Anda di halaman 1dari 10

CYBER-TECHN.

VOL 9 NO 1 (2014)

ANALISIS PERFORMANCE CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT)


PADA MOTOR BEBEK MATIC HONDA BEAT MENGGUNAKAN DYNO ABD

Gatot Budy Prasetiyo*)

ABSTRAK
Perkembangan teknologi otomotif khususnya sepeda motor terus dikembangkan untuk
mendapatkan kestabilan dan kenyamanan dalam berkendara. Saat ini produsen sepeda
motor telah memproduksi kendaraan yang memakai sistem transmisi otomatis. Dari konsep
tersebut telah dikembangkan sistem transmisi otomatis secara variabel yang disebut
dengan Continously Variable Transmission (CVT) Sistem. Continously Variable Transmission
(CVT) yaitu sistem otomatik yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.
Sistem ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran
mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih
nyaman dan santai. Performa mesin merupakan tenaga yang dihasilkan oleh engine bekerja
secara maksimal dengan perbandingan campuran yang yang tepat. Performa Continously
Variable Transmission (CVT) yaitu kondisi perubahan driven pulley dan drive pulley yang
menghasilkan perpindahan secara halus tanpa adanya selip yang terjadi pada v-belt.
Kata kunci : Performa Mesin, Performa Continously Variable Transmission (CVT),
Continously Variable Transmission (CVT).

PENDAHULUAN
Inovasi teknologi otomotif khususnya sepeda motor terus dikembangkan untuk
mendapatkan kestabilan dan kenyamanan dalam berkendara. Saat ini produsen sepeda
motor telah memproduksi kendaraan yang memakai sistem transmisi otomatis. Transmisi
otomatis merupakan sistem transmisi yang hanya membutuhkan pengendalian kecepatan
dan pengendalian pengereman. Dari konsep tersebut telah dikembangkan sistem transmisi
otomatis secara variabel yang disebut dengan continously variable transmission (cvt).
Sistem CVT pada sepeda motor menggunakan speed governor yang mengatur kedudukan
atau diameter puli primer untuk merubah ratio transmisi sesuai dengan putaran mesin yang
dihubungkan oleh (v-belt) / sabuk penghubung putaran mesin yang diteruskan ke putaran
roda belakang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sabuk penghubung yang biasa
disebut v-belt yang terdapat dalam drive pulley dan driven pulley terhadap kinerja motor.
Kinerja motor dianalisa dengan melakukan pengambilan data analisa percobaan beberapa
penggantian v-belt dengan kendaraan model sepeda motor honda beat 110 cc, 4 tak.
Sebagai parameter input pada perhitungan meliputi :
1. V-Belt orisinil honda beat baru ukuran 18.5 mm.
2. V-Belt orisinil honda beat baru ukuran 18.5 mm belt dalam keadaan kotor.
3. V-Belt orisinil honda beat ukuran sudah berubah menjadi 17.5 mm belt dalam keadaan
kering.
4. V-Belt orisinil honda beat ukuran sudah berubah menjadi 17.5 mm belt dalam keadaan
kotor.
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

Untuk dapat menjawab permasalahan yang timbul dilakukan penelitian dengan


mempergunakan metode eksperimen yang dibandingkan dengan pengujian pada Dyno ABD
dari hasil percobaan di bengkel.

2. Pengertian CVT (Continously Variable Transmission).


CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem perpindahan kecepatan secara
full otomatis sesuai dengan putaran mesin. sistem ini tidak memakai gigi transmisi, tetapi
sebagai gantinya menggunakan dua (2) buah pulley (depan dan belakang) yang
dihubungkan oleh sabuk (v-belt) dengan sistem ini nantinya pengendara tidak perlu
mengoperasikan perpindahan gigi sehingga lebih mudah. Hanya dengan memutar handle
gas untuk menambah kecepatan dan mengendurkan gas untuk mengurangi kecepatan.
Pulley depan berhubungan langsung dengan crank shaft (poros engkol) sedangkan
pulley belakang berhubungan dengan final gear (gardan) langsung ke roda belakang. Kedua
pulley ini dapat melebar dan mengecil sehingga akan mendesak sabuk kearah luar. lebar
kecilnya pulley depan tergantung dari putaran mesin berdasarkan gaya, sentrifugal, pulley
belakang lebih kecilnya tergantung dari tarikan pulley depan.
Pada saat stationer (langsam) posisi sabuk pulley depan kecil sedangkan pulley
belakang besar, sehingga jika diibaratkan gigi maka perbandingannya ringan. Saat putaran
menengah posisi sabuk pulley depan dan belakang sama besar, dan saat putaran tinggi
sabuk pulley depan besar sedangkan sabuk pulley belakang kecil sehingga perbansingannya
berat.
Keunggulan CVT (Continously Variable Transmission) ini selain pengoperasiannya
mudah. perawatannya juga relatif murah. Yang perlu diperhatikan kondisi sabuk (v-belt)
harus selalu diperiksa setiap 20.000 km.
Tergantung cara pemakaian dan kondisi medan jalan. Jika v-belt sudah retak-retak
atau memanjang maka sebaiknya diganti baru.

Gambar. 1. Sistem Transmisi CVT.


(Sumber gambar diambil dari cara http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-
artikel/cara-kerja-sistem-transmisi-otomatis-cvt-mio-spin-variodll)

1
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

Gambar. 2. Sistem Transmisi Manual


(Sumber gambar diambil dari
http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-artikel/cara-kerja-sistem-transmisi-
otomatis-cvt-mio-spin-variodll)

2.1. Kelebihan utama dari Sistem CVT


Sistem CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin
ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat tepat tanpa
harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi manual. Dengan sendirinya tidak terjadi
hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin manual. Perubahan
kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik.
Sistem CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan v-
belt.

2.1.1. Rangkaian rute tenaga


a. Poros engkol langsung mengkopel pulley primary dan dengan V-belt memutar pulley
secondary.
b. Untuk menggerakan roda belakang menggunakan kopling centrifugal yang akan
memutar rumah kopling
c. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda, direduksi melalui roda
gigi perantara (gearbox) sehingga menghasilkan dua tahap reduksi.

2.2. Konstruksi dan Fungsi


Sistem CVT (Continously Variable Transmission) terdiri dari 2 bagian penting, yaitu :
2.2.1. Bagian pulley primary ( pulley pertama )
Pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel menyatu dengan fixed sheave
(kita sebut F sheave), yaitu bagian pulley yang diam dan cam. Adapun sliding sheave (kita
sebut S sheave) piringan pulley yang dapat bergeser terdapat pada bagian collar.
Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider section. Piringan pulley
yang dapat bergeser ( S sheave ) akan menekan V-belt keluar melalui pemberat (roller
weight) karena gaya centrifugal dan menekan ” S ” sheave sehingga bentuk pulley akan
menyempit mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.

2
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

Gambar. 3. Komponen-komponen Pulley Primer


(Sumber gambar diambil dari http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-artikel/cara-
kerja-sistem-transmisi-otomatis-cvt-mio-spin-variodll)

2.2.2. Bagian pulley secondary ( pulley kedua )


Terdiri dari piringan yang diam ( fixed sheave ) berlokasi pada as primary drive gear
melalui bearing dan kopling centrifugal (clutch carrier) terkopel pada bos di bagian fixed
sheave. Piringan pulley yang dapat bergeser / sliding sheave menekan V-belt ke piringan
yang diam (F sheave ) melalui tekanan per.
Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive gear. Pada saat putaran
langsam kopling centrifugal terlepas dari rumah kopling sehingga putaran mesin tidak
diteruskan ke roda belakang.

Gambar. 4. Komponen-komponen Pulley Secondary


(Sumber gambar diambil dari http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-artikel/cara-
kerja-sistem-transmisi-otomatis-cvt-mio-spin-variodll)

2.3. Cara kerja sistem penggerak CVT


2.3.1. Putaran langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan
ke Pulley Primary – V-belt – Pulley secondary – dan Kopling Centrifugal. Dikarenakan tenaga
putar belum mencukupi, maka kopling centrifugal belum mengembang. Disebabkan gaya
tarik per pada kopling masih lebih kuat dari gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal
tidak menyentuh rumah kopling dan roda belakang tidak berputar.

3
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

2.3.2. Saat mulai berjalan


Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya centrifugal
bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling
mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek.

Gambar. 5. Kecepatan Rendah


(Sumber gambar diambil dari http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-artikel/cara-
kerja-sistem-transmisi-otomatis-cvt-mio-spin-variodll)

Dalam kondisi ini V-belt di bagian pulley primary pada posisi diameter dalam (kecil)
dan di bagian pulley secondary pada posisi luar (besar) sehingga menghasilkan
perbandingan putaran / torsi yang besar nenyebabkan roda belakang mudah berputar.
Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling. Kopling centrifugal mulai
mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700
ke 5.300 rpm.

2.3.3. Putaran menengah


Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar
karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave ( piringan pulley yang dapat
bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt
kelingkaran luar dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary
membesar dan menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.
Ini dimungkinkan karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley primary
membesar dan diameter pulley secondary mengecil sehinggga diameter pulley menjadi
sama besar dan pada akhirnya putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.

2.3.4. Putaran tinggi


Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar
pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi
luar dari pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin
mengecil.

4
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

Gambar. 6. Kecepatan Tinggi


(Sumber gambar diambil dari http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-artikel/cara-
kerja-sistem-transmisi-otomatis-cvt-mio-spin-variodll)

Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi. Jika


pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada pulley semakin kecil ,
sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran adalah penjelasan antara hubungan variable satu dengan yang
lain. Konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa,
obyek, kondisi, situasi dan perilaku tertentu. Torque dan Power merupakan dua variable
yang tidak mungkin dipisahkan karena torque dan power adalah perbandingan yang
diihasilkan oleh kendaraan bermotor untuk menjaga kestabilan dan performanya. Torque
adalah kemampuan untuk memutar poros dari kondisi diam (merupakan pengaruh dari
akselerasi), sedangkan power adalah kemampuan untuk menghasilakn torque pada putaran
tertentu (pengaruh terhadap kecepatan).
Dalam penelitian ini variable independen dibatasi oleh kondisi berat pengendara yang
sama, perhitungan mengenai pembuatan simulasi dyno yang tidak diuraikan karena
penelitian berupa eksperimen (analisa), perencanaan dan pembutan software analisis data
masuk, kondisi roller yang standar, kondisi minyak pelumas kendaraan beserta filter udara
dalam keadaan baru. Sebagai variable dependen penelitian ini adalah v-belt orisinil honda
beat baru ukuran 18.5 mm dan belt dalam keadaan kotor, v-belt orisinil honda beat ukuran
sudah berubah menjadi 17.5 mm belt dalam keadaan kering dan ukuran sudah berubah
menjadi 17.5 mm belt dalam keadaan kotor

METODE PENELITIAN
Analisis performance continuously variable transmission (CVT) pada motor bebek
matic honda beat menggunakan dyno ABD. Metode penelitian yang dilakukan berkaitan
dengan performa cvt ini meliputi:

5
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Hasil penelitian adalah menunjukkan bahwa performa yang terbaik yaitu pada v-belt
orisinil dengan ukuran 18.5 mm mencapai daya 10. 35 HP, untuk v-belt ukuran 18.5 dalam
keadaan kotor memperoleh daya 9.77 HP. Sedangkan untuk v-belt ukuran 17.5 mm dalam
keadaan kering daya yang diperoleh 9.76 HP dan 17.5 dalam keadaan kotor memperoleh
daya 9.27 HP. Sehingga data yang diperoleh untuk performa contonously variable
transmission (cvt) motor bebek honda beat dalam penelitian menunjukkan bahwa kinerja
atau performa dari v-belt ukuran 18.5 mm orisinil menunjukkan performa yang paling baik
dari indikator yang lain.

DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN


Gambaran umum continously variable transmission (cvt).
Sistem transmisi tipe ini memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin keroda
belakang secara otomatis. Dengan perbandingan rasio yang sangat tepat, tanpa harus memindahkan gigi
perseneling, seperti pada motor-motor manual.. Sehingga dengan sendirinya tidak akan terjadi hentakan yang
biasa timbul saat perpindahan gigi pada mesin-mesin manual. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan
kemampuan mendaki yang baik. Sistem CVT ini terdiri dari pulley primary dan pulley secondary yang
dihubungkan dengansabuk-V ( V-Belt ). PadasistemCVT jugaterdapatkopling otomatisyang tidak terendam oli.

Gambaran umum Dyno ABD


Dyno ABD Motor Cycle atau Dyno Test Sepeda Motor (power check sepeda motor)
merupakan alat yang berfungsi untuk mengetahui serta mengukur power, torsi dan
mendeteksi keausan kopling serta keausan v-belt (matic) sepeda motor. Dari kegunaan dan
fungsi tersebut maka Dyno ABD sangat berperan untuk menentukan gejala awal
permasalahan yang dialami oleh sepeda motor konsumen.

6
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

Dyno ABD adalah seperangkat unit gabungan dari berbagai komponen-komponen


penunjang yang saling berfungsi satu dengan yang lain seperti smart box, front wheel
stopper, roll road assembly dll.

Gambaran umum pengujian analisa performance continously variable transmission (cvt)


bebek matic honda beat.
Secara garis besar pelaksanaan pengujian serta pengambilan data yang dilakukan
dalam penelitian yang berjudul analisis performance continuously variable transmission
(CVT) motor bebek matic honda beat ini dilakukan dengan menyajikan data yang diperoleh
dari beberapa variable penggantian v-belt dengan menggunakan 10x pengujian pada setiap
indikator v-belt. Setiap pelaksanaan pengujian atau pengambilan data analisis peneliti
menggunakan seperangkat unit komponen-komponen dyno ABD sebagai hasil pengambilan
datanya.

Grafik daya vs putaran mesin pada semua v-belt.

Dari data grafik daya terhadap putaran mesin pada semua indikator penelitian hasil
optimal adalah v-belt orisinil dengan ukuran 18.5 mm peningkatan daya (tenaga) mulai
terbaca pada 3388 rpm sebesar 0.423 HP hingga performa optimal pada 8980 rpm
mencapai 10.35 HP, sedangkan pada v-belt dengan ukuran 18.5 mm dalam keadaan kotor,
17.5 kondisi kering dan 17.5 mm dalam kondisi kotor performa cvt mulai bekerja pada 4352
rpm terjadi selip pada putaran mesin 7342 rpm.

7
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

Grafik speed vs putaran mesin pada semua v-belt.

Dari data grafik kecepatan terhadap putaran mesin pada semua indikator penelitian
hasil yang optimal adalah v-belt orisinil dengan ukuran 18.5 mm peningkatan kecepatan
(speed) mulai terbaca pada 3388 rpm hingga performa optimal pada 8980 rpm mencapai
119.8 km/h, sedangkan pada v-belt dengan ukuran 18.5 mm dalam keadaan kotor dan 17.5
kondisi kering performa cvt mulai bekerja pada 4352 rpm dengan kecepatan 9.72-9.74 km/h
dan terjadi penurunan kecepatan pada 7342 rpm (kecepatan 82.22-88.04 km/h) hingga
performa tertinggi pada 8980 rpm mencapai kecepatan 112.9-113.3 km/h. Sedangkan pada
v-belt ukuran 17.5 mm dalam keadaan kotor performa cvt mulai bekerja pada putaran
mesin 4040 rpm (kecepatan 0.2.54 km/h) dan terjadi penurunan kecepatan (selip) pada
putaran mesin 7342 rpm dengan kecepatan 7.83.88 km/h, pada performa optimal 8980 rpm
dengan kecepatan 113.3 km/h.

Grafik ratio vs putaran mesin pada semua v-belt.

Dari data grafik ratio putaran roda terhadap putaran mesin pada semua indikator
penelitian hasil v-belt orisinil dengan ukuran 18.5 mm hubungan antara drive pulley dengan
driven pulley yang di hubungkan oleh v-belt tidak mengalami selip karena belt
menghubungkan dengan baik pada 4352-8980 rpm , sedangkan pada v-belt dengan ukuran

8
CYBER-TECHN. VOL 9 NO 1 (2014)

18.5 mm dalam keadaan kotor, 17.5 kondisii kering dan 17.5 dalam keadaan kotor performa
cvt mulai bekerja pada 4352-8980 rpm, terdapat selip pada 7342 rpm.

KESIMPULAN
Pada hasil penelitian di lapangan v-belt yang bekerja secara optimal pada putaran
mesin 8980 rpm yaitu ukuran 18.5 mm orisinil dengan daya yang diperoleh 10.35 HP.
Sedangkan untuk v-belt 17,5 kotor, 17.5 kering dan 18.5 kotor kinerja secara optimal pada
putaran mesin 8989 rpm diperoleh daya 9.27-9.77 HP terjadi selip pada putaran mesin 7342
rpm.
*) Staff Pengajar Universitas Yudharta Pasuruan

DAFTAR PUSTAKA
Adi Atmika, 2004, Simulasi Pengendalian Stabilitas Arah Kendaraan Melalui Pengontrolan
Torsi dengan Continous Variable Transmission (CVT), Tesis Pasca sarjana ITS
Surabaya.
Ary Subagia, Adi Atmika, Komala Dewi, 2005, Analisa Karateristik Traksi Pada Sepeda
Motor (110 cc, 4 strokes) with Continous Variabel Transmission (CVT) System.
Prosiding SNTTM IV, Denpasar-Bali.
IN. Sutantra, 2002, Teknologi Otomotif Teori dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya.
Joni Dewanto, 2004, Pemodelan Sistem Gaya dan Traksi Roda, Jurnal Teknik Mesin, Univ.
Kristen Petra. Surabaya., Vol. 5, No.2,64-69.
M.M. Rahman, M.M. Noor and K. Kadirgama, 2010, Jurnal National Conference in
Mechanical Engineering Research and Postgraduate Students (1st NCMER 2010), A
Review On Continuously Variable Transmissions Control, 26-27 MAY, FKM
Conference Hall, UMP, Kuantan, Pahang, Malaysia; pp. 543-554, ISBN: 978-967-
5080-9501.
Made Dwi Budiana P, 2008, Variasi berat roller sentrifugal Pada continuosly variable
transmission (CTV) terhadap kinerja traksi sepeda motor, Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin CAKRAM, Vol. 2 No. 2, (97–102),
Schuring H, Wasito Kusmoyudo, 1987, Teknik Kendaraan Bermotor (chasis), Bina Cipta,
Bandung.
Sheu, Kuen-Bao, Shen Tarng Chiou, Wen-Ming Hwang, Ting-Shan Wang dan Hong-Seng Yan,
1999, New Automatic Hybrid Transmission for Motorcycles, Proceeding National
Science Council Republik of China, Taiwan .
Sugiyono. 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabenta, Bandung.
Tjiptono. 2001, Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai