Anda di halaman 1dari 20

EXPANSI :

KONSOLIDASI, MERGER DAN AKUISISI

Makalah
Diajukan sebagai tugas kelompok 6
mata kuliah Aspek Hukum dalam ekonomi
Dosen: Kasman, Drs., M.M.

No. NIM Nama Kelas


1. 3402160151 Ikbal Juniawan B
2. 3402160579 Dede Nurhidayat A
3. 3402160317 Opa Mustopa A
4. 3402160293 Tuti Tresnawati A
5. 3402160599 Frisky A. Wahyuni B
6. 3402160431 Andi Sutrisno B
7. 3402160597 Fauzi Nur Ramdani A
8. 3402160542 Apip Dadi A
9. 3402160473 Mia Dewi Kusmiati B
10. 3402160301 Moch. Fajar F B
11. - Risna -

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS 2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang “4 aspek keterampilan
membaca”.

Tidak lupa Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Kasman, Drs., M.M.


2. Bapak Moch. Azis Basari, S.Sos., M.M (Wali dosen Manejemen karyawan)

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memahami lebih mengenai
penggunaan keterampilan membaca atau berbahasa.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki proposal ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Banjar, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................I

KATA PENGANTAR...........................................................................................II

DAFTAR ISI...........................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar belakang masalah ................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Expansi : Konsolidasi, Merger dan Akuisisi..............................3

2.2 Cara melakukan Expansi Konsolidasi, Merger dan Akuisisi.......................4

2.3 Tujuan dalam melakukan Expansi : Konsolidasi, Merger dan Akuisisi......6

2.4 Mengapa perusahaan melakukan Konsolidasi, Merger dan Akuisisi..........9

2.5 Kelebihan dan kekuragan Konsolidasi, Merger, dan Akuisisi....................13

BAB III PENUTUP................................................................................................15

A. Kesimpulan.....................................................................................................15

B. Saran...............................................................................................................16

DAFTAR FUSTAKA.............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tulisan ini diajukan atas alasan perlunya kita untuk mengetahui tentang expansi:

konsolidasi, merger dan akuisisi. Yang didalamnya terdapat pokok pembahasan tentang

pengertian expansi : konsolidasi, merger dan akuisisi, cara melakukan konsolidasi, merger

dan akuisisi, tujuan melakukan konsolidasi, merger dan akuisisi, alasan menggunakan

konsolidasi, merger dan akuisisi, jenis – jenis dari metode konsolidasi, merger dan akuisisi

dan kelebihan maupun kekurangan konsolidasi, merger dan akuisisi.

Dengan adanya pembahasan ini, kita dapat mengerti Ekspansi adalah aktivitas

memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru, perluasan

fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain. Ekspansi dapat juga diartikan sebagai

peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha. Konsolidasi adalah situasi di

mana perusahaan yang terpisah menjadi satu. Kadang-kadang digambarkan sebagai merger,

meskipun secara teknis ini adalah dua situasi yang berbeda. Dalam merger, baru bisnis

terbentuk ketika satu perusahaan menyerap yang lain, dalam konsolidasi, perusahaan

bergabung pada istilah yang relatif sama untuk membentuk satu perusahaan baru. Namun,

kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian.Merger adalah salah satu strategi

ekspansi perusahaan atau restrukturisasi perusahaan dengan cara menggabungkan dua

perusahaan atau lebih. Dalam merger hanya ada satu perusahaan yang dibiarkan hidup,

sementara perusahaan lainnya dibubarkan tanpa likuidasi. Akuisisi perusahaan secara

sederhana dapat diartikan sebagai pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham

mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa


akuisisi, baik perusahaan yang mengambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang

diambil alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah.

Dan juga agar kita bisa mengerti beberapa kunci kesuksesan dalam menjalankan

manajemen keuangan yang baik. Dan pokok pembahasan ini sangatlah bermanfaat bagi para

mahasiswa yang sedang berkonsentrasi pada bab ini. Dan dalam makalah ini kami

selaku penyusun akan membahasnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tentang pengertian expansi : konsolidasi, merger dan akuisisi ?

2. Bagaimanakah cara melakukan expansi konsolidasi, merger dan akuisisi ?

3. Apa sajakah tujuan dalam melakukan konsolidasi, merger dan akuisisi ?

4. Mengapa perusahaan melakukan konsolidasi, merger dan akuisisi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang expansi : konsolidasi, merger dan akuisisi.

2. Untuk memahami cara melakukan konsolidasi, merger dan akuisisi.

3. Untuk mendalami tentang tujuan dalam melakukan konsolidasi, merger dan akuisisi.

4. Untuk mengerti tentang alasan perusahaan melakukan konsolidasi, merger dan

akuisisi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EXPANSI: KONSOLIDASI, MERGER DAN AKUISISI

Ekspansi adalah aktivitas memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan

penciptaan pasar baru, perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain. Ekspansi dapat juga

diartikan sebagai peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha. Perluasan atau

ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih

kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Expansi bisnis dapat

dilakukan dalam beberapa metode, yaitu konsolidasi, merger dan akusisi

Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi satu. Kadang-

kadang digambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini adalah dua situasi yang

berbeda. Dalam merger, baru bisnis terbentuk ketika satu perusahaan menyerap yang lain,

dalam konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang relatif sama untuk membentuk

satu perusahaan baru.

Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan dengan

pengembangan strategi usaha jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih terperinci dalam

bentuk perencanaan dengan sasaran bergerak ke jangka menengah dan panjang yang meliputi

pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan implementasi bisa sejalan,

memberikan perioritas pada pengembangan yang dilakukan secara terus menerus,

pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan efisiensi menjadi acuan prestasi.

Merger adalah salah satu strategi ekspansi perusahaan atau restrukturisasi perusahaan

dengan cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih. Dalam merger hanya ada satu

perusahaan yang dibiarkan hidup, sementara perusahaan lainnya dibubarkan tanpa


likuidasi. Contoh, bank Duta yang ukurannya lebih kecil merger dengan bank Danamon yang

ukurannya lebih besar, dan bank yang survival adalah bank Danamon.

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok

investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau

jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh: Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut

oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

2.2 CARA MELAKUKAN KONSOLIDASI, MERGER DAN AKUISISI

Cara melakukan Konsolidasi :

Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan dengan

pengembangan strategi usaha jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih terperinci

dalam bentuk perencanaan dengan sasaran bergerak ke jangka menengah dan panjang

yang meliputi pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan implementasi

bisa sejalan, memberikan perioritas pada pengembangan yang dilakukan secara terus

menerus, pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan efisiensi menjadi acuan

prestasi.

Cara Melakukan Merger :

1. Merger dapat dilakukan dengan pembelian asset atau saham perusahaan lain.

2. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau dengan saham.

3. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai, maka transaksi tersebut dikenakan

pajak, yang berarti harus ada pengakuan laba atau rugi.

4. Apabila pembayaran dengan saham, maka tidak dikenakan pajak pada saat

transaksi merger dilakukan. Pajak baru dikenakan ketika saham tersebut dijual oleh

pemiliknya.
Cara Melakukan Akuisisi :

Pengambilalihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI Nomor 40 Tahun

2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan

hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang

mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Sementara itu,

pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 27 Tahun 1998, adalah

perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk

mengambilalih perusahaan baik seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan yang

dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun 2010,

adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengambilalih saham

badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas badan usaha tersebut.

Pelaku usaha, sesuai dengan pasal 1 angka 8 PP Nomor 57 Tahun 2010, adalah setiap

orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan

badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui

perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia (PT

HM Sampoerna) oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd). Akibat

akuisisi tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi berada di tangan

keluarga besar Sampoerna tetapi sudah beralih tangan Philip Morris Ltd.

a. Layaknya peraturan hukum yang lain, maka dalam peraturan mengenai akuisisi

terdapat pula beberapa larangan terkait dengan akuisisi. Karena tidak mungkin aksi

korporasi tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak tertentu, dan sudah menjadi

kewajiban bagi pemerintah untuk melindungi kepentingan semua pihak. Dalam UU.
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terdapat larangan dalam akuisisi yang

menyebutkan bahwa perbuatan hukum penggabungan, peleburan, pengambilalihan,

atau pemisahan wajib memperhatikan kepentingan pihak-pihak sebagai berikut :

Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;

b. Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan

c. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha

2.3 TUJUAN DALAM MELAKUKAN EXPANSI: KONSOLIDASI, MERGER DAN

AKUISISI

Tujuan Konsolidasi Antara Lain :

Secara alamiah usaha yang dimulai dengan skala kecil perorangan mengalami fase-fase

perkembangan mulai dari start up, bertahan hidup dan tumbuh. Pada saat perusahaan

mencapai periode tumbuh maka perlu dilakukan konsolidasi dengan serius, jika konsolidasi

dilakukan setengah hati maka perusahaan akan mengalami stagnasi atau malah mundur.

Fase perkembangan usaha ditandai mulai tahap perusahaan yang baru MULAI USAHA

dimana perusahaan masih rugi, selanjutnya akan beranjak memasuki PERIODE BERTAHAN

HIDUP. Periode ini adalah lanjutan masa belajar bagi perusahaan, kekurangan pengalaman

dan jaringan bisnis yang belum tumbuh membuat manajemen sering membuat kesalahan,

Periode ini ditandai oleh penjualan belum stabil, naik turun dengan cepat, pasar belum kuat,

sales kecil, belum terarah jelas, motivasi mulai labil, sering kali kurang kreatif dan inovatif

(produk/pasar), biasanya pengusaha cenderung tertutup, strategi pemasaran lemah atau

bahkan tidak ada dan belum ada manajemen usaha (tidak merasa perlu) serta sumber modal

yang terbatas mulai menipis. Setelah perusahaan cukup mengenal lingkungan bisnisnya,

jaringan mulai terbentuk, kesalahan operasional mulai berkurang maka perusahaan akan

memasuki PERIODE TUMBUH, dengan ciri-ciri penjualan meningkat tajam dengan cepat,
sering menolak permintaan, pasar tidak mampu dipenuhi seluruhnya, kapasitas tidak

memadai, umumnya “over confidence” (investasi tidak tepat), hanya sedikit yang

peningkatan penjualannya disebabkan strategi pemasaran yang baik, manajemen produksi

tidak mendukung (produk gagal/reject meningkat), manajemen usaha belum teratur, modal

kerja tidak pernah cukup, muncul pesaing baru (biasanya harga lebih rendah). Sampai pada

satu titik tertentu perusahaan harus melakukan konsolidasi karena kondisi usahanya

mulai mengalami kesulitan mempertahankan pertumbuhan penjualan, tingkat

pertumbuhan pasar mulai lambat, persaingan yang makin ketat harga, kualitas, pesaing

terus bertambah. Kondisi ini akan dialami jika strategi pengembangan usaha tidak ada,

sasaran masih jangka pendek, umumnya hanya administrasi keuangan yang baik,

pengembangan pasar dan produk dilakukan sporadis tidak sistimatis, penjualan tidak naik

cenderung statis, produksi dibawah kapasitas bahkan akan cenderung surut jika konsolidasi

tidak dilakukan sama sekali, penjualan menurun drastis, tidak mampu lagi bersaing dipasar,

likuiditas makin sulit, kapasitas produksi akan terus menurun.

Tujuan Merger Antara Lain:

1. Diversifikasi untuk pertumbuhan.

2. Diversifikasi menurut pasar atau pelanggan untuk mengimbangi faktor-faktor

musiman, untuk menetralisir pasar produk yang menurun, dan sebagainya.

3. Perluasan, penyempurnaan, atau komplementasi lini produk.

4. Mendapatkan kemampuan riset dan pengembangan yang diperlukan.

5. Penciptaan atau perolehan lini produk baru.

6. Integrasi, sehingga mendapatkan penawaran yang cukup dari bahan-baku atau suku

cadang yang kritis.

7. Perluasan pasar, termasuk pasar di luar negeri yang belum dijamah.


8. Memperbaiki manajemen.

9. Memperoleh fasilitas-fasilitas pengolahan atau riset yang baru.

Tujuan Akuisisi Antara Lain:

1. Membeli product lines untuk melengkapi product lines dari perusahaan yang akan

mengambil alih.

2. Untuk memperoleh akses pada teknologi baru atau lebih baik pada perusahaan yang

menjadi objek pengambilalihan.

3. Memperoleh pasar atau pelanggan baru.

4. Memperoleh hak pemasaran atau hak produksi yang belum dimiliki.

5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan baku yang kualitasnya baik yang dipasok

perusahaan objek akuisisi.

6. Melakukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan tidak terpakai.

7. Mengurangi atau menghambat persaingan

8. Mempertahankan kontinuitas bisnis.


2.4 ALASAN MENGAPA PERUSAHAAN MELAKUKAN KONSOLIDASI,

MERGER DAN AKUISISI

Alasan mengapa perusahaan melakukan Konsolidasi :

Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukan¬lah perkara yang

mudah. Keputusan bergabung diambil karena suatu alasan yang sangat kuat. Jadi sebelum

melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu mempunyai maksud

ter¬tentu yang ingin dicapainva. Demikian pula jenis penggabungan yang akan dipilih juga

dilakukan dengan berbagai macam pertimbangan. Terdapat beberapa alasan suatu perusahaan

untuk melakukan penggabungan secara Konsolidasi. Alasan yang biasa dipakai yaitu: :

1. Masalah Kesehatan

Apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia setelah melalui

beberapa perbaikan sebelumnya, maka sebaik¬nya bank tersebut melakukan penggabungan.

Pilihan pengga¬bungan tentunya dengan bank yang sehat. Jika bank yang diga¬bungkan

sama-sama dalam kondisi tidak sehat maka sebaiknya pilihan penggabungan adalah

konsolidasi atau dapat pula diakui¬sisi oleh bank lain yang sehat.

2. Masalah Permodalan

Apabila modal suatu bank dirasakan kecil sehingga sulit untuk melakukan perluasan

usaha, maka bank dapat bergabung dengan satu atau beberapa bank sehingga modal dimiliki

menjadi besar. Sebagai contoh Bank Maras hanva memiliki modal 5 milyar dengan 12 buah

cabang bergabung dengan Bank Mangkol yang memiliki modal 10 milyar clan memiliki 20

cabang. Gabungan kedua bank tersebut sekarang memiliki modal 15 milyar dan 32 cabang.

Dengan adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk

mengembangkan usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal dan cabang

dari beberapa bank yang ikut bergabung akan bertambah besar.


3. Masalah Manajemen

Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional sehingga, perusahaan terus

merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank ini pun sebaiknya melakukan penggabungan

usaha atau peleburan usaha dengan bank yang lebih profesional yang terkenal dengan kualitas

manajemennya.

4. Teknologi dan Administrasi.

Bank yang menggunakan teknologi yang masih tradisional sangat menjadi masalah.

Dalam perkembangan yang sedemikian cepat diperlukan teknologi yang canggih. Untuk

memperoleh teknologi yang canggih diperlukan modal yang tidak sedikit. JaIan keluar yang

dipilih adalah melakukan penggabungan dengan bank yang sudah memiliki teknologi yang

canggih. Demikian pula bagi bank yang kurang teratur dan masih tradisional dalam hal

administrasinya, sebaiknya bank melakukan penggabungan atau peleburan sehingga

diharapkan administrasinya menjadi lebih baik.

5. Ingin Menguasai Pasar.

Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar dan

biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut bergabung. Dengan adanya

penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang dimiliki

bertambah. Tujuan ini juga dilakukan untuk meng¬hilangkan atau melawan pesaing yang

ada.
Alasan mengapa perusahaan melakukan Merger :

Pada umumnya tujuan dilakukannya merger adalah mendapatkan sinergi atau nilai

tambah. Keputusan untuk merger harus menjadikan dua tambah dua sama dengan lima. Nilai

tambah yang dimaksud adalah lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang

bersifat sementara saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi suatu merger tidak bisa dilihat

sesaat setelah merger itu terjadi, tetapi diperlukan waktu yang cukup panjang. Sinergi yang

terjadi sebagai akibat dari penggabungan usaha bisa berupa turun naiknya skala ekonomis,

maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal. Adapun beberapa alasan perusahaan

melakukan penggabungan melalui merger, yaitu:

1) Pertumbuhan atau diversifikasi

2) Sinergi

3) Meningkatkan dana

4) Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

5) Pertimbangan pajak

6) Meningkatkan likuiditas pemilikMelindungi diri dari pengambilalihan


Alasan mengapa perusahaan melakukan Akuisisi:

Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada

pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin

besarnya pasar modal, transaksi akuisisi semakin banyak dilakukan dan isu mengenai hal

tersebut memang sudah hangat dibicarakan baik oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan,

maupun praktisi bisnis sejak tahun 1990 (Payamta dan Setiawan, 2004). Bostman (1997:3)

dalam Dewi (2004) mengungkapkan beberapa alasan mengapa penggabungan usaha dapat

menghasilkan nilai:

1. Hilangnya biaya tetap yang merupakan duplikasi.

2. Kondisi kesinambungan dalam proses produksi.

3. Manajemen aktiva lebih efisien.

4. Nilai dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan keringanan pajak yang belum digunakan.
2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONSOLIDASI, MERGER DAN

AKUISISI

1. Konsolidasi

Kelebihan Konsolidasi

Mempertahankan pertumbuhan penjualan, tingkat pertumbuhan pasar mulai lambat,

persaingan yang makin ketat harga, kualitas, pesaing terus bertambah, marjin laba

statis.

Kekurangan Konsolidasi

Ada permasalahan yang harus dipecahkan lebih dulu pada tahap awal konsolidasi,

ialah tujuan dan sasaran bisnis yang ingin anda capai dimasa datang atau posisi seperti

apa bisnis anda lima atau sepuluh tahun mendatang.

1. Merger

Kelebihan Merger :

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding

pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger :

Merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para

pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan

persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001,

p.642).

2. Akusisi

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang

saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka

dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung

dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer

sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,

akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak

bersahabat (hostile takeover).

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui

pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar

perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada

akuisisi agar akuisisi terjadi.

b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi

merger.

c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik

nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ekspansi adalah aktivitas memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan

penciptaan pasar baru, perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain. Ekspansi dapat

juga diartikan sebagai peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha.

Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi,

menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit

perusahaan.Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, ialah konsolidasi,

merger dan akuisisi. Dalam metode tersebut memiliki beberapa jenis yang memiliki

kelebihan dan kekurangan, maupun tujuan melakukan expansi terhadap sebuah perusahaan.

Dan juga cara yang harus dilakukan dalam expansi bisnis tersebut. Seperti Merger

adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu.

Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap

mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang

dimilikinya. Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi satu.

Kadang-kadang digambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini adalah dua situasi

yang berbeda. Dalam merger, baru bisnis terbentuk ketika satu perusahaan menyerap yang

lain, dalam konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang relatif sama untuk

membentuk satu perusahaan baru. Namun, kedua istilah ini sering digunakan secara

bergantian. Dan Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai

pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga

menjadi pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang
mengambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi) tetap hidup

sebagai badan hukum yang terpisah.

3.2 SARAN

1. Sebelum melakukan merger dan akuisisi, kedua perusahaan harus memperhatikan budaya

yang ada di perusahaan masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda akan

menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan

2. Selain itu merger dan akuisisi hendaknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki

bidang yang sama, karena dengan bidang usaha yang sama tersebut kegiatan merger dan

akuisisi kemungkinan dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/12795274/MKP-Bab-19/

http://manajemenkeuanganii.blogspot.co.id/2016/05/ekspansi-konsolidasi-merger-dan-

akuisisi.html

http://haniahpratiwi23.blogspot.co.id/2015/10/makalah-merger-konsolidasi-dan-akuisis.html

http://semangatibnu45.blogspot.co.id/2016/01/makalah-ekspansi-bisnis-manajemen.html

http://innovativejournal.in/index.php/ijbm/article/viewFile/389/374

Anda mungkin juga menyukai