A. Pengertian Pengadaan
Menurut gunawan, (1996:135) mengatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana
adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi
keperluan pelaksanaan tugas. Sedangkan menurut daryanto, (2001:51) bahwa prasarana
berdasarkan etimologi berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Nawawi, (1993:63) mengatakan bahwa usaha pengadaan sarana prasarana yang
dibutuhkan sehingga dapat digunakan secara tepat, memerlukan dan
mengembangkan sejumlah dana, komunikasi yang cepat dan tepat dalan kebutuhan peralatan
dapat memungkinkan disusunnya perencanaan yang lengkap. Secara ringkas maksud dari
pengadaan itu sesuai dengan yang dinyatakan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun
2003 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintahan yakni
menyatakan “Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa
yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh
penyedia barang/jasa”.
Pengadaan perlengkapan pada bidang pendidikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang
rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan
sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun
dan anggaran mendatang.
Pengadaan perabot
Pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara membeli, membuat sendiri dan
menerima bantuan. Pembelian dapat dilakukan terhadap barang yang sudah jadi atau
barang yang belum dan pembelian dapat dilakukan melalui lelang, pemilihan maupun
penunjukan langsng sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengadaan yang biasa
dilakukan dengan jalan membuat sendiri biasanya dilakukan untuk kegiatan
pembelajaran praktek dengan mempertimbangkan faktor biaya yang tersedia, tenaga
yang diperlukan dan peralatan yang dibutuhkan. Lain halnya dengan pangadaan
dengan cara menerima bantuan (hibah) dari pemerintahan, swasta, masyarakat
maupun perorangan dan dilengkapi surat-suarat tertentu
Pengadaan Buku
Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu: Membeli, Menerbitkan
sendiri, Menerima bantuan/hadiah, dan Menukar.
Pembelian langsung dilakuakan secara langsung oleh intansi yang membutuhkan barang
dan nilai pengadaannya sangat kecil yaitu dibawah 15 juta. Proses dan prosedur
pengadaan dengan cara pembelian harus sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang
ditetapkan pemerintah. Khusus untuk pengadaan dengan cara pembelian melalui lelang
harus mengikuti prosedur berikut ini :
1) Pembentukan panitia lelang yang dilakukan oleh instansi yang akan mengadakan
barang.
Panitia lelang haruslah orang yang betul-betul memahami tata cara pengadaan,
substansi pekerjaan dan hukum perjanjian/kontrak. Masa kerja panitia mulai dari
masa persiapan sampai dengan dokumen kontrak siap ditandatangani (secara formal)
bahkan sampai dengan pelaksanaan audit oleh pemeriksa internal/eksternal
(informal). Tugas panitia antara lain, menyususn jadwal, dan menetapkan cara
pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun, dan menyiapkan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS), menyiapkan dokumen lelang, mengumumkan pengadaan,
mengadakan penjelasan lelang, melakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran,
mengusulkan calon pemenang lelang, membuat laporan proses dan hasil pelelangan.
2) Penyusunan dokumen lelang oleh panitia
Penyusunan dokumen lelang oleh panitia yang bercirikan antara lain, syarat
umum (keterangan mengenai pembagian tugas, keterangan mengenai perencana,
keterangan mengenai direksi, syarat-syarat peserta lelang, bentuk surat penawaran
dan cara penyampaiannya), syarat administratif (jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan, tanggal penyerahan pekerjaan, syarat pembayaran, denda keterlambatan,
besar jaminan pelanggan dan pelaksanaan pekerjaan), syarat teknis (jenis dan uraian
pekerjaan yang harus dilaksanakan, jenis dan mutu bahan), spesifikasi teknis dan
gambar (detail dan konstruktif).
3) Pengumuman pengambilan dokumen lelang yang dilakukan melalui media resmi,
surat kabar kabupaten/kota untuk paket kecil atau papan pengumuman resmi dan
surat kabar provinsi atau nasional untuk pekerjaan paket besar.
4) Undangan pemberian penjelasan (Aanwijzing) kepada peserta lelang yang dilakukan
oleh panitia lelang pada tempat dan waktu yang telah ditetapkan.
5) Penyusunan kriteria penilaian untuk menetukan atau menetapkan calon pemenang
lelang
6) Pelaksanaan kegiatan lelang dengan cara memasukan penawaran pada waktu, tempat
dan prosedur yang ditetapkan (metode dua sampul dan metode dua tahap)
7) Pelaksanaan penilaian terhadap dokumen penawaran yang dimasukan oleh peserta
lelang.
8) Penentuan calon pemenang lelang oleh panitia lelang dan penunjukkan pemenang
lelang oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
9) Pengumuman dan penetapan pemenang lelang oleh panitia lelang.
10) Penetapan surat pesanan/membutuhkan barang dengan pihak pemenang lelang.
11) Pembuatan dan penandatanganan surat perjanjian atau kontrak kerja antara pihak
yang mengadakan barang dengan pihak pemenang lelang.
12) Penyiapan berita acara pemeriksa dan oenerimaan barang (serah terima pemenang
lelang)
2. Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh
guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat
efektifitas dan efesiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana
dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga
yang dibuat oleh guru atau murid.
3. Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan
prasaran pendidikan persekolahan dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak
lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.
4. Penyewaan
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik
pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian
sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini
hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan
temporer.
5. Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu dari pihak
lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan
apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus
mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
6. Pendaurulangan
Yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan
barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan
sekolah.
7. Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan
sarana dan prasarana jenis ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan
di antara kedua belah pihak, dan sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan
sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak
berdaya guna lagi.