Anda di halaman 1dari 5

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

lain. Oleh karena itu, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya.
Interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial ini
merupakan hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial menyangkut
hubungan antarperorangan, antarkelompok, atau antara individu dengan
kelompok.

A.Interaksi sosial

Interaksi antar individu dan kelompok manusia atau sebaliknya. Contohnya


seseorang merasa bahwa tindakan-tindakannya banyak bertentangan dengan
norma yang ada di masyarakat, atau suatu partai politik yang memaksa para
anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi sesuai programnya.

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-
masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi
juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhi.

2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu (p. 23) :

1. Interaksi antara individu dan individu


Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi
positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika
hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

2. Interaksi antara individu dan kelompok


Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk
interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan
kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk
membicarakan suatu proyek.

Interaksi antar kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.

3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain
(p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

1. Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial

a. Kedudukan (Status)
Status (kedudukan) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana
seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain
sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-
harapan.

b. PerananPeranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status.


Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan
hal dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya.

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif


• Kerja sama (Coorperation) merupakan suatu usaha bersama antar
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama
• Akomodasi (Accomodation) artinya adalah sebuah proses penyesuaian
sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok untuk
meredakan suatu pertentangan
• Asimilasi (Assimilation) merupakan sebuah proses ke arah peleburan
kebudayaan sehingga setiap pihak bisa merasakan kebudayaan
tunggal sebagai kepunyaan bersama
• Akulturasi (Acculturation) yaitu proses yang timbul dari suatu
kebudayaan untuk menerima kebudayaan asing tanpa
menghilangkan budaya sendiri

• KONFLIK ANTAR INDIVIDU


Konflik adalah suatu proses sosial dalam kehidupan sehari-hari yang
sering terjadi didalam diri sendiri, orang lain, kelompok dimana salah satu ingin
mengalahkan atau menjatuhkan pihak lain dan membuatnya tidak berdaya

Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau


kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor
penyebab terjadinya konflik adalah:
Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan
Berprasangka buruk kepada pihak lain
Individu kurang bisa mengendalikan emosi
Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang
berfungsi.

Kata konflik berasal dari bahasa Latin “confegere” yang berarti saling
memukul. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik berarti
pertentangan, percekcokan, atau perselisihan. Dalam sudut ilmu sosiologi,
konflik sosial dapat diartikan sebagai berbagai masalah sosial yang
menimbulkan pertentangan dalam kehidupan masyarakat atau bernegara, yang
disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat atau pandangan tertentu, akibat
tidak adanya rasa toleransi dan perasaan saling mengerti akan kebutuhan
individu masing-masing.

FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL


1. Memiliki Perbedaan Pandangan
Perbedaan pandangan dan pendapat seringkali menjerumuskan kedua
kelompok atau lebih terlibat dalam konflik sosial. Perbedaan-perbedaan
pandangan tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara berpikir serta tujuan
akhir yang ada pada masing-masing kelompok. Perbedaan ini sebenarnya dapat
dihindari apabila di dalam kelompok tersebut memiliki suatu perasaan saling
menghormati dan rasa toleransi yang tinggi.

2. Saling Bergantung
Antara kelompok satu dengan yang lainnya pasti saling memiliki
ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan. Hingga sikap saling
ketergantungan tersebutlah dapat menimbulkan konflik jika tidak adanya
persatuan tujuan antara kedua kelompok.

3. Masalah Komunikasi
Komunikasi merupakan modal utama dalam melakukan proses
sosialisasi. Jika komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka kemungkinan
untuk timbulnya konflik semakin besar, dikarenakan maksud dan tujuan yang
disampaikan tidak sepenuhnya didengar akibat komunikasi yang kurang baik.

4. Adanya Struktur Organisasi


Dalam sebuah organisasi atau kelompok, pastilah memiliki structural
dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing untuk mempermudah
dalam mencapai tujuan bersama. Namun, seringkali antara struktur yang satu
dengan yang lain tidak mencapai kata sepakat dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, sehingga timbullah konflik.

5. Perbedaan Sifat Manusia


Kita semua mengetahui, bahwasanya terdapat berbagai macam
kepribadian manusia di lingkungan kita. Antara orang yang satu dengan yang
lain tentunya memiliki kepribadian yang berbeda. Ada yang memiliki rasa
memahami yang besar, ada orang yang egois, ada orang yang dictator, dan lain
sebagainya.
Contoh Konflik :

Konflik antar siswa

Konflik antar masyarakat dan anggota TNI

Konflik antar suami-istri

• Bentuk konflik sosial

Konflik antar masyarakat dan aparat kepolisian

• Konflik Buruh dan Pengusaha


Ko
nflik antara pekerja dan pemilik perusahaan sangat sering terjadi,
meskipun termasuk dalam konflik yang bermotifkan ekonomi namun
berimbas pula pada kehidupan sosial. Beberapa yang sering terjadi
adalah konflik upah antara buruh dengan pengusaha. Buruh menuntut
hak upah yang lebih tinggi sedangkan pengusaha biasanya
menghendaki sebaliknya. Hal ini dapat menimbulkan konflik vertikal.
Hal ini dikarenakan buruh biasanya memiliki tingkatan di bawah
pemilik perusahaan baik dalam hal tingkatan ekonomi maupun sosial.

• Konflik Antar Etnis

Konflik etnis adalah konflik yang terkait dengan


permasalahanpermasalahan mendesak mengenai politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan teritorial di antara dua kelompoketnis atau lebih.[7]
Konflik etnis seringkali bernuansa kekerasan, tetapi bisa juga tidak.
Namun biasanya konflik etnis bernuansa dengan kekerasan dan jatuh
korban. Etnik atau suku bangsa, biasanya memiliki berbagai
kebudayan yang berbeda satu dengan lainnya. Sesuatu yang dianggap
baik atau sakral dari suku tertentu mungkin tidak demikian halnya bagi
suku lain. Perbedaan etnis tersebut dapat menimbulkan terjadinya
konflik antar etnis.

• konflik Agama

Beberapa penyebab konflik internal umat beragama seperti:


1. Pemahaman yang menodai atau menyimpang dari agama
2. Pemahaman yang radikal, menganggap alirannya benar dan orang lain salah
3. Pemahaman yang liberal, bebas semaunya tanpa mengikuti kaedah yang ada
Sementara itu konflik antar umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor
agama melainkan faktor ekonomi, politik dan sosial yang kemudian diagamakan.
Beberapa penyebabnya seperti:
1. Adanya paham radikal disebagian kecil kelompok agama
2. Kurang efektifnya pelaksanaan regulasi baik karena status hukumnya yang masih
dipersoalkan, kurangnya pemahaman sebagai aparatur negara atau kurangnyakesadaran
sebagai tokoh dan umat beragama
3. Persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaran/penyebaran agama yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku

• Keberagaman Budaya

Dalam konteks pemahaman masyarakatnya majemuk, selain kebudayaan, selain suku bangsa
sekelompok kebudayaan, masyarakat indonesia juga terdiri dari berbagai adat dan kebudayaan
daerah, bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai adat, kebudayaan
kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.Dengan jumlah penduduk kurang lebih 200
juta orang dimana mereka tinggal tersebar di pula-pulau di negara Insonesia.Mereka juga
mendiami suatu wilayah dengan kodisi geografis yang berbeda-beda. Mulai dari pegunungan,
dataran tinggi, dataran rendah, tepian huta, pesisir, pedesaan, sampai perkotaan.

Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan


dibandingkan dengan negara lainnya.

Indonesia memiliki potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tidak kalah pentingnya,
secara politik dan sosial budaya masyarakat indonesia memiliki jalinan sejarah dinamika interaksi
antar kebudayaan yang dirangkai sejak zaman dulu.

Interaksi antar adat, kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang
berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia.

Anda mungkin juga menyukai