SKRIPSI
Disusun oleh:
ALLAMA ZAKI ALMUBAROK
201310201074
Intisari
Latar Belakang: Kurangnya pengetahuan santri tentang personal hygiene dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit khususnya penyakit skabies. Faktor yang
berperan dalam penyebaran penyakit ini adalah sanitasi yang buruk, kepadatan
penduduk, sosial budaya dan ekonomi, perilaku hygiene yang buruk, dan air.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
tentang personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri putra Pondok Pesantren
Al-Luqmaniyyah Yogyakarta Tahun 2017
Metode: Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan waktu
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden yang diambil
dengan teknik non probability sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner
yang berjumlah 23 item pernyataan untuk variabel pengetahuan personal hygiene dan
checklist untuk kejadian skabies. Tekhnik nalisis data menggunakan chi square.
Hasil: Analisis hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygiene dengan
kejadian skabies, sebagian besar menunjukkan 24 responden memiliki tingkat
pengetahuan dengan kategori rendah (40%), Hasil uji statistik chi square menunjukkan
adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang personal hygiene dengan kejadian
skabies pada santri putra Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta.
Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang personal hygiene
dengan kejadian skabies pada santri putra Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah
Yogyakarta.
Saran: Memperbaiki pengetahuan tentang personal hygiene dan mengatasi kejadian
skabies di lingkungan santri dengan cara memberikan pendidikan tentang personal
hygiene pada santri.
Kata Kunci: Personal Hygiene, Kejadian Skabies.
Kepustakaan: 32 Buku, 4 Skripsi, 3 Jurnal, 1 Artikel Internet.
Jumlah Halaman: xii, 69 Halaman, 10 Tabel, 9 Lampiran.
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘ Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘ Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN PERSONAL HYGIENE KNOWLEDGE
LEVEL AND SCABIES IN AL-LUQMANIYYAH ISLAMIC BOARDING
SCHOOL MALE STUDENTS OF YOGYAKARTA1
Allama Zaki Almubarok2, Rosiana Nur Imallah3
Email: allama904@gmail.com
Abstract
Background: The lack of knowledge about personal hygiene can cause various diseases
especially scabies. The factors which cause the disease spreading are bad sanitation,
condensed population, sociocultural aspect, bad hygiene behavior and water.
Objective: The study is to investigate the correlation between personal hygiene
knowledge level and scabies in Al-Luqmaniyyah Islamic boarding school male students
of Yogyakarta in 2017.
Method: The study employed cprrelational method with cross sectional approach. Non
probability sampling techniques was used to draw the samples of the study which were
60 respondents. The data were taken using questionnaire with 23 questions for the
variable of personal hygiene knowledge and checklist for the variable of scabies. The
data were analyzed using chi square.
Result: The analysis on the correlation between personal hygiene knowledge level and
scabies showed that most respondents (24 respondents) had low category of knowledge
level (40%). The result of Chi square sttaistical test showed that there was correllation
between personal hygiene knowledge level and scabies in Al-Luqmaniyyah Islamic
boarding school male students of Yogyakarta.
Conclusion: There is a correlation between personal hygiene knowledge level and
scabies in Al-Luqmaniyyah Islamic boarding school male students of Yogyakarta.
Suggestion: The low knolwedge level about personal hygiene and scabies incidence can
be prevented by giving education on personal hygiene for students.
Keywords : Personal Hygiene, Scabies
Bibliography : 32 Books, 4 Undergraduate theses, 3 Journals, 1 Internet article.
Pages : xii, 69 Pages, 10 Tables, 9 Appendices.
1
Thesis title
2
School of Nursing Student, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
School of Nursing Lecturer, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN pengetahuan tentang personal hygiene
Personal hygiene atau (DepkesRI, 1995).
kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan dalam menjaga kebersihan dan Di Indonesia, sebagai negara
kesehatan individu dengan tujuan untuk dengan jumlah penduduk muslim
mencapai kesejahteraan fisik maupun terbanyak di dunia, terdapat 14,798
psikis (Tarwoto & Wartonah, 2006). pondok pesantren dengan prevalensi
Pemeliharaan personal hygiene sangat skabies cukup tinggi. Hal ini didukung
menentukan status kesehatan, hal dari hasil penelitian survei epidemiologi
tersebut akan membuat individu secara penyakit skabies pada santri di Malang
sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga Raya yang meliputi wilayah Kota
kesehatan dan mencegah terjadinya Malang, Kabupaten Mgalang, dan Kota
penyakit (Notoatmodjo, 2003). Personal Batu. Hasil dari penelitian didapatkan
hygiene merupakan cara perawatan diri data 59% penderita skabies adalah santri
manusia untuk memelihara kesehatan baru yang tinggal di pondok pesantren,
mereka secara fisik dan keadaan 10% santri terkena skabies selama
emosional. Pemeliharaan personal tinggal di pondok pesantren, 11% santri
hygiene diperlukan untuk kenyamanan terkena skabies sebelum tinggal di
individu, keamanan, dan kesehatan pondok pesantren, dan hanya 20% saja
(Potter, 2005). santri yang belum pernah mengalami
penyakit skabies (Yahmi, 2016).
Personal hygiene penting dan
termasuk ke dalam tindakan pencegahan Berdasarkan studi pendahuluan
primer yang spesifik, karena personal yang dilakukan pada hari Minggu 19
hygiene yang baik dapat meminimalkan Maret 2017 di komplek putra Pondok
pintu masuk (portal of entry) Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta,
mikroorganisme yang ada dimana-mana dari 25 santri, 13 santri mengatakan
dan akhirnya mencegah seseorang pernah mengalami penyakit skabies, 7
terkena penyakit (Saryono & Widianti, santri sedang mengalami penyakit
2011). Dari beberapa penyakit tersebut, skabies dan 5 santri mengatakan belum
yang paling sering dialami oleh pernah mengalami penyakit skabies.
kebanyakan masyarakat di Indonesia Hasil dari wawancara dengan beberapa
adalah penyakit skabies. Penyakit santri yang terkena skabies ada di
skabies merupakan penyakit gatal pada komplek putra Pondok Pesantren Al-
kulit, yang disebabkan oleh kepadatan, Luqmaniyyah, diperoleh informasi
kelembaban, dan diabaikannya personal bahwa 16 santri mengatakan tidak tahu
hygiene. Penyakit ini dapat menyerang mengenai pengetahuan terkait personal
siapa saja, tanpa memandang status hygiene. Berdasarkan latar belakang
sosial ekonomi, jenis kelamin, dan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
tingkatan usia. Termasuk di lingkungan hubungan tingkat pengetahuan tentang
pondok pesantren. Untuk mencegah personal hygiene dengan kejadian
penularan penyakit skabies diperlukan skabies pada santri putra Pondok
tindakan nyata yang harus dilakukan Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta.
dengan memutus mata rantai penularan
penyakit ini dengan menjaga personal METODE PENELITIAN
hygiene dan sanitasi lingkungan yang Jenis penelitian yang dilakukan
dimulai dengan meningkatkan adalah penelitian non-eksperiment yang
bersifat kuantitatif dengan desain santri putra di komplek putra yang
korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk berjumlah 60 orang.
melihat hubungan antara variabel bebas
(Independent) dan variabel terikat Hasil
(Dependent) (Notoatmodjo, 2012). 1. Karakteristik responden
Rancangan dalam penelitian ini berdasarkan Kelas Diniyyah
menggunakan pendekatan waktu cross- Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Kelas
sectional artinya tiap subjek penelitian Diniyyah pada Santri Putra Pondok
hanya diobservasi satu kali saja dalam Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta
satu waktu (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian menekankan waktu Kelas Persentase
No.
pengukuran atau observasi data variabel Diniyyah Jumlah (%)
dependent dan independent yang dinilai 1 Idady 10 16,7
secara simultan dan tidak ada tindak 2 Jurumiyyah 13 21,7
lanjut. (Nursalam, 2011). 3 Imrithi 13 21,7
Populasi dalam penelitian ini 4 Alfiyyah 1 16 26,7
adalah seluruh santri putra Pondok 5 Takhtim 8 13,3
Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta
Jumlah 60 100
yang berjumlah 150. Dalam penelitian
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat
ini, peneliti menggunakan teknik non
dilihat jumlah 60 responden terbagi
probability sampling yaitu pengambilan
dalam beberapa kelas diniyyah, untuk
sampel yang tidak memberikan peluang
kelas Idady ada 10 responden (16,7%),
yang sama bagi setiap anggota populasi
kelas Jurumiyyah ada 13 responden
untuk dipilih sebagai anggota sampel.
(21,7%), kelas Imrithi ada 13 responden
Pengambilan sampel menggunakan
(21,7%), kelas Alfiyyah 1 ada 16
rumus Slovin dan didapatkan 60
responden (26,7%), dan kelas Takhtim
responden. Instrumen yang digunakan
ada 8 responden (13,30%).
dalam penelitian ini adalah kuesioner
dan checklist. Kuesioner pengetahuan
2. Karakteristik responden
tentang personal hygiene dan checklist
berdasarkan usia
kejadian skabies keduanya sudah
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia
dilakukan validitas dan reabilitas.
pada Santri Putra Pondok Pesantren Al-
Luqmaniyyah Yogyakarta
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Usia Persentase
No.
Penelitian ini dilakukan di (tahun) Jumlah (%)
Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah 1 15 1 1,7
Yogyakarta pada hari Selasa pada 2 16 1 1,7
tanggal 13 Juni 2017. Pondok ini 3 17 1 1,7
terletak di jalan Babaran, Gang 4 19 8 13,3
Cemani, Dusun Kalangan Rt 15 Rw 04 , 5 20 13 21,7
Kelurahan Pandean, Kecamatan
6 21 16 26,7
Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Provinsi
7 22 9 15,0
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Responden dalam penelitian ini adalah 8 23 5 8,3
9 24 3 5,0
10 25 2 3,3 menempuh sebagai mahasiswa
11 28 1 1,7 perguruan tinggi terdapat 50 responden
(83,3), tingkat pendidikan sarjana (S1)
Jumlah 60 100
ada 2 responden (3,3%), dan tingkat
pendidikan pasca sarjana (S2) ada 3
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari
responden (5,0%).
60 responden terbagi dalam beberapa
usia, untuk usia 15 tahun ada 1
4. Tingkat Pengetahuan Responden
responden (1,7%), usia 16 tahun ada 1
tentang Personal Hygiene pada
responden (1,7%), usia 17 tahun ada 1
Santri Putra Pondok Pesantren
responden (1,7%), usia 19 tahun ada 8
Al-Luqmaniyyah Yogyakarta
responden (13,3%), usia 20 tahun ada
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan
13 responden (21,7%), usia 21 tahun
Responden Tentang Personal Hygiene
ada 16 responden (26,7%), usia 22
pada Santri Putra Pondok Pesantren Al-
tahun ada 9 responden (15,0%), usia 23
Luqmaniyyah Yogyakarta.
tahun ada 5 responden (8,3%), usia 24
tahun ada 3 responden (5,0%), usia 25 No. Kategori Jumlah Persentase (%)
tahun ada 2 responden (3,3%), dan usia
28 tahun ada 1 responden (1,7%). Dari 1 Rendah 24 40,0
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 2 Sedang 22 36,7
jumlah usia terbanyak dari responden 3 Baik 14 23,3
pada penelitian ini adalah 21 tahun Jumlah 60 100
dengan jumlah 16 responden.
Dari tabel 4.5 diatas, dapat diketahui
3. Karakteristik responden jumlah responden yang masuk dalam
berdasarkan tingkat pendidikan kategori rendah adalah 24 responden
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan (40,0%), responden dengan kategori
Tingkat Pendidikan pada Santri Putra sedang 22 responden (36,7%), dan
Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah responden dengan kategori baik ada 14
Yogyakarta responden (23,3%). Dari tabel diatas
Tingkat Persentase dapat disimpulkan bahwa hampir
No.
Pendidikan Jumlah (%) separuh dari responden memiliki tingkat
1 SMA 5 8,3 pengetahuan tentang personal hygiene
2 Mahasiswa 50 83,3 dalam kategori rendah.
Sarjana
3
(S1) 2 3,3 5. Responden yang Mengalami
Pasca Penyakit Skabies pada Santri
4 Sarjana Putra dari hasil Observasi di
(S2) 3 5,0
Pondok Pesantren Al
Jumlah 60 100 Luqmaniyyah Yogyakarta
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat
dilihat 60 responden terbagi dalam Tabel 4.6 Responden yang Mengalami
beberapa tingkat pendidikan yang Penyakit Skabies pada Santri Putra di
ditempuh, untuk tingkat pendidikan Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah
SMA ada 5 responden (8,3%), tingkat Yogyakarta.
pendidikan responden yang masih
Kejadian Persentase responden (41,7%) yang tidak
No.
Skabies Jumlah (%) mengalami penyakit skabies dan
1 Tidak 25 41,7 terdapat 35 responden (58,3%) yang
2 Ya 35 58,3 mengalami penyakit skabies. Dari hasil
penelitian ini menandakan kejadian
Jumlah 60 100
skabies di Pondok Pesantren Al-
Luqmaniyyah Yogyakarta tergolong
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat
tinggi.
diketahui hasil observasi dari 60
responden yang diteliti terdapat 25
Dinkes RI. (1995) 1, Upaya kesehatan Marwali. (2003). Ilmu Penyakit Kulit.
anak usia sekolah di pondok Jakarta: Hipokrates.
pesantren http:// exdeath-
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
health.blogspot.com/2008/02/scab
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
ies.html. Diakses tanggal 16 Juni
Rineka Cipta.
2017.
______________(2005). Metode Saryono & Anggraeni, M. D. (2013).
Penelitian Kesehatan, (edisi Metodologi Penelitian Kualitatif
revisi) Jakarta: Rineka Cipta. dan Kuantitatif dalam bidang
kesehatan. Yogyakarta: Nuha
______________(2007). Promosi Medika.
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta. Saryono & Widianti. (2011). Catatan
Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
______________(2012). Metodologi (KDM). Yogyakarta: Nuha
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Medika.
Cipta.
Soedarto (2009). Penyakit Menular.
Nursalam. (2015). Manajemen
Jakarta: CV Sagung Seto.
Keperawatan Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan Profesional.
Song C, (2005), Skabies, Jurnal
Surabaya: Salemba Medika.
Kesehatan & Kedokteran Fakultas
Kedokteran Tarumanegara
(volume 3: 54).
Pawening, A. (2009). Perbedaan angka
kejadian skabies antar kelompok Stone, S.P., Jonathan N.G., Rocky E.B.,
santri bardasar lama belajar di 2008, In: Fitzpatrick,s
pesantren. Diakses: 13 April Dermatology in General
2017. Medicine. 7th ed. New York:
http://digilib.uns.ac.id/abstrak_12 McGraw-Hill, pp. 2030-31.
62_perbedaan-angka-kejadian-
Sudirman, T. (2006). Scabies : Masalah
skabies-antar-kelompok-santri-
Diagmosis dan Pengobatan.
berdasar-lama-belajar-di-
Majalah Kesehatan Damianus.
pesantren.html.
Vol. 5, No. 3. September 2006.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Hal : 177-190.
Ajar Fundamental Keperawatan;
Sugiyono. (2011). Statistik Untuk
Konsep, Proses, dan Praktik
Penelitian, (edisi 2). Bandung:
(Edisi 4). Jakarta: EGC.
Alfabeta.
Pratiwi & Noviar. (2008). Hubungan _________(2014). Metode Penelitian
Pengetahuan dan Sikap Siswa Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
terhadap PHBS di SDN Ngebel Bandung: Alfabeta.
Kec. Kasihan Kabupaten Bantul
Yogyakarta. Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Raqith, H. (2007). Hidup sehat Cara
Islam. Bandung: Marja. Sujarweni, V. W. (2012). SPSS untuk
Paramedis. Yogyakarta: Gava
Santoso, S. (2010). Panduan Lengkap Media.
Menguasai Statistik dengan SPSS
Tarwoto & Wartonah. (2003).
17. Jakarta: Elex Media
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Compusmindo.
Proses Keperawaran. Jakarta:
Salemba Medika.
__________________(2015).
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses keperawatan, (Edisi 5).
Jakarta Selatan: Salemba Media.
Wardhani. (2007). Hubungan Praktek
Kebersihan Diri Dan Penggunaan
Alat Pelindung Diri Dengan
Kejadian Skabies Pada Pemulung
di TPA Bukung Bandar Lampung.
Skripsi. Semarang. UNDIP.
WHO. (2001). Planet Kita Kesehatan
Kita. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Yahmi, I. Mohamad, A. Utami.
Endang, S. (2016). Skabies dan
Upaya Pencegahannya.
Yogyakarta: LeutikaPrio.