1102013210
a. Labetalol
Labetalol adalah gabungan penyekat alfa dan beta. Obat ini berguna
dan aman untuk kegawat daruratan hipertensi, tetapi tidak boleh
diberikan pada penderita gagal jantung akut atau blok jantung derajat 2
atau 3. Hati-hati pada cadangan jantung lemah, asma atau riwayat
spasme bronkus. Sediaan injeksi, belum beredar di Indonesia.
b. Nikardipin
Sediaan intravena dari preparat Dihydropyridine yang merupakan Ca
channel blocker (CCBs) yang di berikan secara infus kontinyu. Efek
hemodinamik primer adalah menimbulkan vasodilatasi perifer dengan
mempertahankan atau peningkatkan aktifitas pompa jantung. Sediaan
yang larut dalam air dan tidak sensitif terhadap cahaya sehingga baik
untuk penggunaan intravena. Dari beberapa studi telah dibuktikan
bahwa nikardipin dengan pemberian infus langsung menurunkan
tekanan darah sistemik dan selanjutnya dapat dipertahankan pada level
tekanan darah yang diinginkan 24-26.
c. Diltiazem
Diltiazem adalah penyekat saluran kalsium, obat ini sebaiknya
diberikan sebagai infus kontinyu 5-40 g/kg/menit daripada suntikan
bolus (10 mg dilarutkan dalam 10 ml salin disuntikkan dalam waktu 3-
5 menit). Penurunan tekanan darah 27,3% dengan infus kontinyu dan
7,5% dengan suntikan bolus. Kecepatan denyut nadi tidak berubah
dengan infus kontinyu, sedangkan pada suntikan bolus kecepatan nadi
sedikit berkurang dari 88 sampai 82 per menit. Obat ini tidak boleh
diberikan pada blok sino-atrial, blok AV derajat 2 atau 3 dan wanita
hamil.
d. Esmolol
Merupakan beta bloker kardioselektif relatif, dimetabolisme secara
cepat oleh esterase darah dan mempunyai half life pendek (90 menit)
dan lama kerja kurang dari 30 menit. Dosis yang dianjurkan adalah
200-500ug /kg/menit untuk 4 menit, selanjutnya 50-300 ug /kg/ menit
iv.