Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK ANTENA DAN PROPAGASI

JOB 2
PENGUKURAN POLA RADIASI ANTENA STANDAR

Oleh :

Nama : Yuni Sulistya

Nim : 0614 3033 0263

Kelas : 6 TA

Kelompok :3

Partner : 1. Dheany Sullivan

2. Dwi Ayu Saswita

3. Erawati

4. Oryza Sativa

5. Tsaniyah Octarika

Instruktur : Ir. Jon Endri, M.T

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017
JOB 2

I. JUDUL : Pengukuran Pola Radiasi Antena Standar.

II. TUJUAN : 1. Mengetahui / memahami cara pengukuran pola radiasi antenna


2. Mengamati / mengukur daya output antenna untuk sudut pengarahan
yang bervariasi.
3. Mengetahui cara menggambarkan pola radiasi antenna baik secara
teoritis maupun praktis.
4. Membandingkan gambaran pola radiasi antenna praktis dengan teoritis.

III. PERANGKAT / ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :


1. 2 Set antenna standar.
2. 1 buah RF signal generator.
3. 1 buah RF amplifier.
4. 1 buah power supply.
5. 2 buah RF spectrum analyzer.
6. Kabel-kabel dan konektor-konektor.
7. Alat-alat pendukung lainnya ;
- Mistar panjang / meteran.
- Selotip / plester / lak ban.
- Obeng / tang / cutter.

IV. TEORI PENDUKUNG :


4.1 Antena Standar
Antena standar merupakan antenna pabrikan / antenna yang dibuat pabrik yang
telah melalui pengujian laboratorium dan biasa digunakan sebagai referensi untuk
mengukur antenna-antena praktis hasil desain.
Antena standar ini didesain berupa antenna open dipole λ/2, dimana antenna ini
mempunyai gain matematis 2,15 dB.
a
b b

kabel elemen
coaxial

Gambar 1. Antena standar ( open dipole ).

Keterangan : l : panjang elemen antenna ( λ/2 ).


a : jarak / spasi antar kutub elemen.
b : panjang masing-masing potongan elemen antenna.

4.2 Pola Radiasi Antena


Pola radiasi antenna merupakan gambaran pancaran energy radiasi antenna.
Antenna standar yang berupa antenna open dipole λ/2 mempunyai pola radiasi
omnidirectional. Pola seperti ini digambarkan berupa pola cincin besar yang mengelilingi
batangan / elemen antenna. Pola radiasi omnidirectional ini lebih dikenal dengan istilah
pola kue donat karena bentuknya seperti kue donat besar yang mengelilingi batangan /
elemen antenna.
Ŵmin Z
00 dθ
Pola radiasi Ŵ Ŵ

Ŵ antena

Ê φ

π/2
Ŵmax Y


Ê Ĥ
00
Ŵmax
X
dφ Ŵmin
θ

Gambar 2. Pola radiasi antenna open dipole ( pola kue donat ).

Pola cincin atau pola kue donat ditas dibentuk oleh gabungan dua pola, yaitu :
1. Pola vertical, yang berupa gambaran lingkaran cincin / lingkaran kue donat.
2. Pola horizontal, yang berupa gambaran lingkaran penampang cincin / lingkaran
penampang kue donat.
Pola vertical secara teoritis digambarkan berupa lingkaran yang sempurna dengan
bentuk tetap, sedangkan pola horizontal digambarkan berupa lingkaran dengan bentuk
yang bervariasi sesuai dengan panjang elemen antenna.

0 2π
π/2

π
0

Gambar 3. Gambaran pola vertical. Gambar 4. Gambaran pola horizontal.

Pola radiasi secara teoritis digambarkan berupa kuat medan fungsi sudut
pengarahan antenna ( W fungsi θ ), dimana persamaannya dapat ditulis :
W(θ) = WmaxSinnθ ……….…………………………………….. 1)

dimana ; W(θ) ; kuat medan fungsi θ.


Wmax ; kuat medan maksimum ( pada θ = π/2 ).
n = 3 untuk antenna dengan panjang elemen λ/2.
= 2 untuk antenna dengan panjang elemen 3λ/4 dan λ/4.

4.3 Pengukuran Pola Radiasi


Seperti halnya pada pengukuran gain, pada pengukuran pola radiasi antenna,
antenna yang akan diukur dioperasikan sebagai antenna receiver sedangkan antenna
transmitter selalu menggunakan antenna standar.
Karena yang bervariasi adalah pola horizontal maka pada pengukuran antenna
open dipole pola yang akan diukur dan digambarkan adalah pola horizontal.
Untuk menggambarkan pola radiasi antenna maka secara teoritis harus diukur kuat
medan antenna, akan tetapi secara praktis pengukuran kuat medan dapat diganti dengan
pengukuran daya antena, dalam hal ini adalah daya output antenna receiver. Daya output
antenna tersebut diukur dengan sudut pengarahan ( θ ) yang bervariasi dalam batasan
integral sudut θ tersebut.
π
Antena transmitter θ
( standar )
π/2 Antena receiver
( standar dan yang
akan diukur )

Tinggi antena
( relatip )

Tx Rx
Jarak antena transmitter –
receiver
( relatip )

RF RF
SA SA

Gambar 5. Diagram dasar pengukuran pola radiasi antenna open dipole.


PRmax
PRc PRd
PRb
PRe

PRa π/2
θc θd PRf
θb θe

θa θf

PRmin π PRmin
0

Gambar 6. Gambaran pola radiasi antenna berdasarkan pengukuran daya.

Secara teoritis pola radiasi dapat digambarkan dengan persamaan :


PR(θ) = PRmaxSinnθ ……………………………………………… 2)
Berdasarkan hasil pengukuran / praktis maka pola radiasi antenna dapat
digamabarkan dengan persamaan matriks :
PR(θ) = [PRmin , PRa , PRb , PRc , PRmax , PRd , PRe , PRf , PRmin] ……. 3)
Satuan-satuan daya diatas harus dalam bentuk satuan satuan dasar seperti Watt,
mWatt, μWatt, nWatt atau pWatt.

V. PROSEDUR PENGUKURAN
1. Siapkan 2 ( dua ) set antenna standar.
2. Siapkan perangkat / alat-alat ukur.
3. Buat rangkaian pengukuran seperti gambar berikut ! dengan ketentuan ;
Instalasi ; vertical – horizontal.
Frekuensi ; ….. MHz.

π
Antena standar
θ Antena standar

π/2

PS ( 3 atau 4 meter )

RF RF ( 30 atau 40 meter ) RF
SG Amp SA

RF
SA

4. Hidupkan RF spectrum analyzer, dengan ketentuan ;


Pada sisi transmitter ;
Frekuensi center ; 250 MHz.
Span ; 1 MHz.
Rev level ; 20 dBm.

Pada sisi receiver ;


Frekuensi center ; 250 MHz.
Span ; 1 MHz.
Rev level ; - 20 dBm.
5. Hidupkan RF signal generator, dengan ketentuan ;
Frekuensi ; 250 MHz.
Amplitudo output ; 3 dBm.
6. Hidupkan RF amplifier dengan member tegangan catu s/d 20 Volt dc.
7. Amati dan catat hasil pengukuran pada spectrum analyzer sisi transmitte ( PT ).
8. Amati dan catat hasil pengukuran pada spectrum analyzer sisi receiver ( PRstandar
pada sudut θ= 900 ).
9. Putar antenna receiver dengan variasi sudut θ= 150 menuju θ= 00 dan θ= 1800. Amati
dan catat hasil pengukuran spectrum analyzer untuk setiap variasi sudut θ ( PR
standar pada setiap variasi sudut θ ).
10. Ganti antenna receiver dengan variasi panjang elemen 3λ/4 dan λ/4. Lakukan
pengukuran seperti pengukuran pada butir 8 dan butir 9.
VI. DATA HASIL PENGUKURAN
Dibuat data hasil pengukuran seperti tabel berikut.
Tabel data hasil pengukuran
Frekuensi PT PRstandar PR ( dBm )
No θ
( MHz ) ( dBm ) ( dBm ) 3λ/4 λ
1 250 00 10,01 -40,17 -44,33 -48,05
2 250 150 10,01 -39,18 -41,65 -44,93
3 250 300 10,01 -39,00 -40,74 -43,55
4 250 450 10,01 -38,71 -39,35 -41,88
5 250 600 10,01 -38,69 -38,71 -41,68
6 250 750 10,01 -38,50 -38,66 -39,59
7 250 900 10,01 -38,25 -38,28 -38,36
8 250 1050 10,01 -38,41 -38,55 -38,69
9 250 1200 10,01 -38,74 -39,88 -40,05
10 250 1350 10,01 -38,80 -41,21 -41,59
11 250 1500 10,01 -40,82 -44,69 -45,51
12 250 1650 10,01 -44,08 -45,45 -46,30
13 250 1800 10,01 -48,51 -49,03 -50,90

VII. TUGAS
1. Hitung PR(θ) pada masing-masing antenna secara teoritis dalam satuan nWatt !.
PRmax = PR pada θ= 900.
2. Buat tabel hasil perhitungan teoritis tersebut !
3. Gambarkan pola radiasi masing-masing antenna secara teoritis !
4. Hitung PR(θ) pada masing-masing antenna dari data hasil pengukuran dalam satuan
nWatt !.
5. Buat tabel hasil perhitungan dari data hasil pengukuran tersebut !
6. Gambarkan pola radiasi masing-masing antenna berdasarkan data hasil pengukuran
!
7. Buat analisa hasil pengukuran dengan cara membandingkan pola radiasi hasil
pengukuran dengan teoritis pada masing-masing antenna yang diukur..
( Gunakan program matlab untuk menghiting PR(θ) dan menggambar pola radiasi ).
VIII. PENYELESAIAN TUGAS
1. Perhitungan PR(θ) teoritis
a. Antena standar
Jendela M-File
n=3
teta=[0:pi./12:pi]
PrmaxdBm=-38,25
Prmaxn=(10.^(PrmaxdBm./10))*(10.^6)
Prtetan=Prmaxn*(sin(teta).^n)
plot(teta,Prtetan)
figure
polar(teta,Prtetan)

Command Window
n=
3
teta =
Columns 1 through 7
0 0.2618 0.5236 0.7854 1.0472 1.3090 1.5708
Columns 8 through 13
1.8326 2.0944 2.3562 2.6180 2.8798 3.1416
PrmaxdBm =
-38

ans =
25
Prmaxn =
158.4893
Prtetan =
Columns 1 through 7
0 2.7478 19.8112 56.0344 102.9418 142.8339 158.4893
Columns 8 through 13
142.8339 102.9418 56.0344 19.8112 2.7478 0.0000
a. Antena 3λ/4
Jendela M-File
n=2
teta=[0:pi./12:pi]
PrmaxdBm=-38,28
Prmaxn=(10.^(PrmaxdBm./10))*(10.^6)
Prtetan=Prmaxn*(sin(teta).^n)
plot(teta,Prtetan)
figure
polar(teta,Prtetan)

Command Window
n=
2
teta =
Columns 1 through 6
0 0.2618 0.5236 0.7854 1.0472 1.3090
Columns 7 through 12
1.5708 1.8326 2.0944 2.3562 2.6180 2.8798
Column 13
3.1416
PrmaxdBm =
-38

ans =
28
Prmaxn =
158.4893
Prtetan =
Columns 1 through 6
0 10.6168 39.6223 79.2447 118.8670 147.8725
Columns 7 through 12
158.4893 147.8725 118.8670 79.2447 39.6223 10.6168
Column 13
0.0000

b. Antena λ
Jendela M-File
n=1
teta=[0:pi./12:pi]
PrmaxdBm=-38,36
Prmaxn=(10.^(PrmaxdBm./10))*(10.^6)
Prtetan=Prmaxn*(sin(teta).^n)
plot(teta,Prtetan)
figure
polar(teta,Prtetan)

Command Window
n=
1
teta =
Columns 1 through 6
0 0.2618 0.5236 0.7854 1.0472 1.3090
Columns 7 through 12
1.5708 1.8326 2.0944 2.3562 2.6180 2.8798
Column 13
3.1416

PrmaxdBm =
-38
ans =
36
Prmaxn =
158.4893
Prtetan =
Columns 1 through 6
0 41.0201 79.2447 112.0689 137.2558 153.0889
Columns 7 through 12
158.4893 153.0889 137.2558 112.0689 79.2447 41.0201
Column 13
0.0000

2. Tabel hasil perhitungan PR(θ) teoritis

Frekuensi PRstandar PR ( nWatt )


No θ
( MHz ) ( nWatt ) 3λ/4 λ/4
1 250 0 0 0 0
2 250 0.2618 2.7478 10.6168 41.0201
3 250 0.5236 19.8112 39.6223 79.2447
4 250 0.7854 56.0344 79.2447 112.0689
5 250 1.0472 102.9418 118.8670 137.2558
6 250 1.3090 142.8339 147.8725 153.0889
7 250 1.5708 158.4893 158.4893 158.4893
8 250 1.8326 142.8339 147.8725 153.0889
9 250 2.0944 102.9418 118.8670 137.2558
10 250 2.3562 56.0344 79.2447 112.0689
11 250 2.6180 19.8112 39.6223 79.2447
12 250 2.8798 2.7478 10.6168 41.0201
13 250 3.1416 0.0000 0.0000 0.0000
3. Gambar pola radiasi teoritis
a. Antenastandar

Gambar Polar
b. Antena 3λ/4

Gambar Polar
c. Antena λ/4

Gambar Polar

4. Perhitungan PR(θ) dari data hasilpengukuran secara praktis


a. Antenastandar
Jendela M-File
teta=[0:pi./12:pi]
PrtetadBm=[-40.17 -39.18 -39.00 -38.71 -38.69 -38.50 -38.25 -38.41 -38.74 -
38.80 -40.82 -44.08 -48.51]
Prtetan=(10.^(PrtetadBm./10))*(10.^6)
plot(teta,Prtetan)
figure
polar(teta,Prtetan)
Command Window
teta =
Columns 1 through 9
0 0.2618 0.5236 0.7854 1.0472 1.3090 1.5708 1.8326
2.0944
Columns 10 through 13
2.3562 2.6180 2.8798 3.1416
PrtetadBm =
Columns 1 through 9
-40.1700 -39.1800 -39.0000 -38.7100 -38.6900 -38.5000 -38.2500 -
38.4100 -38.7400
Columns 10 through 13
-38.8000 -40.8200 -44.0800 -48.5100
Prtetan =
Columns 1 through 9
96.1612 120.7814 125.8925 134.5860 135.2073 141.2538 149.6236
144.2115 133.6596
Columns 10 through 13
131.8257 82.7942 39.0841 14.0929

b. Antena 3λ/4
Jendela M-File
teta=[0:pi./12:pi]
PrtetadBm=[-44.33 -41.65 -40.74 -39.35 -38.71 -38.66 -38.28 -38.55 -39.88 -
41.21 -44.69 -45.45 -49.03]
Prtetan=(10.^(PrtetadBm./10))*(10.^6)
plot(teta,Prtetan)
figure
polar(teta,Prtetan)
Command Window
teta =
Columns 1 through 9
0 0.2618 0.5236 0.7854 1.0472 1.3090 1.5708 1.8326
2.0944
Columns 10 through 13
2.3562 2.6180 2.8798 3.1416
PrtetadBm =
Columns 1 through 9
-44.3300 -41.6500 -40.7400 -39.3500 -38.7100 -38.6600 -38.2800 -
38.5500 -39.8800
Columns 10 through 13
-41.2100 -44.6900 -45.4500 -49.0300
Prtetan =
Columns 1 through 9
36.8978 68.3912 84.3335 116.1449 134.5860 136.1445 148.5936
139.6368 102.8016
Columns 10 through 13
75.6833 33.9625 28.5102 12.5026

c. Antena λ
Jendela M-File
teta=[0:pi./12:pi]
PrtetadBm=[-48.05 -44.93 -43.55 -41.88 -41.68 -39.59 -38.36 -38.69 -40.05 -
41.59 -45.51 -46.30 -50.90]
Prtetan=(10.^(PrtetadBm./10))*(10.^6)
plot(teta,Prtetan)
figure
polar(teta,Prtetan)

Command Window
teta =
Columns 1 through 9
0 0.2618 0.5236 0.7854 1.0472 1.3090 1.5708 1.8326
2.0944
Columns 10 through 13
2.3562 2.6180 2.8798 3.1416
PrtetadBm =
Columns 1 through 9
-48.0500 -44.9300 -43.5500 -41.8800 -41.6800 -39.5900 -38.3600 -
38.6900 -40.0500
Columns 10 through 13
-41.5900 -45.5100 -46.3000 -50.9000
Prtetan =
Columns 1 through 9
15.6675 32.1366 44.1570 64.8634 67.9204 109.9006 145.8814
135.2073 98.8553
Columns 10 through 13
69.3426 28.1190 23.4423 8.1283

5. Tabel hasilperhitungan PR(θ) dari data hasilpengukuran


Frekuensi PRstandar PR ( nWatt )
No θ
( MHz ) ( nWatt ) 3λ/4 λ/4
1 250 0 96.1612 36.8978 15.6675
2 250 0.2618 120.7814 68.3912 32.1366
3 250 0.5236 125.8925 84.3335 44.1570
4 250 0.7854 134.5860 116.1449 64.8634
5 250 1.0472 135.2073 134.5860 67.9204
6 250 1.3090 141.2538 136.1445 109.9006
7 250 1.5708 149.6236 148.5936 145.8814
8 250 1.8326 144.2115 139.6368 135.2073
9 250 2.0944 133.6596 102.8016 98.8553
10 250 2.3562 131.8257 75.6833 69.3426
11 250 2.6180 82.7942 33.9625 28.1190
12 250 2.8798 39.0841 28.5102 23.4423
13 250 3.1416 14.0929 12.5026 8.1283
6. Gambar pola radiasi dari data hasil pengukuran
a. Antena standar

Gambar Polar
b. Antena 3λ/4

Gambar Polar
c. Antena λ

Gambar Polar
7. Analisa
a. Antena standar
b. Antena 3λ/4
c. Antena λ/4

Anda mungkin juga menyukai