Anda di halaman 1dari 5

VARICELLA ZOSTER VIRUS

Klasifikasi

Pembagian kedalam subfamili didasarkan pada sifat-sifat biologik virus

 Alfaherpesvirus adalah virus sitolitik yang tumbuh dengan cepat dan cenderung

mengakibatkan infeksi laten dalam neuron; contohnya virus herpes simplek dan varisela-

zoster.

 Betaherpesvirus tumbuh lambat dan bersifat sitomegalik (pembesaran masif sel yang

terinfeksi) dan menjadi laten dalam kelenjar sekretorik dan ginjal; sitomegalovirus

tergolongkan disini.

 Gamaherpesvirus, contohnya virus epstein-barr, menginfeksi dan menjadi laten dalam sel

limfoid.

Family Subfamily Genus Representative species pathogenic for

humans (disease, synonym, or no. of

members)

DNA Viruses

Herpesviridae Alphaherpesvi Simplexvirus Human herpesvirus 1 (herpes simplex virus


rinae
type 1)

Human herpesvirus 2 (herpes simplex virus

type 2)

Cercopithecine herpesvirus 1 (monkey B

virus)
Varicellovirus Human herpesvirus 3 (varicella-zoster virus)

Betaherpesvir Cytomegalovirus Human herpesvirus 5 (cytomegalovirus)


inae
Roseolovirus Human herpesvirus 6 (human B
lymphotropicVirus) & Human herpesvirus 7

Human herpesvirus 4 (Epstein-Barr virus)


Lymphocryptovirus
Gammaherpes Human herpesvirus 8 (Kaposi’s sarcoma–
Rhadinovirus
virinae
associated herpesvirus)

Ciri-ciri Herpes virus


Virion Bulat, berdiameter 120-200 nm (kapsid ikosahedral, 100 nm)
Genom DNA untai ganda, linear, BM 95-150 juta, 120-240kbp, urutan
diulang
Protein Lebih dari 35 protein dalam virion
Selubung Mengandung glikoprotein virus, reseptor Fc
Replikasi Inti, bertunas dari membrane inti
Ciri-ciri Menyebabkan infeksi laten; bertahan secara tak terbatas dalam inang
yang terinfeksi; sering diaktifkan kembali dalam inang yang fungsi
imunnya tertekan.
Struktur dan Komposisi

 Semua herpes virus mempunyai inti DNA untai ganda, dalam bentuk toroid, yang

dikelilingi oleh lapisan protein yang menunjukkan simetri ikosahedral dan mempunyai

162 kapsomer.

 Nukleokapsid dikelilingi oleh suatu selubung yang dihasilkan oleh membrane inti dari sel

yang terinfeksi dan mengandung glikoprotein virus berbentuk paku dengan panjang

kurang lebih 8 nm. Struktur yang tidak berbentuk, kadang asimetrik diantara kapsid dan

selubung membentuk tegument. Bentuk selubung berukuran 120-200 nm; virion

”telanjang”, 100 nm.

 Genom DNA untai ganda (BM 95-150X106;120-230 kbp) berbentuk linear

 Komposisi dasar DNA virus bervariasi dari 31%-75% (guanin-plus-sitosin)

 Genom herpes virus cukup besar untuk dijadikan sekurang-kurangnya 100 protein yang

berbeda. Karena itu, lebih dari 35 polipedtide terlibat dalam struktur partikel virus

tersebut; beberapa diantaranya merupakan bagian dari selubung virus. Beberapa enzim

khusus virus (polimerase DNA, timidin kinase) disintesis dalam sel yang terinfeksi.

Replikasi virus
Awalnya virus melekat dengan inangnya melalui reseptor (glikoprotein)

Khusus pada permukaan sel dari inangnya

Paretikel virus masuk kedalam sel melalui tahap penetrasi

Secara endositosis

Pelepasan selubung terjadi selama bersamaan dengan,


atau segera setelah penetrasi

Fase sintetik siklus replikasi

Kapsid dibawa melalui sitoplasma ke inti

Terjadi pengelupasan dan DNA menjadi berhubungan dengan

Inti dari inangnya

mRNA virus dibentuk oleh polymerase sel inang pad lempeng DNA virus

pembawa dikeluarkan dari inti dan mengawali sintesis protein virus (poliribosom bebas

dan glikoprotein (poliribosom terikat selaput)

protein memasuki inti dan mengawali replikasi DNA virus

tempat memicu sintesis kelas tambahan mRNA virus. Polimerase DNA virus memasuki

inti dan mengawali replikasi DNA virus.

DNA dipotong menjadi unit panjang, dkemas dalam inti dan dibungkus dalam

pembungkus ikosahedral
Pembungkus ikosahedral bertunas tumbuh melalui selaput inti, selubung lipoproteinyang

diperoleh yang mengandung glikoprotein virus

Virus matang dibawa di dalam vesikel ke selaput plasma

Peleburan vesikel ke dalam selaput plasma menghasilkan pelepasan virus ke ruang

ekstrasel

Anda mungkin juga menyukai