Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI

VAKSIN DI INDONESIA & VAKSIN MENURUT ISLAM

Dosen Pembimbing:
Izzah Dhenillah Saragih, S.Kep, Ners, M.Epid

DISUSUN OLEH :
kelompok 9
3 IKM-5

Ika Fauziah ( 0801172111 )


Ridha Roihan Lubis ( 0801172168 )
Fanny Van Deyli ( 0801172232 )
Suaibah ( 0801172237 )

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ VAKSIN DI
INDONESIA & VAKSIN MENURUT ISLAM “

Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimna jadwal
pemberian vaksin di Indonesia dan bagaimana Islam menanggapi vaksin ini . Tugas ini
disajikan sebagai bahan materi mata Epidemiologi FKM UIN-Sumatera Utara.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang senantiasa membantu kami,
terutama orang tua kami yang selalu mendukung kami, juga dosen kami yang selalu mendidik
kami. Tanpa bantuan dari kalian kami mungkin tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan kualitas makalah yang akan kami buat
dikemudian hari. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas kesediaan waktu untuk
membaca makalah kami dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Medan, 23 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................iii

A. Latar Belakang .......................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 1

A. Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak .................................................................... 1

B. JADWAL IMUNISASI ......................................................................................... 1

C. Pandangan Islam Terhadap Vaksinasi .............................................................. 3

 Vaksin halal dan haram ................................................................................. 4

 Isi Fatwa MUI ................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 6

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baberapa waktu belakangan ini marak seruan anti vaksinasi barmotifkan isu agama. Isu yang
dihembuskan adalah menyangkut kehalalan dan keamanan vaksin. Apalagi kelompok
antivaksinasi ini sangat giat menyebarkan pemahamannya baik diranah media sosial seperti
twitter dan facebook maupun di pelosok-pelosok melalui berbagi forum, seperti majlis ta’lim
di masjid-masjid kampong. Masyarakt awam pun mudah mengikuti seruan ini karena
sensitifnya isu halal dan haram vaksin. Selain itu isu bahwa vaksin mengandung zat kimia
beracun pun dihembuskan kencang. Hal ini di akhiri dengan himbawan agar masyarakat
kembali menggunakan pengobatan ala nabi (tibbun-nabawy) dan melarang penggunaan obat
kimia dan vaksin yang merupakan buatan manusia. Umat dihimbau agar menggunakan zal
alamiah seperti herbal dan tidak lagi menggunakan obat-obatan modern. Alasannya herbal itu
buatan dan racikan Allah SWT sendiri sedangkan obat modern dan vaksin itu murni butan
manusia. Terjadi dikotami antara herbal dengan obat modern, tibbun-nabawy dengan
vaksinasi, yang satu diposisikan sebagai berasal dari Allah dan yang lain berasal dari
manusia, yang satu benar mutlak yang lain salah total. Mereka menuduh ada bisnis besar di
balik penjualan obat modern dan vaksin yang menggunakan dokter dan tenaga kesehatan lain
sebagai agen-agennya. Ditambah dengan bumbu dan teori konspirasi, bahwa vaksin adalah
senjata yahudi untuk melumpuhkan generasi muslim, maka lengkaplah sudah kegaulan
masyarakat tentang vaksinasi ini. Tulisan ini akan membahas secara ringkas tentang
pandangan agama dalam hal ini islam terhadap vaksinasi dan imunisasi. Semoga makalah ini
dapat membantu menjernihkan persoalan seputar isu agama dan vaksinasi yang beredar di
masyarakat.

B. Perumusan masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apa Saja Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak ?

2. Kapan Jadwal Imunisasi Untuk anak?

3. Apa Pandangan Islam terhadap vaksin?

iii
BAB II

PEMBAHASAN

Selain memperhatikan gizi dan menjaga kesehatan, imunisasi adalah salah satu cara
pencegahan utama terhadap suatu penyakit. Imunisasi merupakan program untuk memenuhi
Konvensi Hak Anak PBB, sehingga pemerintah dan orangtua wajib memberikan upaya
kesehatan yang terbaik untuk anak, meliputi pemberian imunisasi.

Sebelum memberikan vaksinasi, dokter disarankan untuk memberikan penjelasan lebih dulu
mengenai vaksinasi tersebut, di antaranya mengenai bahaya penyakit, manfaat imunisasi,
serta reaksi yang mungkin dapat timbul setelah imunisasi.

Bagi orang tua, sebaiknya memberitahukan kepada dokter halhal yang terkaitan
kontraindikasi yang mungkin pernah terjadi sebelum imunisasi diberikan, misalnya riwayat
penyakit anak, alergi terhadap neomisin, riwayat imunisasi sebelumnya, dan terapi yang
sedang dilakukan. Hal ini berguna untuk mengantisipasi reaksi tubuh anak usai imunisasi.

A. Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak


Secara berkala, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melakukan evaluasi mengenai
jadwal imunisasi, berdasarkan perubahan epidemiologis penyakit, kebijakan kementerian
kesehatan/WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia. Sekarang, tidak
dibedakan lagi imunisasi yang diwajibkan dan yang dianjurkan, mengingat semua imunisasi
HARUS diberikan pada bayi dan anak.
 Hepatitis B
 Polio
 BCG ( Bacillus Calmatte Guerin)
 Campak
 Pentavalen ( DPT-HB-HIB)
 DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis)

B. JADWAL IMUNISASI

Berikut ini adalah Jadwal Imunisasi Bayi dan Anak dari lahir sampai 18 tahun beserta
penyakit yang dapat dicegah melalui Imunisasi ini. Jadwal ini berdasarkan rekomendasi dari
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2011.

o Polio

1
Diberikan pada anak yang berusia 2,4,6 sampai 18 bulan. Bahkan bisa di berikan pada anak
usia 4 sampai 6 tahun, untuk mencegah dari penyakit polio.

o BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Diberikan pada anak usia dibawah 2 bulan untuk mencegah anak tersebut terkena penyakit
TBC.

o DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Diberikan pada anak usia 2 sampai 6 bulan dan juga masih bisa diberikan pada anak usia 4
sampai 6 tahun untuk mencegah dari penyakit difteri,tetanus dan pertusis.

o Vaksin Haemophilus Influenza tipe B (HI'B)

Diberikan pada anak usia 2 sampai 15 bulan. Untuk mencegah dari penyakit miningitis,
kerusakan otak dan juga komplikasi pneumonia.

o Vaksin Pneumokokus (PCU)

Vaksin ini diberikan pada anak saat berusia 2 sampai 15 bulan. Untuk mencegah dari
penyakit kematian.

o Vaksin Rotavirus

Diberikan pada anak yang berusia 2 sampai 6 bulan.

o Vaksin Influenza

Diberikan pada anak 1 tahun sekali setelah anak itu berusia 6 bulan, untuk mencegahnya dari
penyakit flu berbahaya

o Vaksin Campak

Diberikan pada anak usia 6 bulan dan di lanjutkan ketika anak tersebut sudah berusia 6 tahun,
untuk mencegahnya dari penyakit campak dan rubella oleh virus rubella.

o Vaksin Rubella, Varisella dan Gondokan

Vaksin ini diberikan ketika seorang anak berusia 1 sampai 6 tahun agar terhindar dari cacar
air, demam dan ruam.

2
o Vaksin Tifoid

Diberikan pada anak usia 2 tahun untuk mencegah infeksi tifoid yang menyebabkan
komplikasi.

o Vaksin Hepatitis A

Vaksin ini diberikan pada usia anak sekitar 12 sampai 23 bulan untuk mencegah dari penyakit
peradangan liver.

C. Pandangan Islam Terhadap Vaksinasi

Pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan Al-Qur’an banyak menyebutkan keharusan


seorang muslim mengeksporasi alam semesta. Dalam surat Ali Imran 190-191 misalnya di
sebutkan kriteria ulil albab (cendekiawan),

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka[1].

Dalam ayat itu di sebutkan bahwasanya seorang cendekiawan atau ulil albab itu adalah orang
yang mampu melakukan harmonisasi kegiatan dzikir dan fikir. Di dalam Islam tidak ada
pemisahan antara aktivitas berdzikir dan bertafakur atau berfikir secara mendalam. Aktivitas

3
berfikir mendalam tentang penciptaan alam semesta ini akan meningkatkan keimanan
seseorang dan menguatkan kegiatan dzikir kepada Allah SWT. Jadi ringkasan islam sangat
menganjurkan ummatnya untuk mengeksplorasi alam semesta ini, baik alam makrokosmos
dan mikrokosmosnya. Hasil eksplorasi alam semesta itu du tunjukan untuk kebaikan manusia
itu sendiri di dunia dan sekaligus untuk mendektkan diri kepada Alah SWT.

Dalam istilah kesehatan, imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah


terjadinya penyakit tertentu. Seperti dikutip dari buku berjudul Kontoversi Imunisasi milik Dr
Siti Aisyah Ismail, dkk, menyebutkan selain dari sisi manfaat, baik medis maupun finansial,
maka pada dasarnya Islam meminta kepada umatnya untuk melakukan penjagaan diri dari
penyakit sebelum terjadi. Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa yang memakan tujuh butir buah kurma ajwah, maka dia akan terhindar
sehari itu dari racun dan sihir," (HR. Al-Bukhari: 5768, Muslim: 4702).

dalil tersebut, dalam Seminar dan Diskusi Panel Imunisasi dalam Pandangan Islam di
Jakarta, yang digelar Sabtu lalu, di Aula Mesjid Asy Syifa, RSCM, Jakarta, K.H Aminudin
Yakub, MA dari Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki pendapat yang
serasi. Ia mengatakan pada zaman Nabi, memang belum ditemukan vaksin.

Namun, ia melanjutkan dalam hukum Islam, para ulama bisa menarik benang merah
jika vaksin merupakan satu bentuk pemeliharaan kesehatan yang juga bagian dari
kemaslahatan umat Islam.

"Memelihara kesehatan dalam islam adalah hal yang fundamental, kesehatan itu
menjadi sangat penting karena bagian dari ibadah kita. Memelihara kesehatan merupakan
perwujudan maslahat, dimana ada maslahat itu ada syariat Allah," ujar Aminudin, ditulis
Senin (11/9/2017).

 Vaksin halal dan haram

Soal haram dan halal, Aminudin turut menyampaikan sesungguhnya Allah


menurunkan penyakit dan juga obatnya. Namun, umat Islam harus berpatokan pada
kehalalannya.

"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan serta menyediakan obat
bagi segala penyakit, maka berobat lah, bukan dengan cara yang haram nah ini penting dan
harus digaris bawahi. Haram caranya, haram bahan bakunya," Aminudin menegaskan.

Dalam Islam, Aminudin menjelaskan ada kondisi pengecualian di mana vaksin yang
haram atau najis diperbolehkan, yakni al daurat, al hajat dan adanya keterangan dari tenaga
medis atau ahli yang kompeten bahwa tidak ada vaksin yang halal.

"Kondisi al darurat atau darurat dimana tidak ada pilihan lain, sehingga jika tidak
digunakan dapat menyebabkan kematian segera, kondisi Al Hajat adalah tidak menyebabkan
efek kematian, tapi menyebabkan efek kesulitan permanen misalnya cacat," katanya.

4
MUI, kata Aminudin, memperbolehkan penggunaan vaksin dengan bahan baku non
halal pada saat pencanangan program Imunisasi Nasional Polio, yang dimulai pada awal
2000-an.

"Pada saat itu dilakukan kajian bahwa tidak didapati vaksin halal dan melihat dampak
yang diakibatkan dari penularan virus polio itu dalam kondisi Al Hajat, maka dilakukanlah,"

Namun, sejak itu Aminudin melanjutkan, MUI meminta penyedia vaksin Biofarma
dan lembaga terkait untuk melakukan kajian vaksin halal.

"Mereka minta waktu 13 tahun, karena pembuatan vaksin tidak sederhana. Itu kita
tekankan ke Kemenkes dan sejak itu kita fokus untuk mendorong dilakukan sertifikasi halal
dibidang obat-obatan," ungkap Aminudin.

 Isi Fatwa MUI

Hingga akhirnya pada 2016, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang
imunisasi. Isinya, berdasarkan hasil kajian MUI, imunisasi pada dasarnya mubah atau
diperbolehkan sebagai bentuk ikhtiar meningkatkan kekebalan tubuh dan dalam rangka
mencegah penyakit tertentu.

Dalam kesempatan yang sama, Perhimpinan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia


(PROKAMI) dan IKADI (Ikatan Dai Indonesia) dan beberapa lembaga dakwah islam
mengimbau :

1. Agar seluruh Muslimin dan Muslimat mendukung program imunisasi nasional,


khususnya kampanye imunisasi Measles (campak) dan Rubella saat ini dan
melengkapi imunisasi bagi anggota keluarganya sesuai anjuran.
2. Dalam menghadapi isu terkait imunisasi, seluruh Muslimin dan Muslimat, para Alim
ulama dan profesional kesehatan muslim untuk mengikuti panduan dari instansi yang
berwenang dan kompeten, seperti Kementerian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI), Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan
Perhimpunan Profesional Kesehatan Muslim Indonesia (PROKAMI).
3. Seluruh masyarakat perlu cerdas dan menerima apa pun informasi, khususnya terkait
isu kesehatan dan imunisasi. Pastikan informasi yang didapat berasal dari sumber
yang kompeten dan kredibel.
4. Menghimbau semua pemimpin politik, agama dan masyarakat untuk mendukung
program imunasi nasional khusus kampanye imunisasi Measles dan Rubella.
Berupaya mengatasi kendala kultur, agama, politik dan keamanan dengan cara yang
damai dan mengindari perselisihan yang berkepanjangan, agar seluruh anak Indonesia
mendapatkan haknya untuk divaksinasi.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demikian uraian ringkas tentang vaksinasi, sebagai sorang dokter kita perlu memahami
konteks ini agar kita dapat berdiskusi dengan pasien yang mempunyai kesalahan-pahaman
terhadap vaksinasi dengan informasi keliru khususnya yang berkaitan dengan ajaran Agama
(Islam). Diharapkan dengan diskusi intensif dengan pasien yang masih ragu kita bisa
meyakinkan bahwa vaksinasi itu halal dan aman dan tidak ada seorang pun ulama di Negara-
negara muslim melarang program vaksinasi ini. Semoga kegaulan masyarakat karena isu
tidak bertanggungjawab dari para pegiat antivaksinasi terlokalisir bila para dokter juga
mampu berdiskusi dengan lebih baik.

Di atas telah di jelaskan bahwa Vaksin adalah suatu bahan yang diyakini dapat melindungi
orang terhadap penyakit, kenapa demikian karena dalam proses pembuatannya sangat rumit
dan perlu diperhatikan apakah vaksin itu aman atau tidaknya adalah hal yang harus
dipertimbangkan dengan seksama sampai diterjunkan kemasyarakan sehingga menjadi
program yang wajib dilakukan oleh setiap warga yaitu vaksinasi atau imunisasi.

Manfaat dari vaksinasi ialah penyakit cacar dapat disembuhkan dan kekebalan tubuh semakin
bertambah maka program vaksinasi terus diadakan di Indonesia khususnya. Maka dari itu
mari kita tingkatkan program vaksinasi demi kesejahteraan masyarakat.

Saya sadar bahwa makalah yang saya tulis ini sangat jauh dari sempurna, maka kritik dan
saran yang mendukung demi kesempurnaan penulisan makalah ini sangat saya harapkan dari
para pembaca khususnya. Terimakasih.

6
Daftar pustaka

 Salamah, Hj. Ummu, SH. Hajjam. Imunisasi Dampak dan Konspirasi Solusi Sehat Ala
Rasulullah SAW, Jakarta: Madaniyahpress, 1999.
 Al Qaradhawy Yusuf . Halal dan Haram dalam Islam. Jakarta: PT Bina Ilmu, 1993.
 Departemen Agama Republik Indonesia. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah al-Qur’an, 1971.
 http://id.she.yahoo.com/14jenisimunisasiwajibuntukanak031921172.html

Anda mungkin juga menyukai