Dari Kitab Asyrootussaa’ah (Tanda-Tanda Hari Kiamat), tentang Ya’juj wa Ma’juj akan
dibahas menjadi berbagai perkara, yaitu:
2. Nasabnya,
3. Dalil-dalilnya,
4. Bagaimana ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah meyakini atas masalah Ya’juj wa
Ma’juj,
Menurut pendapat para ‘Ulama Ahlus Sunnah, bahwa istilah Ya’juj wa Ma’juj bisa
dibaca dengan dua cara yaitu Yaajuj wa Maajuj ()ياجوج وماجوج.
Atau dibaca dengan cara Bacaan ‘Aasim, yaitu Qiroo’at Hafs ‘an ‘Aasim: Ya’juj wa
Ma’juj ()يأجوج ومأجوج, yang biasa dilakukan oleh Jumhur para qoori’at pada umumnya
dari Asia, termasuk Indonesia dan Malaysia.
Sehingga dalam Al Qur’an pun, menurut Jumhur para ahli Qiroo’at, membacanya seperti
tersebut terakhir di atas.
Dari mana munculnya kata “Ya’juj wa Ma’juj”, maka menurut para ‘Ulama Ahlus
Sunnah ada dua pendapat:
Pertama, pendapat bahwa istilah (kata) Ya’juj wa Ma’juj bukan kata Arab, melainkan
dari luar bahasa Arab, tetapi sudah “di-Arabkan”. Dalam bahasa Arab, yang demikian itu
disebut: Ghoir Munsyarif ()غير منصرف.
Artinya, bahwa kata Ya’juj wa Ma’juj bukan dari bahasa Arab.
Tetapi harus kita ketahui, bahwa seluruh kata yang sudah dimasukkan ke dalam Al
Qur’an oleh Allooh سبحانه وتعالىmelalui firman-Nya, maka itu disebut Mu’arrobah (
–( )معربةsudah dimasukkan ke dalam bahasa Arab –), lalu itu disebut Ghoir Munsyarif.
Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa kata “Ya’juj wa Ma’juj” berasal dari kata
Arab, dan bisa ditelusuri kronologis dari kata tersebut. Diantara mereka ada yang
menyarikan dan mencarikan, lalu kata mereka: Kata “Ya’juj wa Ma’juj” berasal dari kata
Ajij (Ajiiju an naar) ( – )أجيج النرAjiij artinya: “Api yang sedang bergejolak dan berbunyi
meledak-ledak”, disebut Iltihab ()لهب والتهاب. Ujung api yang yang menjilat-jilat sedang
bergejolak disebut: Lahab ()لهب.
Menurut ‘Ulama Bahasa Arab yang lain, “Ya’juj” berasal dari kata “Ajaj” ()أجج, artinya:
“Air yang sangat asin”.
Ada lagi ‘Ulama yang mengatakan bahwa kata “Ya’juj” berasal dari kata ‘”Ajja” ()أجج,
artinya: “Musuh yang sangat cepat, tangkas, gesit”.
Ada lagi ‘Ulama yang mengatakan bahwa kata “Ya’juj” berasal dari kata Ajjatu ()أجت
atau Ajjatun( – )أجةAjjah ()أجه, artinya: “Bercampur dan bergoncang”.
Manakah yang benar dari dua pendapat diatas, ternyata pendapat kedua yang
mengatakan bahwa “Ya’juj wa Ma’juj” berasal dari Bahasa Arab adalah lebih kuat.
Hal ini, karena sesuai dengan Firman Allooh سبحانه وتعالىdalam Al Qur’an Surat Al Kahfi
(18) ayat 94 :
Artinya:
“Mereka berkata: “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang
yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Maka “Ya’juj wa Ma’juj’ adalah makhluk Allooh سبحانه وتعالى, tidak bisa dikatakan
dengan kata lain, yang Allooh سبحانه وتعالىjadikan sebagai Fitnah bagi manusia yang
hidup di akhir zaman, sebagai tanda bahwa hari Kiamat semakin segera terjadi, dan
mereka ternyata keluar dari antara dua bukit, mereka terbendung di dalamnya, mereka
akan keluar jika Allooh سبحانه وتعالىsudah menentukan waktunya.
Menurut kata para ‘Ulama, Ya’juj wa Ma’juj adalah keturunan Nabi Adam عليه السلما.
Berarti mereka adalah manusia. Kakeknya bernama Yafits bin Nuh. Sedangkan Nabi
Nuh عليه السلماadalah keturunan Nabi Adam عليه السلما. Antara Nabi Nuh عليه السلماdan
Nabi Adam عليه السلماadalah sekian generasi, dan Nabi Nuh عليه السلماmempunyai anak
bernama Yafits.
Demikian dijelaskan oleh Imaam Ibnu Hajar Al Asqolaany رحمه اdalam Kitab beliau
berjudul Fathul Baari.
Ya’juj wa Ma’juj adalah manusia, mereka saat ini dikepung oleh dua bukit, dan menurut
Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمsekarang mereka itu sudah ada.
Dalam Hadits Shohiih diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory no: 4741, dari Shohabat
Abu Saa’id Al Khudry رضي ا عنه, beliau berkata bahwa Rosuulullooh صلى ا عليه وسلم
bersabda:
َاس يسأمهمهرسك أسمنَ تهمخضرسج ضممن هذررينتضسك بسمعاثا إضسلى ت إضننَ ن صمو ت سمعسدميسك فسيهسناسدىَ بض س
اه سعنز سوسجنل يسموسم املقضسياسمضة سيا آسدهم يسهقوهل لسبنميسك سربنسنا سو س ن
ضهع املسحاضمهل سحمملسسها سضعيسن فسضحينسئضتذ تس س
سسعةا سوتض م سسعضمئستة سوتض م ف – أهسراهه سقاسل – تض م ث النناضر سقاسل ضممن هكرل أسمل ت ب سوسما بسمع هالنناضر سقاسل سيا سر ر
س
س سحنتىَ تسغينسرمت ن س
ق ذلضسك سعلىَ النا ض س ش ن س
شضديدد{ٌ ف س ب اض س س س
سسكاسرىَ سولضكنن سعذا س سسكاسرىَ سوسما ههمم بض ه س ه ب املسوضليهد }سوتسسرىَ النا س
ن شي هسويس ض
س
ِسضعيسن سوضممنهكمم سواضحدد ثنم أمنتهمم ضفي سسعةا سوتض م سسعضمئستة سوتض م م م
هوهجوههههمم فسسقاسل الننبضييِ صلىَ ا عليه وسلم ضممن يسأهجوسج سوسمأهجوسج تض م
سسوضد سوإضرنيِ لسمرهجو أسمنَ تسهكوهنوا ب الثنموضر الس م ضاضء ضفيِ سجمن ض شمعسرضة املبسمي س أسمو سكال ن، ضب الثنموضر السمبيس ض سموسداضء ضفيِ سجمن ض شمعسرضة ال ن س سكال ن الننا ض
س
شطسر أمهضل املسجننضة فسسكبنمرسنا م ه س
ث أمهضل املسجننضة فسسكبنمرسنا ثنم سقاسل سهربهسع أسمهضل املسجننضة فسسكبنمرسنا ثنم سقاسل ثله س
ه ه
Artinya:
“Allooh pada Hari Kiamat akan berfirman kepada Adam عليه السلما:“Wahai Adam.”
Kemudian terdapat seruan yang menyerukan dengan suara, “Sesungguhnya Allooh سبحانه
وتعالىmemerintahkanmu agar mengeluarkan dari turunanmu utusan untuk masuk ke
dalam api neraka.”
Kata Nabi Adam عليه السلما: “Ya Allooh, apa yang dimaksud dengan utusan menuju ke
neraka itu?”
Allooh سبحانه وتعالىmenjawab: “Dari setiap seribu, ada 999 ke neraka dan satu ke surga.
Pada saat itu, orang yang hamil akan melahirkan kandungannya dan anak kecil akan
beruban. Kamu akan melihat bahwa manusia berada dalam keadaan mabuk (kalang-
kabut, kacau), padahal mereka bukan orang mabuk, karena mereka melihat adzab Allooh
yang sangat dahsyat.”
Maka yang demikian itu menyebabkan para Shohabat merasa kesulitan dan wajah mereka
berubah.
Maka Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمbersabda, “Dari Ya’juj wa Ma’juj 999 dan 1 dari
kalian. Adapun kalian ditengah-tengah manusia bagaikan rambut hitam dalam bulu
singa yang putih atau bulu putih dalam bulu harimau yang hitam. Dan sungguh aku
berharap dari kalian menjadi ¼ penghuni surga.”
Dalam keadaan seperti itu, digambarkan oleh Allooh سبحانه وتعالى, bahwa manusia ketika
Hari Kiamat akan seperti orang yang mabuk, tidak sadar, sampai-sampai orang yang
sedang hamil mendadak melahirkan bayinya dan anak yang masih bayi kepalanya sudah
beruban. Hal itu karena saking dahsyatnya kejadian pada hari Kiamat tersebut.
Oleh karena itu, kita harus takut kepada Allooh سبحانه وتعالىagar tidak mengalami
kedahsyatan seperti itu. Marilah kita antisipasi sejauh mungkin, agar Allooh سبحانه وتعالى
melindungi kita dari adzab (siksa) seperti digambarkan diatas.
سسعةا س سحنتىَ تسسغينسرمت هوهجوههههمم فسسقاسل الننبضييِ صلىَ ا عليه وسلم ضممن يسأمهجوسج سوسمأمهجوسج تض م
سسعضمئستة سوتض م ق سذلضسك سعسلىَ الننا ض ش نفس س
سضعيسن سوضممنهكمم سواضحددسوتض م
Artinya:
Maka yang demikian itu menyebabkan para Shohabat merasa kesulitan dan wajah mereka
berubah (– ketakutan – pent.).
Maka Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمbersabda, “Dari Ya’juj wa Ma’juj 999 dan 1 dari
kalian…”
Maka kalau dilihat dari perbandingannya (999 : 1), yang akan dimasukkan ke dalam
neraka oleh Allooh سبحانه وتعالىadalah 999 dari kalangan Ya’juj wa Ma’juj, sedangkan
yang masuk ke surga adalah 1 (satu). Itulah yang difirmankan oleh Allooh سبحانه وتعالى
kepada Nabi Adam عليه السلما. Ini menunjukkan bahwa nasabnya Ya’juj wa Ma’juj adalah
dari keturunan Nabi Adam عليه السلما. Berarti, menurut Hadits yang Shohiih, diriwayatkan
oleh Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim bahwa Ya’juj wa Ma’juj adalah dari
kalangan anak-cucu Nabi Adam عليه السلما, keturunan manusia.
Tentang akan terjadi dan munculnya Ya’juj wa Majuj banyak dalil dari Al Qur’an maupun
Sunnah Rosuulullooh صلى ا عليه وسلم. Antara lain adalah :
Dalam Surat Al Kahfi (18 ) ayat 93 – 99 :
Ayat 93 :
Artinya:
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di
hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.”
Ayat 94 :
Artinya:
“Mereka berkata: “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang
yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Keterangan Ulama atas ayat tersebut: “Bahwa ada dua buah gunung dan di antara dua
gunung itu dibuat tembok (bendungan) sampai di atas puncak gunung itu dan dibuatkan
pula pagar besi untuk mengurung Ya’juj wa Majuj. Dan itu merupakan kekuasaan
Allooh سبحانه وتعالى.”
Apakah sekarang sudah ditemukan bendungan itu ataukah belum, ditemukan ataukah
tidak; kita harus beriman (percaya) kepada firman Allooh سبحانه وتعالىitu.
Ayat 95 :
﴾٩٥﴿ سقاسل سما سمنكرنيِ ضفيضه سرربيِ سخميدر فسأ سضعيهنوضنيِ بضقهنوتة أسمجسعمل بسمينسهكمم سوبسمينسههمم سرمدما ا
Artinya:
“Dzulqarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Robb-ku kepadaku terhadapnya
adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar
aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.”
Ayat 96 :
﴾٩٦﴿ صسدفسميضن سقاسل انفههخوا سحنتىَ إضسذا سجسعلسهه سناراا سقاسل آهتوضنيِ أهمفضرمغ سعلسميضه قضمطراا آهتوضنيِ هزبسسر املسحضديضد سحنتىَ إضسذا س
ساسوىَ بسميسن ال ن
Artinya:
“Berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: “Tiuplah (api itu)”. Hingga apabila
besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang
mendidih), agar kutuangkan ke atas besi panas itu.”
Ayat 97 :
Artinya:
“Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.”
Ayat 98 :
﴾٩٨﴿ سقاسل سهسذا سرمحسمةد رمن نرربيِ فسإ ضسذا سجاء سومعهد سرربيِ سجسعلسهه سدنكاء سوسكاسنَ سومعهد سرربيِ سحقجا ا
Artinya:
Dzulqarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Robb-ku, maka apabila sudah
datang janji Robb-ku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Robb-ku itu
adalah benar“.
Ayat 99 :
Artinya:
“Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain,
kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.”
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, Ya’juj wa Ma’juj sekarang ini sedang dalam posisi
terkurung, mereka tidak bisa keluar dari kurungan tersebut. Tetapi ada lobang di dinding
kurungan itu dan lobang itu setiap hari bertambah besar, tetapi Ya’juj wa Ma’juj itu belum
bisa keluar. Keluarnya mereka itu adalah kelak, apabila telah datang janji Allooh سبحانه
وتعالى. Kalau janji itu belum datang, maka mereka tidak akan bisa keluar.
صةد أسمب س
صاهر النضذيسن ق فسإ ضسذا ضهسيِ س
شاضخ س ﴾ سوامقتسسر س٩٦﴿ َسهلوسن
ب املسومعهد املسح ي سحنتىَ إضسذا فهتضسحمت يسأمهجوهج سوسمأمهجوهج سوههم رمن هكرل سحسد ت
ب سين ض
﴾٩٧﴿ ظالضضميسن سكفسهروا سيا سوميلسسنا قسمد هكننا ضفيِ سغمفلستة رممن سهسذا بسمل هكننا س
Artinya:
(96)“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun
dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.”
(97)“Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba
terbelalaklah mata orang-orang yang kaafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah
kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah
orang-orang yang dzolim.”
Dalam Hadits riwayat Imaam Al Bukhoory no: 3346 dan Imaam Muslim no: 2880, dari
Ummu Habibah bintu Abi Sofyan رضي ا عنها, dari Zainab bintu Jahsy ( رضي ا عنهاisteri
Rosuulullooh )صلى ا عليه وسلم, berkata bahwa suatu hari Rosuulullooh صلى ا عليه وسلم
memasuki rumah, beliau kemudian bersabda:
ش – رضىَ ا عنهن أسننَ الننبضنيِ صلىَ ا عليه وسلم سدسخسل سعلسميسها فسضزاعا يسهقوهل لس إضلسهس إضلن ب امبنسضة سجمح ت عن أم حبيبة سعمن سزمينس س
ن
صبسضعضه اضلمبسهاضم سوالضتيِ تسضليسهاق بضإ ض م ن م م م م
ب فتضسح اليسموسم ضممن سرمدضم يسأهجوسج سوسمأهجوسج ضمثهل سهضذضه سوسحل س ه م س
شرر قضد اقتسسر س ب ضممن س اه سوميدل لضملسعسر ض
ن
ثصالضهحوسنَ سقاسل نسسعمم إضسذا سكثهسر املهخمب هسوسل اض أسنسمهلضهك سوضفيسنا ال ن سيا سر ه: ت فسقهمل ه، شب امبنسةه سجمح ت سقالسمت سزمينس ه
Artinya:
“Laa illaaha ilallooh” (tidak ada yang berhak di-ibadahi kecuali Allooh )سبحانه وتعالى,
celakalah bagi orang Arab dari suatu kejahatan, telah semakin mendekat hari ini, telah
dibuka lobang Ya’juj wa Ma’juj selebar ini.” Sambil beliau membuat bulatan dengan ibu
jari dan telunjuk beliau صلى ا عليه وسلم.
Kemudian isteri beliau ( صلى ا عليه وسلمZainab bintu Jahsy )رضي ا عنهاberkata: “Wahai
Rosuulullooh, apakah mungkin Allooh akan membinasakan kita, padahal di tengah-
tengah kita ini banyak orang-orang shoolih?”.
Berdasarkan hadits tersebut, janganlah lalu kita mengatakan bahwa: “Indonesia adalah
mayoritas kaum muslimin, tetapi mengapa Allooh سبحانه وتعالىmasih juga mendatangkan
musibah? Bukankah ini umat-Nya. Apakah Allooh سبحانه وتعالىtidak sayang kepada
mereka?”
Hadits tersebut lah merupakan jawabannya. Bahwa Zainab رضي ا عنهاsendiri pun
pernah bertanya kepada Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمtentang hal semacam itu. Bahwa
kemunkaran itu telah semakin menyebar ditengah-tengah orang shoolih, lalu siapakah
yang bertanggungjawab pada saat seperti itu? Keadaan semakin pelik dan rumit, karena
syaithoon bersembunyi, ia tidak mau bertanggungjawab. Orang-orang yang mengaku
sebagai wakilnya syaithoon juga mengelak untuk bertanggungjawab. Semua pihak pada
masa itu saling salah-menyalahkan. Pihak yang satu menyalahkan pihak yang lainnya.
Yang ada adalah semuanya menjerumuskan. Maka hendaknya kita tidak boleh terlena,
hendaknya kita sadar bahwa kema’shiyatan itu sudah menyebar dan tumbuh, serta ada
yang mempeloporinya dan kita harus tumpas semaksimal mungkin. Karena akibatnya
akan menimpa kepada kita, yaitu orang-orang shoolih pun akan turut dibinasakan oleh
Allooh سبحانه وتعالىapabila perbuatan ma’shiyat telah menyebar dimana-mana. Na’uudzu
billaahi min dzaalik !
Hadits tersebut diatas menjelaskan kepada kita bahwa lobang keluarnya Ya’juj wa
Ma’juj pada zaman Rosuulullooh ( صلى ا عليه وسلم1429 tahun lalu) sudah dibuka oleh
Allooh سبحانه وتعالى, dan lobang itu sudah sebesar lingkaran dari ibu jari dan telunjuk.
Mungkin sekarang sudah semakin besar dan suatu saat nanti mereka akan bisa keluar dari
lobang tersebut, maka itulah jadwalnya Ya’juj wa Ma’juj keluar.
Ada lagi berikut ini, sebuah hadits yang panjang. Dalam Hadits Shohiih Riwayat Imaam
Muslim no: 2937, dari Shohabat An Nuwwas bin Sam’an رضي ا عنه, beliau berkata
bahwa Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمbersabda:
… فبينما هو كذلك إذ بعث ا المسيح ابن مريم فينزل عند المنارة البيضاء شرقيِ دمشق بين مهرودتين واضعا
كفيه علىَ أجنحة ملكين إذا طأطأ رأسه قطر وإذا رفعه تحدر منه جمانَ كاللؤلؤ فل يحل لكافر يجد ريح نفسه إل مات
ونفسه ينتهيِ حيث ينتهيِ طرفه فيطلبه حتىَ يدركه بباب لد فيقتله ثم يأتيِ عيسىَ ابن مريم قوم قد عصمهم ا منه
ِفيمسح عن وجوههم ويحدثهم بدرجاتهم فيِ الجنة فبينما هو كذلك إذ أوحىَ ا إلىَ عيسىَ إنيِ قد أخرجت عبادا لي
ل يدانَ لحد بقتالهم فحرز عبادي إلىَ الطور ويبعث ا يأجوج ومأجوج وهم من كل حدب ينسلونَ فيمر أوائلهم
علىَ بحيرة طبرية فيشربونَ ما فيها ويمر آخرهم فيقولونَ لقد كانَ بهذه مرة ماء ويحصر نبيِ ا عيسىَ وأصحابه
حتىَ يكونَ رأس الثور لحدهم خيرا من مائة دينار لحدكم اليوم فيرغب نبيِ ا عيسىَ وأصحابه فيرسل ا عليهم
ِالنغف فيِ رقابهم فيصبحونَ فرسىَ كموت نفس واحدة ثم يهبط نبيِ ا عيسىَ وأصحابه إلىَ الرض فل يجدونَ في
الرض موضع شبر إل مله زهمهم ونتنهم فيرغب نبيِ ا عيسىَ وأصحابه إلىَ ا فيرسل ا طيرا كأعناق البخت
فتحملهم فتطرحهم حيث شاء ا ثم يرسل ا مطرا ل يكن منه بيت مدر ول وبر فيغسل الرض حتىَ يتركها كالزلفة
…
Artinya:
Kemudian ‘Isa bin Maryam عليه السلماmendatangi suatu kaum yang dilindungi oleh
Allooh سبحانه وتعالىdari Dajjal, lalu ‘Isa bin Maryam عليه السلماmengusap wajah mereka
dan memberitahukan kepada mereka mengenai derajat mereka di surga. Ketika ‘Isa bin
Maryam عليه السلماdalam keadaan begitu, Allooh سبحانه وتعالىmewahyukan kepadanya,
“Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak terkalahkan oleh
siapa pun. Karena itu selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang shoolih ke bukit.”
Kemudian Allooh سبحانه وتعالىmengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj (mereka turun ke segala
penjuru dari tempat yang tinggi (Al Anbiyaa’ ayat 96). Kelompok mereka yang pertama
kali melewati telaga Thabariyyah / Thiber, kemudian mereka meminum airnya hingga
habis. Kelompok mereka yang akhir lewat pula, lalu mereka mengatakan, “Sungguh di
tempat ini dulu ada air.”
Nabi ‘Isa عليه السلماdan para Shohabatnya terkepung, sehingga pada saat itu sebuah kepala
sapi lebih berharga bagi mereka daripada uang seratus dinar sekarang ini. Nabi ‘Isa bin
Maryam عليه السلماdan para Shohabatnya berdo’a agar Allooh menghancurkan Ya’juj dan
Ma’juj beserta pengikutnya. Lalu Allooh menimpakan kepada mereka penyakit hidung
seperti yang melanda hewan, sehingga mereka mati semuanya.
Kemudian Nabi ‘Isa عليه السلماdan para Shohabatnya tiba di suatu tempat di bumi. Mereka
tidaklah mendapati sejengkal tanah melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk,
maka Nabi ‘Isa عليه السلماdan para pengikutnya berdo’a kepada Allooh Azza Wa Jalla.
Sehingga, Allooh mengutus burung-burung sebesar punuk onta yang membawa bangkai-
bangkai manusia tersebut, untuk dibuang di tempat yang dikehendaki oleh Allooh Azza
Wa Jalla.
Kemudian Allooh menurunkan hujan yang menyirami setiap rumah di kota dan di desa,
sehingga bumi menjadi bersih setelah tersiram hujan.
“Sampai Ya’juj wa Ma’juj itu berjalan menuju gunung yang bernama Khomar yang
berada di Baitul Maqdis, dan mereka (Ya’juj wa Ma’juj) berkata: “Kita sudah
membunuh semua orang yang ada di bumi ini, maka mari kita bunuh orang-orang yang
ada di langit. Lalu dengan berlumuran darah apa yang mereka lemparkan ke langit itu,
Allooh kembalikan ke bumi.”
Itulah sekian banyak dalil yang bisa disampaikan, bahwa ada Ya’juj wa Ma’juj. Mereka
berasal dari manusia, fitnahnya sangat besar, merusak, sekarang sudah hidup dalam
kurungan. Lobang dinding kurungannya itu sekarang sudah besar, bahkan pada zaman
Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمlobangnya sudah sebesar lingkaran antara ibu jari dan
telunjuk. Sekarang tinggal menunggu waktunya saja. Mereka akan keluar apabila Allooh
سبحانه وتعالىsudah kehendaki, yakni ketika mendekati hari Kiamat.
Itulah keterangan Al Qur’an dan Hadits tentang Ya’juj wa Majuj, kita tidak boleh ragu
atas kebenaran akan munculnya Ya’juj wa Ma’juj. Karena siapa yang mengingkarinya,
berarti ingkar terhadap Al Qur’an dan Sunnah yang shohiih.
Para ‘Ulama Ahlus Sunnah mengatakan: Wajib hukumnya mengimani apa saja yang
diberitakan oleh Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمserta shohiih periwayatannya dari
Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمitu. Apakah hal itu bisa kita saksikan ataukah tidak bisa kita
saksikan. Semua berita dari Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمadalah benar adanya. Apakah
hal itu, kita bisa mencernanya dengan akal ataukah tidak. Meskipun kita tidak bisa
mendalami hakikat maknanya, sebagaimana riwayat tentang Isro’ wal Mi’roj, tetap wajib
bagi kita untuk meng-imaninya.
Kata beliau ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, “Walaupun kita tidak bisa mencerna
dengan akal kita, kalau berita itu sudah shohiih kepada kita, maka kita wajib meng-
imaninya.”
Ini bertalian dengan perkataan beliau sebelumnya bahwa apakah kita bisa mencernanya
dengan akal ataukah tidak, kita bisa menyaksikannya ataukah tidak, namun kalau itu
berasal dari apa yang diberitakan oleh Nabi Muhammad صلى ا عليه وسلم, maka kita wajib
membenarkannya. Itulah menurut Imaam Ibnu Qudamah رحمه ا.
Adalah ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah bernama Al Qodhi ‘Iyyaadh mengatakan:
“Hadits yang mengatakan tentang Ya’juj wa Ma’juj, maka berita ini harus kita sikapi
dengan yang sebenarnya. Wajib bagi kita mengimaninya, karena keluarnya Ya’juj wa
Ma’juj itu adalah bagian dari Tanda hari Kiamat. Telah terdapat berita tentang mereka,
tidak seorangpun bisa membantah, menyaingi atau meng-counter kepada kerusakan
yang ditimbulkan oleh Ya’juj wa Ma’juj, dari banyaknya jumlah mereka. Lalu mereka
akan mengejar orang-orang yang bersama Nabi ‘Isa عليه السلما, yang selamat dari Dajjal.
Kemudian Nabi ‘Isa عليه السلماberdoa kepada Allooh سبحانه وتعالىagar mereka semuanya
binasa, lalu Allooh سبحانه وتعالىmengirimkan ulat-ulat lalu Ya’juj wa Ma’juj mati,
menjadi bangkai meninggalkan bau busuk di atas kulit bumi. Lalu Nabi ‘Isa عليه السلما
dan para sahabatnya berdo’a kepada Allooh سبحانه وتعالى, lalu Allooh سبحانه وتعالى
mengirim beribu-ribu burung yang memindahkan bangkai itu ketempat yang
dikehendaki-Nya.”
Kalau sudah sampai saatnya, seperti disebutkan dalam Surat Al Kahfi (18) ayat 90:
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia
mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi
mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu.”
Menurut Imaam Ibnu Katsir “sebelah timur” itu dimana adalah tidak dijelaskan, maka
serahkan saja kepada Allooh سبحانه وتعالى.
Dalam Surat Al Kahfi (18) ayat 98 - 99 dan seterusnya Allooh سبحانه وتعالىberfirman :
﴾ سوتسسرمكسنا بسمع س٩٨﴿ سقاسل سهسذا سرمحسمةد رمن نرربيِ فسإ ضسذا سجاء سومعهد سرربيِ سجسعلسهه سدنكاء سوسكاسنَ سومعهد سرربيِ سحقجا ا
ِضههمم يسموسمئضتذ يسهموهج ضفي
﴾٩٩﴿ صوضر فسسجسممعسناههمم سجممعا ا ض سونهفضسخ ضفيِ ال ي
بسمع ت
Artinya:
(98) “Dzulqarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Robb-ku, maka apabila
sudah datang janji Robb-ku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Robb-
ku itu adalah benar“.
(99) Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain,
kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.”
1. Muncul Dajjal.
3. Nabi Isa hidup bersama para sahabatnya, dan kaum muslimin yang selamat dari
Dajjal,
7. Terjadi Kiamat.
Lobang Ya’juj wa Ma’juj yang disebut-sebut diatas sekarang berada di mana? Sekarang
sudah ada atau belum?
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imaam At Turmudzy no: 3153 dan di-shohiihkan
oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dan Hadits yang diriwayatkan oleh Imaam Ibnu
Maajah, dari Abu Hurairoh رضي ا عنهbahwa Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمmenjelaskan
tentang bendungan (dinding) dimana Ya’juj wa Ma’juj tersebut dikurung. Beliau صلى ا
عليه وسلمbersabda :
عن النبيِ صلىَ ا عليه و سلم فيِ السد قال يحفرونه كل يوم حتىَ إذا كادوا يخرقونه قال الذي عليهم: أبيِ هريرة
ارجعوا فستخرقونه غدا فيعيده ا كأشد ما كانَ حتىَ إذا بلغ مدتهم وأراد ا أنَ يبعثهم علىَ الناس قال للذي عليهم
َارجعوا فستخرقونه غدا إنَ شاء ا واستثنىَ قال فيرجعونَ فيجدونه كهيئته حين تركوه فيخرقونه فيخرجونَ على
الناس فيستقونَ المياه ويفر الناس منهم فيرمونَ بسهامهم فيِ السماء فترجع مخضبة بالدماء فيقولونَ قهرنا من
فيِ الرض وعلونا من فيِ السماء قسرا وعلوا فيبعث ا عليهم نغفا فيِ أقفائهم فيهلكونَ فو الذي نفس محمد بيده
إنَ دواب الرض تسمن وتبطر وتشكر شكرا من لحومهم
Artinya:
“Mereka itu setiap hari menggali lobang, ketika hampir terjadi lobang, kata mereka yang
ada diatasnya: “Pulanglah, besok lagi kita kerjakan.”
Lalu Allooh kembalikan lobang itu lebih daripada keadaan semula, sehingga jika sampai
waktu mereka dan Allooh menghendaki untuk membangkitkan mereka pada manusia,
berkatalah orang yang tadi mengatakan “Pulanglah, besok lagi kita kerjakan, insyaa
Allooh.”
Maka mereka pun kembali dan menemui lobang itu seperti mereka ketika mereka
tinggalkan. Kemudian mereka melobangi lagi, sehingga mereka dapat keluar dan
meminum air dan manusia pun lari dari mereka, lalu Ya’juj wa Ma’juj melempari mereka
dengan tombak dari langit sehingga tombak itu berlumuran darah dan mengatakan, “Kita
telah berhasil mengalahkan penghuni bumi, sebagaimana kita telah berhasil
menaklukkan yang di langit.” Ungkap mereka dengan sombong.
“Maka demi yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya binatang bumi (– ulat-
ulat — pent.) gemuk, bangga dan bersyukur kepada Allooh سبحانه وتعالىkarena daging
mereka.”
Kata Imaam Ibnu Hajar Al Asqolaany رحمه ا, dalam hadits tersebut dalam kitab
Fathul Baari, beliau menukil perkataan Ibnul ‘Arobi رحمه ا, seorang ‘Ulama Ahlus
Sunnah (– yang dimaksud disini bukanlah Ibnu ‘Arobi, orang Sufi yang meyakini tentang
Wihdatul Wujuud, yang jelas-jelas bukan termasuk Ahlus Sunnah wal Jamaah – pent.).
Yang dimaksud adalah Imaam Ibnul ‘Arobi رحمه ا, beliau adalah orang Yaman,
seorang Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, dimana beliau berkata:
2. Allooh سبحانه وتعالىmenghalangi akal mereka untuk naik, supaya membuat tangga
untuk melewati bendungan itu.
Ingkar terhadap mereka adalah berbahaya, karena berkonsekuensi pada murtad (keluar
dari Islam). Lihatlah firman Allooh سبحانه وتعالىdalam Surat Al An’aam (6) ayat 66-67 :
Ayat 66:
Artinya:
“Dan kaummu mendustakannya (adzab) padahal adzab itu benar adanya. Katakanlah:
“Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu”.
Ayat 67 :
Artinya:
“Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rosuul-rosuul) ada (waktu) terjadinya dan
kelak kamu akan mengetahui.”
Berarti ada sebagian orang yang mendustakan berita tentang Ya’juj wa Ma’juj.
Dalam Surat Al Ankabut (29) ayat 47, Allooh سبحانه وتعالىmemberikan isyarat :
Artinya:
“… Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir.”
Berarti kalau dikaitkan dengan ayat tentang Ya’juj wa Ma’juj yang tersebut dalam Surat
Al Kahfi seperti diatas, dan sudah kita ketahui bahwa haditsnya adalah Shohiih riwayat
Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim, maka jika ada orang yang masih saja
mengingkarinya, maka ia telah kaafir. Berarti tidak boleh ada pada kita keraguan, kita
harus yakin dam meng-imani, karena semua itu bukan urusan akal, melainkan sesuatu
yang harus dibenarkan dalam hati kita. Mengingkarinya berarti termasuk bagian
konsekuensi keluarnya seseorang dari Islam (Murtad).
Setelah Ma’juj wa Ma’juj, manusia menjadi musnah. Dalam Hadits disebutkan bahwa
setelah bangkai Ya’juj wa Ma’juj dipindahkan oleh burung, dilempar ke lautan. Lalu bau
bangkai menjadi hilang, berikutnya Allooh سبحانه وتعالىmenurunkan hujan. Sampai bersih
bumi ini dari bekas-bekas Ya’juj wa Ma’juj. Kemudian Allooh سبحانه وتعالى
memerintahkan kepada bumi : “Tumbuhlah kamu.” Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan
dan semua menjadi menghijau, banyak buah-buahan untuk dimakan, semuanya menjadi
rindang, hingga susu unta mencukupi untuk banyak orang. Susu sapi mencukupi sampai
sekian banyak kabilah orang. Dan susu kambing akan mencukupi sekian banyak
keluarga. Ketika mereka dalam keadaan demikian, Allooh سبحانه وتعالىmengirimkan angin
yang harum.
Sabda Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمdalam hadits selanjutnya adalah bahwa setelah
Allooh سبحانه وتعالىmengirim angin yang berbau harum itu, maka Allooh سبحانه وتعالىakan
mencabut nyawa-nyawa setiap mu’min dan muslim, sehingga semuanya meninggal,
tidak ada yang tersisa kecuali orang-orang jahat dan pada merekalah Hari Kiamat
akan terjadi.
Kalau kita lihat dalam hadits tersebut diatas, ada isyarat bahwa setelah Ya’juj wa Ma’juj
musnah, ternyata masih ada kehidupan lagi di bumi. Bahkan setelah itu tanah (bumi)
menjadi subur, tumbuhan menjadi hijau, pohon pun menjadi rindang dan orang-orangnya
menjadi sejahtera, dan menjadi tidak butuh kepada yang lain, kalau diberi tidak ada yang
mau menerima karena harta sudah melimpah di saat itu.
Semuanya itu adalah cerita dari Rosuulullooh صلى ا عليه وسلم, yang memberitakannya
kepada kita semua. Betapa Allooh سبحانه وتعالىmenghendaki apa yang terjadi di alam
semesta ini. Itulah kekuasaan dari Allooh سبحانه وتعالى, kewajiban kita adalah meng-imani
dan meyakini, tidak boleh ada ragu-ragu, dan Ya’juj wa Ma’juj adalah bagian dari tanda
Kiamat Besar. Setelahnya beberapa saat lagi akan terjadi Kiamat Besar.
Kesimpulan :
1. Urusan ‘Aqiidah adalah urusan berita. Yaitu berita dari Allooh سبحانه وتعالىdan dari
Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمyang harus disikapi dengan Iman. Berbeda dengan urusan
ilmu duniawi, yang harus rasional, harus empiris, harus terbukti dengan diagnosa yang
ketat. Sedangkan urusan ‘Aqiidah, jika difirmankan oleh Allooh سبحانه وتعالىdan sudah
disabdakan oleh Rosuulullooh صلى ا عليه وسلم, dipahami dan dijelaskan oleh para
‘Ulama, maka tidak boleh bagi kita untuk meragukannya. Apakah akal manusia
menerimanya atau tidak, ini adalah urusan dien.
2. Pelajaran penting dari Ya’juj wa Ma’juj tersebut diatas adalah betapa Allooh سبحانه
وتعالىMaha Berkuasa untuk men-skenario perjalanan kehidupan manusia dan alam
semesta di dunia ini, selama sebelum Hari Kiamat terjadi. Semuanya itu adalah kehendak
Allooh سبحانه وتعالى. Kita tidak boleh protes karena Allooh سبحانه وتعالىadalah Penguasa
alam semesta. Yang kita tanyakan adalah apa yang harus kita siapkan, ketika kita
menghadap Allooh سبحانه وتعالى. Karena setiap kita akan menghadap-Nya.
3. Ya’juj wa Ma’juj, Dajjal dan yang lainnya adalah fitnah-fitnah yang sengaja Allooh
سبحانه وتعالىbuat untuk menjadi fitnah bagi kita semua, agar kita semakin meningkat
imannya, semakin membaik, semakin mendekat kepada Allooh سبحانه وتعالىdan semakin
beriman. Bukan untuk semakin kufur. Karena semua itu seperti dalam Surat Al Kahfi
(18) ayat 7 adalah Ujian. Allooh سبحانه وتعالىberfirman dalam Surat tersebut:
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan
baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
perbuatannya.”.
TANYA JAWAB :
Pertanyaan:
Apakah keberadaan Ya’juj wa Ma’juj itu sama dengan keberadaan Dajjal, yang bersifat
menyeluruh di muka bumi ?
Jawaban:
Benar, bahwa keberadaan Ya’juj wa Ma’juj adalah universal, di seluruh muka bumi.
Seperti disebutkan diatas, jumlah mereka dengan manusia berbanding 999 kali (1 : 999).
Alhamdulillah, dengan Kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى, sejak zaman Zulkarnain hingga
sekarang belum terbuka. Tetapi kelak ketika terbuka, mereka tidak bisa dilawan oleh
manusia. Disebutkan di dalam hadits diatas, dalam sabda Rosuulullooh صلى ا عليه وسلم
bahwa Ya’juj wa Ma’juj tidak bisa ditandingi dan disaingi, jumlah mereka tidak masuk
akal, yaitu 999 berbanding 1. Oleh karena itu kelak akan ada Nabi yang melindunginya
yaitu Nabi ‘Isa عليه السلما. Bersama orang-orang yang tersisa akibat terkena Fitnah Dajjal
itu, lalu terjadi 3 proses seperti disebutkan diatas yaitu:
Mereka berdoa lalu Ya’juj wa Ma’juj mati – mereka berdoa lalu bangkai-bangkainya
dibuang ke laut – mereka berdoa lalu turun hujan.
Semua itu adalah karena Nabi ‘Isa عليه السلماmembunuh Dajjal itu adanya di Baitul
Maqdis, bukan berarti di negeri kita Indonesia tidak terjamah Dajjal. Dajjal akan
merebak ke seluruh muka bumi, termasuk Indonesia. Apalagi si Ya’juj wa Majuj yang
berjumlah 999 kali lipat penduduk dunia. Walloohu a’lam.
Pertanyaan:
Jawaban:
1. Dari riwayat tentang Nabi ‘Isa عليه السلماbaik dari Al Qur’an maupun Hadits,tidak
diceritakan apakah beliau عليه السلماpunya isteri dan anak. Ketika terakhir beliau عليه السلما
di kejar-kejar oleh Yahudi, usia beliau sekitar 33 tahun. Dan tidak ada riwayat bahwa
beliau عليه السلماberkeluarga.
2. Beliau di langit ke berapa, kalau kita ingat pada peristiwa Isro’ – Mi’roj,
Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمbertemu dengan Nabi ‘Isa عليه السلماdi langit ke-empat.
Yang dimaksud langit ke langit itu seperti apa, kita tidak tahu. Apakah seperti dijelaskan
oleh Harun Yahya bahwa yang dimaksud tujuh lapis langit itu berarti tujuh atmosfir? Itu
adalah Ta’wil. Kita tidak boleh percaya begitu saja dengan Harun Yahya, karena hal itu
tidak sesuai dengan penjelasan para ‘Ulama Ahlus Sunnah. Walloohu a’lam.
Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud Dzulqarnain itu sama dengan yang diikenal oleh orang
Barat sebagai Alexander The Great ?
Jawaban:
Pertanyaan:
Tentang bacaan Al Qur’an yang berbeda-beda, ada berapa macam (lagu) gaya bacaan Al
Qur’an itu ?
Jawaban:
Tentang pembacaan (Qurroo’) Al Qur’an yang caranya berbeda-beda. Dari segi bacaan
Al Qur’an secara ringkasnya saja dapat disebutkan ada 14 macam bacaan. Dilihat dari ke-
shohiihannya, ada yang disebut Muttawatir, Shohiih, Dho’iif dan ada Qiroo’atun
Saadzah (Nyeleneh, aneh).
Qiroo’atun Muttawatiroh ada 7 macam, yang Shohiih ada 10 macam. Kalau disebutkan
sampai 14, itu adalah Qiroo’ah Saadzah (nyeleneh), tidak sesuai dengan Qiroo’ah yang
Shohiihah.
Dan yang 7 macam itu termasuk yang paling terkenal dan dipakai di negara kita adalah
yang disebut Qiroo’ah Hafs ‘An ‘Asim. Ada lagi Qiroo’ah yang lain seperti Qiroo’ah
Ibnu Katsiir, Qiroo’ah Hamzah, Qiroo’ah Qolun, Qiroo’ah Wars, Qiroo’ah Qumbul, dll.
Qiroo’at-Qiroo’at itu menyebar di seluruh penjuru dunia. Dan itu boleh dipakai. Tetapi
Qiroo’ah Dho’ifiah dan Saadzah tidak boleh dipakai.
Dasarnya adalah bahwa pembacaan (pengucapan, penggunaan bahasa Arab Fusha) pada
zaman Rosuulullooh صلى ا عليه وسلمtidak hanya satu Kabilah, melainkan banyak
Kabilah, yang tentu satu sama lain berbeda cara (gaya) membaca-nya. Dan itu dari sisi
bacaan, bukan dari sisi substansi Al Qur’an. Jangan keliru memahaminya.
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan
bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :
سسببكحانك ك
ك