Anda di halaman 1dari 10

A.F.

R
‘’Lepaskanlah......
Biarkan dia pergi sejauh kakinya melangkah jangan risaukan
kepergiannya, karena jika memang dia cinta sejatimu , maka suatu
saat dia akan kembali dengan cara yang mengagumkan.

‘’ Lepaskanlah

Maka kau paham bagaimana cara mencintainya dengan benar.


Bagaimana cara menyampaikan rindu lewat lantunan doa
disepertiga malam

NADIA

ini adalah sebuah kisah lama cinta yg terpendam selama 3 tahun....

ini adalah kisahku....

***

Hari ini adalah satu bulan sudah aku duduk dibangku kelas VIIE, yang
merupakan kelas unggulan yg kebanyakan siswanya pintar, terkecuali aku. Aku
merasa pesimis jika harus bersaing dengan teman – temanku yg kebanyakan pintar
semua. Salah satunya adalah Fika teman sebangkuku dan juga temanku dari SD.
selain Fika ada juga yang lainnya termasuk Zahra. Tapi, Zahra kini sudah mempunyai
teman baru dan juga teman sebangkunya yaitu Nisa. Dia cantik,pintar dan pendiam.

Pelajaran petama adalah Bahasa Indonesia. Aku dipanggil kedepan untuk


menulis materi, karena aku mempunyai tugas sebagai sekretaris. Awalnya aku tidak
mau karena tulisanku jelek. Ya mau gimana lagi. Dengan ikhlas aku harus
menerimanya. kata demi kata aku tulis dipapan tulis. Kudengar seperti ada
kegaduhan dibangku paling belakang. Saat aku menoleh, ternyata Dika dan Dul
sedang berusaha mengusik Zahra. Namun kuabaikan. Saat aku ingin menulis, tiba –
tiba, Zahra menangis, dan teman – teman mulai mengalihkan pandangannya
terhadap Zahra. BU Andri yang sedang duduk dimeja guru menghampiri Zahra.
Semua teman – teman bertanya kepada Zahra, tapi dia membungkam. Lalu Nisa
menjelaskan apa yang terjadi. Dan ini pertama kalinya aku melihat dan mendengar
Nisa berbicara, bahkan selama ini dia tetap diam. Segera bu Andri menyuruh Dika
dan Dul untuk meminta maaf kepada Zahra.

***

Bel istirahat tiba. Sudah seperti biasa aku bersama Zahra dan Fika, tapi kali ini
ada sesuatu yg baru kali ini. Ada Nisa. Dia selalu sendirian dikelas tanpa ada yang
mengajaknya. Di pohon yang rindang, kami berempat bercanda tawa termasuk Nisa,
dan baru kali ini aku melihatnya tertawa. Dan dia Cantik. Lalu aku penasaran dengan
apa yang terjadi pada Zahra. Kenapa dia menangis. Awalnya Zahra tidak mau
menjelaskan. Namun tak apalah. Aku sangat kasihan pada Zahra. Lalu Fika
mengusulkan sesuatu.

‘’Hmmm bagaimana kalau seandainya,kita bertukar tempat?’’ usul Fika

‘’ maksudnya? Zahra dan Nisa duduk ditempat kita?’’ tanyaku

‘’bukan Nad. Kita bertukar tempat. Maksudku aku duduk dengan Zahra, dan kamu duduk
dengan Nisa. Agar Zahra tidak diganggu lagi oleh Dika dan Dul itu. Bagaimana kalau
menurutmu?’’

Sebenarnya aku tidak mau. Bukannya tidak suka dengan Dul dan Dika, bagaimana
aku dan Nisa.

‘’ tapi ini demi kebaikan Zahra, aku mau’’ kataku

‘’ baiklah kalau begitu. Kita berpindah tempat hari ini juga.bagaimana denganmu Nis?’’
tanya Fika

‘’ aku ikut saja’’. Jawab Nisa singkat

***

Pelajaran berlanjut. Aku segera memindahkan tasku. Dan aku harus menyesuaikan
diri dengan Nisa. Ips adalah salah satu mata pelajaran yang aku suka. Bu Aisyah menyuruh
untuk membentuk kelompok yg terdiri dari 4 orang. Dan akupun harus rela berkelompok
dengan Dika dan Dul, yang telah membuat Zahra menangis. Sebenarnya mereka adalah
teman – temanku sedari SD. Tapi aku tidak begitu akrab dengan mereka.

‘’ lho kamu Nad. Kukira Zahra.’’ tanya Dika

‘’ Hmmm iya’’ jawabku dengan sedikit ragu.

Kelompok kami ditugaskan untuk menjelaskan tentang masa pra sejarah. Ditengah
diskusi, mereka berdua maksudku adalah Dika dan Dul, atau sering kusebut DUO D, mereka
berbicara dan tidak memperhatikan diskusi yg aku dan Nisa lakukan. Karena aku tidak ingin
menambah masalah , maka kubiarkan saja mereka berbuat semaunya, asalkan tidak
mengganggu.

‘’ tugasnya sudah selesai Nad?’’ tanya Dika

‘’ Hmmm sudah. Sini kamu saja yang ngumpulin sama Dul tuh.’’

Tugas sudah selesai. Memang aku sedikit kesal dengan Dul dan Dika. Tapi tak apalah.
Kulihat Zahra dan Fika sedang ngobrol bareng. Aku sampai iri melihatnya. Kulihat Nisa, ingin
sekali aku mengobrol dengannya. Tapi harus dimulai dari mana?.

‘’ Hmmm Nis, ngomong – ngomong rumahmu dimana?’’ tanyaku.

‘’ rumahku di Desa Batah barat . Oh ya Nad, di Batah Timur tepatnya dijalan Melati itu ada
rumah nenekku. Biasanya selesai pulang sekolah aku mampir dulu.’’ Jelas Nisa.

‘’ Jalan Melati? Sepertinya aku belum mendengar jalan itu Nis.’’

‘’ Kalau gak salah dekat dengan rumahnya Dika..’’

‘’ oh jalan itu. Tapi kalau kamu pulang sekolah dijemput atau jalan kaki?’’

‘’ aku dijemput sama ayahku.’’

‘’ sekali – kali jalan kaki sama aku dan Zahra. pasti asyik.’’ Ajakku

Ternyata Nisa, yg selama ini aku anggap sebagai anak pendiam. Tapi kalau diajak
ngobrol orangnya asyik. Sejak saat itu aku mulai bisa beradaptasi dengan Nisa. Bahkan aku
menjalin persahabatan dengannya. Sungguh awalan yang menyenangkan.

***

Hari – hari semakin berwarna sejak kehadiran Nisa. Pada suatu hari, pelajaran
Matematika sedang berlangsung. Bu Yuli memberikan tugas kepada kami. Saat aku dan Nisa,
hendak mengerjakan tugas, tiba – tiba Dika ingin meminjam Stipo. Setelah selesai
digunakannya, aku pun mengambilnya. Saat Nisa menggunakan kembali stipo itu, tiba – tiba
isi stipo itu habis. Padahal baru kemarin aku membelinya.

‘’ Nad, stipomu habis’’ ungkapnya

‘’ Habis? Padahal kemarin aku membelinya. Dan baru kali ini aku menggunakannya. Tidak
mungkin bisa habis secepat itu’’ jelasku.

Kudengar dibelakangku, Dika dan Dul sedang tertawa namun mereka manahannya. ‘’
jangan – jangan ini kelakuan jahil mereka?’’. Pikirku dalam hati. ternyata dugaanku benar.

‘’ stipomu habis ? ini ambil punyaku. Tapi jangan diambil, hanya meminjam’’ kata Dika
Akupun segera mengambil stipo milik Dika. Anehnya berat stipo itu lebih berat dari
biasanya.’’ Jangan – jangan mereka berdua menuang isi stipo milikku’’ pikirku.

‘’ kalian menuang isi stipo milikku ?’’ kataku.

‘’ enggak kok... stipo milikku itu harganya double dan isinya juga double KALE...’’ ejek Dika

‘’ gak mungkin..mana ada stipo semacam itu. Kecuali kamu isi ulang kembali’’

‘’ isi ulang ? kayak galon mineral aja...’’ ejek Dul

‘’ iya bener Nad, stipo juga pernah jadi korban. Kukira stipo itu habis beneran, tapi mereka
menuang isinya.’’ Sambung Nisa.

‘’ ayo ngaku? Kalian pasti menuangnya.’’

‘’ klo iya memang kenapa?’’

Aku mencoba untuk membuka tutup stipo itu. Tapi susah. Terus bagaimana caranya
Duo D itu membukanya, padahal ini susah sekali. Dengan amat terpaksa aku meminta
bantuan mereka. Tapi mereka malah meledekku. Termasuk Rassya. Dia juga temanku sedari
SD. Akupun berusaha dengan Nisa, secara bergantian, tapi itu semua sia – sia.

‘’ kasihan gak bisa buka. Kekuatan wanita sama lelaki itu beda. Lihat kekuatanku. Sini
stiponya’’ ucap Sombong Dul.

‘’ nih lihat kan. Tutup stiponya bisa dibuka’’ ucap dengan sombongnya. Lalu Dika pun
menuangkan isi stipoku kembali. Walau kadang mereka itu menyebalkan tapi itu asyik. Baru
kali ini aku akrab dengan mereka. Dan si pengganggu itu bertambah anggota lagi yaitu
Rassya.

***

‘’ Nad, kamu dipangil kekantor. Dipanggil bu Aisyah. ‘’ kata Mila.

‘’ oh baiklah.’’ Segera aku menuju kekantor, bersama Nisa. Tapi didepan pintu ada Trio
Kampret sedang berjaga. Aku berharap mereka tidak menggangguku.

‘’ heh...mau kemana Kumpulan N?’’ tanya Dika.

Aku sendiri bingung, kenapa aku disebut sebagai Kumpulan N. Apa mungkin awalan nama
panggilanku. Ah mungkin itu.

‘’ mau kekantor. Dipanggil sama Bu Aisyah.’’ Jawabku

‘’ Kan yang dipanggil Cuma sekretaris. Tapi kenapa Nisa harus ikut?’’ tanya Rassya.
‘’ itu terserah aku. .’’ Ucapku ketus. ‘’ permisi aku mau lewat’’. Namun mereka
menghadangiku. Nisa segera mengambil sapu yg ada didekat pintu sebagai senjata. Namun
apa boleh buat senjatapun tidak ampuh untuk mengusir mereka.

Rassya mencoba untuk menghalangiku. Sedang Nisa dihalangi oleh Dika. Dul? Dia sebagai
benteng penjaga pintu.

‘’ awas minggir, aku mau lewat’’ kataku

‘’ lewati aku dulu’’. Ucap Rassya. Aku rasa aku sudah membuang – buang waktu. Jangan
sampai Bu Aisyah kecewa karena aku tidak datang. Aku mengalah.

‘’ sudahlah. Aku pergi sendiri’’ ucapku. ‘’ Nis, kamu gak usah ikut”’.

Segera aku menuju kekantor dengan terburu – buru.untunglah bu Aisyah tidak


marah. BU Aisyah, memberiku sebuah buku untuk dituliskan dipapan tulis. Lumayan
banyak.’’ Ibu hari ini tidak mengajar, karena ada rapat di Bangkalan. Ini ibu kasih catatan.
Minggu depan ibu akan jelaskan’’ jelas Bu Aisyah.

‘’ baik bu saya permisi dulu’’.

Sesampainya dikelas, hal yang aneh terjadi. Akupun tidak merasa. Tapi saat sampai
di depan pintu aku terjatuh hingga semua teman sekelasku menertawakanku. Ternyata ini
adalah kerjaan si salah satu anggota baru Trio Kampret yaitu Rasya. Aku tidak menyadari
bahwa Rassya berada di balik itu, dia hingga aku terjatuh. Setelah kejadian itu , aku merasa
malu. Ini semua gara – gara Rasya.

‘’ Ada tugas Nad?’’ tanya Vita. Dia sekretaris ke 2.

‘’ bukan tugas, tapi hanya cacatan’’

‘’ sini biar aku saja.’’ Uacapnya.

Segera aku menuju tempat dudukku. Tapi kejadian ke dua terjadi. Saat aku mau
duduk, tiba – tiba Aku terjatuh dari kursi. Dan ini ulah dari Rasya. ‘’Kenapa harus dia lagi.’’
Dan untuk kedua kalinya aku ditertawakan satu kelas. Malangnya nasibku. Tapi keadaanku
berbanding terbalik dengan Rasya. Dia malah tertawa. ‘’ tunggu saja pembalasan dariku’’.

***

Pulang sekolah tiba. Hari ini Zahra dan Fika dijemput oleh ayahnya masing – masing.
Tinggal aku seorang diri.

‘’ Nad,pulang bareng yuk’’ ajak Nisa

‘’ kamu bukannya dijemput?’’ tanyaku

‘’ untuk kali ini dan seterusnya tidak.’’


‘’ oh benarkah?.’’ Akhirnya aku tidak sendirian. Jarak sekolah dengan desaku lumayan jauh
apalagi dengan jalan kaki. Ditengah perjalanan aku dan Nisa mengobrol dengan asyiknya.
Tiba – tiba kakiku didorong oleh seseorang dibelakangku. Segera aku menoleh ternyata dia
Rasya. Si trio itu. Beberapa kali dia menyentel kakiku. Hingga aku berhenti, dan
mempersilahkan berjalan duluan. Tapi dia bersikeras. Hingga aku mengalah. Namun berkali
– kali diganggu olehnya. Termasuk Nisa. Untuk kali ini aku menghentikan langkahku. Dan
aku mempersilahkan dia untuk berjalan duluan. Dengan perdebatan yang cukup sengit,
akhirnya dia yang mengalah ( ya..seharusnya begitu). Perasaanku lega karena tak ada yg
mengganggu perjalananku dengan Nisa. Dengan asyiknya aku mengobrol, sesekali aku
melihat keberadaan Rasya, tapi dia tidak ada. Kumenoleh kanan ke kiri kedepan bahkan
kebelakang, dia tidak ada padahal dia tadi didepanku. Lagi pula rumahnya Rasya masih jauh,
tapi dia pergi kemana. ‘’Ah mungkin dia ada urusan”pikirku. Tiba – tiba aku dikejutkan
dengan muculnya Rasya dari arah samping.

‘’ Astagfirullah. Rasya.’’

‘’ cia... gitu aja kok kaget...’’ ledeknya.

Akupun melanjutkan perjalananku bersama Nisa sekaligus bersama Rasya( yang


seharusnya tidak). Ditengah perjalanan dia meledekku dengan memanggil nama Barok.
Padahal aku sama sekali tidak suka sama Barok, entah siapa yg pertama membuat berita
hoax itu. Akupun membalasnya.

‘’ luna...luna...luna...’’ ledekku

‘’ siapa Luna...gak kenal’’ elaknya

‘’ bukannya dia suka sama kamu.’’

‘’ eh...enggaknya aku sendiri gak kenal.’’

‘’ yaudah sama...aku sendiri sama Barok Cuma temenan...gak lebih’’

‘’ kamu itu Barok...Barok...Barok...’’ ledeknya. Dia sendiri memanggil nama itu berkali – kali ,
berulang – ulang. Aku sendiri membiarkannya, sampai dia capek sendiri. Tapi dia terus
memanggil nama Barok.. Barok.. itu dengan semdirinya, mungkin itu mantra pemanggil
orang. HE...HE..HE. ketika dia sampai dirumahnyapun dia masih memanggil nama itu.
Sungguh temanku yang aneh.

Setiap pulang sekolah , mengapa aku dan Nisa harus berurusan dengan salah satu
Trio kampret itu ya..itu Rasya.

***

Hari ini adalah mata pelajaran Olahraga. Kamipun berkumpul di lapangan bola
basket. Setelah dua jam kami diberi materi dan melaksanakan praktek, akhirnya kami
menuju kekelas. Saat aku berbincang – bincang dengan Nisa,Zahra, dan Fika. Tiba – tiba
Rasya datang dengan luka dikakinya. Semua teman – teman mengerumuninya. Kaki
kanannya berdarah, hingga ada sobekan luka yg cukup dalam. Aku tau pasti itu sakit, jika
aku yg mengalaminya pasti aku menangis. Semua teman – teman merasa panik terutama
Fika. Akupun memanggil wali kelasku. Akhirnya Rasya dibawa kepuskesmas untuk ditangani.

Keesokan harinya, kami sekelaspun memutuskan untuk menjenguk Rasya. Tapi


untuk hari ini tidak bisa. Karena aku harus menghadiri rapat OSIS. Sebenarnya aku ingin
menjenguknya namun tidaklah mungkin aku meninggalkan tanggung jawabku.Bel pulang
berbunyi. Sebagian teman – teman sudah berkumpul dihalaman depan sekolah, kecuali aku.

Sekitar 1 jam aku mengikuti rapat OSIS, akhirnya rapat itu selesai juga. Akupun
pulang bersama Aca.

‘’ aku duluan ya Nad’’ kata Aca

‘’ oh ya... ‘’ jawabku.

Ditengah perjalanan aku melihat Rani yang sedang berada di depan toko. Akupun
menanyakan tentang keadaan Rasya.

‘’ rani...’’ sapaku

‘’ hei Nad, sendirian aja’’ balasnya

‘’ hmm enggak kok. Oh ya gimana keadaan Rasya ?’’ tanyaku

‘’ oh Rasya... dia baik – baik aja kok. Tapi lukanya belum sembuh total’’ jelasnya

‘’ oh syukurlah’’

‘’ kamu kenapa tidak ikut?’’

‘’ sebenarnya aku ingin ikut. Tapi aku harus mengikuti rapat OSIS.’’

‘’ owch gitu.... eh kamu tau gak?’’

‘’ tau apa?’’

‘’ kayaknya Fika suka sama Rasya deh. Soalnya dia tadi dimobil , dia yang paling agresif.’’

‘’ ran udah deh. Jangan ngegosipin orang mulu. Yaudah aku pulang dulu ya’’

‘’ okelah.. hati – hati dijalan Nad. Kalau ada apa – apa panggil aku aja.’’

‘’ emang kamu bisa denger?’’

‘’ he..he.. enggak sih, hati – hati Nad.’’


***

Sudah empat hari Rasya tidak masuk sekolah. Walaupun dia agak nyebelin, namanya
juga teman senyebelin apapun, dia tetap temanku. Pulang sekolahpun terasa sepi, tanpa
ada Rasya. Semoga dia cepat sembuh.

Selasa,10 April 2018( 22.18)

Malam ini aku tidak bisa tidur. Entah apa sebabnya. Walaupun besok adl hari
dimana aku melaksanakan USBN hari ke2,yakni mata pelajaran seni budaya dan
Bahasa Inggris yang menurutku susah – susah gampang.

Hari semakin larut namun tak lagi mata kantukku ini menjadi ngantuk. Dengan
ditemani laptopku ini, aku menuliskan kata demi kata kurangkaian menjadi sebuah
puisi. Puisi yg kutuliskan menggambarkan kesedihanku saat ini.

***

Selasa ,10 April 2018(22.41)

Saat aku mendengar kabar dr temanku Cantika,bahwa sebenarnya Aman


berpacaran dengan Rara. Saat itu semua menjadi bertanya – tanya termasuk aku. Jika
memang benar, itulah kenyataannya. Harus ku terima. Berat rasanya aku harus
menerima kenyataan yg saat ini terjadi. Rasa suka perlahan – lahan kini telah hilang.
Nyatanya aku harus bisa mengikhlaskan Aman. Memang diantara teman – temanku
tidak ada yang tahu tentang perasaanku pada Aman. Lagi pula aku sadar bahwa aku
tidak pantas untuk bersama Aman.

Rasa sakitku bertambah saat aku mendengar kedua kalinya, Aman berpacaran
dengan Maida. Maida adalah teman sekelasku. Dia cantik dan juga baik. Dia juga
termasuk orang yg dekat sama Aman. Bahkan mereka berdua sering dijodohkan oleh
teman – temanku. Jika memang Aman kini mempunyai seorang pengisi hatinya,
maka langkahku adl melupakan Aman.

Aman adl cowok yg mudah bergaul dengan siapa pun. Humoris. Periang.dan
juga jago matematika. Alasanku mengapa aku bisa jatuh cinta pada Aman ialah ;
yang pertama; karakter dia termasuk kedalam tipeku. Yang kedua ialah aku termasuk
orang yg baperan.

Rasa sakit ini harus aku terima bagaimanapun keadaannya. Jika memang
faktanya benar bahwa Aman berpacaran dengan Rara. Itulah yg harus kuterima. Rara
adl teman terbaikku. Dialah yg terbaik untuk Aman bukan aku. Tapi masih berbelit
dihatiku. Bagaimana perasaan Maida. Dr sudut matanya. Aku yakin bahwa Maida
berharap penuh dengan Aman. Dari semua Story Maida di WA. Aku berharap aku
dan Maida bisa mengikhlaskan Aman.

Waktu menunjukkan pukul 22.46. mataku juga belum mengantuk. Dan ibuku
juga menyuruhku untuk tidur. Lagi pula aku takut kalau besok bangun kesiangan.
Kututup laptoku. Mengakhiri kegelisahanku selama ini. Dan aku berharap besok
adalah hari yang indah bagiku. GOOD NIGHT.

***

Rabu,11 April 2018

Hari ini adalah hari ke 3, aku melaksanakan USBN. Hari ini juga aku merasa
berbelit – belit dengan masalah yg aku alami. Pertama , nilai USBN Matematika
dibagikan. Aku terkejut mendengar bahwa nilai USBN Matematika Aman adalah yg
paling tinggi , padahal dia menyontek. Perasaanku kesal, kecewa melihat situasi yg
aku alami. Yang kedua, hari ini adalah hari yang sangat panas. Dari tadi pagi aku
belum makan apa – apa. Pulang sekolah biasa aku jalani dengan berjalan kaki
dengan temanku Zahra. Ditengah perjalanan pulang, sudah menjadi kebiasaanku
untuk curhat pada temanku itu. Ya itu...kekesalanku pada Aman. Zahra memang
teman curhat bagiku, karena dia selalu menyemangatiku bahkan sekali – kali dia
memberi saran.

Matahari dengan teriknya semakin binar. Aku tidak tahan lagi. Aku
memutuskan untuk pulang lewat jalan pintas bukannya jalan raya. Dengan uang
sakuku yg belum habis, sejenak aku beristirahat sambil membeli makanan dan
minuman. Setelah tidak lama, aku pun melanjutkan perjalanan. Belum setengah
perjalanan minumanku tumpah mengenai tasku. Saat itu tasku basah, dan aku
merasa kehausan.

***

Anda mungkin juga menyukai