Anda di halaman 1dari 12

Program Dapur Ibu Berbasis Pangan Lokal dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga di

Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember

Murtaqib, Nur Widayati


Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp./Fax (0331) 323450
e-mail korespondensi: wida_nur81@yahoo.com

Abstract

Kejadian gizi kurang dan gizi buruk di Kabupaten Jember masih menunjukan prevalensi cukup
besar. Salah satu kecamatan di Jember yang masih memiliki angka kejadian gizi kurang dan gizi
buruk cukup tinggi yaitu Kecamatan Tempurejo. Data di Puskesmas Tempurejo menunjukan 832
kasus gizi kurang dan 15 kasus gizi buruk selama tahun 2013. Tingginya kejadian gizi kurang dan
gizi buruk dapat mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan masyarakat sehingga dapat berisiko
terhadap angka kualitas hidup masyarakat. Kabupaten Jember mengandalkan pendapatannya dari
sektor pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian dan perkebunan ini seharusnya dapat digunakan
dalam menyelesaikan masalah pangan dan gizi yang terjadi di Kabupaten Jember. Salah satu
solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi adalah melalui penggerakkan dan
pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh ke dalam “Program Dapur Ibu Berbasis Pangan
Lokal dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga”. Kegiatan yang telah dilaksananakan meliputi
pembentukan forum KIE, pelatihan kader, penyuluhan gizi, pengenalan variasi menu PMT
berbasis pangan lokal melalui demo masak, penanaman tanaman lokal sebagai sumber gizi, lomba
pembuatan menu pemberian makanan tambahan (PMT), dan lomba balita sehat. Pelaksanaan
program tersebut mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi dan cara pembuatan
variasi menu PMT berbasis pangan lokal. Forum KIE yang telah terbentuk diharapkan dapat
terjaga keberlangsungannya untuk membantu mengatasi permasalahan gizi di masyarakat.

Kata Kunci : Program Dapur Ibu, pangan lokal, gizi keluarga


PENDAHULUAN prevalensi cukup besar. Pada tahun 2009 di
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kabupaten Jember masih terdapat 87 kasus
tahun 2010 menunjukan prevalensi balita gizi buruk. Salah satu kecamatan di Jember
dengan gizi kurang di Indonesia adalah 13% yang masih memiliki angka kejadian gizi
dan balita dengan gizi buruk adalah 4,9% kurang dan gizi buruk cukup tinggi yaitu
(Kementerian Kesehatan RI [Kemenkes RI], Kecamatan Tempurejo. Data di Puskesmas
2010). Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Tempurejo menunjukan 832 kasus gizi kurang
prevalensi gizi kurang meningkat menjadi dan 15 kasus gizi buruk selama tahun 2013.
13,9% dan prevalensi gizi buruk meningkat Data juga menunjukan 275 balita dengan berat
menjadi 5,7%. Kejadian gizi buruk mengalami badan di bawah garis merah (BGM). Masih
peningkatan yaitu dari 5,4% pada tahun 2007 tingginya kejadian gizi buruk dapat
menjadi 4,9% pada tahun 2010 dan 5,7% pada mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan
tahun 2013. Prevalensi gizi kurang mengalami masyarakat, sehingga dapat berisiko terhadap
peningkatan sebesar 0,9% dari tahun 2007 dan angka kualitas hidup masyarakat di kabupaten
2013 (Kemenkes RI, 2013). Gizi kurang Jember.
merupakan faktor risiko penyebab kematian Kabupaten Jember merupakan
anak. Gizi kurang dipengaruhi beberapa kabupaten yang mengandalkan pendapatannya
faktor, antara lain asupan gizi yang rendah dari sektor pertanian. Mayoritas wilayah di
pada ibu hamil dan menyusui, pendapatan, kabupaten Jember adalah pedesaan (Theguh,
pendidikan, perbedaan kultur, pola asuh, dan 2011). Berdasarkan hasil sesus tahun 2009,
kebijakan lokal. Faktor-faktor penyebab gizi sebesar 1.060.190 jiwa memiliki lapangan
buruk yaitu asupan gizi dan pemahaman usaha utama di bidang pertanian (59%) yang
tentang makanan, penyakit menular, merupakan potensi utama dalam menggerakan
lingkungan, akses terhadap pelayanan sektor pertanian. Penduduk yang bergerak
kesehatan dan pola asuh (Kemenkes RI, 2010). pada lapangan usaha tanaman pangan sebesar
Salah satu target pencapaian Millennium 43,24% (Witono, 2012). Pemerintah
Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015 Kabupaten Jember mengembangkan tanaman
adalah penurunan proporsi penduduk yang baik sektor pertanian dan perkebunan. Hasil
menderita kelaparan, yang dilihat dari pertanian dan perkebunan ini seharusnya dapat
indikator menurunnya prevalensi balita dengan digunakan dalam menyelesaikan masalah
gizi kurang dan gizi buruk. Oleh karena itu, pangan dan gizi yang terjadi di Kabupaten
dalam menekan kejadian gizi kurang dan gizi Jember.
buruk, ditargetkan akan terjadi penurunan Salah satu solusi yang dapat dilakukan
prevalensi balita dengan gizi kurang menjadi untuk mengatasi permasalahan gizi adalah
11,9%, dan gizi buruk menjadi 3,6%. Untuk melalui penggerakkan dan pemberdayaan
mencapai sasaran MDG’s 2015, prevalensi masyarakat secara menyeluruh ke dalam
gizi kurang secara nasional harus diturunkan “Program Dapur Ibu Berbasis Pangan Lokal
sebesar 2% dan gizi buruk diturunkan sebesar dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga”.
2,1% dalam periode 2013 sampai 2015 (Badan Program ini dilaksanakan oleh 2 orang dosen
Perencanaan Pembangunan Nasional bersama mahasiswa dengan menggerakan
[Bapennas], 2012). masyarakat dan keluarga dalam Usaha
Prevalensi kejadian gizi kurang dan gizi Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) melalui
buruk di Jawa Timur mendekati prevalensi pendidikan kesehatan, proses kelompok,
nasional, yaitu 4,8% untuk kejadian balita pemberdayaan, dan kemitraan dengan
dengan gizi buruk dan 12,3% untuk balita mengoptimalkan Potensi Pangan Lokal (P2L)
dengan gizi kurang (Kemenkes RI, 2010). sebagai sumber makanan yang bervariasi,
Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) beragam, dan bernilai gizi. Program ini
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) menunjukan diharapkan dapat memperbaiki gizi keluarga
bahwa prevalensi gizi buruk di Jawa Timur dan tidak terjadi kasus gizi buruk di keluarga.
pada tahun 2010 adalah sebesar 2,5 %. Hasil
laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada METODE
tahun 2011 di Jawa Timur terdapat 6.925 anak Kegiatan dalam program ini meliputi
yang menderita gizi buruk (Ahmad, 2014). pembentukan forum KIE, pelatihan kader,
Kejadian gizi kurang dan gizi buruk di penyuluhan gizi, pengenalan variasi menu
Kabupaten Jember masih menunjukan PMT berbasis pangan lokal melalui demo
masak, penanaman tanaman lokal sebagai sebanyak 91,43 % mengatakan bahwa nasi
sumber gizi, lomba pembuatan menu adalah sumber protein, 34,29 % menyatakan
pemberian makanan tambahan (PMT), dan anak-anak membutuhkan sangat sedikit protein
lomba balita sehat. Tempat pelaksanaan karena masih kecil, dan sebanyak 35,71% ibu
kegiatan adalah empat desa di Kecamatan mengatakan setuju jika makanan pendamping
Tempurejo yaitu desa Tempurejo, Pondokrejo, ASI diberikan pada anak saat usia kurang dari
Sidodadi, dan Wonoasri. Kegiatan ini 6 bulan. Dalam hal penerapan keluarga sadar
dilakukan melalui strategi pendekatan gizi, sebanyak 2,86 % balita tidak ditimbang
masyarakat dengan Musyawarah Masyarakat tiap bulan ke posyandu, 31,43% balita tidak
Desa (MMD). Kegiatan MMD ini dilakukan 3 diberi ASI hingga 2 tahun, hanya 34,2 %
kali di masing-masing desa. keluarga yang menu makanan keluarga setiap
Sebanyak 40 mahasiswa PSIK hari terdiri dari nasi, lauk, sayur dan buah.
Universitas Jember berperan dalam Terkait pola makan anak, sebanyak 58,6%
memfasilitasi kegiatan program ini. Kegiatan mengalami kesulitan makan, 17,14 % balita
dilaksanakan selama dua bulan. Beberapa sering diberi mie instan dan 40% balita sering
langkah kegiatan mulai dari pengkajian, makan jajajan/snack daripada makan nasi
perumusan diagnosis keperawatan, dengan sayur dan lauk. Pada riwayat kesehatan
penyusunan perencanaan keperawatan anak terdapat 18.57 % anak sering menderita
komunitas, implementasi tindakan diare, 15,71% anak masih tidak mandapatkan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan imunisasi dengan teratur, dan 1,43 % balita
komunitas. Kuisioner untuk pengkajian yang tidak memiliki KMS.
mencakup pertanyaan tentang tingkat Di desa Sidodadi terdapat 13 Posyandu
pengetahuan ibu secara umum tentang gizi, yang tersebar di 3 Dusun yakni Dusun Jatirejo,
perilaku pengasuhan balita, penerapan Dusun Krajan, dan Dusun Mandiku. Dari 817
keluarga sadar gizi, pola makan anak, riwayat orang balita yang tercatat, jumlah balita yang
kesehatan anak dan pemanfaatan hasil pangan melakukan kegiatan penimbangan di posyandu
lokal sebagai sumber gizi keluarga. sebanyak 759 orang. Sebanyak 6 orang dari
817 balita yang ada di desa Sidodadi adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN balita dengan status gizi BGM dan sebanyak
Screening dan Pemetaan Masalah Gizi di 37 orang dari jumlah balita yang ada
Kecamatan Tempurejo mengalami gizi kurang. Hasil pengkajian
Data masalah gizi di desa Tempurejo kepada 70 ibu balita yang termasuk T1, T2,
pada bulan Juni 2015 yang tercatat di T3, dan 2T melalui kuesioner menunjukan
Puskesmas Tempurejo yaitu 779 balita 20% warga memiliki pengetahuan kurang
mengalami kenaikan berat badan, 79 balita tentang gizi. Penerapan kadarzi dalam
berat badannya naik tetapi tidak sesuai usia, 41 kehidupan sehari-hari juga masih belum
balita berat badannya tetap, dan 71 balita sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat desa
beratnya mengalami penurunan. Pengkajian Sidodadi. Beberapa dari ibu memberikan
dilakukan melalui kusioner terhadap 70 makanan pendamping ASI pada bayi usia
keluarga dengan balita yang mengalami kurang dari 6 bulan. Beberapa ibu juga
masalah gizi meliputi balita dengan T1, T2, menghadapi masalah nafsu makan anak yang
T3, dan 2T. Hasil pengkajian didapatkan 35 % menurun.
ibu balita memiliki pengetahuan kurang Dari jumlah penduduk di desa
tentang gizi dan 33% keluarga memiliki Pondokrejo, sebanyak 644 jiwa merupakan
kesulitan memenuhi kebutuhan pangan sehari- balita dan semuanya memiliki KMS. Data
hari. kasus masalah gizi di desa Pondokrejo pada
Data masalah gizi di desa Wonoasri bulan Juni 2015 yang tercatat di Puskesmas
pada bulan Juni 2015 yang tercatat di Tempurejo yaitu beberapa balita yang sudah
Puskesmas Curah Nangka yaitu 70 balita ditimbang, 247 balita mengalami kenaikan,
mengalami masalah gizi yang terdiri dari 36 133 balita berat badannya naik tetapi tidak
balita mengalami T1, 15 balita mengali T2, sesuai usia, 13 balita berat badannya tetap, dan
dan balita 19 balita mengalami T3. Hasil 19 balita beratnya mengalami penurunan.
pengkajian menunjukan dari 70 ibu balita yang Pengkajian terhadap 71 keluarga balita yang
diberi kuesioner, terdapat 30% memiliki termasuk kategori T1, T2, T3, dan 2T,
pengetahuan kurang tentang gizi balita, pengetahuan ibu tentang gizi menunjukan
54% memiliki pengetahuan kurang baik. digunakan oleh kader untuk mengukur status
Dalam hal penerapan kadarzi, 35% gizi. Warga diharapkan dapat memanfaatkan
memiliki penerapan kadarzi dalam forum yang telah terbentuk untuk
kategori kurang. Terkait pola makan anak, mendapatkan informasi tentang gizi dari
leaflet maupun poster yang disediakan.
51% pola makan anak kurang baik. Hasil
Diharapkan forum ini kedepan secara mandiri
wawancara dengan bidan desa dan juga akan memperkenalkan variasi menu
beberapa perangkat desa menegaskan makanan tambahan untuk balita demi
bahwa masyarakat di Pondokrejo masih menunjang peningkatan gizi balita dan
belum begitu memahami akan pentingnya keluarga. Kegiatan yang dapat dilaksanakan
pemenuhan gizi balita, belum mampu antara lain demo masak dan acara makan
memanfaatkan tanaman sekitar untuk bersama yang mengikutsertakan balita.
pemenuhan gizi balita dan tingkat
kunjungan ke posyandu yang masih 2. Pelatihan Kader
rendah. Tujuan pelatihan kader adalah agar kader
memahami tentang konsep gizi seperti
Pelaksanaan Program pengertian zat gizi, pengelompokan zat gizi,
A. Desa Tempurejo sumber zat gizi, manfaat, dan dampak bila
1. Pembentukan Forum Komunikasi kekurangan zat gizi tersebut. Pada pelatihan
Informasi dan Edukasi (KIE) kader ini juga disampaikan mengenai cara
Pembentukan forum KIE di desa mengukur status gizi pada balita baik
Tempurejo ini diharapkan dapat meningkatkan menggunakan tabel antropometri maupun
pengetahuan masyarakat tentang gizi dan menggunakan KMS. Selain itu, materi tentang
pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber Pemberian Makanan Tambahan (PMT) seperti
gizi. Kegiatan pembentukan forum KIE variasi menu PMT berbasis pangan lokal juga
dilaksanakan pada hari Senin 3 Agustus 2015 disampaikan untuk meningkatkan gizi balita di
pukul 09.45 WIB di Balai Desa Pondokrejo. desa Tempurejo. Sasaran dari pelatihan ini
Kegiatan pembentukan forum tersebut dihadiri yaitu seluruh kader posyandu yang ada di desa
oleh 37 orang. Pembentukan forum KIE Tempurejo.
mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan
Pembentukan forum KIE diawali dengan pada hari Minggu, 3 Agustus 2015 di balai
penjelasan peran forum KIE dalam desa Pondokrejo dan dihadiri oleh 37 orang.
menanggulangi masalah gizi kurang, Kegiatan pelatihan kader posyandu ini
dilanjutkan dengan diskusi dan pembentukan memaparkan kembali tentang fungsi kader dan
struktur organisasi forum KIE. Perangkat desa penjelasan materi tentang zat gizi untuk balita.
dan tokoh masyarakat juga dilibatkan dalam Masyarakat yang menjadi kader ini tampak
forum KIE. Hasil dari pembentukan forum sangat antusias dengan pelatihan yang
KIE adalah terbentuknya struktur organisasi dilaksanakan. Pada saat pelatihan kader, para
dari forum KIE, yakni pelindung, ketua kader diberi kesempatan belajar memberikan
paguyuban, sekretaris dan bendahara. Seluruh penyuluhan kepada masyarakat secara
peserta yang ada di acara pembentukan forum langsung, agar kader dapat meneruskan
KIE sangat antusias dengan pembentukan program Forum Komunikasi Informasi dan
forum KIE. Edukasi (KIE) dengan memberi penyuluhan
Forum KIE yang telah dibentuk diberi kepada masyarakat untuk menambah
nama “PISANG (Pusat Informasi Kesehatan pengetahuan masyarakat terkait pemenuhan
Anak tentang Gizi)“. Untuk menunjang zat gizi pada balita. Dalam pelaksanaan
pelaksanaan program, forum KIE dilengkapi pelatihan ini, salah satu kader menggunakan
dengan poster dinding, lembar balik untuk bahasa Madura dalam penyampaiannya. Hal
penyuluhan, leaflet gizi dan variasi menu PMT ini dimungkinkan akan lebih mudah diterima
berbasis pangan lokal, timbangan, dan masyarakat karena bahasa setempat adalah
pengukur tinggi badan. Kader dapat bahasa Madura. Kader juga dibekali dengan
menggunakan lembar balik untuk lembar balik dan leaflet tentang pemenuhan
melaksanakan penyuluhan di posyandu. gizi seimbang dan menu PMT sehingga
Timbangan dan pengukur tinggi badan dapat informasi tersebut dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat.
kegiatan demo masak. Demo masak dilakukan
3. Penyuluhan Gizi di balai desa pada tanggal 8 Agustus 2015
Penyuluhan dilakukan dengan dua cara pukul 10.00 WIB dengan jumlah undangan 35
yaitu dari rumah ke rumah (door to door) dan orang yang terdiri dari bidan desa, kader
penyuluhan yang diikuti oleh sejumlah warga posyandu, ibu balita dan perangkat desa.
secara bersamaan di posyandu. Penyuluhan Demo masak ini menyajikan 3 menu PMT
yang dilakukan di posyandu dilaksanakan oleh untuk balita usia 6-8 bulan dan 12-23 bulan.
mahasiswa bersama kader dari masing-masing Menunya yaitu bubur singkong saus jeruk dan
posyandu. Kader memberikan penyuluhan nugget tahu bayam. Dalam kegiatan tersebut
terkait pemenuhan gizi seimbang pada balita juga dijelaskan kandungan gizi dari setiap
dengan didampingi oleh mahasiswa. menu yang didemnstrasikan. Peserta yang
Penyuluhan ini dilaksanakan pada tanggal 13 hadir diberi leaflet yang berisi resep cara
Agustus 2015 yang dimulai pada pukul 10.00- pembuatan menu tersebut dan kandungan
11.00 WIB. Penyuluhan dilakukan oleh kader gizinya. Kegiatan demo masak ini diharapkan
setempat yaitu di Posyandu Kenanga14 yang dapat dilaksanakan secara rutin untuk
terletak di dusun Karang Anyar. Peserta yang memperkenalkan variasi menu PMT berbasis
hadir kurang lebih sebanyak 20 orang. pangan lokal kepada masyarakat.
Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan
media Lembar balik dan leafleat, dimana 5. Pemilihan dan Penanaman Tanaman
kader menjelaskan secara berurutan dari Lokal sebagai Sumber Gizi
pengertian zat gizi, pengelompokan zat gizi, Penanaman tanaman lokal adalah proses
sumber zat gizi, manfaat, dan dampak bila penanaman bibit yang dilakukan mahasiswa
kekurangan zat gizi tersebut. Setelah itu kader KKN-PPM Universitas Jember di salah satu
menjelaskan tentang Pemberian Makanan rumah warga yaitu di rumah Kepala Dusun
Tambahan (PMT) untuk balita yang meliputi Desa Tempurejo. Kegiatan ini meliputi
pengertian PMT, manfaat, prinsip dasar PMT, pemberian dua macam bibit yaitu bibit terong
sasaran pemberian PMT, dan contoh menu dan bibit tomat yang masing-masing
PMT. Pada akhir penyuluhan, kader membuka berjumlah 20 bibit. Selain itu pemberian
sesi tanya jawab dengan ibu-ibu balita penyeluhun mengenai manfaat dari konsumsi
posyandu tersebut. tanaman tersebut secara tepat juga diberikan.
Penyuluhan selanjutnya dilakukan Penanaman tanaman lokal memiliki
dengan cara mendatangi rumah ibu-ibu yang tujuan membudidayakan tanaman sekitar
memiliki balita dengan masalah gizi. Sasaran untuk meperkaya sumber pangan masyarakat
dari kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu sebagai salah satu upaya peningkatan gizi
yang memiliki balita di Desa Tempurejo balita. Kegiatan Penanaman Tanaman di desa
terutama balita yang berstatus gizi kurang dan Tempurejo dilaksanakan pada hari Selasa, 11
gizi buruk. Media yang digunakan yaitu Agustus 2015 di Rumah Kepala Dusun Karang
lembar balik dan leaflet. Lembar balik Anyar dan dihadiri oleh 15 orang. Kegiatan
berfungsi sebagai media dalam membantu penanaman ini dimulai pada pukul 15.00.
menyampaikan materi penyuluhan kepada ibu- Target dan sasaran kegiatan ini adalah kader
ibu balita. Dengan penyuluhan diharapkan posyandu serta ibu ibu yang memiliki balita.
mampu menambah wawasan masyarakat Metode yang digunakan dengan demonstrasi
terkait pemenuhan gizi seimbang pada balita secara langsung pada peserta yang hadir,
sehingga balita dapat meningkat status gizinya. meliputi pemilihan tanah yang cocok untuk
bibit tersebut, cara penanaman yang baik serta
4. Pengenalan variasi menu PMT berbasis perawatan terhadap tanaman dengan
pangan lokal melalui Demo Masak pemberian pupuk dan air secara teratur.
Desa Tempurejo merupakan desa yang Peserta mempraktekan menanam bibit di
berpotensi dengan berbagai sumber pangan polybag berisi tanah yang telah disediakan
lokalnya. Bayam, terong, wortel, singkong, oleh mahasiswa.
dan pepaya merupakan contoh tanaman lokal
yang ada di desa Tempurejo. Mahasiswa 6. Lomba Pembuatan Menu Pemberian
memberikan beberapa contoh menu inovatif Makanan Tambahan (PMT)
dari bahan pangan lokal untuk dibuat PMT Kegiatan ini bertujuan agar kader
bagi balita. Program ini dilaksanakan melalui mampu berkreasi membuat menu PMT
berbasis pangan lokal. Pada lomba ini dan gizi buruk, serta masyarakat juga akan
disertakan cara pembuatan makanan tambahan mengetahui gambaran balita sehat. Kegiatan
dimana nantinya resep tersebut dapat lomba ini diharapkan dapat berjalan rutin
dikenalkan kepada warga melalui forum KIE karena dari kegiatan ini masyarakat khususnya
“PISANG (Pusat Informasi Kesehatan Anak ibu balita dapat termotivasi untuk
tentang Gizi)” yang telah terbentuk. Dari meningkatkan gizi balita sehingga menjadi
lomba ini cara pemilihan pemenang dilakukan balita sehat. Dalam lomba balita sehat, balita
dengan menentukan dari lima cara yaitu rasa, juga dinilai tahap perkembangan sesuai usia
kreativitas peserta, harga yang paling murah, balita yaitu usia 2-3 tahun. Ibu balita menjadi
dan bahan yang mudah didapat. Sasaran dari paham tentang apa yang belum tercapai pada
pelatihan ini yaitu seluruh kader posyandu dan tahap tumbuh kembang anaknya. Balita
juga ibu balita yang ada di desa Tempurejo. pemenang lomba maupun peserta diberi
Kegiatan lomba pembuatan menu PMT apresiasi berupa hadiah. Pemenang lomba juga
dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Agustus mendapatkan sertifikat.
2015 di balai desa Tempurejo dan dihadiri
oleh 30 orang. Kegiatan lomba ini dimulai B. Desa Wonoasri
pada pukul 10.00 dengan ceremonial dan 1. Pembentukan Forum Komunikasi
langsug dilanjutkan lomba masak. Antusiasme Informasi dan Edukasi (KIE)
peserta lomba terlihat dari beragam makanan Kegiatan Forum KIE merupakan
dan juga menu yang dibuat. Menu yang pembentukan forum KIE yang diberi nama
disajikan peserta beragam seperti nasi sup, “Ayo Peduli Balita Sehat Bersama Keluarga
nasi goreng sayur, bubur ayam abon, bubur (APEL SEGAR)” yang bertujuan sebagai
sawi telur tahu, pudding jagung, nugget wadah dalam upaya peningkatan gizi keluarga
tongkol, bola tahu bayam, singkong mata melaui pembahasan yang intensif dan
bagong, jus wortel dan tomat. Peserta lomba terstruktur. Kegiatan pembentukan forum KIE
telah memanfaatkan tanaman lokal yang ada di dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 9
desa Tempurejo seperti singkong, bayam, dan Agustus 2015 pukul 08.00 WIB - selesai
jagung. Kader dari posyandu yang menang bertempat di Balai Desa Wonoasri. Peserta
mendapatkan hadiah dan juga sertifikat. meliputi Ibu PKK, Ibu Dasa Wisma, Bidan
Kegiatan ini ditutup dengan makan bersama Desa Wonoasri, kader setiap posyandu,
masakan menu PMT yang dibuat oleh para perangkat desa dan tokoh masyarakat.
peserta. Hasil kegiatan pemebtukan forum KIE
meliputi terbentuknya struktur organisasi yang
7. Lomba Balita Sehat melibatkan masyarakat Wonoasri dengan
Peserta lomba yaitu balita-balita yang pelindung (Kepala Desa Wonoasri), Penasehat
dipilih kader sebagai perwakilan dari masing- (Bidan Desa Wonoasri), Ketua (Ibu Kepala
masing posyandu. Juri dari lomba balita sehat Desa), Sekretaris (Kader), Bendahara (Tokoh
ini adalah bidan desa. Lomba dilaksanakan masyarakat), Koordinator dusun Kraton (Ibu
pada tanggal 22 Agustus 2015 yang dimulai Kampung), Koordinator Dusun Curah Lele
pada pukul 10.00 sampai selesai. Lomba ini (Ibu Kampung). Program Kerja selama tiga
diikuti oleh 14 balita perwakilan tiap posyandu bulan kedepan yaitu penyuluhan tentang
di desa Tempurejo. Cara penilaian dilihat dari kesehatan balita setiap 1 bulan sekali dan
Kartu Menuju Sehat (KMS) balita. Dimana demonstrasi masak setiap 2 bulan sekali
dari KMS tersebut kriteria penilaian meliputi bertempat di Balai Desa Wonoasri. Forum KIE
kelengkapan imunisasi, peningkatan berat yang telah terbentuk bertempat di ruang BPD
badan dan tinggi badan sesuai umur, keaktifan Balai Desa Wonoasri. Dalam rangka
posyandu dan juga tahap tumbuh kembang menunjang pelaksanaan program, forum KIE
balita. Selain dari KMS, penilaian juga dilengkapi dengan poster dinding, lembar balik
dilakukan dengan mengukur penerapan untuk penyuluhan, leaflet gizi dan variasi
indikator kadarzi dan pengetahuan ibu tentang menu PMT berbasis pangan lokal, timbangan,
gizi melalui kuesioner yang telah disediakan. dan pengukur tinggi badan.
Dengan dilakukannya Lomba balita
sehat diharapkan ibu balita akan lebih aktif 2. Pelatihan Kader
dan peduli terhadap masalah gizi balita Dengan pelatihan kader ini harapannya
terutama yang mempunyai status gizi kurang seluruh kader dapat memahami tentang gizi
balita baik dari konsep dasar tentang gizi terhadap masyarakat, dan kader mampu
hingga penghitungan gizi balita. Sasaran dari memotivasi Ibu Balita dalam melaksanakan
pelatihan ini yaitu perwakilan kader di tiap perannya untuk memenuhi gizi balita. Sasaran
posyandu yang ada di Desa Wonoasri. dari kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu
Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan pada dengan balita gizi kurang di desa Wonoasri.
hari Sabtu, 01 Agusutus 2015 di balai desa Dari kuesioner yang dibagikan sebelum
Wonoasri dan dihadiri oleh 36 orang. Kegiatan dan setelah penyuluhan didapatkan
pelatihan kader ini memaparkan kembali peningkatan jumlah ibu balita yang memiliki
tentang fungsi kader dan penjelasan materi pengetahuan dalam kategori baik, yaitu
tentang gizi. Masyarakat yang menjadi kader meningkat dari 6% sebelum dilakukan
ini nampak sangat antusias dengan program penyuluhan menjadi 33% setelah dilakukan
yang sedang dijalankan. Pada saat pelatihan penyuluhan.
kader, para kader diberi kesempatan belajar
memberikan penyuluhan kepada masyarakat 4. Pengenalan variasi menu PMT berbasis
secara langsung, agar kader dapat memberi pangan lokal melalui Demo Masak
penyuluhan kepada masyarakat untuk Demonstrasi memasak dalam upaya
menambah pengetahuan masyarakat terkait pengenalan variasi menu PMT untuk
gizi balita. Kader juga dibekali dengan materi meningkatkan gizi balita diadakan pada
tentang konsep dasar gizi dan cara tanggal 9 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB
penghitungan gizi baik seimbang oleh pihak sampai selesai di Kantor Balai Desa Wonoasri,
puskesmas yang diwakilkan oleh Bidan Desa Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember.
Wonoasri. Kegiatan ini dihadiri oleh 27 orang yang
terdiri dari kepala desa, kepala BPD, anggota
3. Penyuluhan Gizi PKK, kader posyandu dan ibu balita.
Penyuluhan rumah ke rumah Demonstrasi memasak ini bertujuan sebagai
dilaksanakan oleh mahasiswa bersama kader upaya peningkatan gizi keluarga dan sebagai
posyandu ke rumah-rumah warga yang aplikasi dari sosialisasi tentang PMT dan Gizi
memiliki balita dengan gizi kurang. Kader Seimnbang yang telah di lakukan sebelumnya.
memberikan pendidikan kesehatan terkait gizi Menu makanan PMT yang dikenalkan
balita dengan didampingi oleh mahasiswa. yaitu bori-bori (brokoli kriuk), bubur jaman
Penyuluhan ini dilaksanakan pada tanggal 02- (jagung manis), banana smoothie. Menu
10 Agustus 2015 yang dimulai pada pukul makanan yang dikenalkan saat demonstrasi
15.00 sampai selesai. Penyuluhan dilakukan memasak merupakan bahan olahan dari hasil
dengan cara mendatangi rumah warga yang tanam lokal. Brokoli, jagung manis, dan
memiliki balita dengan gizi kurang. pisang adalah tiga bahan pangan lokal yang
Penyuluhan dilakukan oleh kader setempat mudah dicari di desa Wonoasri. Pemateri
yaitu mulai dari Posyandu Kenanga 74 hingga menjelaskan tentang resep dan kandungan gizi
Kenanga 83 yang terletak di dua dusun, yaitu menu makanan PMT yang di demonstrasikan.
Dusun Kraton dan Dusun Curah Lele.
Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan 5. Pemilihan dan Penanaman Tanaman
media lembar balik dimana kader menjelaskan Lokal sebagai Sumber Gizi
secara berurutan dari pengertian gizi, apa saja Penanaman bibit pangan lokal diadakan
zat yang terkandung dalam gizi, tanda dan pada tanggal 13 Agustus 2015 pukul 15.00
gejala anak kurang gizi, dampak kurang gizi, WIB sampai selesai di Kantor Balai Desa
serta bagaimana cara mengatasinya dan contoh Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten
menu makanan dengan gizi seimbang. Setelah Jember. Kegiatan ini dihadiri oleh 34 orang
kader menjelaskan semuanya, kemudian kader yang terdiri dari kepala desa, kepala BPD,
membuka sesi tanya jawab kepada Ibu Balita. anggota PKK, kader posyandu dan ibu balita.
Kegiatan penyuluhan yang lain adalah Bibit yang ditanam adalah terong, tomat, dan
penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa kubis. Polybag berisi tanah dan pupuk telah
dan kader kepada masyarakat umum secara disediakan 1 hari sebelum acara. Pemateri
bersamaan. Penyuluhan ini dilaksanakan menjelaskan tentang penanaman bibit yang
dengan tujuan agar masyarakat mampu baik dan perawatannya. Mahasiswa dan para
mengetahui mengenai konsep dasar gizi, kader undangan menanam bibit-bibit tersebut dalam
mampu memberikan penyuluhan terkait gizi polybag yang sudah berisi tanah dan pupuk.
dipersiapkan. Jumlah skor total terendah
6. Lomba Pembuatan Menu Pemberian adalah 0 dan tertinggi adalah 120. Juri dari
Makanan Tambahan (PMT) lomba balita sehat adalah bidan desa
Lomba memasak menu Pembuatan Wonoasri.
Makanan Tambahan (PMT) dilaksanakan pada
17 agustus 2015 di aula balai desa Wonoasri C. Desa Sidodadi
tepatnya pada pukul 13.00 WIB. Lomba ini 1. Pembentukan Forum Komunikasi
dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari demo Informasi dan Edukasi (KIE)
masak yang telah dilakukan sebelumnya. Pembentukan forum KIE oleh
Lomba memasak ini diikuti oleh sepuluh mahasiswa KKN-PPM di Desa Sidodadi ini
posyandu sehingga terdiri dari sepuluh tim, diharapkan dapat memberikan tambahan
satu tim terdiri dari dua anggota yakni satu pengetahuan masyarakat tentang gizi dan
dari perwakilan kader dan satu dari perwakilan memfasilitasi masyarakat untuk konsultasi gizi
ibu balita. Lomba memasak ini bertujuan guna meningkatkan status gizi masyarakat
untuk meningkatkan semangat ibu-ibu balita Desa Sidodadi. Kegiatan pembentukan
dan ibu-ibu kader dalam membuat inovasi struktur forum KIE dilaksanakan setelah
menu PMT untuk balita agar kebutuhan gizi sosialisasi dan pelatihan kader, yaitu pada hari
balita terpunuhi. Jumat, 31 Juli 2015 di balai Desa Sidodadi.
Kriteria penilaian dari lomba masak Kegiatan ini dihadiri oleh 44 orang yang
menu PMT ini meliputi harga bahan makanan terdiri dari 26 orang kader, seorang Bidan
yang termurah, rasa dari masakannya, Desa, 7 orang anggota PKK, dan 10 orang
kreativitas dari peserta untuk mengolah bahan mahasiswa. Telah terbentuk kerangka kerja
makannya menjadi sesuatu yang baru, dan struktur organisasi forum KIE. Forum KIE
komposisi masakan yang terdiri dari bahan di desa Sidodadi diberi nama “MANGGA
makanan lokal yang dihasilkan dari Desa MANIS (Mari sayaNGi keluarGA, MAkaN
Wonoasri, dan juga kandungan gizi yang gIzi Seimbang)”. Forum KIE yang telah
terkandung dalam makanan tersebut. Penilaian terbentuk ditempatkan di ruang PKK Balai
dilakukan oleh juri yang terdiri dari tiga orang, desa Sidodadi. Dalam rangka menunjang
yakni ibu ketua PKK, bapak ketua BPD, dan pelaksanaan program, forum KIE dilengkapi
ibu Bidan Desa Wonoasri. dengan poster dinding, struktur organisasi,
lembar balik untuk penyuluhan, leaflet gizi
7. Lomba Balita Sehat dan variasi menu PMT berbasis pangan lokal,
Tujuan lomba balita sehat yaitu timbangan, dan pengukur tinggi badan.
memberikan apresiasi kepada ibu balita dalam
meningkatkan perkembangan status gizi balita, 2. Pelatihan Kader
sehingga melalui lomba balita sehat ini ibu Kegiatan pelatihan kader dilakukan pada
balita yang ada di Desa Wonoasri termotivasi hari Jum’at tanggal 31 Juli 2015 di Aula balai
untuk meningkatkan dan memantau Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo.
perkembangan status gizi balita. Lomba balita Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB
sehat dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 sampai selesai. Kegiatan pelatihan kader ini
Agustus 2015 pukul 13.30 WIB – selesai yang dihadiri oleh 44 orang yang terdiri dari 26
bertempat di Musholla Balai Desa Wonoasri. orang kader, seorang Bidan Desa, 7 orang
Jumlah peserta lomba adalah 10 balita yang anggota PKK, dan 10 orang mahasiswa. Setiap
berusia antara 2 sampai 3 tahun. Format posyandu yang ada di Desa Sidodadi diwakili
penilaian sebelumnya sudah dikonsulkan oleh 2 orang kader untuk mengikuti kegiatan
kepada Dosen Pembimbing Lapangan dan pelatihan. Kegiatan dimulai dengan
Bidan Desa. Kriteria penilaian meliputi memaparkan tentang tujuan dari kegiatan yaitu
kelengkapan imunisasi, pengetahuan ibu mensosialisasikan kepada ibu kader tentang
tentang gizi, penerapan indikator KADARZI, kebutuhan dan status gizi pada balita.
tumbuh kembang balita, dan kehadiran ke Mahasiswa menjelaskan tentang konsep dasar
posyandu selama satu tahun terakhir. gizi, kebutuhan gizi balita, dan daftar menu
Kelengkapan imunisasi, tumbuh kembang PMT berbasis pangan lokal. Kegiatan
balita, dan kehadiran di posyandu dinilai dari dilanjutkan dengan proses diskusi atau tanya
KMS. Pengetahuan ibu dan penerapan kadarzi jawab antara mahasiswa dan peserta pelatihan.
dikaji menggunakan kuesioner yang telah Sebagai evaluasi, mahasiswa meminta salah
satu kader untuk praktek memeberikan didapat dari penjumlahan jawaban benar dari
penyuluhan menggunakan lembar balik yang kuesioner yang diisi. Skor minimal adalah 0
telah dipersiapkan oleh mahasiswa. dan skor maksimal adalah 20. Rata-rata nilai
pretest yadalah 14,6. Setelah diberikan
3. Penyuluhan Gizi penyuluhan, skor rata-rata posttest berubah
Penyuluhan dilakukan dengan dua cara menjadi 17,3. Hal ini menunjukkan bahwa
yaitu dari rumah ke rumah (door to door) dan penyuluhan yang dilakukan oleh kader dan
penyuluhan yang diikuti oleh sejumlah warga mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan
secara bersamaan. Penyuluhan yang dilakukan ibu balita.
dari rumah ke rumah dilaksanakan oleh
mahasiswa KKN ke rumah-rumah warga yang 4. Pengenalan variasi menu PMT berbasis
memiliki balita bermasalah status gizinya. pangan lokal melalui Demo Masak
Mahasiswa memberikan pendidikan kesehatan Tujuan kegiatan demonstrasi memasak
tentang gizi dan menu PMT. Penyuluhan ini menu PMT adalah agar seluruh kader dapat
dilaksanakan pada tanggal 21-23 Agustus menambah keterampilan dalam pembuatan
2015 yang dimulai pada pukul 08.30 WIB menu PMT yang nantinya dapat diberikan
sampai dengan selesai. Penyuluhan dilakukan kepada anggota posyandu. Sasaran dari
dengan cara mendatangi rumah warga yang pelatihan ini yaitu seluruh ketua kader dari
memiliki balita bermasalah dengan status masing-masing posyandu dan anggota forum
gizinya secara satu per satu. Penyuluhan KIE yang telah terbentuk. Kegiatan
dilakukan dengan menggunakan media lembar demonstrasi memasak menu PMT
balik dan leafleat, dimana mahasiswa dilaksanakan pada hari Rabu, 05 Juli Agustus
menjelaskan secara berurutan dari pengertian 2015 di Dapur Balai Desa Sidodadi
gizi, komponen gizi, jenis makanan yang Kecamatan Tempurejo dan dihadiri oleh 42
mengandung komponen gizi, status gizi, daftar orang yang terdiri dari 26 orang kader, seorang
menu PMT, dan cara pembuatan makanan bidan desa, 5 orang perangkat desa, dan 10
tambahan. Setelah mahasiswa menjelaskan orang mahasiswa. Kegiatan demonstrasi
semuanya, kemudian dilakukan diskusi dan memasak menu PMT pilihan ini menjelaskan
tanya jawab. bagaimana cara-cara pengolahan bahan lokal
Kegiatan penyuluhan yang lain adalah yang ada di sekitar masyarakat agar dapat
penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa menjadi sebuah menu makanan tambahan
bersama dengan kader kepada masyarakat yang bergizi dan sehat. Pada demonstrasi yang
umum secara bersamaan. Kegiatan penyuluhan diadakan di Dapur Balai Desa ini, menu
ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Agustus masakan yang dimasak ada 3 menu yaitu
2015 pada pukul 10.00 sampai selesai di Pos bubur singkong saus jeruk, bola-bola tempe
Kenanga 25 dan Pos Kenanga 28. Peserta yang saus kuning, dan jus tomat.
hadir dalam acara tersebut sebanyak 50 orang,
25 orang di Pos Kenanga 25 dan 25 orang di 5. Lomba Pembuatan Menu Pemberian
Pos Kenanga 28. Sasaran dari kegiatan Makanan Tambahan (PMT)
penyuluhan ini adalah ibu balita anggota Kegiatan lomba memasak menu PMT
Posyandu di Pos Kenanga 25 dan Pos Kenanga diadakan pada hari Selasa, 18 Agustus 2015
28. Media yang digunakan yaitu lembar balik, oleh mahasiswa KKN-PPM. Kegiatan ini
leaflet, dan alat peraga memasak. Pada saat dimulai pada pukul 09.00 WIB. Peserta dari
penyuluhan, kader dan mahasiswa bergantian perlombaan ini adalah perwakilan masing-
menyampaikan materi tentang gizi beserta masing posyandu. Setiap tim dari masing-
komponennya dan menu PMT kepada ibu masing posyandu diwakili oleh satu kader dan
balita yang hadir pada acara tersebut. Materi satu ibu balita anggota Posyandu. Kegiatan
yang disampaikan dalam penyuluhan adalah perlombaan ini diikuti oleh 13 peserta dari 13
definisi gizi, komponen gizi beserta Posyandu yang ada di Desa Sidodadi. Selain
contohnya, daftar menu PMT, dan cara memasak, peserta juga harus mendesain
pembuatannya. tampilan makanan semenarik mungkin bagi
Sebagai evaluasi, digunakan pretest dan balita sebelum disajikan ke dewan Juri.
posttest untuk mengukur tingkat pengetahuan Dengan diadakannya kegiatan ini
peserta penyuluhan sebelum dan sesudah diharapkan muncul kreativitas dari masyarakat
dilakukan penyuluhan. Nilai pengetahuan Desa Sidodadi untuk memanfaatkan bahan
pangan lokal yang ada di sekitar tempat dengan poster dinding, lembar balik untuk
tinggalnya sebagai bahan baku pembuatan penyuluhan, leaflet gizi dan variasi menu PMT
makanan bergizi bagi balita. Ada 6 menu berbasis pangan lokal, timbangan, dan
pilihan PMT yang dapat dimasak oleh para pengukur tinggi badan.
kader dan ibu balita. Namun, dalam
perlombaan ini, peserta harus memilih satu 2. Pelatihan Kader
menu dari 6 menu yang telah disediakan. Tujuan pelatihan ini adlaah agar seluruh
Bahan baku utama yang paling banyak kader memahami tentang gizi meliputi
digunakan oleh peserta adalah bayam. pengertian zat gizi, pengelompokan zat gizi,
Kegiatan ini berlangsung dengan meriah dan sumber zat gizi, manfaat, dan dampak bila
lancar. Kriteria pemenang diambil berdasarkan kekurangan zat gizi tersebut. Pada pelatihan
rasa dari masakan, kandungan gizi, kreativitas, kader ini juga disampaikan mengenai cara
dan kemenarikan tampilan yang disajikan oleh mengukur status gizi pada balita baik
peserta lomba. menggunakan tabel antropometri maupun
menggunakan KMS. Selain itu, materi tentang
6. Lomba Balita Sehat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) juga
Kegiatan lomba balita sehat diadakan disampaikan guna membantu meningkatkan
pada hari Selasa, 18 Agustus 2015 setelah gizi balita di desa Pondokrejo. Sasaran dari
lomba masak menu PMT. Peserta lomba balita pelatihan ini yaitu seluruh kader posyandu
sehat ini mewakili setiap Posyandu yang ada yang ada di Desa Pondokrejo.
di Desa Sidodadi. Jumlah peserta lomba balita Kegiatan pelatihan kader posyandu desa
sehat ini ada 13 balita. Peserta lomba balita Pondokrejo dilaksanakan pada hari Minggu,
sehat ini dinilai oleh 2 orang juri yang mana 02 Agustus 2015 di balai desa Pondokrejo dan
kedua juri lomba ini adalah Bidan yang dihadiri oleh 36 orang. Kegiatan pelatihan
bertugas di Puskesmas Tempurejo. Kategori kader posyandu ini memaparkan kembali
penilaian dari kegiatan perlombaan ini adalah tentang fungsi kader dan penjelasan materi
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi yang tentang zat gizi untuk balita. Pada saat
dinilai dari kemampuan menjawab pertanyaan pelatihan kader, para kader diberi kesempatan
di kuesioner. Penilaian yang lain yaitu belajar memberikan penyuluhan kepada
kelengkapan imunisasi, frekuensi kunjungan masyarakat secara langsung. Kader juga
ke Posyandu, perkembangan balita yang dibekali dengan lembar balik dan leaflet
dinilai melalui KMS. tentang pemenuhan gizi seimbang dan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
D. Desa Pondokrejo sehingga informasi tersebut dapat diterima
1. Pembentukan Forum Komunikasi dengan baik oleh masyarakat
Informasi dan Edukasi (KIE)
Kegiatan pembentukan forum KIE 3. Penyuluhan Gizi
dilaksanakan pada hari Jumat 10 Juli 2015 Penyuluhan yang dilakukan di posyandu
pukul 10.00 WIB di Balai Desa Pondokrejo. dilaksanakan oleh mahasiswa bersama kader
Kegiatan pembentukan forum KIE dihadiri dari masing-masing posyandu. Kader
oleh 45 orang. Pembentukan forum KIE memberikan informasi terkait pemenuhan gizi
mendapat tanggapan positif dari masyarakat. seimbang pada balita dengan didampingi oleh
Pembentukan forum KIE diawali dengan mahasiswa. Penyuluhan ini dilaksanakan pada
penjelasan peran forum KIE dalam tanggal 08, 10, dan 11 Agustus 2015 yang
menanggulangi masalah gii, dilanjutkan dimulai pada pukul 09.00 sampai selesai.
dengan diskusi dan pembentukan struktur Penyuluhan dilakukan oleh kader setempat
organisasi forum KIE. Perangkat desa dan yaitu di Posyandu Kenanga 45, 46 dan 48 yang
tokoh masyarakat juga dilibatkan dalam forum terletak di tiga dusun, yaitu Dusun Sumberejo,
KIE. Hasil dari pembentukan forum adalah Dusun Glantangan dan Dusun Kombongan.
terbentuknya struktur organisasi yakni Peserta yang hadir pada setiap posyandu
pelindung, penasihat, ketua paguyuban, kurang lebih sebanyak 20 orang. Penyuluhan
sekretaris dan bendahara. Forum yang dilakukan dengan menggunakan media
terbentuk diberi nama “Puri Saji” (dapur ibu Lembar balik dan leafleat, dimana kader
sadar gizi). Dalam rangka menunjang menjelaskan secara berurutan dari pengertian
pelaksanaan program, forum KIE dilengkapi zat gizi, pengelompokan zat gizi, sumber zat
gizi, manfaat, dan dampak bila kekurangan zat posyandu dan ibu ibu yang memiliki balita.
gizi tersebut. Setelah itu kader menjelaskan Metode yang digunakan dengan demonstrasi
tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara langsung pada peserta yang hadir,
untuk balita yang meliputi pengertian PMT, meliputi pemilihan tanah yang cocok untuk
manfaat, prinsip dasar PMT, sasaran bibit tersebut, cara penanaman yang baik serta
pemberian PMT, dan contoh menu PMT. Pada perawatan terhadap tanaman dengan
akhir penyuluhan, kader membuka sesi tanya pemberian pupuk dan air secara teratur.
jawab dengan ibu-ibu balita posyandu tersebut Bibit yang ditanam yaitu bibit terong, bibit
Penyuluhan selanjutnya dilakukan dengan tomat, bibit bayam dan bibit katu. Masing-
cara mendatangi rumah ibu-ibu yang memiliki masing sejumlah 40 bibit. Selain itu
balita dengan masalah gizi. Penyuluhan ini mahasiswa memberikan penyuluhun mengenai
dilakukan oleh kader didampingi mahasiswa. manfaat dari konsumsi tanaman tersebut
Media yang digunakan yaitu lembar balik dan secara tepat.
leaflet. Lembar balik berfungsi sebagai media
dalam membantu kader dalam menyampaikan 6. Lomba Pembuatan Menu Pemberian
materi penyuluhan kepada ibu-ibu balita. Makanan Tambahan (PMT)
Penyuluhan yang diberikan dapat Tujuan diadakan lomba adalah agar kader
meningkatkan pengetahuan ibu balita mampu untuk berkreasi dalam membuat menu
mengenai gii dan PMT. . PMT berbasis pangan lokal. Pada lomba ini
juga disertakan cara pembuatan menu
4. Pengenalan variasi menu PMT berbasis makanan tambahan sehingga bisa disampaikan
pangan lokal melalui Demo Masak ke masyarakat melalui forum KIE yang telah
Desa Pondokrejo merupakan desa yang terbentuk. Cara pemilihan pemenang dinilai
berpotensi dengan berbagai sumber pangan dari rasa, kreativitas peserta, harga yang paling
lokalnya. Bayam, terong, katu, singkong, dan murah, dan bahan yang mudah didapat.
pepaya merupakan berbagai contoh tanaman Sasaran dari pelatihan ini yaitu seluruh kader
lokal yang ada di desa Pondokrejo. Salah satu posyandu dan juga ibu balita yang ada di Desa
program mahasiswa KKN-PPM adalah Pondokrejo.
peningkatan gizi keluarga melalui Kegiatan lomba Pembuatan menu PMT
pemanfaatan bahan pangan lokal. Mahasiswa desa Pondokrejo dilaksanakan pada hari Rabu,
memberikan beberapa contoh menu dari bahan 19 Agustus 2015 di balai desa Pondokrejo dan
pangan lokal untuk dibuat PMT bagi balita. dihadiri oleh 42 orang. Kegiatan lomba ini
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan dimulai pada pukul 09.00. Menu yang dibuat
demo masak sebagai sarana berbagi kiat sangat beragam seperti bubur ayam, nugget
membuat makanan tambahan balita. Demo lele, bola tahu isi udang, puding susu, dan jelly
masak dilakukan di balai desa pada tanggal 12 sayur. Kader dari posyandu yang menang
Agustus 2015 pukul 09.00 WIB dengan mendapatkan hadiah dan sertifikat dari
jumlah undangan 40 orang yang terdiri dari mahasiswi KKN. Kegiatan ini ditutup dengan
bidan desa, kader posyandu, ibu balita dan makan bersama masakan menu PMT yang
perangkat desa. Demo masak ini menyajikan 3 dibuat oleh para peserta.
menu PMT untuk balita usia 6-8 bulan, 9-12
bulan dan 12-23 bulan. Menunya antara lain 7. Lomba Balita Sehat
bubur singkong saus jeruk, nasi tim kangkung Peserta yang mengikuti lomba yaitu 1
tomat, dan nugget tahu bayam. balita perwakilan masing-masing posyandu.
Juri dari lomba balita sehat ini adalah Bidan
5. Pemilihan dan Penanaman Bibit desa dibantu oleh mahasiswa. Lomba ini
Tanaman Pangan Lokal dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015
Kegiatan Penanaman Tanaman di desa pukul 09.00 sampai selesai. Lomba ini diikuti
Pondokrejo dilaksanakan pada hari Kamis, 06 oleh 9 balita sebagai perwakilan dari 9
Agustus 2015 di Rumah Kepala Dusun posyandu yang berada didesa Pondokrejo.
Pondokmiri dan Rumah Kaur Keamanan Desa Cara penilaian dan penjurian dari lomba ini
Pondokrejo dan dihadiri oleh 30 orang. dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) balita.
Kegiatan penanaman ini melibatkan warga Dimana dari KMS tersebut dilihat kriteria
masyarakat desa Pondokrejo dengan target dan penjurian meliputi kelengkapan Imunisasi,
sasaran kegiatan ini adalah kader-kader peningkatan berat badan dan tinggi badan
sesuai umur, keaktifan posyandu dan juga 5. Pengoptimalan peran forum antara lain
tahap tumbuh kembang balita. Selain dari melalui demo masak, acara makan
balita penilaian juga dilakukan dengan bersama balita, lomba balita sehat.
mengkaji pengetahuan ibu melalui kuisioner 6. Pemeliharaan dan perawatan tanaman
terkait KADARZI dan pengetahuan tentang yang telah ditanam pada waktu program
gizi. KKN PPM

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan [1] Ahmad, M. 2014. Materi Website TFC.
Hasil pencapaian kegiatan “Program Dapur Diakses dari http://ja.scribd.com/
Ibu Berbasis Pangan Lokal” yang doc/208627180/Materi-Website-
dilaksanakan di Kecamatan Tempurejo TFC#scrib
meliputi: [2] Badan Perencanaan Pembangunan
1. Telah dilaksanakan pembentukan forum Nasional. (2012). Laporan Pencapaian
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Tujuan Pembangunan Milenium di
gizi Indonesia 2011. Jakarta: Kementerian
2. Telah dilaksanakan pelatihan kader Perencanaan Pembangunan
tentang gizi, PMT, dan pengukuran status Nasional/Badan Perencanaan
gizi balita Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
3. Telah dilaksanakan penyuluhan Diakses dari
masyarakat tentang gizi dan PMT berbasis http://www.bappenas.go.id/files/1913/522
pangan lokal 9/9628/laporan-pencapaian-tujuan-
4. Telah dilaksanakan pengenalan variasi pembangunan-milenium-di-indonesia-
menu PMT berbasis pangan lokal melalui 2011__20130517105523__3790__0.pdf
demo masak [3] Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset
5. Telah dilaksanakan penanaman tanaman Kesehatan Dasar, Riskesdas 2010.
lokal sebagai sumber gizi Diakses dari
6. Telah dilaksanakan lomba pembuatan http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/
menu Pemberian Makanan Tambahan download/TabelRiskesdas2010.pdf
(PMT) [4] Kementerian Kesehatan RI. 2010. Anak
7. Telah dilaksanakan lomba balita sehat. dengan gizi baik menjadi aset dan
investasi bangsa di masa depan. Diakses
Saran dari
Program yang sudah dilaksanakan http://www.depkes.go.id/article/view/1346
memerlukan tindak lanjut agar program /anak-dengan-gizi-baik-menjadi-aset-dan--
tersebut tetap bertahan dan berlanjut di investasi-bangsa-di-masa-depan.html
masyarakat. Program ini memerlukan [5] Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset
pengawasan dan pengendalian dari pihak Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013.
masyarakat, tokoh masyarakat, kader Diakses dari
posyandu, puskesmas, serta dinas kesehatan. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/dow
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan nload/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.P
dalam program ini adalah sebagai berikut: DF
1. Pelatihan kader posyandu secara berkala [6] Theguh. 2011. Sejarah Jember. Diakses
tentang gizi dan variasi menu bergizi dari
berbasis pangan lokal http://ja.scribd.com/doc/68179881/Sejarah
2. Penyuluhan rutin oleh kader posyandu -Jember
kepada masyarakat tentang hal-hal terkait [7] Witono, R. H. 2012. Kontribusi Pertanian
gizi dan pengenalan variasi menu makanan Tanaman Pangan Kabupaten Jember
bergizi Terhadap Ketahanan Dan Kedaulatan
3. Monitoring dan evaluasi forum KIE oleh Pangan Nasional. Diakses dari
puskesmas, perangkat desa, dan tokoh http://ja.scribd.com/doc/89141053/Kontrib
masyarakat. usi-Pertanian-Tanaman-Pangan-
4. Pendampingan dalam keberlanjutan Kabupaten-Jember-Terhadap-Ketahanan-
penyusunan program-program kerja forum Dan-Kedaulatan-Pangan-Nasional#scribd
KIE oleh puskesmas

Anda mungkin juga menyukai