Anda di halaman 1dari 7

BLEPHARITIS

a. Definisi
Inflamasi subakut atau kronik pada tepi palpebra

b. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan lokasi:
Diklasifikasikan sebagai blepharitis anterior dan posterior. Sambungan antara lamela
anterior dan posterior apat dilihat pada tepi palpebra sebagai garis berwarna abu.
 Blepharitis anterior : blepharitis seboroik atau staphilococcal
 Blepharitis posterior ditandai dengan telengiectasia tepi palpebra dan inflamasi
kelenjar meibom (meibomitis). Sering dikaitkan dengan jerawat rosacea; jika
perubahan kulit wajah tidak ada maka disebut ocular rosacea. Biasanya disertai
gejala kelianan pada konjungtiva dan kornea. Bisa juga disertai Chalazia
berulang. Tata laksana : tetrasiklin dosis rendah jangka panjang.

Klasifikasi berdasarkan gambaran klinis:


 Seborrhoeic atau squamous blepharitis

o Etiologi
Biasanya dikaitkan dengan dermatitis seboroik kulit kepala (ketombe).
Beberapa faktor konstitusional dan metabolik berperan. Kelenjar Zeis
mensekresi lipid yang berlebihan yang diuraikan oleh Corynebacterium
acne menjadi asam lemak bebas (sama seperti dermatitis seboroik)
o Symptoms.
Ditemukan tumpukan scale berwarna putih pada tepi palpebra disertai rasa
kurang nyaman pada mata, iritasi, terkadang berair dan kerontokan bulu
mata.
o Signs.
 Akumulasi scale berwarna putih di tepi palpebra dan bulu mata.
 Di bawah scale terlihat palpebra hiperemis dan tanpa ulserasi.
 Bulu mata mudah rontok, namun masih bisa tumbuh.
 In long-standing cases tepi palpebra tampak menebal and the sharp
posterior border tends to be rounded leading to epiphora.
o Tata laksana.
 Sistemik : menjaga kesehatan dan diet yang seimbang (ingat
patofisiologi dermatitis seboroik, ada hubungannya dengan asam
lemak bebas). Jika kondisi umum ini bisa dikontrol, maka penyakit
akan semakin ringan.
 Lokal : membersihkan scale di tepi palpebra dengan menggunakan
larutan hangat 3% soda bicarbonat atau shampoo bayi dan
penggunaan kombinasi salep steroid dan antibiotik.

 Staphylococcal atau ulcerative blepharitis

o Etiologi.
Infeksi kronis dari kuman staphylococcus (gram +) pada tepi palpebra.
Biasanya dimulai saat anak-anak dan berlanjut sepanjang hidup. Faktor
predisposisi : konjungtivitis kronik dan dacryocystitis.
o Symptoms.
Iritasi kronis, gatal, mata berair, bulu mata saling melekat, photophobia.
Biasanya sympton akan memburuk saat pagi hari.
o Signs.
Krusta kekuningan pada bulu mata yang menyebabkan lengket dan saling
melekat. Jika krusta diangkat maka tampak ulcer kecil yang mudah
berdarah. In between the crusts, the anterior lid margin may show dilated
blood vessels (rosettes).
o Complications and sequelae.
Terjadi pada blepharitis yang lama dan tidak diobati.
Konjungtivitis kronis, madarosis (tidak adanya bulu mata), trichiasis,
poliosis (ububan bulu mata), tylosis (penebalan kelopak mata) dan eversi
pungtum yang menyebabkan epifora.
o Tata laksana. Harus segera diobati untuk menghindari komplikasi.
o Crusta harus dihilangkan setelah dilunakan dengan kompres larutan
3% soda bicarbonat hangat.
o Salep antibiotik harus dioleskan pada tepi palpebra segera setelah
pengangkatan crusta, setidaknya dua kali sehari.
o Tetes mata antibiotik sebanyak 3-4 kali sehari.
o Hindari menggosok mata atau meraba kelopak mata.
o Antibiotik oral seperti eritromisin atau tetrasiklin.
o Obat anti inflamasi oral seperti ibuprofen membantu mengurangi
peradangan.

 Gabungan blepharitis staphylococcal dan seborrhoeic

 Posterior blepharitis atau meibomitis


o Meibomitis kronis adalah disfungsi pada kelenjar meibom, biasanya terjadi
pada usia pertengahan dengan acne rosea dan dermatitis seboroik. Ditandai
dengan sekresi putih seperti busa pada tepi palpebra dan canthi (meibomian
seboroik). Di balik palpebra, tampak garis vertikal kekuningan pada
konjungtiva. Pada tepi palpebra, bukaan kelenjar meibom menjadi menonjol
dengan sekret yang kental.
o Meibomitis akut biasanya karena infeksi staphylococcus.
o Tata laksana meibomitis
 Memijat palpera secara vertikal, diikuti dengan penggunaan salep
kombinasi antibiotik-steroid di tepi palpebra.
 Tetes mata antibiotik sebanyak 3-4 kali.
 Sistemik : Tetrasiklin selama 6-12 minggu tetap menjadi andalan
 Tata laksana khusus pada blepharitis posterior: Erythromycin dapat
digunakan di mana tetrasiklin merupakan kontraindikasi.

 Parasitic blepharitis

Blepharitis acrica adalah blepharitis kronis yang disebabkan oleh Demodex


folliculorum dan Phthiriasis palpebram. Ditandai dengan adanya nits/telur pada
tepi palpebra dan akar bulu mata.
Tata laksana terdiri dari pengangkatan nits dengan forsep diikuti dengan
penggunaan salep antibiotik pada tepi palpebra, dan membersihkan pakaian dan
alas tidur.

c. Prognosis
Bonam jika pada penangan yang tepat.
KONJUNGTIVITIS

a. Definisi
Inflamasi subakut atau kronik pada konjungtiva

b. Etiologi

c. Epidemiologi

d. Faktor resiko

e. Klasifikasi
Konjungtivitis infeksi Konjungtivitis imunologik
• Konjungtivitis bakterial • Konjungtivitis alergi
• Konjungtivitis jamur/fungal • Konjungtivitis vernal
• Konjungtivitis viral • Konjungtivitis atopik
• Konjungtivitis rickettsial
• Konjungtivitis parasitik

f. Gejala klinis (anamnesis dan pemeriksaan)


 Symptons: rasa mengganjal pada mata, rasa panas, mata terasa bengkak, gatal.
 Signs: hiperemia, lakrimasi, eksudasi(sekret), psedoptosis, hipertrofi papil,
kemosis, folikel, pseudomembrane dan membran, granuloma, dan
limfadenopati preaurikular.

Gejala Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis


bakteri virus Chlamydial Allergi
(Trakoma)

Gatal Minimal Minimal Minimal Luar biasa

Hyperemia Generalized Generalized Generalized Generalized

Air mata Moderate Banyak Moderate Moderate


Eksudasi Banyak Minimal Banyak Minimal

Preauricular Jarang Sering Umum pada Tidak ada


adenopathy konjungtivitis
inklusi

Pemeriksaan Bakteri, PMN Monosit PMN, sel plasma, Eosinophil


eksudat inclusion bodies

Sakit Terkadang Terkadang Tidak ada Tidak


tenggorokan dan
demam

g. Komplikasi
h. Pencegahan
i. Tata laksana
j. Prognosis

Anda mungkin juga menyukai