KISTA OVARIUM
Oleh:
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya laporan PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat dalam rangka mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul......................................................................................................i
Lembar Persetujuan ................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18
LAMPIRAN
Lampiran 1: Denah Rumah............................................................................. 19
Lampiran 2: Dokumentasi Kunjungan............................................................ 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ovarium adalah organ yang penting dalam fungsi reproduksi wanita. Tidak
hanya itu organ ini juga berfungsi sebagai kelenjar hormonal. Gangguan pada
ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,
sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium. Kista ovarium merupakan salah
satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita. 1
4
Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala (asimtomatis), tetapi sebagian
lagi menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan perdarahan. Bahkan kista
ovarium yang malignan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal sehingga
sering ditemukan dalam stadium yang lanjut. Manifestasi klinis yang terjadi dapat
berupa ketidaknyamanan pada abdomen, sulit buang air kecil, nyeri panggul, dan
nyeri saat senggama serta gangguan menstruasi.5 Komplikasi yang paling sering
dan paling serius pada kista ovarium yang terjadi dalam kehamilan adalah
peristiwa torsio atau terpeluntir. Ada beberapa kista yang dapat menjadi ganas,
dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita yang mulai menopause. 1
5
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : MG
Umur : 48 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Bangsa : Indonesia
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dalam keadaan sadar ke poli kebidanan dirujuk dari Rumah
Sakit Umum Sanjiwani Gianyar pada tanggal 30 Juli 2019 dengan dengan keluhan
teraba benjolan di perut bawah bagian kanan. Keluhan teraba benjolan telah
dirasakan sejak bulan Mei atau kurang lebih 2 bulan SMRS. Pasien mengatakan
6
tidak terasa nyeri pada bagian perut bawah kanan maupun demam sebelumnya.
Penurunan berat badan juga disangkal oleh pasien. Pasien juga mengatakan tidak
mengalami keputihan dan pengeluaran flek pervaginam. Buang air kecil dan buang
air besar masih normal. Pasien dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
pada tanggal 30 Juli 2019 setelah dapat rencana operasi pada tanggal 2 Juli 2019.
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami haid pertama kali pada usia 15 tahun dengan siklus yang
teratur setiap bulannya yaitu setiap 28-29 hari. Lamanya haid dalam 1 periode
yaitu 3-4 hari dengan frekuensi mengganti softex 3x perhari (±60 ml). Pasien
mengatakan seringkali ada keluhan pegel-pegel di bagian punggungnya dan tidak
ada nyeri pada perut bagian bawah selama haid. Hari pertama haid terakhir
(HPHT) adalah tanggal 15 Juli 2019.
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah sebanyak 1 kali pada usia 26 tahun dan pernikahannya
telah berlangsung selama 11 tahun
Riwayat Persalinan
7
3800 P(13 Pspt
3 Aterm Dokter Hidup
g thn) B
Riwayat Kontrasepsi
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya. Pasien juga
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
penyakit jantung, asma, hepatitis, dan HIV sebelumnya.
Pasien adalah seorang pegawai negeri yang bekerja di KODIM Gianyar yang
sehari-hari mengerjakan pekerjaan kantor dari jam 8 pagi sehingga jam 6 sore.
Suami pasien bekerja sebagai tentara. Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan
mengonsumsi minuman beralkohol. Pasien menggunakan asuransi atau jaminan
selama dirawat di rumah sakit. Dua saudara pasien serta bibi pasien memiliki
riwayat penyakit yang serupa dengan pasien. Tidak terdapat riwayat penyakit
sistemik seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma, hepatitis,
dan HIV dalam keluarga pasien.
8
2.3 Pemeriksaan Fisik (Senin, 8 Juli 2019 pukul 17.00)
Status Present
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 18x/menit
Berat badan : 70 kg
Status General
Mata : Anemia -/-, icterus -/-, isokor+/+, edema palpebral-/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
THT : Dalam batas normal
Thorax Jantung : S1S2 tunggal, regular murmur (-)
Pulmo : Vesikular +/+, rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : sesuai status ginekologi
Ekstremitas : akral hangat +/+, edema -/-
Status Ginekologis
Abdomen
Palpasi : TFU tidak teraba, distensi (+), teraba massa kistik 12x6 cm,
batas tegas, mobilitas (-), nyeri tekan (-)
9
Vagina
VT : Flx (-), fluor (-), pØ (-), slinger pain (-), CD bulging (-), CuaF
besar konsistensi normal, adnexa parametrium teraba massa
kistik ukuran 12x6 cm, kesan terfiksir dari adnexa sebelah
kanan
10
b. Pemeriksaan Kimia Klinik (24 Juli 2019)
c. Tumor Marker
(Prodia, 24 Mei 2019)
Ca 125 : 92,1
11
d. USG (RSU Famili Husada 17 Mei 2019)
12
Kesan :
Kesan:
13
f. Papsmear (RSUD Sanjiwani Gianyar, 7 Juni 2019)
2.6 Penatalaksaan
MRS
Cefixime 100 mg tiap 12 jam per oral
Paracetamol 500 mg tiap 8 jam per oral
Ranitidine 150 mg tiap 12 jam per oral
Monitoring: keluhan, tanda-tanda vital
KIE pasien dan keluarga tentang keadaan pasien, diagnosis dan rencana
penanganan, pengawasan lanjutan, komplikasi dan prognosisnya.
O : Kesadaran : somnolen
TD : 110/70 RR : 18x/menit
14
Status general
Status Ginekologi
S : nyeri post op (+) berkurang, BAK (+) Spontan, flatus (-), Mobilisasi (+) minimal
O: Status present
TD : 120/80 mm Hg RR : 18x/menit
N : 80x/menit T : 36,5C
15
Status general
Status Ginekologi
- Infus RL 28 tpm
- Pasetamol 300 mg tiap 8 jam IO
- Cefixime 100 mg tiap 12 jam IO
- Injeksi ranitidine 50 mg tiap 12 jam IV
S : nyeri post op (+) berkurang, BAK (+) Spontan, flatus (-), Mobilisasi (+) minimal
O : Status present
TD : 120/80 mm Hg RR : 18x/menit
N : 80x/menit T : 36,5oC
16
Status general
Status Ginekologi
P: - Poliklinis
- Aff Infus
17
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
18
3.2 Analisis Kebutuhan Pasien
3.2.1 Kebutuhan Fisik Biomedis
Kecukupan Gizi
Keadaan gizi pasien saat wawancara tampak baik. Menurut pengakuan pasien,
dalam sehari pasien biasanya makan sebanyak 3 kali. Porsi makanan yang
dimakan pasien terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pagi hari
berupa buah dan roti. Siang hari berupa nasi putih, ayam, sayur. Malam hari
berupa nasi putih, ayam, tahu, tempe serta buah-buahan.
Lingkungan
Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Pasien tinggal bersama
suaminya di rumah yang berukuran 15 m x 20 m. Dalam rumah pasien terdapat 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang tamu. Pasien tinggal di sebuah
kamar berukuran 4 m x 5 m bersama suaminya. Dinding kamar pasien terbuat dari
tembok dicat berwarna kuning dan lantai sudah dikeramik. Tingkat kebersihan
area kamar, dapur, dan kamar mandi cukup. Penerangan kamar terkesan baik,
cahaya matahari dapat masuk dengan mudah, ventilasi di kamar mencukupi. Di
depan kamar pasien terdapat pekarangan dengan pohon yang rindang sehingga
udara di area rumah pasien baik. Di sebelah kamar pasien terdapat ruang kamar
yang dulu ditempati anaknya yang terletak berdempetan. Bagian halaman rumah
terdapat tempat untuk pasien menanam pohon, tanaman dan terdapat kandang
ayam. Tempat pembuangan sampah diambil 3 sekali dalam seminggu oleh petugas
kebersihan setempat. Sumber air yang digunakan keluarga pasien adalah air sumur
19
bor. Sumber air tersebut cukup bersih untuk mandi dan mencuci. Sumber air
minum pasien berasal dari air kemasan isi ulang. Pasien mengatakan warga serta
tetangga di sekitar rumahnya memilki hubungan yang baik dengan pasien dan
selalu memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga.
Lingkungan Psikososial
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga di
lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Pasien suka beraktivitas di luar rumah dan
memiliki banyak tetangga. Keluarga pasien selalu siap dan siaga untuk
mengantarkan pasien ke fasilitas kesehatan jika pasien mengalami keluhan
kesehatan.
20
3.3 Saran
1. Diharapkan pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit gangguan
reproduksi khususnya kista ovarium yang dialami oleh pasien sehingga dapat
mengetahui tanda dan gejala dari kista ovarium sehingga dapat mengetahui
secara dini apabila menemukan tanda dan gejala dari kista ovarium tersebut.
2. Menyarankan pasien untuk rutin kontrol sesuai yang sudah dijadwalkan
3. Menyarankan pasien untuk meminum obat yang diberikan saat pulang dari
rumah sakit sesuai intruksi dokter.
4. Pasien diharapkan dapat membuka diri untuk mengungkapkan isi hatinya
terkait dengan permasalahan kesehatan yang pasien rasakan pada orang terdekat
sehingga akan mengurangi dampak-dampak negative seperti depresi akibat
sakit yang dialami.
5. Bagi keluarga pasien, diharapkan lebih memperhatikan kondisi fisik dan psikis
pasien agar pasien tidak terlalu terganggu dengan penyakit yang dialaminya dan
selalu memberikan semangat dan kasih sayang kepada pasien.
6. Menyarankan agar pasien memeriksakan diri ke tempat pelayaan kesehatan
apabila ada keluhan kembali dirasakan.
7. Menyarankan pasien agar tidak segan bercerita dengan siapapun yang bisa
dipercayai ketika merasa ada masalah atau mengalami perasaan yang tidak
stabil untuk menghindari terjadinya masalah psikologis.
21
DENAH RUMAH
B C
E
D
22
DOKUMENTASI
23
DAFTAR PUSTAKA
24