Anda di halaman 1dari 34

39

No.KriteriaDenganBantuanMandiriSkor yangDidapatKeteranganKonsistensi:11.Kontrol Bladder


(BAK)510Frekuensi :Warna :12.Olah raga/latihan510Jenis :Frekuensi
:13.Rekreasi/pemanfaatanwaktu luang510Jenis :Frekuensi :Jumlah :Interpretasi::Ketergantungan
Total65-125:Ketergantungan
Sebagian130:MandiriKesimpulan:............................................................B.GERIATRIC
GIANTSPenampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda denganusia muda.
Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadiberkenaan dengan bertambahnya
usia atau memang ada suatuproses patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik
daripenyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRICGIANTS”, yang terdiri dari
:1.Sindroma Serebral;Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri padausia
lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tuasangat rentan terhadap perubahan-
perubahan, baik perubahanposisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan
dengantekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yangberkaitan dengan
pengaturan tekanan darah (sistem otonom).2.Konfusio dan DimentiaKonfusio akut adalah suatu
akibat gangguan menyeluruh fungsikognitif yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak
derajatkesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya proses berfikiryang berakibat
terjadinya disorientasi.Gambaran klasik penderita konfusio yaitu :a.Derajat kesadaran
menurun,misalnya sulit untuk tetap bangunsaat diperiksa;b.Gangguan persepsi,antara lain
ilusi,delusi,halusinasi, dan misintrepretasi;22

c.Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia,tetapi siang hari tertidur;d.Aktivitas
spikomotor meningkat atau menurun;e.Disorientasi waktu,tempat, dan orang;f.Gangguan
memori.Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnyafungsi intelektual
dan ingatan/memori sedemikian berat sehinggamenyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.Secara
garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikandalam 4 (empat) golongan,yaitu
:a.Dementia degeneratif primer50-60%;b.Dementia multi-infark10-20%;c.Dementia yang reversibel
atau sebagian reversibel20-30%;d.Gangguan lain (terutama neurologik)5-10%.Pemeriksaan Portabel
untuk Status Mental (PPSM=MMSE=Mini Mental State Examination)Daftar
PertanyaanPenilaian1.Tanggal berapakah hari ini ?(bulan, tahun);2.Hari apakah hari
ini?3.Apakah nama tempat ini?4.BerapanomorteleponBapak/Ibu? (bila tidak adatelepon,
jalan apakah rumahBapak/Ibu?)5.Berapa umur Bapak/Ibu?6.Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal,bulan
tahun)7.Siapakah nama gubernur kita?(walikota/lurah/camat)8.Siapakah nama
gubernursebelumini?(walikota/lurah/camat)9.Siapakah nama gadis Ibu anda?10.Hitung mundur 3-
3, dimulai dari200 – 2kesalahan = baik3 – 4kesalahan = gangguan intelek ringan5 – 7kesalahan =
gangguan intelek sedang8 – 10kesalahan = gangguan intelektual beratBila penderita tidak
pernahsekolah, nilai kesalahandiperbolehkan + 1 dari nilaidi atas.Bila penderita sekolah
lebihdari SMA kesalahan yangdiperbolehkan -1 dari atas.Dari : Folstein,19903.Gangguan
Otonom23

Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnyagangguan syaraf otonom pada usia
lanjut adalah :-Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahanpada neurotransmisi
pada ganglion otonom, berupa penurunanasetil kolin terutama disebabkan oleh penurunan enzim
utama,yaitu kolin asetilase.Hal ini cenderung menurunkan
fungsiotonom.4.InkontinensiaInkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama
padapenderita lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (ataufeses) tanpa disadari,
dalam jumlah dan frekwensi yang cukupsehingga mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan atausosial.Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.D = Delirium;R = Retriksi
mobilitas, retensi;I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri.5.Jatuh (The
True Geriatric Giant)Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksimata yang
melihat kejadian seseorang mendadakterbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih
rendah dengan atautanpa kehilangan kesadaran atau luka.Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh
pada lansia :a.Faktor Intrinsik;-Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;-Penurunan visus dan pendengaran;-
Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflekpostural karena proses menua.b.Faktor
Ekstrinsik-Obat-obatan yang diminum;-Alat-alat bantu berjalan;-Lingkungan yang tidak mendukung
(berbahaya).Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :a.Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang
utama;b.Nyeri kepala dan atau vertigo;c.Hipotensi orthostatic;d.Obat-obatan;e.Proses penyakit yang
spesifik;f.Idiopatik;24

g.Sinkope.Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengankecelakaan pada lansia


:a.Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidakstabil, atau tergeletak di
bawah;b.Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;c.Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak
mudah dipegang;-Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;-Karpet yang tidak
dilem dengan baik,keset yangtebal/menekuk pinggirnya,dan benda-benda alas lantai yanglicin
atau mudah tergeser;-Lantai yang licin atau basah;-Penerangan yang tidak baik (kurang atau
menyilaukan);-Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun carapenggunaannya.Faktor-
faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antaralain :a.Aktivitas;-Sebagian besar jatuh
terjadi pada saat lansia melakukanaktivitas biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga,
danmengganti posisi. b.Lingkungan;-Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di
tangga,dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyakdibandingkan saat naik
tangga.c.Penyakit Akut.Pencegahan Jatuh :Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain
:a.Identifikasi Faktor Risiko;Perludilakukanasesmenkeadaansensorik,neurologik,muskuloskeletal dan
penyakit sistemik yangsering mendasari/menyebabkan jatuh, juga keadaanlingkungan,obat-
obatan dan alat bantu jalan.b.Penilaian keseimbangan gaya berjalan;Setiap lansia harus dievaluasi
keseimbangan badannya dalammelakukan gerakan pindah tempat,pindah posisi,juga
gayaberjalan dan kekuatan otot ekremitas bawah lansia.c.Mengatur/mengatasi faktor situasional.25

Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegahdengan pemeriksaan rutin
kesehatan lansia,bahaya lingkungandapat dicegah dengan perbaikan lingkungan. Aaktivitas
fisikdapat dibatasi sesuai kondisi kesehatan lansia.6.Kelainan pada Tulang BelakangPenyakit tulang
dan patah tulang merupakan salah satu darisindroma geriatrik. Dengan bertambahnya
usia terdapatpeningkatan hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini lebihnyata pada
wanita dibanding pria. 7.DekubitusDekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan
dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenaitulangakibat adanya
penekanan pada suatu area secara terusmenerus, sehingga mengakibatkan gangguan
sirkulasi darahsetempat.Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolantulang
dan tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan,misalnya : daerah sakrum, daerah
trokanter mayor dan spinaischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.Karakteristik
penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagaiberikut: Derajat I : Reaksi peradangan
masih terbatas padaepidermis,kemerahan/eritema indurasi atau lecet; Derajat II : Reaksi yang
lebih mencapai seluruh dermis hinggalapisan lemak subkutan.Tampak sebagai ulkus
yangdangkal,dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmenkulit; Derajat III : Ulkus menjadi
lebih dalam,meliputi jaringan lemaksubkutan dan menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-
otot.Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yangberbau. Derajat IV : Perluasan ulkus
menembus otot,sehingga tampaktulang di daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi
padatulang atau sendi.26
Faktor-faktor penyebab dekubitus :a.Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);-Status gizi;-Anemia;-
Hipoalbuminemia;-Penyakit-penyakit neurologik;-Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan
cermat.b.Faktor Ekstrinsik.-Kebersihan tempat tidur;-Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;-Peralatan
medik yang menyebabkan penderita terfiksasipada suatu sikap tertentu.Pengelolaan Dekubitus
:a.Dekubitus Derajat I;Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis :kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangatdan sabun, diberi lotion, kemudian
dimassage 2-3 kali/hari.b.Dekubitus Derajat II;Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan
luka harusmemperhatikan syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerahbersangkutan digesek
dengan es dan dihembus dengan udarahangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat
diberikansalep topikal, mungkin juga merangsang tumbuhnya jaringanmuda/granulasi.
Pergantian balut dan salep ini jangan terlalusering karena malah dapat merusakkan
pertumbuhan jaringanyang diharapkan.c.Dekubitus Derajat III;Usahakan luka selalu bersih dan
eksudat, diusahakan dapatmengalir keluar.Balut jangan terlalu tebal dan
sebaiknyatransparan sehingga permeabel untuk masuknya udara/oksigendan
penguapan.d.Dekubitus Derajat IV.Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan
jaringannekrotik yang ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangipertumbuhan
jaringan/epitelisasi.Beberapa preparat enzimcoba diberikan untuk usaha ini,dengan tujuan
mengurangi27

perdarahan.Setelah jaringan nekrotik dibuang dan lukabersih,penyembuhan luka secara alami


dapat diharapkan.Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikanoksigenasi pada
daerah luka,tindakan dengan ultrasono untukmembuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah
dan sampaitransplantasi kulit setempat.Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitusNama
PenderitaSkorTanggalKondisi Fisik Umum :-Baik-Lumayan-Buruk-Sangat
Buruk4321AaaaaaaAaaaaaaAaaaaaaKesadaran :-Komposmentis-Apatis-Konfus/soporus-
Stupor/koma4321Aktivitas :-Ambulan-Ambulan denganbantuan-Hanya bisa duduk-
Tiduran4321Mobilitas :-Bergerak Bebas-Sedikit Terbatas-Sangat Terbatas-Tidak Bis
Bergerak4321Inkontinensia :-Tidak-Kadang-kadang-SeringInkontinensia Urine-Inkontinensia
Alvidan Urine4321Skor TotalSkor Total ≤ 1428

BAB IVDOKUMENTASI1.Asesmen Medis Geriatri2.SPO Pelayanan Pasien Geriatri29

DAFTAR PUSTAKAAllender, J.A., & Spradley. B.W.(2005). Community health


nursingpromoting and protecting the public health. (6 th ed),Philadelphia: Lippincott
Williams & WilkinsAnderson, E.T., & Mc. Farland, J. (2000). Community as partner teoryand
practice in nursing. (3 th ed). Philadelphia: LippincottWilliams & WilkinsErvin, N.F. (2002).
Advance community health nursing practice:population focused care. New Jersey: Prentice
HallStanhoppe, M. & Lancaster. (2005). Community and public healthnursing. ( 5rd ed.) St.
Louis: Mosby-Year Book Inc.Darmojo R.Boedhi dan Martono. (2004).Geriatri (Ilmu Kesehatan
UsiaLanjut).(edisi ke 3).Jakarta:Balai Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia
SPO
PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DENGAN
KETERGANTUNGAN BANTUAN

Prosedur No.Pokok No. Revisi Halaman


Tetap
Tgl Terbit. Tangerang,

Direktur

Pengertian 1. Pelayanan pasien lanjut usia adalah rangkaian pelayanan pada pasien yang berusia 60
tahun keatas dengan satu atau lebih masalah kesehatan ( multipatologi) akibat
gangguan fungsi jasmani dan rohani dan atau kondisi sosial yang bermasalah ( geriatri).
2. Pasien lanjut usia dengan ketergantungan bantuan adalah pasien yang berusia60
tahun ke atas dengan keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari- hari dan mengurus
diri sehingga sangat membutuhkan bantuan baik dengan alat maupun orang.
Tujuan Memberikan pelayanan multidisiplin yang bermutu dengan asuhan dan kondisi pasien
usia lanjut untuk menuju geriatri mandiri dan geriatri dengan minimal patologi.

Kebijakan 1. Pelayanan pada pasien lanjut usia melibatkan multidisiplin ilmu, dan tersedia dalam
suatu tim asuhan.
2. Setiap pasien usia lanjut mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
asuhannya.
Prosedur 1. Lakukan identifikasi pasien dalam hal usia dan penggolongan pasien usia lanjut.
2. Lakukan identifikasi pasien usia lanjut yang datang ke UGD/ poliklinik , melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penungjang yang sesuai indikasi , untuk
dilakukan assesment awal.
3. Rumuskan rencana asuhan pasien oleh Dokter termasuk kebutuhan penggunaan alat
bantu sehari- hari untuk kenyamanan dan kemandirian pasien.
4. Berikan penjelasan oleh dokter kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya alat
bantu, cara penggunaan alat bantu serta resiko penggunaan alat bantu dalam jangka
waktu lama , jika tidak disertai perawatan yang tidak benar.
5. Berikan edukasi tentang asuhan pasien dengan penggunaan alat bantu agar tidak
menimbulkan resiko yang tidak diinginkan misalnya dekubitus, atropi otot, dll.
6. Lakukan konsultasi / alih rawat ke bagian disiplin ilmu lain jika diperlukan sesuai
dengan kebutuhan asuhan pasien.
Unit Terkait 1. UGD
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Instalasi Rawat Inap.
4. ICU
!"#$!% '!"()% #"(!
*!%+#, - .)/(!,/(
!"# %"&'()*++,-
./0-,1-2-
3+,4!"# 5 )6 78
7 9 :;:( :* , <:=7
3
",!%0!/'/1")0#/1')/!"(1%
!*
>:*??:; @)=A7@
%7@)@:B&:*%
7=)&@'= 5.2
!CD25C<=#
E:87='*F
DD5.!2G#3+,,H
I++,
')%.)/,(!%
/:87)* J87: ;:*
K'@ :<:;:L "=:*?
@': A)='87: 1+
@:L'* &):@:8 M
:*? ()(7;7&7 B)*
M:&7@ (:K)('&
N(';@7B:@";"?
7OF:&7A:@ ?:*
??':* P'*?87
K:8(:*7
<:* ="L:*7F <:*
:@:'&"*<787
8"87:; M:*?
A)=(:8:;:L#
,#+#!%
C?:= @7<:& @)
=K:<7 B";7P:=(:8
7 8)=@: )P)& 8:
(B7*? M:*?:(:@
A)=A:L:M: A:?7
"=?:* @'A'L
M:*? 8'<:L
()*'='*P'*?87*
M:#
2)3(+!2!%
,#
/:87)* M:*? ()*
<)=7@: ;)A7L <:
=7 8:@' B)*M:
&7@&="*78
:@:'
<)?)*)=:@7P
<)*?:* :@:'
@:*B:
<78)=@:7B)*M:
&7@
:&'@#3# /:87)
* ()*?L:<:B7 &)8
';7@:* '*@'& A
)=K:;:*
!"#$%&'"("%)*+
()*?:;:(7 K:@'L
!,&(($*+
:@:'
7("A7;78:87
!'-./"..-#*0
I# /:87)* ()*?
L:<:B7 (:8:;:L '*
@'& ()=:Q:@ <7
=78)*<7=7
!$-(, 2&/-*+
8)B)=@7 &)8';
7@:* (:&:* :@:'
A)=B:&:7:*#4#
/:87)* ()*?:;:(7
B)*'='*:* <:M:
7*?:@
!3-34/)*
<7*7 :@:'
?:*??':*
@7*?&:L ;:&'
!'-5&6"4/*
<7*7#R# /:87
)* ()(7;7&7 (:8:
;:L &)8)L:@:* ;:
7*F 8)B)=@7"8
@)"B"="878F B
)*M:&7@ /:=&7
*8"*F :=@L=7@
78F?:*??':*
A)=&)(7L
!"#74#%"#-$"&
8/"#-*+
:@:'?:*??':*
A':*? :7=
A)8:=#
'/1")0#/
,# S:&'&:* :*:(*
)878F B)()=7&8
::* P787& <:*B)(
)=7&8::*
;:A"=:@"=7'(
M:*? 8)8':7
<)*?:*7*<7&:87
#3# /)*?&:K7:*
8@:@'8 P'*?87
"*:; <)*?:* B)()=
7&8::* T
:#
C%S
NCU@767@M
"P %:7;M
S767*?O
E:=@); <:*
G:@V#
A#
2C%S
N2*8@='()*@:;
CU@767@M "P
%:7;M
S767*?O#I# /
)*?&:K7:*
8@:@'8 ()*@:;
<:* &"?*7@7PF
@)='@:(:()*M:*?
&'@ P'*?87
7*@);)&@':;
()("=7 A:=' <:*;:(:
<7*7;:7 <)*?:*
B)()=7&8::*
DD.W
ND7*7XD)*@:;
.@:@)
WY:(7*:@7"*O
F CD>
NCAA=)67:@)<
D)*@:; >)8@O#
4# S:&'&:* B)*:
B78:* 7*&"*@7
*)*87:#R# S:&
'&:* C88)8()* *'
@=787#1# /)*
?&:K7:*
8@:@'8 B87&";
"?78 B:87)*
<)*?:*
Z%.NZ)=7:@=7
U %)B=)887"*
.U:;)O#

Anda mungkin juga menyukai