Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ditinjau dari wilayah geografis tempat lahir dan berkembangnya filsafat, ada dua jenis
filsafat, yaitu filsafat Barat dan filsafat Timur. Filsafat Barat lahir Yunani pada abad ke-6 dan
pada abad ke-5 Sebeluum Masehi (SM) dan berkembang di Eropa. Sedangkan filsafat Timur
lahir dan berkembang terutama di negara-negara Asia. Ada beberapa hal yang membedakan
anatara filsafat Barat dan filsafat Timur, pada filsafat Barat terdapat ilmuwan atau Filsuf yang
menolak mengakui keberadaan Tuhan dan berpendapat bahwa Tuhan terpisah dan berbeda dari
alam serta berpendapat bahwa manusia itu lepas atau terpisah dari alam.

Sejarah filsafat Barat terbagi dalam empat periode, yaitu periode Yunani Kuno, abad
pertengahan, modern, dan kontemporer. Filsafat modern berawal dari paruh kedua abad ke-16
Masehi, sebelumnya dimulai oleh Gerakan Humanisme dan Renaissance di Eropa Barat pada
akhir abad pertengahan tahun 1300-an hingga 1600-an. Renaissance, istilah Renaisans secara
harfiah berarti “kelahiran kembali”. Istilah yang mendahului istilah Prancis itu adalah kata Italia
Rinascita. Yang lahir kembali adalah kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno yang telah lama
terkubur oleh masyarakat abad pertengahan di bawah pimpinan gereja. Pada zaman Renaissance
ini pula penemuan ilmu pengetahuan sudah mulai dirintis.

Zaman modern ditandai oleh munculnya Renaissance, pengaruh dari munculnya gerakan
Renaissance ini menyebabkan peradaban dan kebudayaan Barat modern berkembang dengan
pesat dan juga semakin bebas dari pengaruh otoritas dogma-dogma gereja. Manusia pada zaman
modern ini tidak mau terkait oleh kekuasaan apapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada
dirinya sendiri seperti agama dan gerejanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan ilmu pada masa Renaissance?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pada zaman Modern?
3. Bagaimana perkembangan ilmu pada zaman Kontemporer?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui perkembangan ilmu pada masa Renaissance.
2. Mengetahui perkembangan ilmu pada zaman Modern.
3. Mengetahui Perkembangan ilmu pada zaman Kontemporer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan


1. Sejarah dan Peranan Pemikiran Filsafat Barat dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Kebudayaan manusia dewasa ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang teramat cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak
dapat dilepaskan dari peran dan pengaruh pemikiran filsafat Barat. Pada awal perkembangan
pemikiran filsafat Barat pada zaman Yunanai Kuno, filsafatidentik dengan ilmu pengetahuan,
artinya antara pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan pada waktu itu tidak dapat dpisahkan.
Semua hasil pemkiran manusia pada waktu itu disebut filsafat. Pada abad pertengahan terjadi
perubahan, filsafat pada zaman ini identik dengan agama, artinya pemikiran filsafat pada waktu
itu menjadi satu dengan dogma Gereja (Agama). Munculnya Renaissans abad ke-15 dan
Auklaerung di abad ke -18 membawa perubahan pandangan terhadap filsafat. Filsafat
memisahkan diri dari agama, orang mulai bebas mengeluarkan pendapat tanpa takut dihukum
oleh Gereja. Sebagai kelanjutan dari zaman Renaissans, filsafat pada zaman modern tetap
secular, namun sekarang filsafat ditinggalkan oleh ilmu pengetahuan, artinya ilmu pengetahuan
sebagai ” anak-anak” filsafat berdiri sendiri dan terpecah menjadi berbagai cabang. Cabang-
cabang ilmu berkembang dengan sangat cepat, bahkan memecah diri dalam berbagai spesialisai
dan sub-spesialisasi pada Abad ke-20.

Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang dikembangkan oleh bangsa Barat telah menyentuh
segala aspek kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan pada awalnya adalah suatu sistem yang
dikembangkan manusia untuk mengetahui keadaannya dan lingkungannya, serta menyesuaikan
dirinya dan lingkungannya. Ilmu pengetahuan pada awalnya diciptakan dan dikembangkan
untuk membuat hidup manusia lebih mudah dan lebih nyaman untuk dinikmati, artinya ilmu
sebagai sarana untuk membantu manusia meringankan beban kehidupannya. Namun dalam
perkembangan selanjutnya, khususnya pada abad ke-20 dan menjelang abad ke-21, ilmu tidak
lagi sekedar sarana kehidupan bagi manusia, tetapi telah menjadi sesuatu yang substantif yang
“menguasai” kehidupan umat manusia baik secara ekstensif maupun intensif.

3
2. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Renaissance (abad 14-16 M)

Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering
diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya
kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman Renaissance ditandai sebagai era
kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
Manusia pada zaman renaissance adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas seperti
zaman Yunani kuno. Pada zaman renaissance manusia disebut sebagai animal rationale, karena
pada masa ini pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia akan mencapai
kemajuan (progress) atas hasil usahanya sendiri, tidak didasarkan campur tangan ilahi.

Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman


renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astromoni.
Tokoh-tokohnya yang terkenal seperti:

1) Nicolaus Copernicus (1473 M – 1543 M) adalah seorang astronom, matematikawan, dan


ekonom yang berkebangsaan Polandia. Ia mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di
matahari). Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori
geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta). Ia mengemukakan
bahwa matahari berada di pusat jagat raya bumi mempunyai dua macam gerak yaitu: perputaran
sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini disebut
“Heliloisme” dimana matahari adalah pusat jagat raya bukan bumi sebagaimana dikemukakan
oleh Ptolomeus yang diperkuat oleh Gereja Ilmuwan lainnya. dianggap sebagai salah satu
penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi
astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah).

2) Galileo Galilei (1564 M – 1642 M) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan Galileo dalam
bidang ini menanamkan pengaruh kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena
menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan (observasi), penyingkiran (eliminasi) segala hal
yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati. Idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif

4
ats peristiwa tersebut, peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan
(experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan matematik.

3) Tycho Brahe (1546 M – 1601 M) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai
astronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg,
di Pulau Hven. Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop.
Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu. Untuk
penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetakdan pabrik kertas. Asistennya yang paling
terkenal adalah Johannes Kepler.

4) Johannes Kepler (1571 M – 1630 M), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, ia adalah
seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal melalui hukum
gerakan planetnya. Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika, tetapi juga di
bidang optik dan astronomi.

5) Francis Bacon (1561 M – 1626 M) adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris.
Karya-karyanya membangun dan mempopulerkan matodologi induksi untuk penelitian ilmiah,
seringkali disebut metode Baconian atau, secara sederhana, metode ilmiah.

6) Andreas Vesalius (1514 M – 1564 M), ia adalah ahli anatomi. Karyanya berupa buku De
Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan Tubuh Manusia). Vesalius juga membuktikan bahwa
tulang dada (sternum) terdiri dari tiga bagian. Ia pun juga menulis Radicis Chynae, sebuah teks
pendek mengenai tumbuhan obat.

3. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Modern (Abad 17-19 M)

Filsafat modern berawal pada paruh kedua abad ke-16 Masehi, setelah terlebih dulu dimulai
oleh Gerakan Renaissance dan Humanisme di Eropa Barat (pertengahan tahun 1300-an hingga
1600). Gerakan ini merupakan reaksi atas kekuasaan gereja. Menurut gerakan ini, manusia pada
prinsipnya merupakan pusat dari alam semesta, sehingga memiliki kebebasan untuk mencari
kebenarannya sendiri. Berbeda dari pandangan filsafat yang berkembang pada Abad
Pertengahan, pada zaman ini banyak filsuf berpegang teguh pada pendirian bahwa manusia
pada hakikatnya bukan sebagai viator mundi (penjiarah di muka bumi), melainkan sebagai
vaber mundi (pekerja atau pencipta dunianya). Manusia harus mencari sendiri kebenaran, bukan

5
bersandar pada ajaran yang telah diberikan oleh gereja dan agama. Pada abad pertengahan,
otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, sedangkan pada
zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia
pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang
ada pada dirinya sendiri. Kekuatan yang mengikat itu ialah Agama dengan Gerejanya, serta
Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut.

Upaya melepaskan diri dari kekuasaan gereja membawa mereka pada penggalian karya-
karya lama dari zaman Yunani Kuno. Doktrin-doktrin heliosentris dari Phytagoras (582 SM-
496 SM) serta karya-karya Archimedes (287 SM - 212 SM), Flippokrates (460-370 SM), dan
ahli-ahli fisika atomistik pada waktu itu, digali dan dikaji ulang. Leonardo da Vinci (1452-
1519) Kopernikus (1437-1543), dan Galileo Galilei (1564-1642) misalnya menimba pelajaran
berharga dari karya-karya mereka. Doktrin terkenal Phytagoras bahwa “alam semesta tertulis
secara matematis,” menjadi asumsi yang berkembang pesat di lingkungan para ilmuwan dan
filsuf. (Pada masa itu sulit dibedakan antara ilmuwan dan filsuf. Sampai abad ke-18 pun apa
yang dinamakan ilmu pengetahuan sering disebut “filsafat alam”. Atas dasar asumsi itu, mereka
mengajarkan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan gejala alam bukanlah dengan mengacu
pada ajaran gereja, melainkan pada eksperimentasi dan perhitungan-perhitungan matematis.
Menurut mereka, “buku alam harus diinterogasi secara eksperimental dan matematis.”

Menurut Slamet Iman Sontoso, dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu
UGM (2001:79) ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan
di Eropa dengan pesat, yaitu :

a. Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung Iberia dengan Negara-negara Perancis.


Para pendeta di Perancis banyak yang belajar di Spanyol, kemudian mereka inilah yang
menyebarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya itu di lembaga-lembaga pendidikan
di Perancis.

b. Perang Salib (1100-1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak hanya menjadi ajang
peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang berasal
dari berbagai negara itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka
menyebarkan ajaran pengalaman mereka itu sekembalinya di negara masing-masing.

6
c. Pada tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan Bangsa Turki, sehingga para pendeta atau
sarjana mengungsi ke Italia atau negara-negara lain. Mereka ini menjadi pioner-pioner
bagi pengembangan ilmu di Eropa.

Tokoh yang terkenal sebagai bapak Filsafat modern adalah Rene Descrates. Ia telah
mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi landasan berfikir dalam ilmu pengetahuan
modern. Langkah-langkah descrates adalah sebagai berikut:

a. Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali kalau diyakini sendiri bahwa itu
memang benar.

b. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah


permasalahan.

c. Berfikir runtut mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk sampai ke hal
yang paling rumit.

d. Perincian yang lengkap dan pemeriksaan yang menyeluruh diperlukan supaya tidak ada
yang terlupakan.

Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang merupakan
basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer. Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu
UGM, tokoh yang menjadi pioner pada masa ini ialah sebagai berikut :

1) Isaac Newton (1643 M – 1727 M), ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli
astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahka ia dikatakan sebagai bapak ilmu fisika
klasik. Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada
tahun 1687. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik (menjabarkan hukum gravitasi
dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga
abad). Karyanya ini pada akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme
dan memajukan revolusi ilmiah.

2) René Descartes (1596 M – 1650 M), ia juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia adalah
seorang filsuf dan matematikawan Perancis. kadang dipanggil “Penemu Filsafat Modern” dan
“Bapak Matematika Modern”. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena
pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa

7
seseorang bisa berpikir. Hasil pemikirannya berupa konsep “Aku berpikir maka aku ada (I
think, therefore I am). Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah
terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan
kalkulus modern.

3) Charles Robert Darwin (1809 M – 1882 M) adalah seorang naturalis Inggris yang teori
revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan
yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori
ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Pengamatan biologisnya
membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya
tentang seleksi alam pada 1838. Bukunya yang berjudul (biasanya disingkat The Origin of
Species) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan
evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai
keanekaragaman di dalam alam. Buku karangan Darwin tentang tanaman dan binatang,
termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to
Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah
tentang cacing tanah.

4) Joseph John Thomson (1856 M –1940 M) ia adalah seorang ilmuwan yang penelitiannya
membuahkan penemuan elektron. Thomson mengetahui bahwa gas mampu menghantar listrik.
Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir.

Selain pioneer di atas masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan
ilmu. Diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M –1867 M) yang mendapat julukan “Bapak
Listrik“, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya, dan Blaise
Pascal (1623 M – 1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya
berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis kalkulator.

Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte(1798 M –


1857 M). Ia adalah tokoh yang mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De
Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif” ini sebagai
sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.

8
4. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Kontemporer (Abad 20 dan
seterusnya)

Filsafat kontemporer, yang diawali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi
pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari analisis bahasa, kebudayaan
(antara lain, postmodernisme). Kritik sosial, metodologi (fenomenologi, heremeutika,
strukturalisme), filsafat hidup (eksistensialisme), filsafat ilmu, sampai filsafat tentang
perempuan (feminism). Tema-tema filsafat yang banyak dibahas oleh para filsuf dari periode
ini antara lain tentang manusia dan bahasa manusia, ilmu pengetahuan, kesetaraan gender,
kuasa dan struktur yang mengungkung hidup manusia, dan isu-isu aktual yang berkaitan dengan
budaya, sosial, politik, ekonomi, teknologi, moral, ilmu pengetahuan, dan hak asasi manusia.

Ciri lainnya adalah filsafat dewasa ini ditandai oleh profesionalisasi disiplin filsafat.
Maksudnya, para filsuf bukan hanya profesional di bidangnya masing-masing, tetapi juga
mereka telah membentuk komunitas-komunitas dan asosiasi-asosiasi profesional di bidang-
bidang tertentu berdasarkan pada minat dan keahlian mereka masing-masing. Oleh sebab itu,
dewasa ini ada batas-batas yang jelas untuk menentukan mana filsuf yang memiliki kualifikasi
dan mana yang amatiran. Profesionalisasi disiplin filsafat pun tampak dengan jelas dari
munculnya jurnal-jurnal terkemuka dalam bidang filsafat. Ada cukup banyak jurnal filsafat,
baik yang diterbitkan dalam bentuk cetak maupun elektronik (on line atau e-journal). Leiter
(2009) melakukan survei di sejumlah negara untuk mengetahui popularitas dan kualitas jurnal-
jurnal filsafat. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ditemukan 19 jurnal yang dinilai sebagai
jurnal yang paling berbobot. Jurnal-jurnal tersebut diantaranya adalah: Philosophical Review,
Journal of Philosophy, Philosophy and Phenomenological research, dan lain-lain.

Sejumlah filsuf yang termasuk sebagai filsuf-filsuf kontemporer antara lain adalah: Wilhelm
Dilthey (1833-1911), Edmund Husserl (1859-1938), Ludwig Wittgenstein (1889-1951),
Richard Rorty (1931-2007), Paul Ricour (1913-2005), dan lain-lain.

Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi. Menurut Root Fisika dipandang sebagai ilmu pengetauan yang
subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamentasil yang membentuk alam semesta.

9
Fisikawan termashur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia mengatakan bahwa alam itu
tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya
akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau dengan kata lain
tidak mengakui adanya pencipta alam. Namun pada tahun 1929 seorang fisikawan lain Hubble
yang mempergunakan teropong terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita
dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa
alam semesta ini tidak statis, melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan pendapat Einstein
tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Dan jagad raya ternyata
berekspansi.

Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi
dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari
penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Mobilitas
manusia yang sangat tinggi saat ini merupakan pengaruh teknologi komunikasi dan informasi.

Dalam pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu antar
disiplin misalnya ilmu perilaku (behavioral science) yang menggabungkan ilmu psikologi
dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi , antropologi untuk menelaah tingkah laku
manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah Anatomi Sosial manusiawi (Human Social
anatomy) yang memadukan anatomi, ilmu fosil, antropologi Ragawi, dan Etopologi studi
tentang pola perilaku organisme).

Bidang ilmu lainnya juga mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga terjadi
spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer cenderung mengetahui
hal yang sedikit tapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan
sub-spesialis atau super-spesialis, demikian juga bidang-bidang lain. Di samping cenderung ke
arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya,
sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru, seperti: Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan
teknologi Kloning.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Zaman Renaissance berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 16 M.
Renaissance sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth),
yaitu dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini
ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma
agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai
berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
2. Filsafat modern berawal pada paruh kedua abad ke-16 Masehi, setelah terlebih dulu
dimulai oleh Gerakan Renaissance dan Humanisme di Eropa Barat (pertengahan tahun
1300-an hingga 1600.
3. Filsafat kontemporer, yang diawali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi
pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari analisis bahasa,
kebudayaan (antara lain, postmodernisme).

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat kekurangan,
baik dalam penulisan maupun keefektifan kalimat. Oleh karena itu, bagi pembaca harap
memberi saran ataupun komentar yang membangun untuk dapat memperbaiki
kekurangan pada makalah ini.

11

Anda mungkin juga menyukai