Anda di halaman 1dari 50

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR : TAHUN 2019

TENTANG

PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR


ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
PROVINSI DKI JAKARTA

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta


Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
telah ditetapkan Peraturan Gubernur tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit;
b. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Gubernur Nomor 394
Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit perlu melengkapi Struktur
Organisasi Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren
Sawit
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara;
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokterann
6. Undang-undang Nomomr 29 Tahun 2007 Tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik;

1
8. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
9. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
11. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011
Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 Tentang
Komite Keperawatan Rumah Sakit;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 330/Menkes/SK/V/2009
Tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit
Milik Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
21. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah
22. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Daerah;
23. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
24. Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2007 Tentang Pegawai
Non Pegawai Negeri Sipil Satuan Kerja Perangkat Daerah
(UKPD) yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
25. Peraturan Gubernur Nomor 165 Tahun 2012 Tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
26. Peraturan Gubernu Nomor 394 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit

2
MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG


STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
DUREN SAWIT PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan Direktur ini yang dimaksud dengan :


(1) Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit yang selanjutnya disebut RSDS adalah
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
yang mempunyai kekhususan di bidang Pelayanan Medik jiwa, Napza dan Pelayanan
Spesialis Penunjang lainnya.
(2) Direktur adalah Direktur RSKD Duren Sawit.
(3) Komite Medik adalah Komite Medik RSKD Duren Sawit.
(4) Komite Keperawatan adalah Komite Keperawatan RSKD Duren Sawit.
(5) Komite Mutu dan PPI adalah Komite Mutu dan Pencegahan Pengendali Infeksi RSKD
Duren Sawit.
(6) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah Komite Tenaga Kesehatan Lain RSKD
Duren Sawit
(7) Satuan Pengawas Internal yang selanjutnya disingkat SPI adalah Unsur pengawasan
internal yang bertugas melaksanakan pengawasan internal terhadap pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya (sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan
metoda) di RSKD Duren Sawit.
(8) Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di
RSKD Duren Sawit.
(9) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
(10) Panitia Adhoc adalah panitia yang dibentuk dalam jangka waktu tertentu sesuai RSKD
Duren Sawit sebagai Unit Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola
pengeloaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

BAB II

TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 2

(1) RSDS mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara


paripurna.

3
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RSDS
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis bisnis dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
RSDS;
b. pelaksanaan rencana strategis bisnis dan dokumen pelaksanaan anggaran
RSDS ;
kesehatan
c. perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pelayanan perseorangan;
d. penyelenggaraan pelayanan kesehatan medico-psiko-sosial;
e. penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa perorangan maupun masyarakat;
f. penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi warga binaan sosial Provinsi DKI
Jakarta;
g. penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi mental, rehabilitasi medis dan
rehabilitasi Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya;
h. penyelenggaraan pelayanan medis lainnya;
i. penyelenggaraan pelayanan penunjang medis;
j. penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;
k. penyelenggaraan pelayanan rujukan dan ambulans;
l. penyelenggaraan peningkatan mutu pelayanan;
m. penyelenggaraan urusan rekam medis;
n. penyelenggaraan pelayanan kegawatdaruratan;
o. penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja;
p. penyelenggaraan pelayanan pemulasaraan jenazah;
q. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dan penelitian tenaga
kesehatan;
r. pelaksanaan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan;
s. penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
prasarana dan sarana kerja;
t. fasilitasi penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan;
u. penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan;
v. pemberian dukungan pelayanan medis kepada masyarakat dan perangkat
daerah;
w. penyusunan dan pelaksanaan standar opersional prosedur pelayanan;
x. pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan;
y. pengelolaan ketatausahaan, kerumahtanggaan , dan
z. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi RSDS .

BAB III

4
ORGANISASI

Bagian Kesatu

Susunan Organisasi

Pasal 3

(1) Susunan organisasi RSDS , sebagai berikut :


a. Direktur;
b. Wakil Direktur Keuangan dan Umum, terdiri dari :
1. Bagian Umum dan Pemasaran;
2. Bagian Sumber Daya Manusia; dan
3. Bagian Keuangan dan Perencanaan.
c. Wakil Direktur Pelayanan, terdiri dari :
1. Bidang Pelayanan Medis;
2. Bidang Pelayanan Penunjang Medis; dan
3. Bidang Pelayanan Keperawatan.
d. Satuan Pengawas Internal (SPI);
e. Komite Etik Rumah Sakit
f. Komite Medik;
g. Komite Mutu dan PPI;
h. Komite Keperawatan;
i. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya;dan
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi RSDS sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan Direktur ini.

Bagian Kedua

Direktur

Pasal 4

Direktur mempunyai tugas :


a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi RSDS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2;
b. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas Wakil Direktur, SPI, Komite Etik dan Komite
Medik, Komite Keperawatan, Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dan Komite Mutu;
c. Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta
dalam rangka peningkatan pelayanan RSDS ; dan
d. Memonitor dan menilai kinerja Wakil Direktur;

5
e. Mengembangkan inovasi pelayanan kesehatan dan manajemen di RSDS ; dan
f. Melaporkan dan mempertangungjawabkan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi RSDS
kepada Kepala Dinas Kesehatan.

Bagian Ketiga

Wakil Direktur Keuangan dan Umum

Pasal 5

(1) Wakil Direktur Keuangan dan Umum merupakan unsur manajemen RSDS dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangan, sumber daya manusia dan barang/aset, serta
pelaksanaan kegiatan pemasaran, perencanaan, ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
(2) Wakil Direktur Keuangan dan Umum berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur.

Pasal 6

(1) Wakil Direktur Keuangan dan Umum mempunyai tugas memimpin pengelolaan
keuangan, sumber daya manusia dan barang/aset, serta pelaksanaan kegiatan
pemasaran, perencanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wakil Direktur
Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Wakil Direktur Keuangan dan Umum;
b. Pelaksanaan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Wakil Direktur Keuangan dan Umum;
c. pengoordinasian penyusunan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan
anggaran dan rencana bisnis anggaran RSDS ;
d. penyusunan petunjuk teknis standar operasional prosedur pengelolaan
keuangan, sumber daya manusia dan barang/aset, serta pelaksanaan kegiatan
pemasaran, perencanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
e. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan , pelatihan dan penelitian tenaga
kesehatan dan/atau tenaga lain;
f. pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi dokumen pelaksanaan
anggaran dan rencana bisnis anggaran RSDS ;
g. pelaksanaan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan barang/aset;
h. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan;
i. penyelenggaraan pemasaran;
j. pelaksanaan pengadaan, perawatan, pemeliharaan dan penatausahaan
perlengkapan/peralatan/inventaris kantor/alat kesehatan;
k. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara RSDS ;
l. pelaksanaan monitoring dan penilaian kinerja bagian di bawah koordinasi Wakil
Direktur Keuangan dan Umum;

6
m. pengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang dilimpahkan/
delegasikan oleh Direktur.
n. penyusunan laporan keuangan (realisasi anggaran, neraca, arus kas, catatan
atas laporan keuangan) RSDS ;
o. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil
Direktur Keuangan dan Umum.

Pasal 7

(1) Bagian Umum dan Pemasaran merupakan Satuan Kerja Wakil Direktur Keuangan dan
Umum dalam pengelolaan barang/aset serta pelaksanaan kegiatan pemasaran,
ketatausahaan, logistik dan kerumahtanggaan.
(2) Bagian Umum dan Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Keuangan dan
Umum.
(3) Bagian Umum dan Pemasaran mempunyai tugas :
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bagian Umum dan Pemasaran;
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bagian Umum dan Pemasaran ;
c. menyusun bahan petunjuk teknis standar operasional prosedur pelaksanaan
pengelolaan barang/aset, serta pelaksanaan kegiatan pemasaran,
ketatausahaan, logistik dan kerumahtanggaan;
d. menghimpun, menganalisis, mengajukan kebutuhan logistik perlengkapan/
peralatan/inventaris kantor/alat kesehatan;
e. memproses pengadaan, menerima, menyimpan dan mendistribusikan serta
mencatat perlengkapan/ peralatan/inventaris kantor/alat kesehatan;
f. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan
perlengkapan/peralatan/inventaris kantor/alat kesehatan termasuk bangunan
gedung;
g. menyampaikan pencatatan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemeliharaan dan perawatan perlengkapan/ peralatan/inventaris kantor/alat
kesehatan kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan untuk dibukukan oleh
Kepala Bagian Keuangan dan Perencanaan;
h. melaksanakan kegiatan publikasi dan pemasaran pelayanan RSDS ;
i. melaksanakan pelayanan data dan informasi RSDS;
j. melaksanakan penjajakan kerja sama pelayanan dengan institusi pengguna jasa
pelayanan kesehatan;
k. melaksanakan kegiatan surat menyurat dan kearsipan antara lain penerimaan,
pencatatan, pentaklikan, penomoran, stempel, pendistribusian dan pengiriman
surat serta penyimpanan, penelusuran dan pemeliharaan arsip;
l. melaksanakan kegiatan proses pembangunan bangunan gedung RSDS ;

7
m. mengelola ruang rapat/ruang pertemuan dan perpustakaan serta ruangan lain di
kompleks RSDS ;
n. melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan
ketertiban RSDS ;
o. melaksanakan upacara dan pengaturan acara RSDS ;
p. melaksanakan koordinasi penghapusan barang/aset;
q. menyiapkan bahan perumusan dan penyusunan peraturan RSDS yang terkait
dengan tugas Bagian Umum dan Pemasaran;
r. melegalisir dokumen duplikat sesuai dokumen aslinya;
s. menyusun bahan pelaksanaan kerja sama dengan pihak lain, berkoordinasi
dengan Bagian Sumber Daya Manusia;
t. bersama Bagian Sumber Daya Manusia bertanggung jawab secara legal untuk
seluruh isi dokumen yang diterbitkan oleh RSDS, termasuk dokumen kerja sama
dengan pihak ketiga, dokumen pasien dan dokumen kepegawaian;
u. menyusun bahan kebijakan teknis pelayanan RSDS yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi Bagian Umum dan Pemasaran;
v. memonitor dan menilai kinerja pegawai di bawah Bagian Umum dan Pemasaran;
w. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang dilimpahkan/
delegasikan oleh Direktur; dan
x. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Bagian Umum dan Pemasaran.
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), di bawah
Bagian Umum dan Pemasaran dibentuk 4 (empat) satuan pelaksana
(5) Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dipimpin oleh seorang
Koordinator Satuan Pelaksana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Umum dan Pemasaran.
(6) Satuan Pelaksana yang ada di Bagian Umum dan Pemasaran terdiri dari :
6.1. Satuan Pelaksana Kesekretariatan mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA);
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan anggaran dan rencana bisnis anggaran;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur;
d. Menyiapkan bahan perumusan dan penyusunan peraturan RSDS yang
terkait dengan tugas ketatausahaan;
e. Menyusun bahan kebijakan teknis pelayanan RSDS yang berkaitan dengan
tugas ketatausahaan;
f. Melaksanakan penerimaan, pencatatan, pentaklikan, penomoran, pemberian
stempel, pendistribusian dan pengiriman surat serta penyimpanan,
penelusuran dan pemeliharaan arsip;
g. Bertanggung jawab terhadap penggunaan stempel RSDS yang resmi;

8
h. Bertanggung jawab atas seluruh arsip dokumen keuangan dan non keuangan
milik RSDS;
i. Melaksanakan kegiatan protokoler upacara dan pengaturan acara;
j. Melakukan pengelolaan Perpustakaan RSDS ;
k. Melakukan pengelolaan pemanfaatan ruang rapat / ruang pertemuan dan
ruang lainnya di gedung RSDS;
l. Melakukan identifikasi bahaya dan risiko atas proses kerja;
m. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi.
n. Mengkoordinasikan Penyusunan Rencana umum Pengadaan.
o. Mengkoordinasikan penghimpunan bahan/dokumen pengadaan;
p. Mengkoordinasikan kegiatan pengadaan barang dan jasa
q. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Kesekretariatan;
r. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Kesekretariatan;
6.2. Satuan Pelaksana Pemasaran dan Humas mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA);
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan anggaran dan Rencana Bisnis Anggaran;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur;
d. Pengelolaan Layanan Informasi Public Service Center;
e. Pengelolaan keluhan dan saran pengunjung RSDS ;
f. Pengelolaan aset kerja Humas dan Pemasaran bulanan;
g. Pengelolaan Media promosi dan Informasi;
h. Pelaksanaan kegiatan survey kepuasan pelanggan;
i. Pelaksanaan kegiatan Coorporate Sosial Responsibility;
j. Pelaksanaan Promosi Eksternal;
k. Melaksanakan koordinasi seluruh kegiatan pemasaran RSDS ;
l. menyusun bahan penawaran kerjasama pelayanan RSDS dengan institusi
pengguna jasa pelayanan kesehatan;
m. menyusun bahan pelaksanaan kerja sama dengan pihak lain;
n. melaksanakan pengelolaan administrasi pemasaran dan kehumasan;
o. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Pemasaran dan Humas;
p. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Pemasaran dan Humas;
6.3. Satuan Pelaksana Pemeliharaan Rumah Sakit mempunyai tugas :

9
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Pemeliharaan Rumah ;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran dan rencana bisnis anggaran Satuan Pelaksana
Pemeliharaan Rumah ;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis standar operasional prosedur pelaksanaan
pemeliharaan sarana prasarana dan peralatan medis;
d. Menghimpun, menganalisa dan mengajukan kenutuhan perlengkapan dan
peralatanan pemeliharaan sarana dan prasarana;
e. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan perlengkapan
peralatan/ inventaris kantor/ alat kesehatan termasuk bangunan gedung
dengan jadwal tertentu;
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi pekerjaan pihak ketiga;
g. Membuat dan melaksanakan penyerapan anggaran pemeliharaan sarana
prasarana dan peralatan medis;
h. Melakukan kajian terhadap pemeliharaan sarana prasarana dan peralatan
medis yang digunakan untuk pelayanan;
i. Bertanggung jawab terhadap berfungsinya sarana prasarana dan peralatan
medis/non medis yang disesuaikan dengan umur pemakaian barang/alat;
j. Melaksanakan kegiatan proses pembangunan atau renovasi bangunan rumah
sakit;
k. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pemeliharaan RSDS ;
l. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Sarana Prasarana dan Peralatan Medis;
6.4 . Satuan Pelaksana Rumah Tangga dan Perlengkapan
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Rumah Tangga dan Perlengkapan;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Rumah Tangga dan Perlengkapan;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur pelaksanaan
barang/asset serta pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan Satuan
Pelaksana Rumah Tangga dan Perlengkapan;
d. Menghimpun, menganalisa dan mengajukan kebutuhan perlengkapan/
peralatan/inventaris kantor sesuai prinsip efisiensi dan efektifitas;
e. Mengkoordinasikan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan
dan ketertiban di kompleks RSDS;
f. Melaksanakan koordinasi penghapusan barang;
g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan kegiatan pelaksanaan Rumah
Tangga dan Perlengkapan/logistik;
h. Melakukan penilaian kinerja di bawah Satuan Pelaksana Rumah Tangga dan
Perlengkapan;

10
i. Melaksankan penilaian kinerja pihak ketiga berdasarkan penilaian kinerja
untuk mengetahui pihak ketiga yang akan dilanjutkan kerjasamanya.
j. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana Rumah
Tangga dan Perlengkapan;
k. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Rumah Tangga dan Perlengkapan;
Pasal 8

(1) Bagian Sumber Daya Manusia merupakan Satuan Kerja Wakil Direktur Keuangan dan
Umum dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia.
(2) Bagian Sumber Daya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Keuangan dan
Umum.
(3) Bagian Sumber Daya Manusia mempunyai tugas :
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Sumber Daya Manusia;
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Sumber Daya Manusia;
c. menyusun rancangan peraturan pengelolaan sumber daya manusia;
d. melaksanakan perencanaan kebutuhan, rekrutmen, penempatan, mutasi,
pengembangan, pendidikan dan pelatihan pegawai;
e. bertanggung jawab terhadap pengaturan jadwal shift pegawai;
f. melaksanakan monitoring, pembinaan, pengendalian, pengembangan dan
pelaporan kinerja dan disiplin pegawai;
g. melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan, penghargaan, kenaikan pangkat,
cuti dan pensiun pegawai;
h. bertanggung jawab terhadap kenaikan pangkat PNS dan gaji berkala pegawai;
i. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan Surat Tanda Registrasi, Surat Izin
Praktik/Kerja untuk seluruh tenaga kesehatan di RSDS;
j. menyiapkan dan memproses administrasi pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai dalam dan dari jabatan;
k. bertanggung jawab terhadap seluruh arsip dokumen kepegawaian pegawai
RSDS;
l. menghimpun, mengolah, menyajikan dan memelihara data, informasi dan
dokumen kepegawaian;
m. melaksanakan konseling pegawai RSDS;
n. memfasilitasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan/atau
tenaga lainnya di RSDS ;
o. bertanggung jawab terhadap penilaian kinerja pegawai dalam rangka pemberian
reward/punishment;
p. memfasilitasi penyelesaian permasalahan hukum di RSDS ;

11
q. memonitor dan menilai kinerja pegawai di bawah Sumber Daya Manusia;
r. mengusulkan pemberian sanksi sesuai aturan yang berlaku terhadap pegawai
yang melanggar peraturan kepegawaian;
s. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang
dilimpahkan/delegasikan oleh Direktur;
t. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Bagian Sumber Daya Manusia; dan
u. mengoordinasikan penyusunan formula remunerasi.
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), di bawah
Bagian Sumber Daya Manusia dibentuk 3 (tiga) satuan pelaksana.
(5) Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dipimpin oleh seorang
Koordinator Satuan Pelaksana berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Sumber Daya Manusia.
(6) Satuan Pelaksana di Bagian Sumber Daya Manusia antara lain :
6.1. Satuan Pelaksana Kepegawaian mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Kepegawaian;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Kepegawaian;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur pelaksanaan
Satuan Pelaksana Kepegawaian;
d. Menyusun peraturan perundang-undangan kepegawaian dalam rangka
pengelolaan kepegawaian;
e. Menyusun uraian tugas seluruh jabatan sesuai dengan tugas dan fungsi ;
f. Merencanakan kegiatan pembuatan Analisa Jabatan (Anjab) dan Analisa
Beban Kerja (ABK) sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan organisasi
agar tersedianya analisa semua posisi jabatan dan tersedianya data beban
kerja semua posisi jabatan;
g. Merencanakan kebutuhan pegawai berdasarkan perhitungan Analisa Jabatan
(Anjab) dan Analisa Beban Kerja (ABK) setiap tahun dari masing-masing
bagian/bidang agar sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan RSDS
;
h. Memeriksa Standar Prosedur Operasional (SPO) rekrutmen, promosi,
penilaian kompetensi dan penilaian kinerja pegawai berdasarkan kebijakan
yang telah ditentukan agar pekerjaan dapat dijalankan sesuai dengan
prosedur yang berlaku;
i. Merencanakan kegiatan rekrutmen dan seleksi calon pegawai harian lepas
agar sesuai dengan target perencanaan tenaga;
j. Memastikan ketersediaan data pegawai pegawai berdasarkan jenis informasi
yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kewajiban dan hak pegawai;

12
k. Mengusulkan dan menempatkan pegawai melalui promosi dan mutasi
sehingga jenjang karir pegawai dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang
telah ditetapkan;
l. Mengelola anggaran belanja pegawai sesuai ketentuan remunerasi yang
berlaku agar efektif dan efisien sesuai dengan rencana kerja dan anggaran;
m. Memastikan pegawai telah memiliki rekening bank, mencatatnya dalam daftar
gaji pegawai yang bersangkutan, agar pembayaran gaji dapat dilakukan;
n. Merencanakan kegiatan seleksi pengangkatan pegawai kontrak,
perpanjangan kontrak dan pegawai tetap sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan organisasi agar pengangkatan pegawai kontrak dan pegawai tetap
terseleksi secara tepat;
o. Merencanakan kegiatan seleksi promosi pegawai agar sesuai dengan
kebijakan yang telah ditentukan organisasi agar seleksi promosi pegawai
terlaksana secara tepat;
p. Merencanakan kegiatan penilaian kompetensi seluruh pegawai sesuai dengan
kebijakan yang telah ditentukan organisasiagar penilaian kompetensi
terlaksana secara tepat
q. Membagi tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas kepada bawahan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
r. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah baik lisan
maupun tulisan;
s. Mengoordinasikan kelngkapan Surat tanda Registrasi, Surat Izin Praktik/Kerja
untuk seluruh tenaga kesehatan di RSDS;
t. Menyusun laporan analisa pelaksanaan tugas dan kegiatan pengurusan hak,
penghargaan, kenaikan pangkat, cuti dan pensiun pegawai;
u. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Kepegawaian;
v. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Kepegawaian;
6.2. Sauan Pelaksana Pendidikan , Pelatihan dan Penelitian mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur pelaksanaan
Satuan Pelaksana Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian;
d. Membuat analisa program kebutuhan diklat pegawai;
e. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh unit dalam merencanakan
kebutuhan diklat / in-house training;
f. Menyiapkan dan menyusun program diklat untuk setiap tahun anggaran;
g. Menyelenggarakan diklat di serta mengelola kegiatan dari Institusi lain

13
h. Menyusun, melaksanakan diklat dengan program yang direncanakan serta
melakukan monitoring kegiatan diklat yang dilakukan oleh unit-unit lain
i. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program diklat dan penelitian;
j. Melakukan koordinasi evaluasi pasca diklat;
k. Mengkoordinir kegiatan belajar mengajar mahasiswa dari sekolah/universitas
yang bekerja sama dengan RSDS;
l. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan penelitian di RSDS;
m.Membuat laporan pelaksanaan diklat internal dan eksternal pegawai.
n. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Pendidikan , Pelatihan dan Penelitian;
o. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Pendidikan , Pelatihan dan Penelitian;
6.3. Koordinator Satuan Pelaksana Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai
mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan Satuan Pelaksana Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai;
d. Bertanggung jawab terhadap perhitungan pembayaran remunerasi kepada
pegawai;
e. Membuat unit cost belanja pegawai dengan mengelompokan penghasilan
pegawai berdasarkan unitnya masing-masing sebagai analisa pertimbangan
dalam pengendalian biaya dan penyusunan anggaran yang dikeluarkan;
f. Membuat laporan pengeluaran belanja pegawai dalam bentuk cashflow
bulanan agar monitoring belanja dapat dilakukan;
g. Melakukan pembinaan kepada pegawai yang melanggar peraturan pegawai
sesuai peraturan pegawai/ peraturan disiplin bagi PNS dalam rangka
meningkatkan kinerja dan disiplin pegawai;
h. Menyusun laporan hasil monitoring, pembinaan, pengendalian,
pengembangan dan pelaporan kinerja dan disiplin pegawai;
i. Melakukan penelitian dokumen legal perjanjian kerjasama dan memfasilitasi
penyelesaian permasalahan hukum di RSDS;
j. Merencanakan kegiatan penilaian kinerja pegawai sesuai dengan kebijakan
yang telah ditentukan organisasiagar terukurnya kinerja setiap pegawai;
k. Membagi tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas kepada bawahan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;

14
l. Mengoordinasikan urusan penyelesaian masalah satuan pelaksana
Pemberdayaan SDM dengan atasan langsung agar permasalahan selesai
sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh organisasi;
m. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan program kerja di unitnya agar
termonitor target kerja yang telah ditetapkan;
n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksanan Pemberdayaan SDM agar semua tugas dapat
diselesaikan dengan penuh tanggungjawab
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah pimpinan baik
lisan maupun tertulis agar tugas-tugas tambahan lainnya terselesaikan
dengan baik.
p. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai;
p. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai;
Pasal 9

(1) Bagian Keuangan dan Perencanaan merupakan Satuan Kerja Wakil Direktur
Keuangan dan Umum dalam pengelolaan keuangan dan pelaksanaan tugas
perencanaan.
(2) Bagian Keuangan dan Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Keuangan dan
Umum.
(3) Bagian Keuangan dan Perencanaan mempunyai tugas :
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bagian Keuangan dan Perencanaan;
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bagian Keuangan dan Perencanaan;
c. menghimpun bahan dan penyusunan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan
anggaran dan rencana bisnis anggaran RSDS ;
d. mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan
anggaran dan bisnis anggaran bagian di bawah Wakil Direktur Keuangan dan
Umum;
e. menyusun dan mensosialisasikan bahan petunjuk teknis standar operasional
prosedur pelaksanaan kegiatan perencanaan;
f. menyusun bahan petunjuk teknis standar operasional prosedur pengelolaan
keuangan RSDS ;
g. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) RSDS ;
h. melaksanakan penatausahaan keuangan RSDS;
i. menghimpun bahan dan menyusun laporan keuangan (realisasi anggaran, neraca,
arus kas, catatan atas laporan keuangan) RSDS;

15
j. menghimpun dan menyusun bahan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
RSDS;
k. melakukan analisis dan evaluasi nilai dan manfaat aset RSDS;
l. mencatat, membukukan dan menyusun akutansi aset RSDS;
m. melaksanakan mobilisasi penerimaan keuangan;
n. melaksanakan pengelolaan kas, utang dan piutang RSDS;
o. menerima, meneliti dan memproses pengajuan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM);
p. melaksanakan sistem informasi manajemen dan keuangan RSDS;
q. melaksanakan pembayaran pengeluaran;
r. menerima, meneliti/menguji kelengkapan tagihan belanja;
s. mengoordinasikan penghitungan unit cost dan usulan tarif setiap pelayanan;
t. memberikan bimbingan dan konsultasi teknis penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) kepada Satuan Kerja RSDS;
u. menghimpun bahan dan menyusun laporan kegiatan, kinerja dan akuntabilitas
RSDS;
v. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang dilimpahkan/delegasikan
oleh Direktur; dan
w. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian
Keuangan dan Perencanaan.
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), di bawah Bagian
Keuangan dan Perencanaan dibentuk 5 (lima) satuan pelaksana.
(5) Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dipimpin oleh seorang
Koordinator Satuan Pelaksana berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Keuangan dan Perencanaan.
(6) Satuan Pelaksana Bagian Keuangan dan Perencanaan terdiri dari:
6.1. Satuan Pelaksana Anggaran dan Perencanaan mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Anggaran dan Perencanaan;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Anggaran dan Perencanaan;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan Satuan Pelaksana Anggaran dan Perencanaan;
d. Menyusun dan merencanakan rencana kerja dan anggaran (RKA) RSDS ;
e. Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan perencanaan RSDS ;
f. Melakukan analisis laporan anggaran triwulanan dan tahunan RSDS ;
g. Menyusun Rencana Bisnis Anggaran dan Rencana Strategis bisnis RSDS ;
h. Menyusun Laporan Monitoring dan Evaluasi Realisasi Penyerapan Anggaran
RSDS ;

16
i. Menyusun Laporan Kinerja Triwulanan dan Tahunan RSDS ;
j. Menyusun Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan RSDS ;
k. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Satuan Pelaksanan Anggaran dan
Perencanaan .
l. Menyiapkan Surat Penyedia Dana (SPD) sesuai jadwal anggaran kas
m. Bertanggung jawab terhadap monitoring bulanan penyerapan anggaran
RSDS;
n. Menyiapkan bahan input rencana kerja dan anggaran RSDS ke sistem
informasi perencanaan
o. Menyiapkan bahan input rencana kerja dan anggaran RSDS ke sistim
informasi (sipkd.jakarta.go.id)
p. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Anggaran dan Perencanaan;
q. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Anggaran dan Perencanaan;
6.2. Satuan Pelaksana Akuntansi dan Perpajakan mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Akuntansi dan Perpajakan;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Akuntansi dan Perpajakan;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan Satuan Pelaksana Akuntansi dan Perpajakan;
d. Menganalisa, mencatat, mengklasifikasikan, mengiktisarkan, melaporkan
dan menginterpretasikan informasi keuangan untuk kepentingan
penggunanya;
e. Membuat Laporan Akuntansi Keuangan yang meliputi neraca, laporan
aktivitas / laporan laba – rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan;
f. Mengawasi pencatatan inventory dan asset untuk memastikan akurasinya
dalam laporan akuntansi keuangan
g. Menyusun analisis biaya total dan analisis biaya satuan RSDS ;
h. Menyusun perhitungan usulan tarif RSDS ;
i. Menyusun laporan rekapitulasi piutang instansi RSDS ;
j. Pemenuhan kepatuhan terhadap standar pajak dan pencatatan transaksi
keuangan RSDS ;
k. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Akuntansi dan Perpajakan;
l. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Akuntansi dan Perpajakan;
6.3. Satuan Pelaksana Perbendaharaan dan Verifikasi mempunyai tugas:

17
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Perbendaharaan dan Verifikasi;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Perbendaharaan dan Verifikasi;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan Satuan Pelaksana Perbendaharaan dan Verifikasi;
d. Memastikan terlaksananya penatausahaan APBD dan pendapatan BLUD
RSDS;
e. Melaksanakan mobilisasi penerimaan keuangan RSDS ;
f. Menetapkan prosedur pertanggung jawaban belanja;
g. Memastikan terpenuhinya persyaratan pertanggung jawaban
belanja.Mengkonsolidasikan kegiatan monitoring, evaluasi pengelolaan
utang dan piutang RSDS sebagai sumber-sumber penerimaan Rumah
Sakit;
h. Melaksanakan pengelolaan perbendaharaan RSDS;.
i. Menerima, meneliti dan memproses pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) dan Surat Permintaan Membayar (SPM);
j. Mengendalikan penyimpanan dokumen fisik surat pertanggungjawaban
pendapatan dan belanja RSDS .
k. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Perbendaharaan dan Verifikasi;
l. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Perbendaharaan dan Verifikasi;
6.4. Satuan Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)
mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan Satuan Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
d. Mengembangkan dan Melakukan pengendalian terhadap program seluruh
kegiatan teknologi infomasi RSDS ;
e. Melakukan pengolahan data dan membuat analisa laporan untuk kebutuhan
manajemen;
f. Menyusun standar hardware Sistem Informasi Manajemen dan Keuangan
RSDS ;
g. Melakukan pemeliharaan server pusat baik database, web, domain dan
lainnya;
h. Melaksanakan pengendalian sistem informasi elektronik rumah sakit;

18
i. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk kelancaran sistem
komputerisasi di RSDS ;
j. Melakukan evaluasi tentang kegiatan pekerjaan di unit EDP, baik
hardware maupun Software;
k. Membuat perencanaan untuk pengembangan teknologi informasi dalam
Sistem Informasi Manajemen dan Keuangan di RSDS .
l. Pengawasan operasi dan pemeliharaan sistem informasi elektronik rumah
sakit .
m. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit;
n. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
6.5 Satuan Pelaksana Mobilisasi Dana mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Mobilisasi Dana;
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
Satuan Pelaksana Mobilisasi Dana;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur
pelaksanaan Satuan Pelaksana Mobilisasi Dana;
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana kegiatan;
e. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian kepesertaan (Kartu JKN-KIS)
untuk pasien-pasien yang menjadi peserta Program JKN-KIS;
f. Merekapitulasi seluruh tagihan Jamkesda DKI, SKTM Bekasi dan BPJS
Kesehatan dan pihak ketiga yang bekerja sama dengan RSDS;
g. Melakukan rekonsiliasi piutang kepada unit terkait;
h. Bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan tenaga medis dan BPJS
Kesehatan terhadap peng-coding-an dan peng-grouping-an untuk klaim
pasien peserta JKN-KIS sesuai tariff INA-CBGs;
i. Bertanggung jawab untuk meniadakan klaim pending dan klaim dispute
pasien peserta JKN-KIS;
j. Menyampaikan laporan mobilisasi dana secara periodik kepada Kepala
Bagian Keuangan dan Perencanaan;
k. Melakukan rekapitulasi laporan pasien meninggal tiap bulannya
l. Memonitor dan menilai kinerja pegawai dibawah satuan Pelaksana
Mobilisasi Dana;
m. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Mobilisasi Dana;

Bagian Keempat

Wakil Direktur Pelayanan

19
Pasal 10

(1) Wakil Direktur Pelayanan merupakan unsur manajemen RSDS dalam pelaksanaan
pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan.
(2) Wakil Direktur Pelayanan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.

Pasal 11

(1) Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan medis,


penunjang medis, dan keperawatan .
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wakil Direktur
Pelayanan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Wakil Direktur Pelayanan;
b. melaksanakan rencana strategis, dokumen pelaksanaan anggaran dan rencana
bisnis anggaran Wakil Direktur Pelayanan;
c. pelaksanaan pelayanan medis;
d. pelaksanaan pelayanan penunjang medis;
e. pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan;
f. pelaksanaan pelayanan rujukan dan ambulans;
g. pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan;
h. pelaksanaan urusan rekam medis;
i. pelaksanaan pelayanan kegawatdaruratan;
j. pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja;
k. pelaksanaan kesehatan lingkungan rumah sakit;
l. pelaksanaan pelayanan pemulasaraan jenazah;
m. pelaksanaan keselamatan pasien;
n. fasilitasi penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan;
o. penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan;
p. penyusunan dan pelaksanaan standar operasional prosedur pelayanan medis,
penunjang medis dan keperawatan;
q. pelaksanaan monitoring dan penilaian kinerja bagian di bawah koordinasi Wakil
Direktur Pelayanan;
r. penyusunan dan pengendalian kebutuhan perlengkapan/ peralatan/ inventaris
pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan;
s. pengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang
dilimpahkan/delegasikan oleh Direktur; dan
t. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

Pasal 12

20
(1) Bidang Pelayanan Medis merupakan Satuan Kerja Wakil Direktur Pelayanan dalam
pengembangan, pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pengoordanasian
pelaksanaan pelayanan medis.
(2) Bidang Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan.
(3) Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas :
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Medis;
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Medis;
c. mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pengendalian serta
pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan medis, pelayanan kegawatdaruratan
dan rujukan;
d. menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/ peralatan/ inventaris
pelayanan medis/kegawatdaruratan /rujukan;
e. mengembangkan kegiatan pelayanan medis, pelayanan kegawatdaruratan dan
rujukan;
f. menyusun standar pelayanan medis, standar operasional prosedur, monitoring,
evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan medis, pelayanan
kegawatdaruratan dan rujukan;
g. terhada
h. melaksanakan koordinasi pelayanan ambulans dan rujukan;
i. fasilitasi kegiatan penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan;
j. menyusun rencana pengembangan tenaga medis dan mengoordinasikan
pelaksanaannya;
k. melaksanakan penyuluhan kesehatan rumah sakit;
l. menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Warga Binaan Sosial;
m. bertanggung jawab terhadap kejadian fraud untuk pasien peserta JKN-KIS;
n. memonitor dan menilai kinerja pegawai di bawah Bidang Pelayanan Medis;
o. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang
dilimpahkan/delegasikan oleh Direktur; dan
p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Bidang Pelayanan Medis.
(4) Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan medik dibawah Bidang Pelayanan Medik
dibentuk 5 (lima) Instalasi/satuan Pelaksana;
(5) Instalasi/satuan Pelaksana sebagaimana dimaskud pada ayat (1), dipimpin oleh
seorang Kepala Satuan Pelaksana yang berkedudukan dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik antara lain :
5.1 Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Jalan yang mempunyai tugas :

21
a. menyusun perencanaan kebutuhan pelaksanaan pelayanan Instalasi Rawat
Jalan dan pengembangannya serta menjabarkan dalam rencana kerja
tahunan Instalasi/satuan Pelaksana rawat Jalan;
b. menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Jalan ;
c. bertanggungjawab terhadap terselenggaranya pelayanan seluruh klinik
spesialis dan unit Medical Check Up sesuai kebutuhan dan standar yang
berlaku;
d. memonitor dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja;
e. Mengiventarisasi dan memantau ketersediaan, kondisi sarana dan prasarana
yang ada di Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Jalan secara berkala serta
melaporkan apabila ada kerusakan atau kehilangan;
f. Menghitung analisa beban kerja SDM di Instalasi/satuan Pelaksana Rawat
Jalan
g. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana prasarana secara optimal
untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi/satuan Pelaksana Rawat
Jalan;
h. Melaksanakan pembinaan SDM;
i. Melaksanakan kordinasi dengan unit terkait ;
j. Mengupayakan tercapainya sasaran mutu ;
k. Membuat laporan kegiatan, analisa dan evaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Jalan secara berkala (bulanan dan
tahunan)
5.2 Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Inap yang mempunyai tugas :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan pelaksanaan pelayanan Instalasi/satuan
Pelaksana Rawat Inap dan pengembangannya serta menjabarkan dalam
rencana kerja tahunan Instalasi/satuan Pelaksana rawat Inap;
b. Menyusun Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja pada seluruh
pelayanan di Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Inap;
c. Bertanggungjawab terhadap terselenggaranya pelayanan Rawat Inap di
seluruh ruang perawatan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku;
d. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional dan Instruksi kerja;
e. Mengiventarisasi dan memantau ketersediaan, kondisi sarana dan prasarana
yang ada di Instalasi Rawat Inap secara berkala serta melaporkan apabila
ada kerusakan atau kehilangan;
f. Menghitung analisa beban kerja SDM di Instalasi Rawat Inap;
g. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana prasarana secara optimal
untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi Rawat Inap ;
h. Melaksanakan pembinaan SDM;

22
i. Melaksanakan kordinasi dengan unit terkait;
j. Mengupayakan tercapainya sasaran mutu ;
k. Membuat laporan kegiatan, analisa dan evaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi/satuan Pelaksana Rawat Inap secara berkala (bulanan dan tahunan)
5.3 Instalasi/satuan Pelaksana Gawat Darurat yang mempunyai tugas :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan pelaksanaan pelayanan Instalasi/satuan
Pelaksana Gawat Darurat dan pengembangannya serta menjabarkan dalam
rencana kerja tahunan Instalasi/satuan Pelaksana Gawat Darurat (IGD);
b. Menyusun Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja pada seluruh
pelayanan di Instalasi/satuan Pelaksana Gawat Darurat;
c. Bertanggungjawab terhadap terselenggaranya pelayanan Kegawat
Daruratan (tanggap darurat dan gadar bencana) sesuai dengan kebutuhan
dan standar yang berlaku;
d. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja;
e. Mengiventarisasi dan memantau ketersediaan, kondisi sarana dan prasarana
yang ada di Instalasi Rawat Inap secara berkala serta melaporkan apabila
ada kerusakan atau kehilangan;
f. Menghitung analisa beban kerja SDM di Instalasi/satuan Pelaksana Gawat
Darurat;
g. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana prasarana secara optimal
untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi ;
h. Melaksanakan pembinaan SDM;
i. Melaksanakan kordinasi dengan unit terkait;
j. Mengupayakan tercapainya sasaran mutu;
k. Membuat laporan kegiatan, analisa dan evaluasi kinerja Instalasi/satuan
Pelaksana Gawat Darurat secara berkala. (bulanan dan tahunan)
5.4 Instalasi/satuan Pelaksana Rehabilitasi Psikososial yang mempunyai tugas :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan pelaksanaan pelayanan dan
pengembangannya serta menjabarkan dalam rencana kerja tahunan
Instalasi/satuan Pelaksana Rehabilitasi Psikososial ;
b. Menyusun Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja pada seluruh
pelayanan di Instalasi/satuan Pelaksana Rehabilitasi Psikososial ;
c. Bertanggungjawab terhadap terselenggaranya pelayanan prima di
Instalasi/satuan Pelaksana Rehabilitasi Psikososial dan Rehabilitasi Napza
sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku;
d. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja;
e. Mengiventarisasi dan memantau ketersediaan, kondisi sarana dan prasarana
yang ada di Instalasi/satuan Pelaksana Rehabilitasi Psikososial secara
berkala serta melaporkan apabila ada kerusakan atau kehilangan;

23
f. Menghitung analisa beban kerja SDM di Instalasi/satuan Pelaksana
Rehabilitasi Psikososial;
g. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana prasarana secara optimal
untuk memberikan pelayanan prima ;
h. Melaksanakan pembinaan SDM;
i. Melaksanakan kordinasi dengan unit terkait;
j. Mengupayakan tercapainya sasaran mutu;
k. Membuat laporan kegiatan, analisa dan evaluasi kinerja Instalasi/satuan
Pelaksana Rehabilitasi Psikososial. (bulanan dan tahunan)
5.5 Instalasi/satuan Pelaksana Keswamas yang mempunyai tugas :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan pelaksanaan pelayanan Instalasi
Keswamas dan pengembangannya serta menjabarkan dalam rencana kerja
tahunan Instalasi/satuan Pelaksana Keswamas ;
b. Menyusun Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja pada seluruh
pelayanan di Instalasi/satuan Pelaksana Keswamas;
c. Bertanggungjawab terhadap terselenggaranya pelayanan prima di unit
Instalasi/satuan Pelaksana Keswamas;
d. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja;
e. Mengiventarisasi dan memantau ketersediaan, kondisi sarana dan prasarana
yang ada di Instalasi/satuan Pelaksana Keswamas secara berkala serta
melaporkan apabila ada kerusakan atau kehilangan;
f. Menghitung analisa beban kerja SDM di Instalasi/satuan Pelaksana
Keswamas;
g. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana prasarana secara optimal
untuk memberikan pelayanan prima ;
h. Melaksanakan pembinaan SDM;
i. Melaksanakan kordinasi dengan unit terkait;
j. Mengupayakan tercapainya sasaran mutu;
k. Membuat laporan kegiatan, analisa dan evaluasi kinerja Instalasi/satuan
Pelaksana Rehabilitasi Keswamas. (bulanan dan tahunan).

Pasal 13

(1) Bidang Pelayanan Penunjang Medis merupakan Satuan Kerja Wakil Direktur
Pelayanan dalam pengembangan, pembinaan, pengawasan, pengendalian dan
pengoordinasian pelaksanaan pelayanan penunjang medis.
(2) Bidang Pelayanan Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan.
(3) Bidang Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan rencana
bisnis anggaran Bidang Pelayanan Penunjang Medis;

24
b. Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Penunjang Medis;
c. Mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pengendalian serta
pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medis
d. Menyusun dan menyediakan perlengkapan/peralatan/inventaris pelayanan
penunjang medis;
e. Mengembangkan kegiatan pelayanan penunjang medis;
f. Menyusun standar pelayanan penunjang medis, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan penunjang
medis;
g. Menyelenggarakan urusan rekam medis;
h. Menyelenggarakan pelayanan gizi, laboratorium, kefarmasian, radiodiagnostik,
rehabilitasi medik dan pemulasaraan jenazah serta pelayanan penunjang medis
lainnya;
i. Menyusun rencana pengembangan tenaga penunjang medis dan
mengoordinasikan pelaksanaanya;
j. Menyelenggarakan kesehatan dan keselamatan kerja, laundry dan sanitasi
lingkungan rumah sakit;
k. Memonitor dan menilai kinerja pegawai di bawah Bidang Pelayanan Penunjang
Medis;
l. Mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang dilimpahkan
/didelegasikan oleh Direktur; dan
m. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang
Pelayanan Penunjang Medis
(4) Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan penunjang medik dibawah Bidang
Pelayanan Penunjang Medik dapat dibentuk paling banyak 7 (tujuh) instalasi/Satuan
Pelaksana Pelayanan Penunjang Medik.
(5) Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Satuan
Pelaksana berkedudukan daibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang
Pelayanan Penunjang Medik antara lain :
2.1. Instalasi/Satuan Pelaksana Laboratorium mempunyai tugas :
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi
Laboratorium dan menjabarkan dalam rencana kerja tahunan Instalasi
Laboratorium;
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi Laboratorium
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi Laboratorium
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi Laboratorium
sesuai standar dan peraturan yang berlaku
e. Memonitor dan mengendaliakan pelayanan sesuai dengan Standar Procedure
Operation (SPO) dan Instruksi Kerja

25
f. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi Laboratorium secara berkala, dan melaporkan
apabila ada kerusakan ataupun kehilangan.
g. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM di Instalasi Laboratorium
h. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana dan prasarana secara
optimal untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi Laboratorium
i. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)
j. Menyelenggarakan seluruh kegiatan dengan prinsip efisien dan efektif;
k. Menghimpun , mengolah dan menganalisa data hasil kegiatan dan
pendapatan dari Instalasi Laboratorium
l. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi terkait
m. Mengupayakan tercapainya Sasaran Mutu
n. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi Laboratorium secara berkala (laporan bulanan dan laporan tahunan)
2.2. Instalasi/Satuan Pelaksana Radiologi yang mempunyai tugas :
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi
Radiologi dan menjabarkan dalam rencana kerja tahunan Instalasi Radiologi;
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi Radiologi, serta besaran tarif pelayanan Radiologi
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi Radiologi
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi Radiologi
sesuai standar dan peraturan yang berlaku
e. Memonitor dan mengendaliakan pelayanan sesuai dengan Standar Procedure
Operation (SPO) dan Instruksi Kerja
f. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi Radiologi secara berkala, dan melaporkan
apabila ada kerusakan ataupun kehilangan.
g. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM di Instalasi Radiologi
h. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana dan prasarana secara
optimal untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi Radiologi
i. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)
j. Menyelenggarakan seluruh kegiatan dengan prinsip efisien dan efektif;
k. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data hasil kegiatan dan
pendapatan dari Instalasi Radiologi
l. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi terkait
m. Mengupayakan tercapainya Sasaran Mutu
n. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi Radiologi secara berkala ( laporan bulanan dan laporan tahunan)
2.3. Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi yang mempunyai tugas :

26
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi/Satuan
Pelaksana Farmasi dan menjabarkan dalam rencana kerja tahunan
Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi;
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi/Satuan
Pelaksana Farmasi sesuai standar dan peraturan yang berlaku
e. Melaksanakan pelayanan Farmasi Klinis
f. Menyelenggarakan seluruh kegiatan dengan prinsip efisien dan efektif;
g. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data hasil kegiatan dan
pendapatan dari Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi;
h. Mengusulkan target pendapatan rencana kerja bagian farmasi;
i. Memonitor dan mengendaliakan pelayanan sesuai dengan Standar Procedure
Operation (SPO) dan Instruksi Kerja
j. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi secara berkala,
dan melaporkan apabila ada kerusakan ataupun kehilangan.
k. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM di Instalasi/Satuan Pelaksana
Farmasi
l. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana dan prasarana secara
optimal untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi/Satuan Pelaksana
Farmasi
m. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)
n. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi/Satuan Pelaksana terkait
o. Mengupayakan tercapainya Sasaran Mutu
p. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi/Satuan Pelaksana Farmasi secara berkala (laporan bulanan dan
laporan tahunan)
2.4 Instalasi Gizi yang mempunyai tugas :
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi/Satuan
Pelaksana Gizi dan menjabarkan dalam rencana kerja tahunan
Instalasi/Satuan Pelaksana Gizi;
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi/Satuan Pelaksana Gizi
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi/Satuan Pelaksana Gizi
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi/Satuan
Pelaksana Gizi sesuai standar dan peraturan yang berlaku

27
e. Menyusun standar makanan, menu, kebutuhan gizi, standar porsi, bagi pasien
dan karyawan yang telah ditentukan ;
f. Memonitor dan mengendalikan pelayanan penyediaan makan pasien dan
karyawan yang dilakukan oleh pihak ketiga, terutama kesesuaian menu dan
rasa makanan dengan diet pasien,
g. Memonitor dan mengendalikan pengolahan, penyajian dan pendistribusian
makanan kepada pasien sesuai standar porsi dan gizi;
h. Melayani konseling pasien;
i. Memonitor dan mengendalikan pelayanan sesuai dengan Standar Procedure
Operation (SPO) dan Instruksi Kerja, serta pencapaian Sasaran Mutu
Pelayanan di Instalasi Gizi
j. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi/Satuan Pelaksana Gizi secara berkala, dan
melaporkan apabila ada kerusakan ataupun kehilangan.
k. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM, mendayagunakan tenaga dan
melaksanakan pembinaan SDM di Instalasi/Satuan Pelaksana Gizi
l. Mendayagunakan pemanfaatan sarana dan prasarana secara optimal untuk
memberikan pelayanan prima di Instalasi Gizi
m. Menyelenggarakan seluruh kegiatan dengan prinsip efisien dan efektif;
n. Menghimpun, mengolah dan menganalisa hasil kegiatan Gizi
o. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi/Satuan Pelaksana terkait
p. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi/Satuan Pelaksana Gizi secara berkala ( laporan bulanan dan laporan
tahunan)
2.5 Instalasi Rehabilitasi Medik yang mempunyai tugas :
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi
Rehabilitasi Medik dan menjabarkan dalam rencana kerja tahunan Instalasi
Rehabilitasi Medik;
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi Rehabilitasi Medik
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rehabilitasi
Medik sesuai standar dan peraturan yang berlaku
e. Memonitor dan mengendaliakan pelayanan sesuai dengan Standar Procedure
Operation (SPO) dan Instruksi Kerja
f. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi Rehabilitasi Medik secara berkala, dan
melaporkan apabila ada kerusakan ataupun kehilangan.
g. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM di Instalasi Rehabilitasi Medik

28
h. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana dan prasarana secara
optimal untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi Rehabilitasi Medik
i. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)
j. Menyelenggarakan seluruh kegiatan dengan prinsip efisien dan efektif;
k. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data hasil kegiatan dan pendapatan
dari Instalasi Rehabilitasi Medis
l. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi terkait
m. Mengupayakan tercapainya Sasaran Mutu
n. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi Rehabilitasi Medik secara berkala ( laporan bulanan dan laporan
tahunan)
2.6 Instalasi/Satuan Pelaksana Rekam Medik mempunyai tugas :
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi Rekam
Medik dan menjabarkan dalam rencana kerja tahunan Instalasi/Satuan
Pelaksana Rekam Medik;
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi/Satuan Pelaksana Rekam Medik;
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi/Satuan Pelaksana Rekam Medis;
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rekam
Medis sesuai standar dan peraturan yang berlaku;
e. Mencatat, mengolah, menyiapkan dan menginformasikan data hasil kegiatan
Rekam Medik;
f. Melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan Pelayanan Pendaftaran;
menyiapkan berkas pasien sesuai kebutuhan/permintaan;
g. Memonitor dan mengendaliakan pelayanan sesuai dengan Standar Procedure
Operation (SPO) dan Instruksi Kerja;
h. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi/Satuan Pelaksana Rekam Medis secara
berkala, dan melaporkan apabila ada kerusakan ataupun kehilangan;
i. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM di Instalasi/Satuan Pelaksana
Rekam Medis;
j. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana dan prasarana secara
optimal untuk memberikan pelayanan prima ;
k. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM);
l. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi/Satuan Pelaksana terkait;
m. Mengupayakan tercapainya Sasaran Mutu;
n. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi/Satuan Pelaksana Rekam Medis secara berkala ( laporan bulanan
dan laporan tahunan);
2.7 Instalasi/Satuan Pelaksana Penunjang Medik Lainnya mempunyai tugas :

29
a. Menyusun Perencanaan kebutuhan pelaksanaan Pelayanan Instalasi/Satuan
Pelaksana Penunjang Lainnya dan menjabarkan dalam rencana kerja
tahunan Instalasi Penunjang Lainnya (Laundry, Sanitasi Lingkungan,
Pemulasaran Jenazah dan K3);
b. Mengusulkan rencana pengembangan pelayanan dan kualitas SDM di
Instalasi/Satuan Pelaksana Penunjang Lainnya (Laundry, Sanitasi
Lingkungan, Pemulasaran Jenazah dan K3);
c. Menyusun Standar Procedure Operasional (SPO) dan Instruksi Kerja pada
seluruh pelayanan di Instalasi/Satuan Pelaksana Penunjang Lainnya
(Laundry, Sanitasi Lingkungan, Pemulasaran Jenazah dan K3);
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di Instalasi/Satuan
Pelaksana Penunjang Lainnya (Laundry, Sanitasi Lingkungan, Pemulasaran
Jenazah dan K3) sesuai standar dan peraturan yang berlaku;
e. Melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pengelolaan sanitasi
lingkungan dan K3 sesuai Standar Pelayanan Operasional;
f. Melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pengelolaan laundry sesuai
dengan Standar Pelayanan Operasional;
g. Melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pelayanan pemulasaran
jenazah sesuai dengan Standar Pelayanan Operasional;
h. Menyusun, mengolah, dan menganalisa data hasil kegiatan Penunjang
Lainnya (Laundry, Sanitasi Lingkungan, Pemulasaran Jenazah dan K3);
i. Memonitor dan mengendaliakan pelayanan sesuai dengan Standar
Procedure Operation (SPO) dan Instruksi Kerja;
j. Menginventarisasi dan memantau ketersediaan serta kondisi dari sarana dan
prasarana yang ada di Instalasi/Satuan Pelaksana Penunjang Lainnya
(Laundry, Sanitasi Lingkungan, Pemulasaran Jenazah dan K3) secara
berkala, dan melaporkan apabila ada kerusakan ataupun kehilangan;
k. Menghitung Analisa Beban Kerja (ABK) SDM di Instalasi/Satuan Pelaksana
Penunjang Lainnya (Laundry, Sanitasi Lingkungan, Pemulasaran Jenazah
dan K3);
l. Mendayagunakan tenaga dan pemanfaatan sarana dan prasarana secara
optimal untuk memberikan pelayanan prima di Instalasi/Satuan Pelaksana
Penunjang Lainnya (Laundry, Sanitasi Lingkungan, Pemulasaran Jenazah
dan K3);
m. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM);
n. Melaksanakan koordinasi dengan unit/ Instalasi/Satuan Pelaksana terkait;
o. Mengupayakan tercapainya Sasaran Mutu;
p. Membuat laporan, menganalisa dan mengevaluasi hasil kegiatan kinerja
Instalasi/Satuan Pelaksana Penunjang Lainnya (Laundry, Sanitasi Lingkungan,
Pemulasaran Jenazah dan K3) secara berkala ( laporan bulanan dan laporan
tahunan).

Pasal 14

30
(1) Bidang Pelayanan Keperawatan merupakan Satuan Kerja Wakil Direktur Pelayanan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
(2) Bidang Pelayanan Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan.
(3) Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas :
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Keperawatan;
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dalam
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Keperawatan;
c. mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan pelaksanaan
kegiatan pelayanan keperawatan;
d. menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/peralatan/ inventaris
keperawatan;
e. mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan;
f. menyusun standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan
keperawatan;
g. menyusun rencana pengembangan tenaga keperawatan dan mengoordinasikan
pelaksanaannya;
h. memonitor dan menilai kinerja Pegawai di bawah Bidang Keperawatan;
i. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang
dilimpahkan/didelegasikan oleh Direktur; dan
j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang
Pelayanan Keperawatan.
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan dibantu 2 (dua) Satuan Pelayanan Keperawatan
(5) Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan dibentuk ruang perawatan
sesuai dengan kebutuhan
(6) Untuk mengoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan pada ruang perawatan
oleh tenaga perawat dapat diangkat Kepala Ruangan
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan ruang dan rincian Kepala Ruang
perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) ditetapkan dengan
Keputusan Direktur
(8) Satuan Pelayanan/Pelaksana Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pelayanan
keperawatan antara lain:
5.1. Satuan Pelayanan Keperawatan Rawat Inap mempunyai tugas
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Satuan Pelayanan Keperawatan pada Instalasi
Rawat Inap;

31
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
dalam rencana bisnis anggaran Satuan Pelayanan Keperawatan pada
Instalasi Rawat Inap;
c. mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan pada Instalasi Rawat Inap;
d. menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/peralatan inventaris
keperawatan pada Instalasi Rawat Inap;
e. mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan pada Instalasi Rawat Inap
;
f. menyusun standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan
keperawatan Instalasi Rawat Inap;
g. menyusun rencana pengembangan tenaga keperawatan Instalasi Rawat Inap
dan mengoordinasikan pelaksanaannya;
h. memonitor dan menilai kinerja Pegawai di bawah Satuan
Pelayanan/Pelaksana Keperawatan pada Instalasi Rawat Inap;
i. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelayanan/Pelaksana Keperawatan Rawat Inap.
5.2. Satuan Pelayanan/Pelaksana Keperawatan Rawat Jalan dan IGD mempunyai
tugas:
a. menyusun bahan rencana strategis bisnis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Satuan Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan dan
IGD;
b. melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran
dalam rencana bisnis anggaran Satuan Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan
dan IGD;
c. mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan pada Instalasi Rawat Jalan
dan IGD;
d. menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/peralatan inventaris
keperawatan pada Instalasi Rawat Jalan dan IGD;
e. mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan pada Instalasi Rawat
Jalan dan IGD;
f. menyusun standar pelayanan/Pelaksana keperawatan, standar operasional
prosedur, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan
pelayanan keperawatan Rawat Jalan dan IGD;
g. menyusun rencana pengembangan tenaga keperawatan Instalasi Rawat
Jalan dan IGD serta mengoordinasikan pelaksanaannya;
h. memonitor dan menilai kinerja Pegawai di bawah Satuan
Pelayanan/Pelaksana Keperawatan pada Instalasi Rawat Jalan dan IGD;
i. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelayanan/Pelaksana Keperawatan Rawat Jalan dan IGD.

32
Bagian Kelima

Satuan Pengawas Internal

Pasal 15

(1) SPI mempunyai tugas :

a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pengawasan internal;


b. menyusun jadwal pelaksanaan pengawasan internal;
c. melaksanakan kegiatan pengawasan internal;
d. mengolah dan melaporkan hasil pengawasan internal;
e. merekomendasikan tindak lanjut terhadap temuan hasil pengawasan internal
kepada Direktur;
f. memonitor pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan internal;

g. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi dengan pemeriksa eksternal dan aparat


pemeriksa internal pemerintah; dan
h. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada Direktur.
(2) SPI dipimpin oleh seorang Kepala SPI yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
dari Pegawai Negeri Sipil RSDS yang memenuhi persyaratan.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), SPI berkoordinasi dengan Wakil Direktur sesuai dengan substansi pengawasan
yang dilaksanakan
(4) SPI dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur.
(5) SPI dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat dipengaruhi oleh Wakil Direktur,
Ketua Komite Medik, Kepala Bidang, Kepala Bagian dan/atau Kelompok Staf Medik
RSDS .

Pasal 16

(1) Susunan SPI, terdiri dari :


a. 1 (satu) orang Kepala merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota;
c. paling banyak 3 (tiga) orang anggota; dan
d. sekretariat paling banyak 3 (tiga) orang.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai Kepala, Sekretaris dan Anggota SPI, sekurang-
kurangnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Pegawai Negeri Sipil ;
b. berprofesi sebagai tenaga kesehatan atau pegawai non kesehatan;
c. memiliki dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas;
d. memiliki nilai keteladanan dan dihormati oleh pegawai rumah sakit;
e. tidak pernah melanggar etika profesi atau peraturan kepegawaian;

33
f. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
g. memiliki pendidikan minimal strata satu; dan
h. memiliki integritas.
(3) Kepala, Sekretaris, dan Anggota SPI diangkat oleh Direktur untuk masa tugas 3 (tiga)
tahun dan dapat diangkat kembali hanya untuk satu masa tugas berikutnya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, dan rincian tugas sekretaris dan
anggota SPI sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dengan Keputusan Direktur.

Bagian Keenam

Komite

Pasal 17

(1) Komite Medik adalah organisasi fungsional yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur dalam
rangka peningkatan dann pengembangan pelayanan rumah sakit;
(2) Komite sebagaiman dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Komite Medik, Komite
Keperawatan, Komite Tenaga Kesehatan Lainnya, Komite Mutu (PPI/), Komite Etik;
(3) Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;
(4) Komite dipimpin oleh seorang Ketua yang ditetapkan oleh Direktur;

Komite Medik

Paragraf 1

Kedudukan

Pasal 18

(1) Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis agar
staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
(2) Komite Medik dipimpin 1 (satu) orang Ketua yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur Pelayanan

Paragraf 2

Tugas dan Fungsi

Pasal 19

(1) Komite Medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medis dengan
cara :
a. melakukan kredensial dan re-kredensial bagi seluruh staf medis yang akan
melakukan pelayanan medis;
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan prilaku staf medis.

34
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Komite Medik
menyelenggarakan fungsi :
a. Di bidang Kredensial :
1. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang
berlaku;
2. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik
dan mental, perilaku, dan etika profesi;
3. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan;
4. pelaksanaan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
5. penilaian dan keputusan kewenangan klinis yang adekuat;
6. pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis pada Komite Medik;
7. pelaksanaan proses kredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari Komite Medik;
8. pemberian rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis; dan
9. sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan manajemen rumah sakit, Direktur
sewaktu-waktu dapat menugaskan Komite Medik untuk melakukan proses
kredential kepada staf medis fungsional yang diperintahkan oleh Direktur
sesuai kebutuhan pelayanan dan manajemen rumah sakit.
b. di bidang mutu profesi staf medis :
1. pelaksanaan audit medis;
2. pemberian rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;
3. pemberian rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis; dan
4. pemberian rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan.
c. di bidang disiplin etika, dan prilaku staf medis :
1. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
2. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
3. pemberian rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit;
dan
4. pemberian nasihat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien.

(3) Mengusulan Clinical Privilege tenaga medis untuk ditetapkan sebagai Clinical
Appointment tenaga medis yang bersangkut oleh Direktur.

Paragraf 3

35
Susunan Organisasi

Pasal 20

(1) Susunan organisasi Komite Medik, terdiri dari :


a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Subkomite
(2) Dalam hal keterbatasan sumber daya, susunan organisasi Komite Medik sekurang-
kurangnya dapat terdiri dari:
a. Ketua dan Sekretaris tanpa Subkomite Medik; dan
b. Ketua dan Sekretaris merangkat Ketua dan Anggota Subkomite

Paragraf 4

Panitia Adhoc

Pasal 21

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Medisk dapat dibantu oleh Panitia
Adhoc sesuai kebutuhan;
(2) Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
berdasarkan usulan Ketua Komite Medik;
(3) Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf medis yang
tergolong sebagai Mitra Bestari;
(4) Staf medis yang tergolong sebagai Mitra Bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat berasal dari rumah sakit lain /perhimpunan dokter ispesialis/dokter gigi spesialis,
kolegium dokter/dokter gigi, kolegium dokter spesialis/dokter gigi spesialis dan atau
institusi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.

Bagian ketujuh

Komite Keperawatan

Paragraf 1

Kedudukan

Pasal 22

(1) Komite Keperawatan adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
agar staf keperawatan dan kebidanan di rumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredential, penjagaan mutu profesi tenaga keperawatan,
pemeliharaan etika, disiplin profesi perawat dan bidan bertanggung jawab kepada
Direktur;
(2) Komite Keperawatan merupakan organisasi fungsional yang dibentuk oleh Direktur.

36
Paragraf 2

Tugas dan Fungsi

Pasal 23

(1) Komite Keperawatan mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf


keperawatan dengan cara ;
a. Melakukan kredensial bagi seluruh staf keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan
b. Memelihara mutu profesi staf keperawatan; dan
c. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi perawat dan bidan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Komite Keperawatan
menyelenggarakan fungsi:
a. di bidang kedential :
1) Penyusunan daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih;
2) Verifikasi persyaratan kredensial;
3) Pemberian rekomendasi Kewenangan Klinis tenaga keperawatan;
4) Pemberian rekomendasi pemulihan Kewenangan Klinis;
5) Pelaksanaan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
6) Pelaporan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada Direktur; dan
7) Sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan manajemen rumah sakit, Direktur
sewaktu-waktu dapat menugaskan Komite Keperawatan untuk melakukan
proses kredensial kepada staf keperawatan fungsional yang diperintahkan oleh
Direktur sesuai kebutuhan pelayanan dan manajemen rumah sakit.
b. di bidang mutu profesi staf medis:
1) penyusunan data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;\
2) pemberian rekomendasi perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan;
3) pelaksanaan audit keperawatan dan kebidanan; dan
4) pelaksanaan fasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
c. di bidang disiplin, etika dan prilaku staf medis:
1) pelaksanaan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
2) pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
3) pemberian rekomendasi penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan
masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan;
4) pemberian rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis; dan

37
5) pemberian pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 24

(1) Susunan Organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :


a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Subkomite
(2) Dalam hal keterbatasan sumber daya, susunan organisasi Komite Keperawatan
sekurang-kurangnya dapat terdiri dari Ketua dan Sekretaris meerangkap Subkomite.
(3) Ketua, Sekretaris dan Subkomite Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dari pegawai yang berkompeten.

Paragraf 4

Panitia Adhoc

Pasal 25

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat dibantu oleh
Panitia Adhoc sesuai kebutuhan;
(2) Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
berdasarkan usulan Ketua Komite Keperawatan;
(3) Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf Keperawatan
yang tergolong sebagai Mitra Bestari;
(4) Staf Keperawatan yang tergolong sebagai Mitra Bestari sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan keperawatan, dan atau
institusi pendidikan Keperawatan.

Bagian Kedelapan

Komite Mutu

Paragraf 1

Kedudukan

Pasal 26

(1) Komite Mutu adalah perangkat rumah sakit untuk mengembangkan mutu pelayanan
di RSDS ;
(2) Komite Mutu merupakan organisasi fungsional yang dibentuk oleh Direktur.

38
Paragraf 2

Tugas dan Fungsi

Pasal 27

(1) Komite Mutu mempunyai tugas mengembangkan mutu pelayanan RSDS dengan
cara ;
a. Menggerakkan penyusunan program peningkatan mutu, manajemen risiko,
keselamatan pasien serta pencegahan dan pengendalian infeksi.
b. Melakukan monitoring dan memandu penerapan program peningkatan mutu,
manajemen risiko, keselamatan pasien serta pencegahan dan pengendalian
infeksi.
c. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam
memilih prioritas perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu, dan menindaklanjuti
hasil capaian indikator
d. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat
unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara keseluruhan.
e. Melakukan pendampingan kepada unit kerja/ instalasi dalam menyusun profil
indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang
dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit;
f. Melakukan pendampingan kepada unit kerja/ instalasi dalam penyusunan formulir
untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana alur data dan
pelaporan dilaksanakan;
g. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan
masalah terkait pelaksanaan program peningkatan mutu, keselamatan pasien,
manajemen risiko serta program pencegahan dan pengendalian infeksi.
h. Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan mutu,
keselamatan pasien, manajemen risiko serta pencegahan dan pengendalian infeksi
i. Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-masalah peningkatan
mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko serta pencegahan dan pengendalian
infeksi secara rutin.
j. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program
peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko serta program
pencegahan dan pengendalian infeksi.
k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Direktur.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaiman dimaksud pada ayat (1), Komite Mutu
memiliki fungsi:
a. Dibidang Peningkatan Mutu:
1. Inventarisasi data dan informasi terkait standar mutu pelayanan,
2. Mengkaji standar mutu terkait pelayanan, pendidikan, penelitian.
3. Melakukan Asesment Internal Standard Akreditasi oleh Tim Asesor Internal.

39
4. Memberikan rekomendasi terkait aspek mutu pelayanan dan mutu
penyelenggaraan manajemen di rumah sakit
5. Menyusun program kerja Komite Mutu
6. Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan program peningkatan mutu dan
PPI di setiap unit/instalasi pelayanan/Satuan Pelaksana.
7. Melakukan evaluasi program peningkatan mutu di setiap unit/ Instalasi
pelayanan/ Satuan Pelaksana
b. Di bidang Manajemen Risiko:
1. Memfasilitasi penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan
yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu
2. Memfasilitasi penyusunan risk register unit/ instalasi dan risk register RS.
3. Memfasilitasi penyusunan FMEA terhadap risiko tinggi RS yang diprioritaskan
oleh pimpinan.
4. Mengkoordinir pelaksanaan program dan kegiatan manajemen risiko unit kerja
5. Memfasilitasi penyusunan dokumen penanganan risiko unit (FMEA, RCA dan
HVA)
6. Berkoordinasi dengan Tim K3RS dan IPSRS dalam pengelolaan Program
Manajemen Risiko RS.
7. Berkoordinasi dengan unit/ instalasi dan memfasilitasi kegiatan sebagai langkah
tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan manajemen risiko
8. Memberikan pertimbangan dan saran kepada direktur dalam hal menyusun dan
merumuskan kebijakan di bidang Keselamatan Pasien untuk ditetapkan oleh
direktur;
9. Mengembangkan program Keselamatan Pasien di RSKD Duren Sawit;
10.Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian tentang
penerapan program Keselamatan Pasien di RSKD Duren Sawit;
11. Melakukan pencatatan, pelaporan Insiden, analisis insiden termasuk melakukan
RCA, dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan Keselamatan Pasien;
12.Mengirim laporan Insiden secara kontinu melalui e-reporting sesuai dengan
pedoman pelaporan Insiden.
c. Di bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi:
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
3. Menyusun SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs (Healthcare
Associated Infections).
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.

40
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Berkoordinasi dengan unit lain terkait dalam hal pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit, antara lain :
a. Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) dalam penggunaanan
antibiotika yang bijak dirumah sakit berdasarkan pola kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
b. Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyusun kebijakan.
c. Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan clinical governance and
patient safety.
12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah
sakit.
13. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
14. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang
daristandar prosedur / monitoring surveilans proses.
16. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksibila ada KLB dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 28

(1) Susunan Organisasi Komite Mutu dan PPI terdiri dari :


a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Sub komite
d. Anggota
(2) Ketua Komite Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak merangkap
sebagai pejabat struktural di Rumah Sakit
(3) Sekretaris Komite Mutu serta ketua subkomite ditetapkan oleh Direktur rumah sakit

41
Pasal 29

(1) Anggota komite mutu terbagi ke dalam subkomite;


(2) Subkomite sebagaimana pada ayat (1) terdiri dari :
a. Sub Komite Mutu
b. Sub Komite Manajemen Risiko
c. Sub Komite PPI

Paragraf 4

Persyaratan

Pasal 30

Pegawai Rumah Sakit yang dapat diangkat dalam Komite Mutu sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil RSDS ;
b. Pendidikan formal minimal Strata Satu/Sarjana;
c. Mempunyai kompetensi dibidang manajemen mutu;
d. Loyal terhadap manajemen RSDS ;
e. Mempunyai prilaku yang dapat dijadikan contoh;
f. Bersifat teliti dan visioner, dan
g. Usia minimal 35 (tiga puluh lima ) tahun.

Bagian kesembilan

Komite Tenaga Kesehatan Lainnya

Paragraf 1

Kedudukan

Pasal 31

1) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan
tata kelola profesi tenaga kesehatan lainnya agar staf tenaga kesehatan lainnya di
RSDS terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi , dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi masing-masing tenaga
kesehatan lainnya.
2) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dipimpin 1 (satu) orang Ketua yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur Pelayanan

Paragraf 2

42
Tugas dan Fungsi

Pasal 32

a. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme


staf tenaga kesehatan lainnya dengan cara :
(1)melakukan kredensial bagi seluruh staf tenaga kesehatan lainnya yang akan
melakukan pelayanan profesi masing-masing tenaga kesehatan lainnya;
(2)memelihara mutu profesi staf tenaga kesehatan lainnya; dan
(3)menjaga disiplin, etika, dan prilaku staf tenaga kesehatan lainnya.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya menyelenggarakan fungsi :
(1)Di bidang Kredensial :
1. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis/profesi sesuai
dengan masukan dari kelompok staf tenaga kesehatan lainnya berdasarkan
norma keprofesian yang berlaku;
2. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik
dan mental, perilaku, dan etika profesi;
3. evaluasi data pendidikan professional tenaga kesehatan lainnya berkelanjutan;
4. pelaksanaan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis/profesi;
5. penilaian dan keputusan kewenangan klinis/profesi yang adekuat;
6. pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis/profesi pada Komite tenaga kesehatan lainnya;
7. pelaksanaan proses kredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis/profesi dan adanya permintaan dari Komite tenaga
kesehatan lainnya;
8. pemberian rekomendasi kewenangan klinis/profesi dan penerbitan surat
penugasan klinis/profesi; dan
9. sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan manajemen rumah sakit, Direktur
sewaktu-waktu dapat menugaskan Komite tenaga kesehatan lainnya untuk
melakukan proses kredential/rekredential kepada staf fungsional tenaga
kesehatan lainnya yang diperintahkan oleh Direktur sesuai kebutuhan
pelayanan dan manajemen rumah sakit.
(2)di bidang mutu profesi staf tenaga kesehatan lainnya :
1. pelaksanaan audit profesi tenaga kesehatan lainnya;
2. pemberian rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf tenaga kesehatan lainnya;
3. pemberian rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf tenaga kesehatan lainnya; dan
4. pemberian rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf tenaga
kesehatan lainnya yang membutuhkan.
(3)di bidang etika, dan disiplin :

43
1. pembinaan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan lainnya;
2. pemeriksaan staf tenaga kesehatan lainnya yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin;
3. pemberian rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
4. pemberian nasihat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan profesi tenaga kesehatan lainnya pasien.

Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 33

(1) Susunan organisasi Tenaga Kesehatan Lainnya, terdiri dari :


a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Subkomite
(2) Dalam hal keterbatasan sumber daya, susunan organisasi Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya sekurang-kurangnya dapat terdiri dari:
a. Ketua dan Sekretaris tanpa Subkomite Tenaga Kesehatan Lainnya; dan
b. Ketua dan Sekretaris merangkat Ketua dan Anggota Subkomite

Paragraf 4

Panitia Adhoc

Pasal 22

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dapat
dibantu oleh Panitia Adhoc sesuai kebutuhan;
(2) Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
berdasarkan usulan Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya;
(3) Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf Tenaga
Kesehatan Lainnya yang tergolong sebagai Mitra Bestari;
(4) Staf Tenaga Kesehatan Lainnya yang tergolong sebagai Mitra Bestari sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari rumah sakit lain /perhimpunan dan/ atau
institusi pendidikan.

Bagian kesepuluh

Komite Etik Rumah Sakit

Paragraf 1

Kedudukan

Pasal 23

44
ORGANISASI

(1) Komite Etik dibentuk oleh Direktur melalui surat keputusan.


(2) Komite Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur.
(3) Susunan organisasi Komite Etik paling sedikit terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. anggota.
(4) Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merangkap sebagai
anggota
(5) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak merangkap jabatan lain di
RSDS.
(6) Selain susunan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibentuk
subkomite etik penelitian sesuai dengan kebutuhan RSDS.
(7) Keanggotaan Komite Etik paling sedikit terdiri atas:
a. tenaga medis;
b. tenaga keperawatan;
c. tenaga kesehatan lain;
d. unsur yang membidangi mutu dan keselamatan pasien;
e. unsur administrasi umum dan keuangan, pengelola pelayanan hukum; dan
f. unsur administrasi umum dan keuangan, pengelola sumber daya manusia.
(8) Jumlah personil keanggotaan Komite Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
disesuaikan dengan kemampuan RSDS.
(9) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a sampai dengan huruf d
diusulkan oleh masing-masing komite.
(10) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf e dan huruf f diusulkan oleh
Kepala Bagian SDM.
(11) Dalam hal dibutuhkan, keanggotaan Komite Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dapat melibatkan unsur masyarakat.
(12) Keanggotaan Komite Etik diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.
(13) Untuk diangkat menjadi anggota Komite Etik sebagaimana dimaksud harus dipenuhi
persyaratan:
a. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
b. sehat jasmani dan jiwa;
c. memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerja di bidang etik dan/atau hukum;
d. mengikuti pelatihan etik dan hukum rumah sakit;
e. bersedia bekerja sebagai anggota Komite Etik; dan
f. memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah etik, hukum, sosial lingkungan
dan kemanusiaan.

45
(14) Persyaratan sebagaimana dimaksud dapat dipenuhi paling lambat 1 (satu) tahun
setelah diangkat menjadi anggota Komite Etik Rumah Sakit.
(15) Direktur Rumah sakit dapat memberhentikan anggota Komite Etik sebelum habis
masa kerjanya disertai dengan alasan pemberhentian
(16) Alasan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (15) meliputi:
a. tidak melaksanakan tugas dan fungsi Komite Etik;
b. melanggar Panduan Etika dan Perilaku (Code of Conduct);
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit; dan/atau
d. dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(17) Pemberhentian anggota Komite Etik diberitahukan secara tertulis oleh Direktur
kepada ketua dan/atau anggota yang diberhentikan.
(18) Komite Etik merupakan unit yang bersifat memberikan kajian, pertimbangan, dan
rekomendasi.
(19) Kajian, pertimbangan, dan rekomendasi tersebut dapat dipergunakan Direktur dalam
menyusun perencanaan dan pengambilan keputusan.

Pasal 24

Tugas, fungsi dan kewenangan

(1) Komite Etik bertugas meningkatkan dan menjaga kepatuhan penerapan etika dan
hukum di Rumah Sakit, dengan cara:
a. menyusun Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct);
b. menyusun pedoman Etika Pelayanan;
c. membina penerapan Etika Pelayanan, Etika Penyelenggaraan, dan hukum
perumahsakitan;
d. mengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan;
e. memberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada pembahasan internal
kasus pengaduan hukum;
f. mendukung bagian hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa
(alternative dispute resolution) dan/atau advokasi hukum kasus pengaduan hukum;
dan
g. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan
oleh komite etika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di Rumah Sakit.
(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite Etik bertugas:
a. memberikan pertimbangan kepada Direktur mengenai kebijakan, peraturan,
pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau hukum; dan
b. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian bantuan
hukum dan rehabilitasi bagi sumber daya manusia rumah sakit.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Komite Etik
memiliki fungsi:
a. pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah Sakit;

46
b. b.pengkajian etika dan hukum perumahsakitan, termasuk masalah profesionalisme,
interkolaborasi, pendidikan, dan penelitian serta nilai-nilai bioetika dan humaniora;
c. sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan
pedoman etika pelayanan;
d. pencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan
pedoman Etika Pelayanan;
e. monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan;
f. pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code
of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan;
g. penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan Etika
Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal Rumah Sakit; dan
h. penindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi yang tidak dapat diselesaikan
oleh komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika antar profesi.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 ,
Komite Etik berwenang:
a. menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik Rumah Sakit;
b. melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan bahan
rekomendasi; dan
c. memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai
sanksi terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct)
dan pedoman Etika Pelayanan.
(5) Komite Etik harus melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Direktur paling
sedikit setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
(6) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite Etik dapat berkoordinasi dengan
unsur komite medik, komite keperawatan, atau komite/unit lain di rumah sakit.
(7) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan melalui tata hubungan kerja
penyelenggaraan etika dan hukum di rumah sakit yang ditetapkan oleh Direktur.
(8) Tata hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (8) meliputi:
a. tata hubungan kerja dalam penerapan etika pelayanan dan etika penyelenggaraan;
dan
b. tata hubungan kerja dalam penerapan hukum perumahsakitan.

Pasal 25

Panitia Adhoc

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Komite Etik dapat membentuk panitia adhoc.
(2) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
berdasarkan usulan ketua Komite Etik.
(3) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berasal dari Komite Etik
Rumah Sakit lain.

47
Bagian Ketujuh

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 26

(1) RSDS mempunyai Kelompok Jabatan Fungsional


(2) Setiap pejabat fungsional melaksanakan tugas pada Instalasi / Satuan
Pelayanan/Pelaksana yang dalam pelaksanaan tugasnya berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang melalui Kepala Instalasi/Kepala Satuan
Pelayanan/Pelaskana Setiap pejabat fungsional melaksanakan tugas pada Instalasi /
Satuan Pelayanan/Pelaksana yang dalam pelaksanaan tugasnya berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang melalui Kepala Instalasi/Kepala
Satuan Pelayanan/Pelaksana.

Pasal 27
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melaksanakan
tugas Pelayanan Medis sesuai dengan Standar Prosedur Operasional.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari beberapa SMF antara lain :
a. SMFPsikiatri
b. SMF THT
c. SMF Anak
d. SMF Kulit Kelamin
e. SMF Paru
f. SMF Obsetri dan Ginekologi
g. SMF Saraf
h. SMF Gigi dan Mulut
i. SMF Gabungan

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 28

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya RSDS wajib taat dan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Direktur mengembangkan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD)/Unit Kerja Perangkat Daerah(UKPD) dan/ atau instansi
pemerintah/swasta terkait, dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperlancar
pelaksanaan tugas dan fungsi RSDS

Pasal 29

Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala SPI, Ketua Komite Medik,
Ketua Komite Keperawatan, Ketua Komite Mutu, Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya ,
Sekretaris SPI, Sekretaris Komite Medik, Subkomite Medik, Sekretaris Komite
Keperawatan, Subkomite Keperawatan, Sekretaris Komite Mutu, Sekretaris Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya, Kepala Instalasi, , Koordinator Satuan Pelaksana, Kepala Satuan

48
Pelayanan Keperawatan, Kepala Ruang Keperawatan dan Anggota SPI, Kepala Staf
Medik, serta Pegawai RSDS dalam melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip koordinasi,
kerjasama, integerasi, simplifikasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi.

Pasal 30

(1) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala SPI, Ketua Komite
Medik, Ketua Komite Keperawatan, Ketua Komite Mutu, Ketua Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya, Sekretaris SPI, Sekretaris Komite Medik, Subkomite Medik,
Sekretaris Komite Keperawatan, Subkomite Keperawatan, Sekretaris Komite Mutu,
Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya, Kepala Instalasi, , Koordinator Satuan
Pelaksana, Kepala Satuan Pelayanan Keperawatan, Kepala Ruang Keperawatan dan
Kepala Staf Medik pada RSDS memimpin, mengoordinasikan, mengarahkan,
memberikan bimbingan, memberikan petunjuk pelaksanaan tugas, membina dan
menilai kinerja bawahan masing-masing

(2) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala SPI, Ketua Komite
Medik, Ketua Komite Keperawatan, Ketua Komite Mutu, Ketua Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya, Sekretaris SPI, Sekretaris Komite Medik, Subkomite Medik,
Sekretaris Komite Keperawatan, Subkomite Keperawatan, Sekretaris Komite Mutu,
Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya, Kepala Instalasi, , Koordinator Satuan
Pelaksana, Kepala Satuan Pelayanan Keperawatan, Kepala Ruang Keperawatan dan
Anggota SPI, Kepala Staf Medik, serta Pegawai mengikuti dan mematuhi perintah
kedinasan atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 31

Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala SPI, Ketua Komite Medik,
Ketua Komite Keperawatan, Ketua Komite Mutu, Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya ,
Sekretaris SPI, Sekretaris Komite Medik, Subkomite Medik, Sekretaris Komite
Keperawatan, Subkomite Keperawatan, Sekretaris Komite Mutu, Sekretaris Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya, Kepala Instalasi, , Koordinator Satuan Pelaksana, Kepala Satuan
Pelayanan Keperawatan, Kepala Ruang Keperawatan dan Kepala Staf Medik pada RSDS
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas bawahan masing-masing serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila menemukan adanya penyimpangan
dan / atau indikasi penyimpangan

Pasal 32

(2) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala SPI, Ketua Komite
Medik, Ketua Komite Keperawatan, Ketua Komite Mutu, Ketua Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya, Sekretaris SPI, Sekretaris Komite Medik, Subkomite Medik,
Sekretaris Komite Keperawatan, Subkomite Keperawatan, Sekretaris Komite Mutu,
Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya, Kepala Instalasi, , Koordinator Satuan
Pelaksana, Kepala Satuan Pelayanan Keperawatan, Kepala Ruang Keperawatan dan
Anggota SPI, Kepala Staf Medik, serta Pegawai pada RSDS menyampaikan laporan
dan kendala pelaksanaan kepada atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

49
(3) Atasan yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menidaklanjuti
dan menjadikan laporan yang diterima sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai
dengan kewenangan masing-masing.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 30

RSDS sebagai Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) mempunyai dewan pengawas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Keputusan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan .

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal

DIREKTUR RSKD DUREN SAWIT


PROVINSI DKI JAKARTA,

Tembusan :
1. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta;
2. Kepala Bapeda Provinsi DKI Jakarta;
3. Kepala BPKD Provinsi DKI Jakarta;
4. Asisten Sekda Kesmas Provinsi DKI Jakarta;
5. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta;
6. Kepala Ispektorat Provinsi DKI Jakarta;
7. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta;

50

Anda mungkin juga menyukai