN PADA KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI

1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
1) Hakikat RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD
dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 44


pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan
pembelajaran; dan (7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk
matapelajaran yang diampunya. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap
awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia
terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP
dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok. Pengembangan RPP
yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu
difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui
MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh
pengawas atau dinas pendidikan.

2) Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP


Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai
berikut.
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk
rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam
silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta
didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar,kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran
dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan
belajar.
e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 45


f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat
setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan
setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan
sesuai dengan kelemahan peserta didik.
i. Keterkaitan dan keterpaduan.
j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan
KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran
untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

3) Komponen dan Sistematika RPP


RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii)
metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian.
Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk
format berikut ini.
Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
I. Kompetensi Inti (KI)
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1)
2. _____________ (KD pada KI-2)

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 46


3. _____________ (KD pada KI-3)
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________
Catatan: KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam
indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak
langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai
melalui proses pembelajaran langsung.
III. Tujuan Pembelajaran
IV. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
V. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
VI. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
VIII. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Kunci Jawaban
4. Pedoman penskoran/penilaian

4) Langkah-Langkah Pengembangan RPP


a. Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD
sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 47


lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di
dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam
pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta
didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan
mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam
RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran,
yang membuat peserta didik aktif belajar. Dalam pengkajian silabus juga harus
dilakukan penyusunan/perumusan indikator KD dan penilaiannya.

b. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk
setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua
aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan), tetapi,
sebaiknya lengkap A, B, C, D yaitu Audience (peserta didik), Behaveour (aspek
kemampuan), Condition (syarat tercapainya kemampuan tersebut), dan Degree
(tingkat kemampuan yang akan dicapai)

c. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran


Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan
h) alokasi waktu.

d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 48


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik (Student Centred Approach). Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di
silabus.
c) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan
ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup.
Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan
sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh
guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian
umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.

e. Penjabaran Jenis Penilaian


Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD
peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap
pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 49


portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai
berikut:
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD
pada KI-3 dan KI-4.
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.

f. Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 50


g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

2. PROSES PEMBELAJARAN
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
atau KD yang akan dicapai; dan
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan
informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan
KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta
didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau
ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan
pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan
sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 51
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data
sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan
menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang
diuraikan dalam tabel 1 di atas.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan
peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca
atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai
kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain
yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan
yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru,
masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat
di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya
maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik,
dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti,

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 52


atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut.

3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Perlu diingat, bahwa KD-KD
diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD
tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang
penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan
melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk
semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect
teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.

3. PENILAIAN HASIL BELAJAR


Tahap ketiga dalam proses pembelajaran adalah Penilaian hasil Belajar yang
bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana ketercapaian Kompetensi Dasar,
Kompetensi Inti dan Standar Kompetensi Lulusan. Penilaian dilakukan oleh Pendidik,
Satuan Pendidikan, dan Pemerintah. Penilaian oleh pendidik dilakukan berupa

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 53


ulangan harian, sedangkan penilaian oleh Satuan Pendidikan adalah Ujian Akhir
Semester, Ujian Kenaiakan Kelas, dan Ujian Sekolah, dan Ujian yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Pusat, adalah Ujian
Nasional
1) Definisi Operasional
Pengertian penilaian sama dengan asesmen. Terdapat tiga kegiatan yang perlu
didefinisikan, yakni pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut
memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran
adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau
ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui
pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti
hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-
hasil penilaian.

2) Cakupan Penilaian
Dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan sebagai berikut:
a) KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.
b) KI-2: kompetensi inti sikap sosial.
c) KI-3: kompetensi inti pengetahuan.
d) KI-4: kompetensi inti keterampilan.
Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI.
Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:
1) KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat
generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).
2) KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif
generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang
berbeda dengan KD lain pada KI-2).
3) KD pada KI-3: aspek pengetahuan
4) KD pada KI-4: aspek keterampilan

3) Metode dan instrumen penilaian


Berbagai metode dan instrumen baik formal maupun nonformal digunakan dalam
penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan
menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 54


kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian
proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan
selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan
guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik mengajukan
pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang peserta didik
memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah
melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik tersebut.
Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan
informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan
keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian
proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis
dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.

4) Komponen Penilaian Hasil Belajar


Komponen penilaian hasil belajar meliputi: Prinsip, Pendekatan, dan Karakteristik
Penilaian
a. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 55


penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik.
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
j) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
pendidikan peserta didik

b. Pendekatan Penilaian
Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut:
1) Acuan Patokan
Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan
berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan
patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
2) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:

c. Karakteristik Penilaian
a) Belajar Tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-
4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya,
sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan
hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta
didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda.
Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang
sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.
b) Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik
harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan
berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 56


pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur
apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa
yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
c) Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai
jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
d) Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal,
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
e) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

2) Strategi Penilaian Hasil Belajar


Strategi penilaian hasil belajar dengan menggunakan Metode dan Teknik Penilaian
sebagai berikut:
a. Metode Penilaian
Penilaian dapat dilakukan melalui metode tes maupun nontes. Metode tes dipilih
bila respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan benar atau salah (KD-KD
pada KI-3 dan KI-4). Bila respons yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan
benar atau salah digunakan metode nontes (KD-KD pada KI-1 dan KI-2).
Metode tes dapat berupa tes tulis atau tes kinerja.
a) Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia,
misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada
pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya, misalnya soal
berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.
b) Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu prilaku terbatas, yang meminta
peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang
terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan
topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 57


prilaku meluas, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih
komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan
suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan
eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut.
Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode
nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1
dan KI-2). Metode nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner,
penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian ini tidak
dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk
mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik dapat dilakukan
berbagai teknik, baik berhubungan dengan proses maupun hasil belajar. Teknik
mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian
kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian kompetensi. Penilaian
dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik pada
domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat
digunakan, yaitu :
a) Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek
sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi dll. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut:
i. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
ii. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
iii. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas.
iv. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 58


v. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek dan skala penilaian.
i. Daftar Cek
Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga
kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua
kategorikan saja, ya atau tidak.
ii. Skala Penilaian
Ada kalanya kinerja peserta didik cukup kompleks, sehingga sulit atau
merasa tidak adil kalau hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, ya
atau tidak, memenuhi atau tidak memenuhi. Oleh karena itu dapat dipilih
skala penilaian lebih dari dua kategori, misalnya 1, 2, dan 3. Namun setiap
kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui
kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3. Daftar kategori
beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik. Di lapangan sering
dirumuskan rubrik universal, misalnya 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik.
Deskriptor semacam ini belum akurat, karena kriteria kurang bagi seorang
penilai belum tentu sama dengan penilai lain, karena itu deskriptor dalam
rubrik harus jelas dan terukur. Berikut contoh penilaian unjuk kerja dengan
skala penilaian beserta rubriknya.

Contoh Rubrik Penilaian Kinerja Melakukan Praktikum

Penilaian
No. Aspek yang dinilai 1 2 3
1. Merangkai alat
2. Pengamatan
3. Data yang diperoleh
4. Kesimpulan

Keterangan:
Rubrik: Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3
Merangkai alat
Rangkaian alat tidak benar (Nilai 1)
Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatikan keselamatan
kerja (Nilai 2)
Rangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerja (Nilai 3)

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 59


Pengamatan
Pengamatan tidak cermat (Nilai 1)
Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi (2)
Pengamatan cermat dan bebas interpretasi (3)
Data yang diperoleh
Data tidak lengkap (Nilai 1)
Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada yang salah tulis (Nilai 2)
Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar (Nilai 3)
Kesimpulan
Tidak benar atau tidak sesuai tujuan (Nilai 1)
Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai tujuan (Nilai 2)
Semua benar atau sesuai tujuan (Nilai 3)

b) Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku.
Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan
atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah
kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah:
i. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap matapelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan
tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi,
dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
ii. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru
akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian,
peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar
menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 60


iii. Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki
sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses
pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan
teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik,
nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
iv. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran. Misalnya, masalah lingkungan hidup (materi Biologi atau
Geografi). Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi
oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan
pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik
memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar.
v. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi.
Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan
seseorang dalam sesuatu hal. Guru dapat melakukan observasi terhadap
peserta didiknya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik
dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan
dengan peserta didik selama di sekolah.
b) Pertanyaan langsung
Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap peserta didik
berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta
didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai
“Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang
tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu
terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah,
guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan
membina peserta didik.
c) Laporan pribadi

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 61


Teknik ini meminta peserta didik membuat ulasan yang berisi pandangan
atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang
menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis
pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir
ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat peserta didik dapat dibaca dan
dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik:

No. Nama S I K A P

Hormat Ortu
Tengg. Rasa

Tepat Janji
Ketekun. Bljr

Tngg.Jawab
Kerjasama
Keterbukaan

Kerajinan

Kedisiplinan

Ramah Tman

Kejujuran

Kepedulian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten.

c) Tes Tertulis
i. Pengertian

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 62


Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.

ii. Teknik Tes Tertulis


Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
i) Soal dengan memilih jawaban (selected response), mencakup: pilihan
ganda, benar-salah, dan menjodohkan.
ii) Soal dengan mensuplai jawaban (supply response), mencakup: isian atau
melengkapi, uraian objektif, dan uraian non-objektif.
Dalam penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut.
i) materi, misalnya kesesuaian soal dengan KD dan indikator pencapaian pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan;
ii) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
iii)bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
iv) kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku
dari berbagai bentuk soal penilaian.

d) Penilaian Proyek
i. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada
matapelajaran tertentu secara jelas.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 63


Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
i) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
ii) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
iii) Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik.
ii. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai
hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 64


Contoh Teknik Penilaian Proyek:
Matapelajaran : __________________________________
Nama Proyek : __________________________________
Alokasi Waktu : __________________________________
Guru Pembimbing : __________________________________
Nama Peserta didik : __________________________________
NIS : __________________________________
Kelas/SMT : __________________________________

Skor
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4 5
1. PERENCANAAN
i. Persiapan
ii. Rumusan Judul
2. PELAKSANAAN
a. Sistematiak Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3. LAPORAN PROYEK
a. Perform
ans/Pen
ampilan
b. Presenta
si
(Pengua
saan
Materi)

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 65


TOTAL SKOR

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai


dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan skala penilaian dan daftar
cek

e) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan
logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
i. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
ii. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
iii. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Teknik Penilaian Produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
i. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal.
ii. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

Contoh Penilaian Produk:


Mata Pelajaran : _______________________________________
Nama Proyek : _______________________________________
Alokasi Waktu : _______________________________________
Nama Peserta didik : _______________________________________
Kelas/SMT : _______________________________________

Skor
No. Tahapan 1 2 3 4 5

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 66


1. Tahap Perencanaan Bahan
2. Tahap Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan
kebersihan)
3. Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
TOTAL SKOR

Catatan :
Skor diberikan dengan rentang skor 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), dengan ketentuan
semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi
nilainya.

f) Penilaian Portofolio
i. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Akhir suatu periode hasil
karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan
informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi,
musik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan


penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
i) Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan
bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang
dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
ii) Saling percayaantara guru dan peserta didik
Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 67
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling
percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses
pendidikan berlangsung dengan baik.
iii) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu
dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
iv) Milik bersama antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio
sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan
akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
v) Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
vi) Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
vii) Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang
dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta
didik.
viii) Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat
berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

ii. Teknik Penilaian Portofolio


Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
i) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 68


ii) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda.
iii) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder
di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
iv) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
v) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta
didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.
vi) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
vii) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik
diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru
perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan,
misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
viii) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang
orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan
portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 69


Contoh Penilaian Portofolio:

Nama Sekolah : ___________________________________


Matapelajaran : ___________________________________
Durasi Waktu : ___________________________________
Nama Peserta didik : ___________________________________
NIS : ___________________________________
Kelas/SMT : ___________________________________

No. KI/KD/PI Waktu Kriteria Keterangan


Berbicara Tata Kosa Ucapan
Bahasa Kata
1. Pengenalan

2. Penulisan

3. Ingatan
terhadap
kosakata

Catatan:
PI = Pencapaian Indikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu file sebagai bukti
pekerjaan yang masuk dalam portofolio. Skor yang digunakan dalam penilaian
portofolio menggunakan rentang antara 0 -10 atau 10 – 100. Kolom keterangan
diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil kerja
tersebut.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 70


g) Penilaian Diri
i. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk
mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi
kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu
matapelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat
diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap
suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan
penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan. Untuk menentukan pencapaian kompetensi tertentu,
peniaian diri perlu digabung dengan teknik lain.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara
lain:
(a) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
(b) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
(c) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.

ii. Teknik Penilaian Diri


Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena
itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 71


(a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
(b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
(c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
(d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
(e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
(f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Contoh Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik:

Nama sekolah : _______________________________________________


Mata Pelajaran : _______________________________________________
Nama Peserta didik : _______________________________________________
Kelas/SMT : _______________________________________________

No. Pernyataan Alternatif


1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Ya Tidak
Tuhan YME agar mendapat ridlo-Nya dalam belajar
2. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
3. Saya optimistis bisa meraih prestasi
4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan
masyarakat

6. Saya suka membahas masalah politik, hukum dan pemerintahan


7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
8. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
9. Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan
Negara
10. Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab
Jumlah Skor

Inventori digunakan untuk menilai konsep diri peserta didik dengan tujuan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri peserta didik.Rentangan nilai yang
digunakan antara 1 dan 2. Jika jawaban YA maka diberi skor 2, dan jika jawaban

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 72


TIDAK maka diberi skor 1. Kriteria penilaianya adalah jika rentang nilai antara 0–5
dikategorikan tidak positif; 6–10, kurang positif; 11– 5 positif dan 16–20 sangat positif

h) Penilaian Berdasarkan Standar


Sebuah standar, serendah apapun diperlukan karena ia berperan sebagai patokan dan
sekaligus pemicu untuk memperbaiki aktivitas hidup. Dalam konteks pendidikan,
standar diperlukan sebagai acuan minimal (dalam hal kompetensi) yang harus dipenuhi
oleh seorang lulusan dari suatu lembaga pendidikan sehingga setiap calon lulusan
dinilai apakah yang bersangkutan telah memenuhi standar minimal yang telah
ditetapkan. Dengan diterapkannya standar dalam bentuk SKL, KI, dan KD sebagai
acuan dalam proses pendidikan, diharapkan semua komponen yang terlibat dalam
pengelolaan pendidikan di semua tingkatan, termasuk anak didik itu sendiri akan
mengarahkan upayanya pada pencapaian standar dimaksud. Diharapkan dengan
pendekatan ini guru memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai anak
di setiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama memiliki kebebasan yang luas
untuk mendesain dan melakukan proses pembelajaran yang ia pandang paling efektif
dan efisien untuk mencapai standar tersebut. Dengan demikian, guru didorong untuk
menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (master learning) serta tidak
berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata.

i) Penilaian Kelas Otentik


Seperti dijelaskan di atas, implikasi diterapkannya SKL adalah proses penilaian yang
dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan
acuan kriteria. Untuk itu, guru harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan
yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara
tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar
dikuasai dan dicapai.
Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik.
i. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus
mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 73


ii. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
iii.Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Karakteristik penilaian kelas:
i. Pusat belajar. Penilaian kelas berfokus perhatian guru dan peserta didik pada
pengamatan dan perbaikan belajar, daripada pengamatan dan perbaikan mengajar.
Penilaian kelas memberi informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam
membuat pertimbangan untuk memperbaiki hasil belajar.
ii. Partisipasi-aktif peserta didik. Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas
memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Kerjasama dalam penilaian, peserta didik
memperkuat penilaian materi matapelajaran dan skill dirinya. Guru memotivasi
peserta didik agar meningkat dengan tiga pertanyaan bagi guru: (1) apakah
kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?; (2)
bagaimana saya dapat menemukan bahwa peserta didik sedang belajar?; (3)
bagaimana saya dapat membantu peserta didik belajar lebih baik? Karena guru
bekerja lebih dekat dengan peserta didik untuk menjawab pertanyaan ini,maka guru
dapat memperbaiki skill mengajarnya.
iii. Formatif. Tujuan penilaian kelas adalah untuk memperbaiki mutu hasil belajar
peserta didik.
iv. Kontekstual spesifik. Pelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap
kebutuhan khusus bagi guru dan peserta didik. Kebutuhan khusus berada dalam
kontekstual guru dan peserta didik yangharus bekerja dengan baik dalam kelas.
v. Umpan balik. Penilaian kelas adalah suatu alur proses umpan balik di kelas. Dengan
sejumlah TPK, guru dan peserta didik dengan cepat dan mudah menggunakan umpan
balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan hasil-hasil penilaian. Untuk
mengecek pemanfaatan saran tersebut,pimpinan sekolah menggunakan hasil
penilaian kelas,dan melanjutkan pengecekan alur umpan balik. Karena pendekatan
umpan balik ini dalam kegiatan di kelas setiap hari,maka komunikasi alur hubungan
antara pimpinan sekolah, guru dan peserta didik dalam KBM akan menjadi lebih
efisien dan lebih efektif.
vi. Berakar dalam praktek mengajar yang baik. Penilaian kelas adalah suatu usaha untuk
membangun praktek mengajar yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada
pembelajaran peserta didik lebih sistimatik, lebih fleksibel, dan lebih efektif. Guru

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 74


siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan peserta didik, memonitor bahasa badan
dan ekspresi wajah peserta didik, mengerjakan pekerjaan rumah dan tes peserta
didik,dan seterusnya. Penilaian kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian
secara menyeluruh dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas.

C. KALENDER PENDIDIKAN

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat
dalam Standar Isi, sebagai berikut:

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


Minimum 36 minggu Digunakan untuk kegiatan
Minggu efektif
1. dan maksimum 40 pembelajaran efektif pada setiap
belajar
minggu satuan pendidikan
Jeda
2. Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
antarsemester
Digunakan untuk penyiapan
Libur akhir tahun
3. Maksimum 3 minggu kegiatan dan administrasi akhir dan
pelajaran
awal tahun pelajaran
Daerah khusus yang memerlukan
libur keagamaan lebih panjang
Hari libur dapat mengaturnya sendiri tanpa
4. 2 – 4 minggu
keagamaan mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
Hari libur umum/ Disesuaikan dengan Peraturan
5 Maksimum 2 minggu
nasional Pemerintah
Untuk satuan pendidikan sesuai
6. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing
7. Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 75


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif

Penetapan kalender pendidikan harus mempertimbangkan :


Permulaan tahun pelajaran adalah adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kabudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal ini terkait
dengan hari raya keagamaan,kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-
satuan pendidikan.

Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing


satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah
daerah.Untuk tahun ajaran 2018/ 2019 kalender pendidikan SMK MA’ARIF
SABILUNNAJAT dibuat setelah mendapatkan kalender pendidikan dari Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat:

Kurikulum SMK MA’ARIF SABILUNNAJAT 76

Anda mungkin juga menyukai