Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

ALIRAN EMPIRISME DAN KONVERGENSI

Oleh Kelompok 3 :
1. Faizatul Fitriana 17340059
2. Harti Puji Lestari 17340064
3. Nunung Agustin P.P. 17340066
4. Risma Ayudya Sandi 17340067

Dosen Pengampu :
Muhibbudin Fadli, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PG-PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jalan Budi Utomo No.10 Telp. (03552) 481 124 Ponorogo
PENDAHULUAN

Sistem pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui
pendidikan, manusia dapat melakukan sesuatu dengan mudah. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun
semakin terus berkembang karena pendidikan. Dengan adanya pendidikan , kehidupan manusia
khususnya didalam berbangsa dan bernegara semakin berjalan kondusif. Bahkan suatu negara akan
hancur jika tidak mempunyai sistem pendidikan yang baik, tidak memandang banyaknya kuantitas
SDM-nya maupun SDA-nya.
Pendidikan tidak masuk begitu saja ke Indonesia, melainkan masuk melalui serangkaian
proses. Proses masuknya sistem pendidikan sudah berlangsung sejak lama. Aliran pendidikan
dibawa oleh tokoh-tokoh pendidikan dunia, mulai dari aliran klasik diantaranya Nativisme,
Naturalisme, Empirisme, dan Konvergensi sampai aliran modern serta aliran-aliran baru lainnya
yang terus berkembang. Masing-masing aliran menyampaikan kelemahan dan kelebihan pendidikan
serta bagaimana peran pendidikan dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan tersebut penting
untuk dipelajari dan dimaknai, mengingat semua aliran tersebut pada dasarnya merupakan konsep-
konsep pendidikan saat ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas dua dari empat aliran klasik
yaitu aliran empirisme dan aliran konvergensi.
PEMBAHASAN

1. Aliran Empirisme
Jika aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata tergantung
pada faktor dasar, maka aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata-
mata tergantung pada faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak mempengaruhi
perkembangan. Adapun yang mengatakan bahwa perkembangan anak bergantung pada
lingkungan, sedangkan pembawaan anak yang dibawa sejak lahir dianggap tidak penting.
Jadi aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan bersumber utama dari pengalaman yang
masuk melalui indra dan pengaruh eksternal dalam kehidupan, baik dalam keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Entah ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk.
Sedangkan pembawaan lahir dianggap tidak penting sebagai faktor penentu pengetahuan.
Dalam pendidikan, aliran empirisme ini dikenal juga dengan nama optimis pendagogis.
Tokoh utama aliran empirisme adalah John Locke, yang mengembangkan teori
“Tabula Rasa” yang berarti batu tulis atau lembaran yang kosong. Yakni anak lahir di dunia
bagaikan kertas putih yang bersih. Dengan demikian, dipahami bahwa aliran empirisme ini,
seorang pendidik bisa diartikan guru, orangtua, masyarakat memegang peranan penting
terhadap keberhasilan peserta didiknya. Mereka sangat menentukan arah perkembangan
masa depan anak nantinya.
Dalam lingkungan sekitar terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
dan tingkah laku anak, lingkungan dapat dibagi menjadi tiga bagian:
a. Lingkungan alam atau luar.
b. Lingkungan dalam.
c. Lingkungan sosial.
Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sosial yang berpengaruh paling dominan
terhadap pertumbuhan rohani dan pribadi anak. Adapun jenis-jenis empirisme antara lain :
a. Empirio-kritisme
b. Empirisme logis
c. Empiris radikal
Setiap aliran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing berikut
kelebihan dan kekurangan aliran empirisme :
Kelebihan aliran empirisme :
a. Mengedepankan fakta-fakta yang dapat diterima indera
b. Informasi dapat diperoleh dengan cepat melalui pengalaman indera.
c. Dalam metode ilmiah, empiris sangat berguna dalam pengumpulan data atau
pencarian bukti-bukti awal, sehingga empiris membentuk kerangka pengujian dalam
mencari kebenaran.
d. Empiris adalah cara pertama munculnya pengetahuan tertentu.
Kekurangan aliran empirisme:
a. Kemampuan indera terbatas.
b. Kemampuan indera relatif dari pengamat.
c. Tidak dapat diterapkan dalam semua ilmu,karena mempunyai lingkup khasnya
sendiri
d. Pengalaman dan persepsi yang merupakan dasar kebenaran dalam empirisme, tidak
dapat memberi suatu pengetahuan yang kebenaran universal dan bernilai penting.
e. Sebagai sebuah konsep ternyata pengalaman tidak berhubungan langsung dengan
kenyataan objektif. Kepastian fakta yang dimiliki empirisme itu sendiri tidak pasti.

2. Aliran Konvergensi
Ada beberapa aliran yaitu diantaranya nativisme dan empirisme yang keduanya
tersebut tidak dapat dipertahankan. Namun muncul paham yang sekiranya dapat mengatasi
keberatsebelahan antara kedua paham tersebut, yaitu aliran konvergensi. Aliran konvergensi
berasal dari kata konvergen, yang artinya bersifat menuju satu titik pertemuan, aliran ini
berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat,keturunan), maupun
lingkungan, keduanya berperan penting dalam perkembangan pembentukan kepribadian
individu. Dasar aliran korvegensi ini pertama kali dirumuskan oleh William Lois Stern, ia
berpendapat bahwa anak telah memiliki pembawaan baik atau buruk sejak lahir ke dunia,
perkembangan selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Bakat yang dibawa pada
waktu anak tersebut dilahirkan tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang baik sesuai dengan perkembangan bakat anak itu. Sebaliknya, lingkungan
yang baik tidak akan menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada
diri anak itu tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk dikembangkannya. Tokoh lain yang
mendukung aliran ini yaitu Ki Hajar Dewantara, beliau berpendapat bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh nature (bermakna alami) dan pengajaran (lingkungan).
Binatang juga merupakan hasil dari pembawaan (bakat) dan lingkungannya. Namun
perkembangan binatang seluruhnya telah ditentukan oleh kodrat atau hokum-hukum alam.
Sedangkan manusia bukan hanya hasil dari pembawaan (bakat) dan lingkungannya, manusia
tidak hanya diperkembangkan tetapi ia juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia
merupakan makhluk yang mampu memilih dan menentukan semua hal mengenai dirinya
dengan bebas. Dapat disimpulkan bahwa jalan perkembangan manusia sedikit banyaknya
ditentukan oleh pembawaan yang turun-temurun, yang oleh aktivitas dan pemilihan atau
penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor
lingkunan tertentu, kemudian berkembang menjadi sifat-sifat.
Aliran ini memudahkan tugas ahli-ahli pendidik dalam melakukan pengajaran dan
pembelajaran. Mereka tinggal mencari pembawaan (bakat) dari peserta didik kemudian
mengusahakan suatu lingkungan atau pendidikan yang baik dan sesuai. Sehingga muncul
berbagai teori belajar mengajar atau model mengajar. Sebagai contoh dikenal berbagai
pendapat tentang model-model mengajar seperti rumpun model umpan model belajar tuntas,
model belajar control diri sendiri, model belajar simulasi, model belajar pemrosesan
informasi dan lain-lain. Dengan adanya teori atau model mengajar yang telah diciptakan
tersebut akan lebih mudah untuk lebih ke depan proses belajar mengajar akan semakin
lancar dan berkualitas.
Seperti aliran empirisme, aliran konvergensi ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, berikut kelebihan dan kekurangan aliran empirisme :
a. Kelebihan Aliran Konvergensi
Aliran ini bisa di terima oleh sistem pendidikan di berbagai negara termasuk
Indonesia. Karena,pada aliran ini setiap manusia di bebaskan untuk memilih apa
yang dia inginkan sesuai dengan bakat yang ia miliki dan juga di beri kebebasan
untuk meniru keadaan lingkungan sekitar. Aliran ini sering di lakukan oleh anak
yang baru mengenal dunia luar,dengan begitu ia jadi lebih cepat meniru sesuatu yang
ada di lingkungannya. Sebagai contoh,apabila seorang anak yang tidak memiliki
bakat dari lahir,ia dapat belajar mengasah bakatnya dari lingkungan sekitar.
Jadi,aliran konvergensi ini juga menginspirasi munculnya aliran-aliran baru dalam
dunia pendidikan. Maka dari itu,di zaman sekarang sistem pendidikan lebih condong
kepada aliran konvergensi
b. Kekurangan Aliran Konvergensi
Dalam aliran ini, tidak diberikan solusi apabila anak tersebut memiliki bakat
yang luar biasa tetapi lingkungannya tidak mendukung hal tersebut. Karena aliran ini
selalu mengedepankan faktor lingkungan sekitar, apabila ada anak atau seseorang
yang tinggal di dalam lingkungan yang negatif ,maka anak tersebut akan dengan
mudah terkontaminasi oleh keadaan lingkungan tersebut. Contohnya adalah anak
kecil yang baru mengenal dunia luar, ia akan lebih cepat meniru sesuatu yang terjadi
di lingkungan sekitarnya,baik yang positif maupun yang negatif.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan Teori Empirisme dan Teori Konvergensi dapat kami simpulkan
sebagai berikut :

1. Aliran empirisme mengatakan bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia


dewasa ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan. Pengalaman, lingkungan dan
pendidikan, faktor orang tua dan keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat
menentukan arah perkembangan masa depan anak. Sifat orang tua merupakan gaya khas
dalam bersikap dan memperlakukan anak.
2. Aliran empirisme tidak tahan uji dan tidak dapat dipertahankan.
3. Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisme dan aliran nativisme
dimana faktor bakat/bawaan dan lingkungan memiliki peranan penting dalam
perkembangan individu.
4. Dalam aliran konvergensi Kedua-dua faktor tidak boleh tiada yang satu. Hanya ada
pembawaan saja tetapi lingkungan tidak memberi kesempatan,maka perkembangan tidak
akan berhasil baik. Hanya dengan pendidikan saja dan lingkungan tanpa adanya
pembawaan,maka perkembangan juga tidak akan berhasil. Kedua-duanya harus ada dan
harus bekerja sama.
5. Pada dasarnya aliran-aliran pendidikan yang telah berkembang sampai saat ini memiliki
tujuan yang sama yaitu pemberdayaan individu.

B. Saran
Hendaklah kita sebagai pendidik baik itu guru, orang tua, ataupun sebagai
masyarakat lebih bijak memilih atau mengaplikasikan teori-teori tersebut dalam mendidik
anak sehingga diharapkan anak tersebut mampu menghasilkan sesuatu yang optimal pada
dirinya dan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.

Effendi, Mukhlison, dan Siti Rodliyah. 2004. Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press.

Faruk, Ahmad. 2006. Traktat Filsafat Umum: Penelusuran Tematis. Ponorogo: STAIN Press.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Idrs, Zahra. 1987. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya Padang.
Brow, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/teori-empirisme-dan-konvergensi.html
http://silvanadewi09.blogspot.co.id/2015/01/aliran-konvergensi-dalam-pendidikan.html
http://nonikarsasmyth.blogspot.com/2014//12/aliran-konvergensi.html
https://situgastik.wordpress.com/2014/01/19/aliran-aliran-dalam-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai