Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah
Catatan:
1. A. Diantara kekeliruan dalam masalah ini, adalah
mengartikan kalimat tauhid dengan arti tidak
ada tuhan kecuali Alloh subhanahu wa ta’ala.
Jika kita mengartikannya demikian, maka sama sekali tidak
membedakan antara orang yang bertauhid dengan yang berbuat
syirik karena orang musyrikin pun menetapkan bahwa Alloh
Maha Pencipta, Maha mengatur yang lainnya, hal itu sebagaimana
yang Alloh subhanahu wa ta’alafirmankan:
يز ا ْلعَ ِلي ُم َ ت َو ْاْل َ ْر
ُ ض لَيَقُولُ َّن َخلَقَ ُه َّن ا ْلعَ ِز ِ اوا
َ س َم َ َسأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخل
َّ ق ال َ َولَ ِئ ْن
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah
yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan
menjawab: “Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui”. (QS. Az-Zukhruf: 9).
Imam Qurthubi menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan
mereka adalah kaum musyrikin, mereka itu menetapkan bahwa
yang menciptakan dan mengadakan adalah Alloh subhanahu wa
ta’ala, kemudian mereka beribadah kepada selain-Nya karena
kebodohan mereka.[3]
Contoh kekeliruan itu, adalah apa yang dikatakan sebagian orang
mengenai ayat kedua dari surat Ali Imron:
َّللاُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ ُه َو ال َح ُّي ا ْلقَيُّو ُم
َّ
“Alloh, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.
yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-
Nya”. (QS. Ali Imron: 2).
Sebagian orang mengatakan: “Ilâh biasanya diterjemahkan
dengan Tuhan. Ada juga yang berpendapat bahwa kata itu pada
mulanya berarti Pencipta, Pengatur dan Penguasa alam raya.
Sekian banyak ayat Al-Qur’an yang dapat mendukung pendapat
ini, misalnya QS. Al-Anbiyâ: 22. Dengan demikian, ayat di atas
mentiadakan segala sesuatu yang kuasa mengatur alam raya,
kecuali Alloh subhanahu wa ta’ala.”
Jelas pendapat tersebut tidaklah benar. Sekali lagi kita katakan:
“Jika kita mengartikan kalimat tauhid dengan makna yang telah
disebutkan, maka kalimat tersebut sama sekali tidak membedakan
antara orang yang bertauhid dan orang yang berbuat syirik, karena
orang-orang musyrik Quraisy pun mengakui bahwa yang Maha
Pencipta itu adalah Alloh subhanahu wa ta’ala.