BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai tinjauan kasus Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Tn. M di Ruang Arjuna dengan perilaku kekerasan di
Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta yang telah dilaksanakan
pada tanggal 3-6 mei 2017, meliputi pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian.
Pengkajian pada Tn. M dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2017 di
bangsal Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta. Data
diperoleh melalui wawancara dan observasi klien, perawat dan rekam medik
klien, meliputi: Identitas klien, riwayat keperawatan, konsep diri, fokus
pengkajian dan terapi medik. Dari hasil pengkajian diperoleh nama klien Tn.
M, berumur 51 tahun, berjenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SD,
klien tidak bekerja, alamat klien Dusun Gatak, Tengaran, Semarang, klien
masuk rumah sakit jiwa daerah dr. Arif Zainudin Surakarta tanggal 12 april
2017 dengan nomor registrasi 082XXX. Penanggungjawab klien adalah Tn.
M berumur 48 tahun, berjenis kelamin laki-laki, alamat Dusun Gatak,
Tengaran, Semarang, berhubungan dengan klien sebagai adik kandung.
Riwayat keperawatan: klien datang ke IGD Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif
Zainudin Surakarta, kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit
klien perilaku berubah menjadi sering marah-marah, memukul orang lain,
membanting benda yang ada disekitarnya seperti gelas, menggebrak meja,
sering berkata kasar dan kotor. Pagi hari SMRS jam 8 klien berkata-kata
kotor lewat toa masjid mengatakan bahwa akan membunuh serta mengumpat
orang-orang yang pernah menghinanya, klien mengatakan mengamuk di
masjid.
Lalu pada tanggal 12 April 2017 jam 10 pagi oleh keluarganya klien
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta
42
kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek). Dengan kriteria evaluasi: klien
dapat menyebutkan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya (jenis,
waktu, dosis dan efek), klien dapat minum obat sesuai program pengobatan.
Adapun rencana tindakannya: jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
pada klien dan keluarga, diskusikan manfaat minum obat dan kerugian
berhenti minum obat tanpa seizin dokter, jelaskan prinsip benar minum obat
(baca nama yang tertera pada botol obat, dosis obat, waktu dan cara minum),
ajarkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu, anjurkan klien
melaporkan pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenangkan, beri pujian jika klien minum obat dengan benar.
Untuk mencapai tujuan khusus intervensi keperawatan digunakan
Strategi Pelaksanaan (SP). SP 1: Membina hubungan saling percaya pada
klien, mengevaluasi perasaan klien, memvalidasi masalah klien,
mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan, mengidentifikasi perilaku kekerasan yang
dilakukan, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, menjelaskan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan fisik, obat, verbal, spiritual, melatih
cara kontrol perilaku kekerasan secara fisik tarik nafas dalam dan pukul
kasur/bantal, memasukkan ke dalam jadwal kegiatan untuk latihan fisik. SP 2:
mengevaluasi kegiatan latihan fisik dan memberikan pujian, melatih cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (menjelaskan 6 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat), memasukkan pada
jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat. SP 3: mengevaluasi
kegiatan latihan fisik & obat serta memberikan pujian, melatih cara
mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar), memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik, minum obat dan verbal. SP 4: mengevaluasi kegiatan latihan
fisik & obat & verbal serta memberikan pujian, melatih cara mengontrol
perilaku kekerasan secara spiritual (2 kegiatan), memasukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan spiritual. SP 5:
mengevaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal & spiritual serta
50
dan pukul kasur/bantal dan minum obat dengan 6 benar, klien mengatakan
sudah hafal 6 benar obat dan sudah minum obat sesuai jadwal, klien
mengatakan sudah melakukan aktivitas latihan tarik nafas dalam dan pukul
bantal/kasur, minum obat sesuai jadwal dengan bantuan perawat, klien
mengatakan akan menerapkan mengontrol marah dengan berbicara bicara
baik. Obyektif: Klien mempraktikkan latihan tarik nafas dalam dan pukul
bantal/kasur, menyebutkan 6 benar cara minum obat, klien latihan bicara
yang baik, klien wajah rileks, klien tampak tenang, klien kooperatif.
Assessment: Masalah teratasi sebagian, klien mampu melakukan latihan nafas
dalam dan pukul bantal/kasur, latihan minum obat 6 benar dan latihan bicara
yang baik, perilaku kekerasan masih ada. Planning: Perawat: Validasi SP I P,
SP II P, SP III P, lanjutkan SP IV P. Klien: Anjurkan klien tetap latihan nafas
dalam dan pukul bantal 5x sehari, latihan minum obat 6 benar 3x sehari,
latihan bicara dengan baik 3x sehari juga menerapkannya saat ingin marah.
Implementasi keperawatan hari sabtu, 6 mei 2017 pukul 10.05 WIB,
SP 4 P: Mengevaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal serta
memberikan pujian, melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara
spiritual (2 kegiatan), memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat, verbal dan spiritual. Subyektif: Klien mengatakan sudah paham
cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam dan pukul kasur/bantal,
minum obat dengan 6 benar, bicara yang baik dan klien sudah menerapkan
mengontrol marah dengan bicara yang baik tetapi dengan suara keras, klien
mengatakan sudah melakukan aktivitas latihan tarik nafas dalam dan pukul
bantal/kasur, minum obat sesuai jadwal dengan 6 benar dan bicara yang baik,
klien mengatakan akan menerapkan mengontrol marah dengan cara spiritual
(berdoa, sholat). Obyektif: Klien mempraktekkan cara mengontrol marah
dengan tarik nafas dalam dan pukul kasur/bantal, menyebutkan 6 benar cara
minum obat sesuai jadwal dan berbicara yang baik, klien latihan mengontrol
perilaku kekerasan dengan berdoa/berdzikir, klien kooperatif, klien tampak
rileks, klien ekspresi wajah senang. Assessment: Masalah teratasi sebagian,
klien mampu melakukan latihan nafas dalam dan pukul bantal/kasur, minum
53
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan jiwa pada hari sabtu, 6 Mei 2017 pukul 14.00
WIB. Subyektif: Klien mengatakan senang bertemu perawat dan senang
diajarkan, klien mengatakan latihan mengontrol marah ada 4 yaitu latihan
tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur, minum obat sesuai jadwal dari
dokter, berbicara yang baik dan berdzikir, sholat, klien mengatakan sudah
melakukan kegiatan latihan cara mengontrol marah dengan yang diajarkan
perawat yaitu dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur 5x/hari,
minum obat dengan 6 cara benar 3x/hari, berbicara yang baik 3x/hari dan
berdoa berdzikir 3x/hari, klien mengatakan kadang marahnya belum bisa
dikontrol, klien mengatakan kadang jika klien jengkel klien langsung
memukul orang yang membuatnya jengkel, klien mengatakan klien akan
berusaha mengontrol marah dengan 4 cara mengontrol marah yang sudah
diajarkan perawat. Obyektif: Klien tampak senang, klien wajah rileks, klien
kooperatif, klien mempraktikkan 4 cara mengontrol marah. Assessment:
Klien mampu menyebutkan dan mempraktikkan 4 cara mengontrol marah,
perilaku kekerasan masih ada. Planning: Perawat: Bimbing (latih) klien
melakukan kegiatan mengontrol marah secara kontinyu serta menerapkannya.
Klien: Anjurkan klien latihan 4 cara mengontrol marah secara kontinyu,
anjurkan klien menerapkan cara mengontrol marah dengan 4 cara yang telah
diajarkan saat ingin marah.