(RPP)
Sekolah : SMAN 2 Batu
Mata pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (6 x 45 menit)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui membaca referensi, mengamati teks, dan berdiskusi, siswa mampu
1. Melalui rekaman tembang macapat, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis tembang
macapat dari kumpulan teks macapat dengan baik
2. Melalui rekaman tembang macapat, peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri tembang
macapat dari teks macapat dengan penuh tanggung jawab
3. Melalui rekaman tembang macapat, peserta didik dapat menjelaskan isi tembang macapat
dengan tepat
4. Selama pembelajaran, peserta didik dapat mengarang tembang macapat sesuai dengan
tema yang diberikan oleh guru dengan tidak menjiplak karya orang lain
5. Selama pembelajaran, peserta didik dapat mempublikasikan tembang macapat dengan
penuh tanggung jawab
6. Selama pembelajaran, peserta didik dapat melagukan tembang macapat karya sendiri di
depan kelas berdasarkan rekaman atau tuturan langsung yang telah didengar dengan tepat
RPP 3.6 Macapat Halaman 1
7. Selama pembelajaran, peserta didik dapat menceritakan isi dan amanat tembang macapat
karya sendiri dengan baik
2. Materi Pengayaan
Jenis-jenis tembang macapat
Ciri-ciri tembang macapat
Tatacara publikasi tembang macapat
3. Materi Remidial
Teknik penulisan tembang macapat
Teknik melagukan tembang macapat
2. Alat/Bahan
Laptop
3. Sumber Belajar
Internet
Buku ajar / LKS Bahasa Jawa
Sumber: Karkono, Mukhsin Ahmadi, dkk. 2006. Modul Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Jawa. Malang: Universitas Negeri Malang
4. Pemberian Acuan
- Penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar
- Pembagian kelompok belajar masing-masing terdiri dari 3 peserta didik
- Guru menentukan empat tema macapat yaitu agama, pendidikan, sosial, dan budaya.
Mengeksplorasi:
Peserta didik mengumpulkan data/informasi tentang tembang macapat yang ditampilkan (
didengar atau dilihat) tentang jenis, ciri, dan isi sesuai dengan tema yang telah ditentukan
secara berkelompok dengan penuh tanggung jawab
Mengasosiasi :
Peserta didik berkelompok berdiskusi untuk membuat tembang macapat sesuai
dengan tema/budaya dan jenis macapat yang diberikan oleh guru ( 8 jenis
macapat) dengan bekerja sama dengan baik
Masing-masing anggota kelompok membuat 2-3 larik untuk nantinya dijadikan 1
bait
Mengomunikasikan :
Peserta didik mengomunikasikan hasil kerjanya dalam forum diskusi kelompok
kecil
Peserta didik lain memberikan tanggapan
Guru sebagai fasilitator memberikan penguatan
c. Penutup ( 5 menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (5 menit)
1. Orientasi : Guru menembangkan kembali tembang macapat pada pertemuan
sebelumnya diikuti oleh peserta didik
Menanya :
Peserta didik mengajukan pertanyaan secara kritis berkaitan dengan jenis, ciri, dan
analisis isi serta konsep melagukan tembang macapat yang telah ditampilkan oleh
kelompok lain
Mengeksplorasi:
Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari hasil presentasi setiap kelompok tentang
jenis, ciri, dan isi serta konsep melagukan tembang macapat yang telah ditampilkan oleh
kelompok lain
Mengasosiasi :
Peserta didik menyunting hasil karya tembang macapat dari kelompok lain tentang jenis,
ciri, dan isi yang masih kurang sempurna dengan tepat
Mengomunikasikan :
Peserta didik secara kelompok mengomunikasikan hasil suntingan tembang macapat pada
kelompok yang bersangkutan
Peserta didik lain memberikan tanggapan
Guru sebagai fasilitator memberikan penguatan
c. Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa membuat simpulan tentang hasil karya tembang macapat, makna isi
macapat, ciri macapat, jenis macapat, dan kesesuaian isi dengan tema serta cara melagukan
2. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan
3. Pertemuan Ketiga:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (5 menit)
1. Orientasi : Guru menembangkan kembali tembang macapat pada pertemuan
sebelumnya diikuti oleh peserta didik
4. Pemberian Acuan
- Penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar
- Penjelasan mekanisme pelaksanaan proses pembelajaran (sesuai dengan rencana
langkah-langkah pembelajaran)
Mengeksplorasi:
Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari hasil presentasi setiap kelompok tentang
jenis, ciri, dan isi serta konsep melagukan tembang macapat yang telah ditampilkan oleh
kelompok lain
Mengasosiasi :
Peserta didik menyunting hasil karya tembang macapat dari kelompok lain tentang jenis, ciri, dan
isi yang masih kurang sempurna
Mengomunikasikan :
Peserta didik secara kelompok mengomunikasikan hasil suntingan tembang
macapat pada kelompok yang bersangkutan
Peserta didik lain memberikan tanggapan
Guru sebagai fasilitator memberikan penguatan
c. Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa membuat simpulan tentang hasil karya tembang macapat, makna isi
macapat, ciri macapat, jenis macapat, dan kesesuaian isi dengan tema serta cara melagukan
2. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
Tes
3. Pedoman penskoran
a. Aspek sikap
Teknik : Observasi
Bentuk instrumen : Jurnal
Waktu : saat pembelajaran berlangsung
No Aspek yang diamati Skor Keterangan/
1 2 3 4 komentar
1. Sikap kritis dan bangga terhadap penggunaan bahasa
Jawa dengan cara berdoa sebelum memulai pelajaran
sesuai dengan kaidah
2. Sikap tanggung jawab selama pengerjaan tugas dan
mengumpulkan tugas tepat waktu
3. Menampilkan hasil tulisan macapat tanpa
menjiplak karya orang lain
4. Menumbuhkan rasa kemandirian dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya
Keterangan skor:
4 : sikap yang diamati terlihat jelas setiap kali pembelajaran berlangsung
3 : sikap yang diamati cukup sering terlihat setiap kali pembelajaran berlangsung
2 : sikap yang diamati kurang terlihat setiap kali kegiatan pembelajaran berlangsung
1 : sikap yang diamati tidak terlihat setiap kali pembelajaran berlangsung
Tembang macapat jawa memiliki banyak arti dalam kehidupan yang jika kita dalami
memiliki arti kata yang dalam dan memiliki khasana- khasanah kearifan. Ditengah
kegempuran budaya barat dan timur, kita seharusnya dapat menengahi dan tidak lupa
akan budaya kita sendiri yang seperti kita jumpai diberbagai kehidupan yaitu kearifan dan
kehalusan budi, tata karma yang agung serta keharmonisan ditengah perbedaan. Salah
satunya macapat, yang memiliki kandungan yang sangat mendalam yaitu, sebagai berikut
:
1. Maskumambang
Adalah gambaran dimana manusia masih di dalam ruh, yang kemudian ditanamkan
dirahim/ diruang garbah ibu kita. Dimana pada saat kita dialam ruh kita dibisikkan
oleh alllah ‘Alastu Birobbikum’, ‘Bukakah Aku Ini Tuhanmu’. Dan pada waktu itu
ruh ruh kita menjawab ‘Qoolu Balaa Sahidna’, ‘Benar Ya Allah Engkau Adalah
Tuhan Kami , dan Kami Menjadi Saksinya’.
2. Mijil
Merupakan ilustrasi dari proses kelahiran manusia, mijil/mbrojol/mencolot/keluarlah
jabang bayi bernama manusia. Ada yang mbrojol di India, di Amerika, di Korea, dst.
Maka beruntungah kita lahir di bumi yang pertiwi yang konon katanya Gempah
Rimpah Loh Jinawi Tata Tentrem Karta Raharjo Lir Saka Sambikala. Dan bukan
terlahir di Soomalia, Ethioplia atau negara- negara bergizi buruk lainnya.
3. Sinom
Adalah gambaran/ lukisan dari masa muda, masa yang indah dan penuh harapan dan
juga angan-angan.
4. Kinanthi
Masa menuju jati diri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanthi berasal dari kanthi
dan tuntun yang berarti bahwa kita butuh tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita
kita bisa terwuju . Misalnya belajar dan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh ‘Apa
Yang Akan Kita Petik Esok Hari Adalah Apa Yang Kita Tanam Hari Ini’.
5. Asmarandana
Menggambarkan masa-masa dirunung asmara, dimabuk cinta, ditenggelamkan
dilautan kaasih. Asmara artinya cinta, dan cinta adalah ketulusan hati . Cinta adalah
anugerah terindah dari Allah dan bagian dari tanda-tanda keagunga-Nya.
6. Gambuh
Awal kata gambuh adalah jumbuh / bersatu yang artinya komitmen untuk menyatakan
cinta dalam sabuk biduk rumah tangga . Dan inti dari kehidupan berumah tangga itu
adalah saling melengkapi dan bersinergi secara harmonis.
Lumrahnya fungsi pakaian adalah untuk menutupi aurat, untuk melindungi dari panas
dan dingin . Dalam berumah tangga seharusnya saling mnjaga , melindungi,
7. Dhandhanggula
Gambaran dari kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan sosial, kesejahteraan
telah tercapai cukup sandang, pangan dan papan(serta tentunya bebas dari hidup hutan
piutang). Kurangi keinginan agar jauh dari hutang . Hidup bahagia itu adalah intinya
rasa syukur atas rezeki yang dilimpahkan kepada kita oleh Allah SWT.
8. Durma
Sebagai rasa syukur kita terhadap allah maka kita harus sering berderma, durma
berasal dri kata derma/ sedekah berbagi kepada sesama. Dengan berdema kita
tingkatkan empati sosial kita kepada saudara-saudara kita yang kekurangan,
mengulurkan tangan berbagi kebahagiaan, dan meningktakan kepekaan jiwa dan
kepedulian kita terhadap kondisi-kondisi masyarakat di dekat kita. ’Barang Siapa
Mau Meringankan Beban Penderitaan Saudaranya Sewaktu Di Dunia, Maka Allah
Akan Meringankan Bebannya Diakhirat Kelak’.
9. Pangkur
Pangkur atau mungkur artinya menyingkirkan hawa napsu angkara murka, nafsu
negative yang menggerogoti jiwa kita. Menyingkirkan nafsu-nafsu angkara murka,
memerlukan riyadhah/ upaya yang sungguh-sungguh dan khususnya didalam bulan
ramadhan mari kita gembleng hati kita agar meminimalisasi seta mereduksi nafsu-
nafsu angkara yang telah menggerogoti dinding-dinding kalbu kita.
10. Megatruh
Megathuh atau megat roh berarti terpisahnya nyawa dari jasad kita, terlepasnyya
nyawa/ruh dari jasad kita menuju keabadian(entah itu keabadian indah kita disurga
atau keabadian celaka kita disurga). ’Kulu Nafsin Dzaaiqotul Maut’, ‘Setiap Jiwa
Pasti Akan Mati’.
‘Kullu Man Alaiha Faan’, ‘ Setiap Manusia Pasti Binasa’. Akankah kita menjumpai
kematian yang indah (Qhusnuh Khatimah)atau sebaliknya.
Demikian luhur nya filosofi yang terkandung dalam setiap tembang macapat .
Dimulai dari kita terbentuk roh sampai kita berpisah dengan roh kita , itulah
kehidupan kita dan pencapaiannya yang tergambar dalam tembang macapat. Bahwa
hidup ini tidak instan dan perlu tahapan / tingkatan yang perlu dilalui untuk kehidupan
yang sempurna. Dan setiap tahapan akan mengajari nilai kehidupan.
3. Guru lagu
Guru lagu yaiku, tibaning swara ing pungkasaning gatra (jatuhnya huruf vocal terakhir
pada setiap baris ). contoh :
aja turu sore kaki
potongan guru lagu diatas memiliki guru lagu I kenapa I? karena I merupakan huruf
vocal terkhir pada gatra tersebut.
4. Titi laras
Titi laras yaiku, angka angka lelirune gamelan. Cara mudahnya anggap saja not . Titi
laras ada dua macam yaitu laras pelog dan laras slendro.
a. Laras pelog
Laras pelog menggunakan angka angka 1 2 3 4 5 6 7 dalam tembang.
b. Laras slendro
Laras slndro menggunakan angka angka 1 2 3 5 6
5. Cakepan
Cakepan yaiku, tembung tembung sing ana ing tembang macapat. Cara mudahnya
adalah lirik lagu.
Mari kita cari paugeran dari tembang pocung di bawah ini :
6 6 5 3 1 1 1 2 6 6 5
1 2 6 3 5 3 2 1
1 2 1 3 2 1 2 1 6 6
Te - ge - e - kas - nyan - to - sa - ni
6 1 2 3 2 2 2 1 6 1 2 3
1 2 2
Guru Wilangan :
gatra 1 ada 12
gatra 2 ada 6
Guru Lagu :
Gatra1 : U
Gatra 2 : A
Gatra 3 : I
Gatra 4 : A
Tembang pocung diatas menggunakan laras slendro karena angka yang digunakan
tidak ada 4 dan 7 nya
1. Ciri – ciri tembang Pucung
Guru Gatra (cacahing larik saben
sapada) : 4 gatra
Ciri- Guru lagu (dong dinging swara ing
ciri pungkasane gatra) : u, a, i, a
Guru wilangan (cacahing wanda saben
sagatra) : 12, 6, 8, 12
Wong nggolek ilmu iku mesthi nganggo
lakon
Wiwitane kudu nglakoni rekasa dhisek .
(setiap orang dalam mencari ilmu itu
pasti dimulai dengan kerja keras)
Ngilmu iku kelakone kanthi laku
Uripe bakal santosa (kelak hidupnya akan
Lekase lawan kas
sentosa)
Tegese kas nyantosani Isi
Wong sing setyo karo budaya (unggah-
Setya budya pangekese dur
ungguh/ tata krama), akhire ora dadi
angkara
wong kang sombong (orang yang setia
dengan tata krama budaya Jawa yang
baik, akhirnya tidak menjadi orang yang
sombong)
Tembang Pucung
Tembang Gambuh