2017hwi PDF
2017hwi PDF
HANI WIJIANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Hani Wijianti
NIM C151150251
RINGKASAN
HANI WIJIANTI. Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus Channa striata yang Diberi
Pakan dengan Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Berbeda. Dibimbing oleh
MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI, NUR BAMBANG PRIYO UTOMO dan
DEDI JUSADI.
HANI WIJIANTI. Interaction of dietary protein and energy protein ratio on growth
performance of snakehead Channa striata. Supervised by MUHAMMAD AGUS
SUPRAYUDI, NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and DEDI JUSADI.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN GABUS Channa striata
YANG DIBERI PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN DAN
RASIO ENERGI PROTEIN BERBEDA
HANI WIJIANTI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2016 ini ialah
pengaruh pakan buatan terhadap kinerja pertumbuhan, dengan judul Kinerja
Pertumbuhan Ikan Gabus Channa striata yang Diberi Pakan dengan Kadar
Protein dan Rasio Energi Protein Berbeda.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi
MSi, Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo MSi dan Dr Dedi Jusadi selaku komisi
pembimbing atas waktu dan arahan yang diberikan mulai dari penyusunan
proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan tesis, Dr Ir Kukuh
Nirmala, MSc selaku dosen penguji dan Prof Dr Ir Widanarni, MSi selaku
komisi Program Studi Ilmu Akuakultur yang telah memberikan arahan dan saran
dalam sidang tesis ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kementerian Kelautan dan
Perikanan yang telah memberikan kesempatan tugas belajar pada program
magister Ilmu Akuakultur. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada keluarga serta rekan-rekan Ilmu Akuakultur angkatan 2015 atas segala
saran, dukungan dan bantuannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Hani Wijianti
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
2 METODE 3
Waktu dan Tempat Penelitian 3
Rancangan Penelitian 3
Prosedur Penelitian 4
Parameter Pengamatan 5
Analisis Data 8
3 HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Hasil 9
Pembahasan 11
4 SIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL
1 Komposisi pakan percobaan 3
2 Kinerja pertumbuhan ikan gabus pada perlakuan pakan dengan kadar
protein dan rasio energi protein berbeda 9
3 Komposisi proksimat tubuh ikan gabus pada awal dan akhir
percobaan (% bobot basah) 10
4 Glikogen hati dan otot ikan gabus (% bobot basah) 10
5 Kadar total kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, glukosa dan albumin
darah ikan gabus 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis statistik jumlah konsumsi pakan 17
2 Analisis statistik retensi protein 17
3 Analisis statistik retensi lemak 18
4 Analisis statistik retensi energi 18
5 Analisis statistik laju pertumbuhan harian 19
6 Analisis statistik efisiensi pakan 19
7 Analisis statistik total amonia nitrogen 20
8 Analisis statistik kadar air tubuh 20
9 Analisis statistik kadar protein tubuh 21
10 Analisis statistik kadar lemak tubuh 21
11 Analisis statistik kadar BETN tubuh 22
12 Analisis statistik kadar abu tubuh 22
13 Analisis statistik glikogen hati 23
14 Analisis statistik glikogen otot 23
15 Analisis statistik kolesterol darah 24
16 Analisis statistik HDL darah 24
17 Analisis statistik LDL darah 25
18 Analisis statistik trigliserida darah 25
19 Analisis statistik glukosa darah 26
20 Analisis statistik albumin darah 26
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar protein dan rasio energi
protein yang optimum bagi pertumbuhan ikan gabus pada pakan buatan (practical
diet).
3
Manfaat Penelitian
2 METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan perlakuan pakan dengan kadar protein dan rasio
energi protein berbeda. Komposisi perlakuan pakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Perlakuan pada penelitian ini adalah:
1 Perlakuan A ₌ kadar protein 32,5%; 11.82 kkal GE g-1
2 Perlakuan B ₌ kadar protein 32,5%; 13.32 kkal GE g-1
3 Perlakuan C ₌ kadar protein 37,5%; 10.64 kkal GE g-1
4 Perlakuan D ₌ kadar protein 37,5%; 12.07 kkal GE g-1
5 Perlakuan E ₌ kadar protein 42,5%; 10.02 kkal GE g-1
6 Perlakuan F ₌ kadar protein 42,5%; 10.66 kkal GE g-1
Prosedur Penelitian
Parameter Uji
Parameter yang diujikan meliputi analisa proksimat, glikogen, kimia darah
dan total amonia nitrogen. Analisis proksimat dilakukan pada pakan, tubuh awal
dan akhir ikan. Analisis proksimat yang meliputi pengukuran kadar air, protein
kasar, lemak kasar, kadar abu, serat kasar dan glikogen dengan metode AOAC
(2005). Analisis biokimia darah meliputi protein plasma, albumin, glukosa,
kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida dengan metode enzymatic colorimetric
menggunakan test kit. Sedangkan analisis ekskresi amonia dengan metode APHA
2005.
Parameter Pengamatan
Keterangan:
LPS = Laju pertumbuhan spesifik (% hari-1)
Wt = Rata-rata bobot individu pada akhir percobaan (g)
Wo = Rata-rata bobot individu pada awal percobaan (g)
t = Waktu percobaan (hari)
Keterangan:
EP = Efisiensi pakan (%)
Wt = Biomassa ikan akhir pemeliharaan (g)
Wo = Biomassa ikan awal pemeliharaan (g)
Wd = Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g)
F = Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g)
(F − I)
RL (%) = x100
L
7
Keterangan:
RL = Retensi lemak (%)
F = Jumlah lemak ikan pada akhir pemeliharaan (g)
I = Jumlah lemak ikan pada awal pemeliharaan (g)
L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g)
Retensi Energi
Retensi energi dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
(F − I)
RE (%) = x100
E
Keterangan:
RE = Retensi energi (%)
F = Jumlah energi ikan pada akhir pemeliharaan (kkal)
I = Jumlah energi ikan pada awal pemeliharaan (kkal)
E = Jumlah energi yang dikonsumsi ikan (kkal)
Keterangan:
TKH = Tingkat kelangsungan hidup ikan (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Biokimia Darah
Analisis Total Kolesterol
Pengukuran total kolesterol menggunakan metode CHOD-PAP dengan kit
CHOLESTEROL liquicolor, merk HUMAN. Rumus perhitungan total kolesterol :
Absorban sampel
Total Kolesterol = 𝑥 200 𝑚𝑔/𝑑𝐿
Absorban blanko
Analisis Trigliserida
Pengukuran trigliserida dilakukan dengan menggunakan metode CHOD-PAP
(enzymatic colorimetric test for triglyserida with lipid clearing factor) dengan kit
TRIGLYSERIDA liquicolormono merk HUMAN. Rumus perhitungan trigliserida :
Absorban sampel
Total Trigiserida (TT) = 𝑥 200 𝑚𝑔/𝑑𝐿
Absorban blanko
Absorban sampel
HDL (mg/dl) = 𝑥 konsentrasiHDL standar
Absorban blanko
Trigliserida
LDL (mg dL−1 ) = Kolesterol total − Kolesterol HDL −
5
Absorban sampel
Total Glukosa (TG) = 𝑥 100 𝑚𝑔/𝑑𝐿
Absorban blanko
Analisis Glikogen
Pengukuran glikogen hati dan daging mengacu metode AOAC (2005).
[NH3−N]ti− [NH3−N]to
Ekskresi amonia/ NH3 − N(mg kg −1 jam−1 ) = xV
gxt
Keterangan
[NH3− N]ti = Konsentrasi amonia pada akhir pengamatan (mg L-1)
[NH3- N]to = Konsentrasi amonia pada awal pengamatan (mg L-1)
V = Volume air dalam wadah (liter)
g = Bobot ikan (g)
t = Lama pengambilan sampel (jam)
Analisis Data
Hasil
Tabel 2 Kinerja pertumbuhan ikan gabus pada perlakuan pakan dengan kadar
protein dan rasio energi protein berbeda
Perlakuan (kadar protein; rasio energi protein)
Parameter A B C D E F
(32.5;11.82) (32.5; 13.32) (37.5:10.64) (37.5: 12.07) (42.5: 10.02) (42.5: 10.66)
JKP (g) 21.24±3.41a 21.22±3.3a 21.94±2.08b 22.97±3.91d 22.65±1.62cd 22.39±1.53c
RP (%) 27.83±0.99a 32.44±1.19b 32.54±0.48b 39.58±3.35c 31.31±0.54b 30.91±0.78b
RL (%) 60.54±6.37ab 72,10±7,34c 51.31±4.69a 92.14±9.32d 67.90±5.45bc 74.20±7.40c
RE (%) 18.94±2.30a 25.77±2.84b 22.35±1.65ab 38.56±3.68d 22.55±0.88ab 31.59±2.93c
LPH
1.74±0.04a 1.89±0.02bc 1.87±0.01b 2.13±0.02d 1.92±0.01c 1.87±0.01b
(%hari-1)
EP (%) 52.60±1.34a 60.71±0.09d 57.37±0.95b 68.87±1.11e 58.70±+0.05c 56.38±0.20b
TKH (%) 100 100 100 100 100 100
TAN (mg
15.62±1.71 13.06±1.52 19.70±2.78 12.28±1.66 22.23±4.18 15.61±2.26ab
ab a bc a c
kg-1 jam-1)
Keterangan: JKP: jumlah konsumsi pakan; RP: retensi protein; RL: retensi lemak; RE: retensi
energi; LPH: laju pertumbuhan harian; EP: efisiensi pakan; TKH: tingkat kelangsungan hidup;
TAN: total amonia nitrogen. Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh
perlakuan yang berbeda nyata (p<0.05); Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan
baku.
Perlakuan pakan dengan kadar protein dan rasio energi protein berpengaruh
nyata (p<0.05) terhadap nilai RP, RL dan RE. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa pada kadar protein pakan 32.5% dan 37.5 %, peningkatan rasio
energi protein yaitu pada perlakuan B dan D, meningkatkan persentase nilai RP,
RL dan RE. Namun nilai RP pakan berkadar protein 42.5%, turun drastis jika
dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan D (p<0.05).
Pengaruh rasio energi protein bervariasi. Pemberian pakan dengan kadar
protein 32,5% dan 37,5%, peningkatan rasio energi protein meningkatkan laju
pertumbuhan harian, namun pada kadar protein pakan 42,5%, rasio energi protein
yang lebih tinggi mengurangi laju pertumbuhan harian. Hal yang sama juga terjadi
pada nilai efisiensi pakan. Efisiensi pakan yang terendah ditunjukkan oleh ikan
yang diberi perlakuan pakan dengan kadar protein dan rasio energi protein
terendah (A). Kelangsungan hidup ikan selama penelitian adalah 100% untuk
setiap perlakuan.
10
Tabel 3 Komposisi proksimat tubuh ikan gabus pada awal dan akhir percobaan (% bobot
basah)
Parameter Perlakuan (kadar protein; rasio energi protein)
Awal A B C D E F
(32.5;11.82) (32.5; 13.32) (37.5:10.64) (37.5: 12.07) (42.5: 10.02)(42.5: 10.66)
Kadar air 76.23 73.32±0.64d 71.32±0.28b 72.56 ±0.31cd 69.87±0.79a 72.22±0.83bc 71.40±0.39b
Protein 15.25 16.60±0.42a 16.77±0.44a 17.43±0.23ab 17.82±1.07b 16.77±0.2a 17.07±0.32ab
Lemak 4.07 4.75±0.07a 5.50±0.16b 4.63±0.06a 6.55±0.29d 5.32±0.11b 6.20±0.23c
BETN 0.35 0.74±0.033a 0.76±0.05ab 0.80±0.02bcd 0.84±0.02d 0.77±0.04abc 0.82±0.03cd
Kadar abu 3.83 4.43±0.45ab 4.94±0.29b 4.53±0.40ab 4.56±0.41ab 4.48±0.71ab 4.16±0.14a
Keterangan: huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang
berbeda nyata (p<0.05); Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.
Kadar protein dan rasio energi protein pakan secara nyata juga mempengaruhi
glikogen hati dan otot. Kandungan glikogen hati dan otot dapat dilihat pada Tabel
4. Perlakuan kadar protein pakan 32,5% dan 37,5%, glikogen hati dan otot
meningkat sejalan dengan kenaikan rasio energi protein. Namun peningkatan rasio
energi protein menurunkan glikogen hati dan otot pada kadar protein pakan 42,5%
(E dan F).
Tabel 5 Kadar total kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, glukosa dan albumin
darah ikan gabus
Perlakuan (kadar protein; rasio energi protein)
Parameter A B C D E F
(32.5;11.82) (32.5; 13.32) (37.5:10.64) (37.5: 12.07) (42.5: 10.02) (42.5: 10.66)
Kolesterol 144.75±15.44a 176.75±3.86b 154.50±7.23a 183±7.96b 174±9.42b 187.50±7.55b
(mgdl-1)
HDL 31±5.16a 54±4.39b 36±4.39a 57±2.58b 55±2.45b 59±5.35b
-1
(mgdl )
LDL 88.55±6.94a 90.45±1.7a 90.6±0.71a 92.8±3.46a 90.8±5.37a 94.3±1.62a
-1
(mgdl )
Trigliserida 126±18.06a 161.5±5.92b 139.5±11.45a 166±11.05b 141±9.42a 171±14.51b
-1
(mgdl )
Glukosa 104±11.89bc 112.5±18.81bc 107±11.37bc 115±6.98c 93.33±13.47ab 84±3.65a
-1
(mgdl )
Albumin 1.55±0.13a 1.85±0.13b 1.6±0.08a 2.2±0.18c 1.6±0.08a 1.75±0.13ab
-1
(gdl )
Keterangan: huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang
berbeda nyata (p<0.05); Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku.
Pembahasan
Perlakuan pakan dengan kadar protein dan rasio energi protein berbeda
berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan, yang terdiri dari jumlah konsumsi
pakan (JKP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), retensi energi (RE), laju
pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP) dan ekskresi amonia ikan gabus.
JKP yang sama pada perlakuan A dan B memiliki nilai JKP paling rendah
diantara perlakuan lainnya. Rendahnya nilai JKP pada kedua perlakuan tersebut
diduga disebabkan rendahnya kadar alanin dan asam glutamat yang merupakan
asam amino bebas dan berperan sebagai atraktan sehingga berpengaruh terhadap
menurunnya palatabilitas sesuai dengan pendapat Yufera et al. (2002). Pada
perlakuan C, D dan E, nilai JKP menunjukkan peningkatan dengan bertambahnya
kadar protein dan energi pakan. Hasil ini sejalan dengan penelitian pada African
catfish (Farhat and Khan 2011) dan Cho et al. (2015) pada rockfish (Sebastes
schlegeli). Namun pakan dengan kadar protein 42.5% dan rasio energi protein
10.66 kkal GE g-1 (perlakuan F) menyebabkan lemak pakan meningkat sehingga
menurunkan palatabilitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ling et al. (2006) yang
menyebutkan bahwa kelebihan lemak dalam pakan tidak dianjurkan karena dapat
menurunkan jumlah konsumsi pakan. Hal serupa juga dilaporkan Cheng et al.
(2013) pada marble eel (Anguilla marmorata); Ng et al. (2008) pada Malaysian
mahseer (Tor tambroides) dan Okorie et al. (2007) pada ikan sidat A. japonica.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada kadar protein pakan
32.5% dan 37.5 %, peningkatan rasio energi protein yaitu pada perlakuan B dan
D, meningkatkan persentase nilai RP, RL dan RE. Hal ini menunjukkan bahwa
ikan gabus yang diberi pakan B dan D, dapat menekan energi Spesific Dinamic
Action (SDA), energi katabolisme protein sehingga pemanfaatan protein (protein
sparing effect) untuk tumbuh lebih besar dan total heat increment lebih rendah
(Ding et al. 2010; Hasan& Khan 2013; Suprayudi et al. 2014). Hal ini sejalan
dengan pendapat Kaushik and Seiliez (2010) yang menyampaikan bahwa
pemanfaatan kadar protein dan pertumbuhan ikan dapat dioptimalkan dengan
12
memberikan rasio energi protein yang tepat. Ketepatan rasio energi protein pada
pakan perlakuan D menunjukkan nilai pemanfaatan protein pakan yang disimpan
menjadi protein tubuh lebih tinggi, sehingga amonia yang diekskresikan relatif
rendah yaitu sebesar 12.28±1.66 mg kg-1 jam-1. Hal serupa juga dilaporkan oleh
Suprayudi et al. (2014) pada Bluefin Trevally (Caranx melampygus) dan Guo et
al. ( 2012) pada hybrid sturgeon.
Nilai RP pakan berkadar protein 42.5%, turun drastis jika dibandingkan
dengan ikan yang diberi pakan D (p<0.05). Hal tersebut memberikan gambaran
bahwa protein pakan terlalu berlebih sehingga sebagian protein dirombak menjadi
energi. Banyaknya protein yang dideaminasi oksidatif menyebabkan peningkatan
ekskresi amonia. Pemberian protein terlalu tinggi (perlakuan E dan F) akan
memacu peningkatan energi katabolisme protein yang dapat menurunkan
pertumbuhan dan efisiensi pakan (Kpogue et al. 2013). Hal serupa juga dilaporkan
Kim et al. (2016) pada Parrot Fish (Oplegnathus fasciatus) dan Ozo’rio et al.
(2009) pada ikan seabream (Diplodus vulgaris).
Nilai TKH selama berlangsungnya penelitian adalah 100% pada setiap
perlakuan. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pakan yang diberikan pada
seluruh perlakuan mampu mencukupi kebutuhan nutrisi ikan gabus dan juga
membuktikan bahwa tingkat pemberian pakan dan lingkungan perairan yang
mampu memenuhi syarat kebutuhan dasar ikan untuk hidup dan tumbuh.
Kadar protein tubuh semakin meningkat dengan bertambahnya kadar protein
dan rasio energi protein pakan. Kandungan protein tubuh dipengaruhi oleh
pengambilan protein pakan dan timbunan protein yang berkorelasi positif dengan
kadar protein pakan. Hasil penelitian yang sama juga dilaporkan oleh Rema et al.
(2008) pada ikan Senegalese sole, Kim and Lee (2009) pada tiger puffer (Takifugu
rubripes) dan Zhang et al. (2010) pada black sea bream (Sparus macrocephalus).
Hasil analisis terhadap komposisi proksimat tubuh ikan menunjukkan
bahwa kadar lemak tubuh ikan semakin meningkat dengan bertambahnya kadar
lemak pakan. Tingginya lemak tubuh ikan disebabkan adanya peningkatan lemak
yang dikonsumsi sebagai akibat bertambahnya kadar lemak di dalam pakan.
Lemak pakan yang dikonsumsi ikan dan yang tidak digunakan sebagai sumber
energi disimpan sebagai lemak tubuh. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Rahimnejad et al. (2015) bahwa kadar lemak yang tinggi di dalam pakan dan
tidak digunakan sebagai sumber energi oleh ikan akan di deposit sebagai lemak
tubuh ikan. Beberapa penelitian menunjukkan meningkatnya kadar lemak pakan
berpengaruh nyata terhadap kenaikan kadar lemak tubuh ikan seperti yang
dilaporkan oleh Tian et al. (2012) pada ikan Grass carp (Ctenopharyngodon
idella) dan Adamidou et al. (2011) pada ikan sharpsnout seabream (Diplodus
puntazzo). Sebaliknya, pada penelitian ini kadar air tubuh ikan berbanding
terbalik dengan kadar lemak tubuh ikan. Hasil penelitian yang sama juga
dilaporkan oleh Mohseni et al. (2011) pada ikan Persian sturgeon (Acipenser
persicus) dan Ai et al. (2004) pada ikan Japanese seabass (Lateolabrax
japonicus). Peningkatan kadar protein dan rasio energi protein pakan secara nyata
menurunkan kadar air tubuh ikan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar
protein dan energi pakan akan memengaruhi tekstur daging ikan.
Glikogen hati dan otot meningkat sejalan dengan kenaikan energi pakan.
Hal ini menunjukkan terpenuhinya kebutuhan energi pada perlakuan pakan
berenergi tinggi sehingga sintesis glikogen dari glukosa naik. Berdasarkan data
13
nilai glikogen hati dan otot, diketahui penyimpanan glikogen di hati lebih besar
dibandingkan penyimpanan glikogen dalam otot. Meningkatnya glikogen hati dan
otot pada ikan yang diberi perlakuan energi tinggi sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Enes et al. (2009) dan Wu et al. (2015) pada ikan hybrid striped
bass.
Pada ikan, lemak diangkut dalam bentuk lipoprotein, termasuk LDL dan
HDL. Fungsi utama HDL adalah mengangkut kolesterol dari jaringan tubuh ke
hati, sedangkan LDL berperan dalam pengangkutan kolesterol dari hati ke
jaringan tubuh (Luo et al. 2014). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kolesterol, HDL dan LDL meningkat selaras dengan kenaikan kadar protein dan
rasio energi protein. Sesuai dengan pendapat Jiang et al. (2015) yang menyatakan
bahwa kolesterol, HDL dan LDL dapat dipengaruhi oleh kadar protein dan lemak
pakan. Dalam penelitian ini, peningkatan trigliserida yang selaras dengan
kenaikan kadar lemak pakan menunjukkan bahwa pengangkutan lemak lebih aktif
pada pakan berkadar lemak tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Jiang et al. (2015) pada hybrid grouper dan Wang et al. (2017)
pada juvenil red-spotted grouper.
Kadar protein dan energi pakan secara nyata memengaruhi glukosa darah.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Okorie et al. (2007) pada
ikan Japanese eel, Anguilla japonica. Glukosa memegang peranan penting
sebagai sumber energi. Jika jumlah glukosa lebih banyak dari yang dibutuhkan,
maka kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen. Namun
kemampuan tubuh untuk menyimpan glikogen terbatas sehingga kelebihan
glikogen tersebut akan diubah dalam bentuk trigliserida (Kersten 2001). Hasil
penelitian ini menunjukkan nilai glukosa ikan gabus berkisar antara 84-115 mg
dL-1. Secara umum kadar glukosa darah pada semua perlakuan masih dalam
kisaran normal, berdasarkan pendekatan pada kisaran normal glukosa darah ikan
nila sebesar 32-137 mg dL-1 (Mauel et al. 2007).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein dan rasio energi
protein pakan secara nyata memengaruhi albumin. Peningkatan kadar protein dan
rasio energi protein menaikkan kadar albumin. Sesuai dengan pendapat Balmer
4 SIMPULAN
Pemberian pakan dengan kadar protein 37.5% dan rasio energi protein 12.07
kkal GE g-1 memberikan kinerja pertumbuhan ikan gabus yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Subset untuk
Perlakuan Ulangan alpha=0.05 Pengelompokan
1 2
A 4 4.43 4.43 ab
B 4 4.94 b
C 4 4.53 4.53 ab
D 4 4.56 4.56 ab
E 4 4.48 4.48 ab
F 4 4.16 a
Sig. .243 .156
23
RIWAYAT HIDUP