Anda di halaman 1dari 19

BAB XIV

STATISTIKA DAN PELUANG

A. Statistika
Statistik adalah kumpulan angka yang sering disusun,
diatur, atau disajikan ke dalam bentuk daftar/tabel, sering pula
daftar atau tabel tersebut disertai dengan gambar-gambar yang
biasa disebut diagram atau grafik. Data yang diperoleh itu dapat
berupabilanganyang melukiskan suatu persoalan.Statistika
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau penganalisaannya dan
penarikan kesimpulan atau interprestasi terhadap hasil analisis
kumpulan data tersebut.

Statistika dalam pengertian sebagai ilmu dibedakan


menjadi dua yaitu:
1. Statistika deskriptif mempunyai tujuan untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang
diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan
atau generalisasi.Dalam statistika deskriptif ini
dikemukakan cara-cara penyajian data dalam bentuk tabel
maupun diagram, penentuan rata-rata (mean),
modus,median,rentang serta simpangan baku.
2. Statistika inferensial (induktif) mempunyai tujuan untuk
penarikan kesimpulan. Sebelum menarik kesimpulan
dilakukan suatu dugaan yang dapat diperoleh dari
statistika deskriptif. Misalnya, teknik uji hipotesa, analisis
varians, teknik korelasi, regresi dan lain-lain.

B. Data
1. Pengertian data

125
Setiap kegiatan yang berkaitan dengan statistik, selalu
berhubungan dengan data. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia pengertian data adalah keterangan yang benar dan
nyata. Data adalah bentuk jamak dari datum.Datum adalah
keterangan atau informasi yang diperoleh dari satu
pengamatan sedangkan data adalah segala keterangan atau
informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu
keadaan.Data adalah ukuran dari variabel.Data diperoleh
dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel
(atau populasi).

2. Jenis Data
Secara garis besar, data-data olahan dibagi menjadi 3 jenis
data, yaitu:

1) Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka.


Informasi yang dikandung data berupa data angka. Contoh: data
jumlah penduduk, jumlah pendapatan nasional, dan lain
sebagainya. Data kuantitatif dapat berupa:
 Data Kontinu adalah data yang angka-angkanya merupakan
deretan angka yang sambung-menyambung atau
berkelanjutan. Contoh: tinggi badan, berat badan, dan lain-
lain.
 Data diskrit adalah data statistik yang tidak berkelanjutan.
Contoh: Jumlah penduduk, Jumlah anak dan lain-lain.

2) Data Kualitatif, yaitu data non-angka. Informasi yang


dikandung bukan berupa angka. Contoh: data jenis kelamin
penduduk, tingkat pendidikan dan sebagainya. Data jenis ini
harus diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif
sebelum diolah.

3. Jenis-jenis Skala Pengukuran

126
Skala pengukuran yang dapat digunakan dalam pengolahan
data statistik adalah sebagai berikut:

1) Data Nominal.
Data nominal adalah data statistik yang cara menyusunnya
atas golongan atau klasifikasi tertentu. Contoh: Jumlah
mahasiswa dari segi tingkat kelas dan kelamin.

2) Data Ordinal
Data ordinal adalah data statistik yang cara menyusunnya
didasarkan pada urutan, kedudukan dan rangking/tingkatan
data. Contoh: Pandai, kurang pandai dan tidak pandai.

3) Data Interval
Data interval adalah data statistik dimana terdapat jarak
yang sama. Dari satu data ke data yang lain intervalnya
sama. Contoh: Mahasiswa yang mendapat nilai 1 sampai 10,
petani yang mempunya hasil panen antara 2 sampai 15
kwintal, dan sebagainya.

4) Data Rasio
Data rasio adalah data yang tergolong dalam data kontinum
tapi mempunyai ciri (syarat) tertentu. Contoh: Berat badan
Ibu 60 Kg, Berat badan Ani 15 Kg. Dengan demikian, berat
badan Ibu adalah 4 kali berat badan Ani.

4. Penyajian Data

 Bentuk Tabel
Pada dasarnya banyak cara untuk menyajikan data
sehingga ia dapat dipahami dan digunakan secara tepat oleh
pengolah data. Namun untuk menghasilkan gambaran data yang
komunikatif, harus diingat untuk menyajikan sesuai kebutuhan.
Dalam hal ini, penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan

127
untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah
secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam
menganalisis data tersebut.

Perhatikan contoh berikut!

Diketahui nilai tes Ulangan Akhir Semester pelajaran


Matematika kelas VIII di SMP Cakrawala adalah sebagai berikut :

Untuk melakukan penyajian data dalam bentuk tabel, maka


kita harus mencari frekuensi dari setiap nilai tersebut. Data nilai
terendahnya adalah 70 dan nilai tertingginya adalah 100 sehingga
dapat kita buat tabel seperti berikut kemudian hitunglah kemunculan
setiap data dengan mengisi kolom turus dengan tanda (I) untuk
setiap kemunculan satu nilai.

 Bentuk Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana
dikemukakan di atas, data-data angka juga dapat disajikan ke
dalam bentuk grafik, atau lengkapnya grafik
frekuensi.Pembuatan grafikfrekuensi pada hakikatnya merupakan

128
kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi karena
pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi
frekuensi. Dengan kata lain, pembuatan tabel distribusi frekuensi
harus tetap dilakukan baik kita bermaksud maupun tidak
bermaksud membuat grafik frekuensi. Penyajian data angka ke
dalam grafik biasanya dipandang lebih menarik karena data-data
itu tersaji dalam bentuk visual.Gambar grafik frekuensi yang
banyak dipergunakan dalam metode statistik adalah histogram,
polygon, kurve dan garis. (Burhan Nurgiyantoro, 2004:43-44)
1) Grafik Histogram / Batang

Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu


variable.Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi
panjang.Sebagai sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi
kelas, batas-batas kelas atau nilai variabel yang diobservasi,
sedang sumbu vertical menunjukkan frekuensi.Untuk distribusi
bergolong atau berkelompok yang menjadi absis adalah nilai
tengah dari masing-masing kelas. (Drs. Ating Somantri,
2006:113)

Langkah-langkah dasar dalam pembuatan diagram batang


adalah sebagai berikut :

 Buat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak


lurus.

 Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa skala bagian


yang sama, demikian pula sumbu tegaknya: Skala pada
sumbu mendatar dengan skala pada sumbu tegak tidak
perlu sama.

 Jika diagram batang dibuat tegak, maka sumbu mendatar


menyatakan keterangan atau fakta mengenai kejadian
(peristiwa). Sumbu tegak menyatakan frekuensi keterangan.

129
 Jika diagram batang dibuat secara horisontal, maka sumbu
tegak menyatakan keterangan atau fakta mengenai
peristiwa. Sumbu mendatar menyatakan frekuensi
keterangan.

 Tunjukkan 1 batang untuk mewakili frekuensi data tertentu.

 Arsir batang yang memenuhi frekuensi data.

 Beri judul diagram batang.

 Variasi diagram batang, dapat dibuat sesuai keahlian guru.

Diagram Batang Nilai Tes Ulangan Akhir


10
9
8
7
6 Jumlah siswa
5
4
3
2
1
0
70 75 80 85 90 95100

2) Grafik Garis
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan
perkembangan suatu keadaan. Perkembangan tersebut bisa naik
atau turun. Hal ini akan nampak secara visual melalui garis
dalam grafik. Dalam grafik terdapat garis vertical yang
menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variable

130
tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu
diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat
skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan
jumlah hasil observasi. (Dr. Sugiyono, 2002). Sebagai contoh
aalah data nilai tes Ulangan Akhir Semester pelajaran
Matematika

Diagram Batang Nilai Tes Ulangan Akhir

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
70 75 80 85 90 95 100

131
 Diagram Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah
dengan diagram lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk
membandingkan data dari berbagai kelompok. (Dr. Sugiyono,
2002:37)
Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah
sebagai berikut:
a) Tentukan juring sudut dari masing-masing data yang ada
dengan rumus:
Frekuensi data x
Juring Sudut Data x= × 360°
Frekuensi seluruh data
b) Buat sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran
lingkaran jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil
c) Masukkan data yang pertama dengan menggunakan busur
derajat dimulai dari titik tertinggi
d) Masukkan data-data lainnya ke dalam lingkaran sesuai juring
sudut data yang telah dihitung searah jarum jam
e) Setiap data yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi
arsir atau warna yang berbeda
f) Masing-masing data yang terdapat dalam lingkaran diberi
identitas

Contoh : Diketahui nilai tes Ulangan Akhir Semester


pelajaran Matematika kelas VIII di SMP Cakrawala adalah sebagai
berikut :

132
Penyajian data tersebut dalam diagram lingkaran adalah sebagai
berikut:
1. Cari Luas sudut yang dibutuhkan untuk setiap data.
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 70:

3
× 360° =27 °
40
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 75:

6
× 360° =54 °
40
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 80:

7
× 360° =63 °
40
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 85:

9
× 360° =81°
40
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 90:

8
× 360° =72°
40

133
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 95:

4
× 360° =36 °
40
 Besar sudut juring lingkaran untuk nilai 100:

3
× 360° =27 °
40
2. Selanjutnya luas-luas kelompok data tersebut digambarkan
ke dalam bentuk lingkaran.

Nilai 70 Nilai 75 Nilai 80


Nilai 85 Nilai 90 Nilai 95
Nilai 100

B. Statistik Pemusatan (Mean, Median, Modus)


a. Mean

134
Mean adalah nilai rata-rata dari suatu kumpulan data atau
nilai yang membagi sama besar suatu kumpulan data. Mean dari
sekumpulan data adalah jumlah dari kumpulan bilangan dibagi banyak
bilangan tersebut.
Contoh : Sinta, Ani, dan Eva bermain balok mainan dengan
menyusunnya seperti menara, Sinta menyusun 6 balok, Ani
menyusun 6 balok dan Eva hanya mampu menyusun 3 balok.
Menara Eva lebih pendek dibandingkan menara Sinta dan Ani.
Kemudian Sinta dan Ani memberikan beberapa balok milik
mereka Eva agar tinggi menara mereka bertiga sama. Jadi
berapa balok yang harus diberikan Sinta dan Ani dan berapakah
jumlah balok tiap tiap anak setelah tinggi menara mereka sama?

Jawab : Untuk membuat tinggi balok sama maka sinta dan ani masing-masing
memberi 1 buah balok kepada eva. Hingga masing-masing memiliki jumlah balok
sama banyak yaitu 5 buah balok.

135
Atau bisa dengan cara menjumlahkan semua balok yang mereka miliki dan
membaginya sebanyak jumlah anak, sehingga didapatkanlah setiap anak memiliki
jumlah balok yang sama besar yaitu 5 buah balok.

Jadi nilai mean atau rata-rata dari data 6,6,3 adalah 5.

Jika sekelompok data terdiri dari x1 , x2 , x3 , … , xn maka mean dari


data tersebut adalah
x + x + x + …+ x n
x́= 1 2 3
n
b. Median

136
Median merupakan nilai tengah dari sekumpulan data yang
sudah diurutkan baik dari yang terkecil sampai terbesar maupun
sebaliknya. Median merupakan suatu nilai yang letaknya berada
di tengah-tengah yang membagi jarak data menjadi 2 sama
besar.
Contoh : Jika sekumpulan data terdiri dari 15,16,17,18, dan 19
maka berapakah mediannya?
Perhatikanlah bahwa jarak antara data 15 dan 16 adalah sebesar
1 lompatan.

Untuk mencari nilai median maka kita harus membagi


jarak menjadi 2 bagian yang sama panjang. Sehingga kita
dapatkan bahwa nilai tengah atau median dari kumpulan data
tersebut yang berada di tengah dan membagi jarak sama
panjang adalah 17.
Bagaimana dengan data berikut?Berapakah mediannya?

Jarak 9
Letak median ¿ = =4.5
2 2
Artinya median berada diantara data ke 5 dan ke 6.

137
Karena 0.5 artinya setengah, maka nilai median dapat kita cari
dengan menjumlahkan data ke 5 dan ke 6 kemudian kita bagi
dengan 2.
6 +7
Nilai median ¿ =6.5
2
c. Modus
Modus merupakan nilai yang paling banyak muncul dalam
suatu kumpulan data atau bila dilihat dalam data berbentuk tabel
modus merupakan nilai dengan frekuensi terbanyak dalam suatu
data.

Contoh: Dibawah ini merupakan data nilai hasil ujian akhir, untuk
mencari modusnya kita harus menemukan mana data yang
paling sering muncul atau data yang frekuensinya paling besar.

Untuk melihat data yang frekuensinya paling besar, kita bisa


membuat tabel frekuensi terlebih dahulu.

138
Dilihat dari tabel diatas, modus dari kumpulan data tersebut
adalah 3 karena 3 merupakan data yang paling sering muncul
atau frekuensinya yang paling besar.

C. Peluang Teoritik
Peluang adalah cara yang dilakukan untuk mengetahui besarnya
kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa, yaitu perbandingan kejadian yang
dimaksud dengan semua kejadian yang mungkin terjadi dalam suatu
percobaan.Dalam beberapa bahasan/soal istilah peluang dikenal juga dengan
istilah peluang klasik atau peluang teoritik.Peluang teoritik suatu kejadian
ditentukan oleh titik sampel kejadian yang dimaksud dan ruang sampel suatu
percobaan. Jadi, sebelum menentukan peluang teoritik suatu percobaan, terlebih
dahulu harus memahami cara menentukan ruang sampel suatu percobaan.
1. Memahami Konsep Ruang Sampel
a) Kejadian Tunggal
Contoh : Percobaan pelemparan sebuah uang logam
Pada percobaan pelemparan sebuah uang logam kejadian yang mungkin
muncul adalah

sisi gambar Semua hasil yang


mungkin terjadi
dalam suatu
percobaan atau
disebut ruang
sampel

sisiangka

 Titik sampeladalah setiap hasil tunggal yang mungkin


terjadi dalam suatu percobaan
 Ruang sampel adalahsemua hasil yang mungkin terjadi
dalam suatu percobaan atau himpunan semua titik sampel

139
K K
 Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel

b) Kejadian Majemuk
Contoh : Percobaan pelemparan dua buah uang logam
Pada kejadian majemuk, cara menentukan ruang sampel suatu percobaannya
adalah dengan,
 Diagram Pohon

A2 A1A2
A1
G2 A1G2

A2 G1A2

G1

G1 G2 G2

 Tabel

Jika kita mencari ruang sampel dari pelemparan dua buah koin, maka tidak
masalah untuk menggunakan cara diagram pohon atau tabel namun apabila kita
mencari ruang sampel pelemparan dua atau tiga dadu maka tidak efisien jika
menggunakan diagram pohon. Sehingga, cara yang lebih mudah digunakan adalah
cara tabel, karena menghemat tempat dan lebih mudah untuk melihatnya sehingga
menghemat waktu dalam mencari ruang sampel.
Misalkan ruang sampel adalah S, dan banyaknya anggota ruang sampel
adalah n(S). Maka, dari percobaan diperoleh pelemparan satu buah koin, diperoleh
n(S)=2 = 21

140
Pelemparan dua buah koin, diperoleh n(S) = 4 = 22
Pelemparan dua buah koin, diperoleh n(S) = 8 = 23
.
.
.
Pelemparan n buah koin, diperoleh n(S) = 2n

2. Cara Menentukan Peluang Teoritik


Peluang teoritik suatu kejadian ditentukan oleh titik sampel kejadian yang
dimaksud dan ruang sampel suatu percobaan, yaitu perbandingan kejadian yang
dimaksud dengan semua kejadian yang mungkin terjadi dalam suatu
percobaan.Bentuk matematisnya adalah sebagai berikut.
n( A)
P(A) = n(S)

Dengan,
n(A) = Banyak titik sampel kejadian A
n(S) = Banyak titik sampel pada suatu percobaan (ruang
sampel suatu percobaan)
Contoh Soal
Pada pelemparan dua buah koin, tentukan berapakah peluang kejadian
a. Muncul sisi angka minimal sekali
b. Muncul kedua sisi koin berlainan
Pembahasan
Peluang muncul sisi angka minimal sekali
Misal n(A) menyatakan banyaknya muncul sisi angka minimal sekali dan n(S)
menyatakan ruang sampel pelemparan dua buah koin, maka
n(A) = 3
n(S) = 4
n( A)
P(A) =
n( S)

141
3
P(A) =
4
D. Peluang Empirik
Peluang empirik adalah peluang yang nilainya ditentukan melalui kegiatan
percobaan terhadap suatu objek.

Contoh :
Aiman, Fery, Hakim, Ridza, Ricky, dan Fattah mendapat tugas kelompok dari
gurunya untuk menemukan peluang empirik suatu percobaan. Mereka melakukan
percobaan dengan melemparkan satu dadu sebanyak 120 kali.Mereka membagi
tugas untuk mencatat kemunculan dadu hasil pelemparan.
Aiman bertugas mencatat setiap mata dadu “1” yang muncul
Fery bertugas mencatat setiap mata dadu “2” yang muncul
Hakim bertugas mencatat setiap mata dadu “3” yang muncul
Ridza bertugas mencatat setiap mata dadu “4” yang muncul
Ricky bertugas mencatat setiap mata dadu “5” yang muncul
Fattah bertugas mencatat setiap mata dadu “6” yang muncul
Setelah melemparkan sebanyak 120 kali, mereka merekap catatan mereka dalam
suatu tabel. Berikut tabel yang menyajikan hasil percobaan mereka

A Banyak kali
Yang Mata dadu B banyak
muncul mata Rasio A
melakukan yang percobaan
dadu yang terhadap B
percobaan diamati (kali)
diamati (kali)
19
Aiman 1 19 120
120
20
Fery 2 20 120
120
21
Hakim 3 21 120
120
20
Ridza 4 20 120
120
22
Ricky 5 22 120
120
18
Fattah 6 18 120
120
Total 120 120 1

142
Pada kolom kelima tabel di atas, Rasio (A) terhadap (B) disebut dengan frekuensi
relatif atau peluang empirik. Secara umum, jika n(A) mempresentasikan banyak
kali muncul kejadian A dalam M kali percobaan.

n( A)
fA = M
Semakin banyak percobaan yang dilakukan maka kejadian yang diamati
semakin mendekati peluang teoritiknya.

143

Anda mungkin juga menyukai