c. Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau
bersikaf terbuka dan toleren.
d. Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah.
e. Waktu yang tersedia cukup.
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar
mampu berdiskusi dengan baik dan mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara
baik.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas resitasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan
memberi tugas khusus di luar jam pelajaran kepada peserta. Metode ini sebaiknya dipakai
apabila :
a. Pengajar/pelatih/pembimbing mangharapkan agar semua bahan yang telah diberikan
dapat diterima peserta secara lebih baik.
b. Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin.
c. Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu masalah.
d. Materi/bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik, mengundang untuk didalami,
praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.
5. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberikan
contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemonstrasikan/ simulasi dari semua masalah
kepada peserta lainnya. Sedangakan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan
peserta untuk bersam-sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut sebaiknya dipakai
apabila:
a. Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta
b. Untuk menghindari verbalisme.
c. Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah.
d. Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses
penyajian bahan dengan penuh perhatian.
6. Metode Drill
Metode drill adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta terhadap
materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila :
a. Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan atau yang sedang diberikan.
b. Untuk melatih keterampilan dalam berfikir secara tepat.
c. Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap materi yang diberikan.
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula :
Sebelum praktek dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-pngertian dasar
materi yang dipraktikan. Usahakan waktu praktek dapat disingkat sehingga tidak
membosankan. Praktek agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat
menumbuhkan motivasi untuk berfikir. Metode ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswaü
sebagai calon pemimpin melaksanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinannya.
G. Waktu, Tempat dan Frekwensi Bimbingan
1. Waktu praktek Ibadah dilaksankan selama berlangsungnya semester V (lima),
pelaksanaannya diatur tersendiri oleh Dosen pembimbing.
2. Praktek Ibadah dapat dilaksankan di ruang kuliah, Mesjid atau tempat lain yang ditentukan
atas dasar kesepakatan antara peserta dan dosen pembimbing Praktek Ibadah.
3. Frekwensi pelaksanaan bimbingan praktek Ibadah, minimal 14 kali pertemuan tiap
pertemuan selama 100 menit.
1. Evaluasi sebagai upaya yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk mengetahui seberapa
jauh keefektifan mahasiswa/praktikan dalam mencapai tujuan praktek Ibadah.
2. Sasaran evaluasi adalah penilaian meliputi kwantifikasi kualitas aspek praktek dari sikap,
penguasaan pengetahuan, pelaksanaan dan refleksi pesan moral dan etik dari materi praktek
ibadah dalamperilaku nyata para praktikan.
3. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan selama praktek Ibadah Berlangsung.
4. Evaluasi dilakukan dengan metode observasi langsung dan tidak langsung serta analisis hasil
isian oleh dosen pembimbing selama kegiatan praktek berlangsung.
5. Hasil evaluasi dimuat dalam blanko penilaian yang diisi oleh Dosen pembimbing, berikut ini
contoh Blanko/format penilaian sebagai berikut :
Penilaian praktek ibadah mencakup 3 aspek ( Cognitive, afefective, dan
psychomotor), rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Aspek Cognitive
a. Memahami, menguasai dan dapat menjelaskan, diberi angka (4)
b. Cukup memahami, cukup menguasai dan cukup dapat menjelaskan, diberi angka (3)
c. Kurang memahami, kurang menguasai dan kurang dapat menjelskan, diberi angka (2)
d. Tidak memahami, tidak menguasai dan tidak dapat menjelaskan, diberi angka (1)
2. Aspek Affective
a. Menghayati dan menerima, diberi angka (4)
b. Cukup menghayati dan cukup menerima, diberi angka (3)
c. Kurang menghayati dan kurang menerima, diberi angka (2)
d. Tidak menghayati dan tidak menerima, diberi angka (1)
3. Aspek Psychomotor
a. Selalu mengamalkan, diberi angka (4)
b. Kadang-kadang mengamalkan, diberi angka (3)
c. Belum mengamalkan, diberi angka (2)
d. Tidak mangamalkan, diberi angka (1)
e. Langkah pengolahan/penghitungan nilai evaluasi dilakukan dengan 3 (tiga) tahap
adalah sebagai berikut :
1) Tahap –1 : Menghitung angka nilai dari nomor (1-2-3) dengan menggunakan
rumus KAP.
Keterangan :
K = Jumlah item nilai Cognitive
A = Jumlah item nilai Affective
P = Jumlah item Psychomotor
Menjadi nilai Cumulative
2) Tahap –2 : Menghitung nilai cumulative menjadi nilai akhir (NA) Nilai Akhir
(NA) : K+A+P 100
3) Tahap –3 : Mentransfer nilai cumulative dari (tiga aspek) menjadi angka mutu
dan huruf mutu (nilai Akhir)
I. BUKU RUJUKAN
Abdurrahman al Jaziri, Al Fiqh ‘ala al Madzahib al. Arba’ah.
Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid.
Sayyid Sabiq, Fiqih al Sunnah.
Wahbah al Zuhaili, al Fiqh al Islami wa Adillatuhu
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam.
Moh. Rifa’i, Tuntunan Sholat.
Hasbi ash-Shidiqy, Pedoman Sholat, Zakat dan haji.
Quraisy Syihab, Panduan Haji.
Kediri, 17 Agustus 2016