Putri Larosa 4234 2009 PDF
Putri Larosa 4234 2009 PDF
SKRIPSI
PUTRI LAROSA
G0005158
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PRAKATA
Putri Larosa
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Halaman
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 3
A. Tinjauan Pustaka............................................................................... 4
1. Persalinan.................................................................................... 4
3. Lama Persalinan.......................................................................... 13
B. Kerangka Pemikiran......................................................................... 17
C. Hipotesis........................................................................................... 17
B. Lokasi Penelitian.............................................................................. 18
C. Subjek Penelitian.............................................................................. 18
D. Teknik Sampling............................................................................... 19
G. Alat Penelitian.................................................................................. 21
H. Rancangan Penelitian........................................................................ 21
B. Analisis Data..................................................................................... 26
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................... 29
A. Simpulan............................................................................................ 31
B. Saran.................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Hasil uji analisis lama persalinan antara primipara dengan multipara…… 26
PENDAHULUAN
status kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu
bangsa. Angka kematian perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 40 per
1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) dengan perhitungan tidak
langsung sebesar 60 per 1000 (Susenas, 1995), turun menjadi 49 per 1000
(Susenas, 1998), dan meningkat lagi menjadi 51 per 1000 (Susenas, 2001). Studi
penyebab utama kematian perinatal adalah asfiksia 34%, premature dan Berat
Badan Lahir Rendah 33%, kelainan bawaan 4% dan kesehatan ibu yang
Kematian perinatal merupakan masalah kesehatan yang penting pada saat ini.
perinatal merupakan masa yang paling kritis bagi kelangsungan hidup seorang
anak. Hal ini tampak pada tingginya angka kesakitan dan kematian pada masa-
masa tersebut (Sulchan, 1998). Kematian perinatal adalah kematian yang terjadi
pada bayi dengan lahir mati atau hidup kemudian meninggal dalam tujuh hari
setelah persalinannya (Rochajati, 2002). Pada tingkat tertentu, kematian perinatal
berhubungan dengan umur dan paritas ibu. Kematian perinatal paling tinggi
terjadi pada persalinan pertama ibu sangat muda dan kelahiran anak ke enam atau
lebih. Dimana paritas 1 berisiko karena ibu belum siap secara medis (organ
reproduksi) maupun secara mental. Paritas di atas 4, ibu secara fisik sudah
Umur ibu kurang dari 20 tahun; 2) Umur ibu lebih dari 35 tahun; 3) Jumlah anak
4 orang atau lebih; 4) Jarak dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun (Badan
Pada persalinan lama, sering terjadi dehidrasi, tidak jarang timbul infeksi dan
lama biasa terjadi terutama pada wanita yang baru menjalani persalinan anak
pertama. Para ibu baru yang menjalani persalinan pertamanya dengan sulit dan
Journal of Clinical Nursing. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan, yaitu untuk
baik, sehingga persalinan dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan,
B. Perumusan Masalah
pada penelitian ini yaitu: Adakah perbedaan lama persalinan antara primipara
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
2. Manfaat praktis:
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan kepada
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Persalinan
a. Definisi
itu dengan:
1) Isi kandungan hanya satu anak, satu plasenta, dan air ketuban tidak
2) Umur anak dalam kandungan tidak kurang dari 37 minggu dan tidak
4) Anak lahir dengan tenaga ibu sendiri, yaitu dari his dan tenaga
mengejan.
5) Jalan kelahiran yang dilalui anak ialah jalan kelahiran biasa yaitu:
1996).
Partus patologis atau partus abnormal ialah bila bayi dilahirkan per
adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Para adalah seorang
wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). Primipara
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama
melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Mochtar, 1992).
b. Mekanisme Persalinan
(Midwifery, 2004).
persalinan telah mulai. Persalinan semu ialah suatu keadaan dimana terjadi
kontraksi uterus yang terasa nyeri namun kemajuan dilatasi serviks tidak
terjadi; (2) keluar lendir bercampur sedikit darah. Lendir berasal dari
dilatasi serviks paling kurang 2 cm dan telah timbul his persalinan, yaitu
kontraksi yang teratur, makin sering, makin lama, dan makin kuat serta
Persalinan aktif dibagi menjadi empat kala yang berbeda, yaitu: Kala
satu, kala dua, kala tiga, dan kala empat. Berikut diuraikan masing-masing
Kala ini disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks, mulai ketika
telah tercapai his persalinan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang
Pada kala ini, tenaga yang efektif adalah his persalinan, yang
ketuban terhadap seviks dan segmen bawah rahim. Bila selaput ketuban
dan segmen bawah rahim. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi
dua perubahan mendasar, yaitu pendataran dan dilatasi, pada serviks yang
sudah melunak. Kala satu selesai ketika serviks sudah membuka lengkap
Kala satu dapat dibagi atas fase laten (tenang) dan fase aktif
menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan
Persalinan Kala II
Kala ini disebut juga dengan stadium ekspulsi janin atau kala
ketika janin sudah lahir. Pada kala ini, janin didorong keluar dengan
Wiknjosastro, 1999).
lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin
uteri.
Persalinan Kala IV
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala
keadaan fisik umum dan emosi pasien, besarnya janin, presentasi janin,
kualitas dan jenis his persalinan, keadaan serviks, anatomi dan volume uterus ,
dan emosi yang sehat, serta dengan sikap positif dalam menghadapi
pengalaman tersebut. Keadaan fisik ini dapat dinilai dari status gizi pasien.
b. Besarnya janin
Janin yang besar mungkin dapat dilahirkan dengan mudah melalui
panggul yang lebih luas, sedangkan janin kecil mungkin dapat dilahirkan
dengan mudah melalui panggul yang lebih kecil. Ada beberapa faktor
yang turut mempengaruhi perkiraan berat janin, faktor yang pertama yaitu
besar dan beratnya ibu. Ibu yang gemuk cenderung memiliki janin yang
besar juga. Faktor yang kedua adalah paritas. Secara umum bayi-bayi
ketiga adalah keadaan ibu. Ibu diabetik yang keadaannya tidak terkendali
dengan baik cenderung mendapat bayi yang lebih besar. Ibu-ibu yang
yang lebih kecil. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterm
sebaiknya 2500-4000 g.
c. Presentasi janin
Pada posisi tersebut, kepala janin fleksi dan wajah janin menghadap
atau kelelahan tidak dapat diharapkan memiliki his yang efisien dan pada
e. Keadaan serviks
berada di segmen bawah rahim dan ketebalannya sudah tidak ada lagi,
maka dapat dikatakan bahwa serviks telah 100% atau sempurna menipis.
namun pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi dalam waktu
yang bersamaan.
35% wanita.
wanita.
inferior. Serviks terdiri atas 90 persen kolagen dan 10 persen serabut otot tipis
kolagen, dan menjadi lebih pendek karena tergabung ke dalam segmen bawah
dapat terjadi secara mendadak atau bertahap kapan pun setelah kehamilan
minggu ke-34, tetapi biasanya terjadi dekat aterm terutama pada primigravida.
Pada kehamilan minggu ke-34, dilatasi serviks 2 cm atau lebih pada 20 persen
primigravida dan pada 40 persen multigravida; dan proporsi ini meningkat
sampai aterm.
akan terjadi pada saat memasuki persalinan. Sedangkan pada multipara sering
dimana penipisan serviks belum terjadi dengan baik, namun pembukaan dan
3. Lama Persalinan
Karena pada banyak kasus sukar ditetapkan secara tepat kapan persalinan
persalinan yaitu diawali dengan saat dimana pasien mengalami his persalinan
yang menuju ke arah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta.
komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan akan meningkatkan
angka kematian ibu dan anak (Mochtar, 1995). Partus lama adalah persalinan
yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi; dan lebih dari 18 jam pada
multi. Sedangkan menurut Harjono (Mochtar, 1995), partus lama atau partus
kasep merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung
b. Kelainan-kelainan panggul.
c. Kelainan his.
f. Primitua.
j. Disproporsi fetopelvik.
bersamaan.
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu
yang panjang mencakup (1) serviks belum matang pada awal persalinan,
normal begitu terjadi pendataran; (2) posisi janin abnormal; (3) disproporsi
Pada primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan
keadaan abnormal. Yang lebih penting daripada fase ini adalah kecepatan
dilatasi serviks. Laju yang kurang dari 1,2 cm per jam membuktikan adanya
jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan
berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Berikut ini ciri-ciri
B. Kerangka Pemikiran
primipara multipara
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Moewardi Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit
1. Primipara.
2. Multipara.
2. Kehamilan normal.
3. Kehamilan tunggal.
Kriteria eksklusi:
1. Ibu dengan Diabetes Mellitus, penyakit jantung, maupun penyakit lain yang
3. Preeklamsi, eklamsi.
4. Perdarahan antepartum.
7. Hidramnion.
D. Teknik Sampling
untuk ibu yang melahirkan pertama kali dan 15 untuk ibu yang melahirkan
beberapa kali, kemudian dipilih secara acak. Pengambilan data diambil dengan
2. Lama Persalinan
Lama persalinan dimulai dengan saat dimana pasien mengalami his yang
G. Alat Penelitian
H. Rancangan Penelitian
1. Umur kehamilan 37
sampai 42 minggu.
2. Kehamilan normal.
3. Kehamilan tunggal.
4. Umur ibu 20-35 tahun.
5. Presentasi belakang
kepala.
Untuk mengetahui adakah perbedaan yang nyata antara lama persalinan pada
primipara dan lama persalinan pada multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
Ditentukan = 0,05
H0: Tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara
dengan multipara.
H1: Ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan
multipara.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Primipara Multipara
Ditentukan = 0,05
H0: Tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara
dengan multipara.
H1: Ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan
multipara.
2. Primipara 11 10/60 20
/60 10
/60
20 10
3. Primipara 10 /60 /60
30 10
4. Primipara 12 /60 /60
5. Primipara 8 30/60 15
/60 15
/60
6. Primipara 12 15/60 15
/60 10
/60
7. Primipara 9 10/60 20
/60 10
/60
15 15
8. Primipara 10 /60 /60
20 10
9. Primipara 8 /60 /60
Ditentukan = 0,05
H0: Tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara
dengan multipara.
H1: Ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan
multipara.
B. Analisis Data
Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t, maka didapatkan hasil
sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil uji analisis lama persalinan antara primipara dengan multipara
didapatkan t tabel 1,701. Dari tabel 3, didapatkan t hitung 3,728, maka t hitung
lebih besar daripada t tabel, sehingga H0 ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima.
Tabel 4. Hasil uji analisis lama persalinan antara primipara dengan multipara
Levene’s Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Std. Interval of the
Sig. Error Difference
(2- Mean Differe
F Sig. T Df tailed) Difference nce Lower Upper
Lama Equal
persalin variances 1.0086
.856 .363 3.767 28 .001 2.21067 .58679 3.41265
an kala assumed 8
I
Equal
variances 1.0063
3.767 26.859 .001 2.21067 .58679 3.41496
not 7
assumed
Lama Equal
persalin variances
5.363 .028 .649 28 .521 .03267 .05030 -.07038 .13571
an kala assumed
II
Equal
variances
.649 20.708 .523 .03267 .05030 -.07204 .13737
not
assumed
Lama Equal
persalin variances
9.249 .005 1.245 28 .223 .02467 .01981 -.01590 .06524
an kala assumed
III
Equal
variances 1.245 22.391 .226 .02467 .01981 -.01637 .06570
not
assumed
didapatkan t tabel 1,701. Dari tabel 4, pada kala I didapatkan t hitung 3,767,
maka t hitung lebih besar daripada t tabel, sehingga H0 ditolak dan hipotesis kerja
(H1) diterima,. Pada kala II didapatkan t hitung 0,649, maka t hitung lebih kecil
daripada t tabel, sehingga H0 diterima dan hipotesis kerja (H1) ditolak,. Pada kala
III didapatkan t hitung 1,245, maka t hitung lebih kecil daripada t tabel, sehingga
primipara multipara
Dari data pada tabel 5, didapatkan rata-rata lama persalinan terlama berdasarkan
kala persalinan terdapat pada kelompok primipara, yaitu 9,3453 jam pada kala I.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lama
didapatkan t tabel 1,701. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30, yaitu 15 untuk
ibu yang melahirkan pertama kali dan 15 untuk ibu yang sudah melahirkan beberapa
kali. Dari tabel 1, dilakukan uji t kemudian didapatkan t hitung 3,728, maka t hitung
lebih besar daripada t tabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti secara
statistik terdapat perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan
multipara. Hasil penelitian tersebut mendukung teori bahwa lama persalinan pada
sebagai berikut.
1. Pada kala I, statistik menyatakan nilai t hitung > t tabel, sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima, yang berarti secara statistik terdapat perbedaan lama persalinan yang
2. Pada kala II, statistik menyatakan nilai t hitung < t tabel, sehingga H0 diterima
dan H1 ditolak, yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan lama
persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara pada kala II.
3. Pada kala III, statistik menyatakan nilai t hitung < t tabel, sehingga H0 diterima
dan H1 ditolak, yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan lama
persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara pada kala III.
primipara dengan multipara terdapat pada kala I persalinan. Hal itu dikarenakan
adanya perbedaan pada dilatasi serviks antara primipara dengan multipara. Dimana
tanpa didahului dengan penipisan dari serviks, pasien multipara akan memasuki
persalinan dengan serviks yang lunak dimana penipisan serviks belum terjadi dengan
baik, namun pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi dalam waktu yang
bersamaan.
persalinan terdapat pada kelompok primipara, yaitu 9,3453 jam pada kala I.
Sedangkan total rata-rata lama persalinan terlama terdapat pada kelompok primipara,
Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis kerja (H1) yang berbunyi ada perbedaan
lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara diterima dan
hipotesis 0 (H0) yang berbunyi tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna
BAB VI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara dimana lama
persalinan kala I pada primipara lebih lama dibandingkan lama persalinan pada
multipara. Pada primipara, rata-rata lama persalinan kala I 9,3453, kala II 0,2980,
kala III 0,1747 sedangkan pada multipara, rata-rata lama persalinan kala I 7,1347,
kala II 0,2653, kala III 0,1500. Hasil statistik ini mendukung teori yang
menyatakan bahwa pada primipara akan mengalami lama persalinan yang lebih
B. Saran
mencegah komplikasi yang timbul pada ibu dan janin dalam masa persalinan.
dengan ukuran sampel yang lebih besar dengan meminimalkan faktor-faktor luar