File PDF
File PDF
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
NPM. 1006768925
JAKARTA
DESEMBER 2014
HALAMAN PERI{YATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baikyang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
NPM 1006768925
Penurunan Tekanan Darah dan Mean Arterial Pressare (MAP) Pasca Bersepeda
Luar Ruangan dan Beberapa Faktor yang Berhubungan
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ABSTRAK
Berhubungan
Latar belakang: Hidup aktif sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran. Aktivitas sepeda bersama, telah menjadi gaya hidup sebagian
masyarakat perkotaan. Banyak penelitian pada atlet di laboratorium menunjukkan
adanya efek penurunan tekanan darah sesudah melakukan latihan fisik aerobic
berupa latihan treadmill atau sepeda statis. Aktivitas aerobic bersepeda yang
dilakukan oleh komunitas bukan atlet di luar ruangan (outdoor) umum dijumpai di
daerah perkotaan Indonesia. Tujuan: Mengetahui dampak bersepeda luar ruangan
terhadap penurunan tekanan darah dan MAP sesudah bersepeda serta beberapa
faktor yang berhubungan. Metode: Subyek adalah 33 pesepeda bukan atlet (20-
30) tahun. Sebelum bersepeda, diukur berat badan dan tinggi badan, dan tekanan
darah. Sesudah bersepeda sejauh 7 km, dilakukan pengisian kuesioner kebiasaan
bersepeda dan pengukuran tekanan darah pada meni tke 5-30 pada masa
pemulihan. Hasil: Rerata penurunan tekanan darah sistolik adalah 8,36±5,41
mmHg, tekanan darah diastolik 1,82±3,94 mmHg dan MAP 4,00±3,09 mmHg.
Tidak terdapat hubungan antara jender, usia, IMT, kebiasaan bersepeda dan
penurunan tekanan darah sistolik sesudah bersepeda. Kesimpulan: Terdapat
penurunan yang bermakna pada tekanan darah dan MAP pasca bersepeda luar
ruangan. Bersepeda luar ruangan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
subyek normotensi tanpa membedakan jender, usia, IMT dan kebiasaan
bersepeda. Kata Kunci: Aerobik, bersepeda luar ruangan, penurunan tekanan
darah sesudah latihan fisik.
UNIVERSITAS INDONESIA
ABSTRACT
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR ISI
Halaman
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR SINGKATAN
NE: Norepinephrine
SA: Sinoatrial
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR TABEL
Halaman
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Otot tungkai yang aktif dan posisi pedal sepeda………………… 9
Gambar 2.2 Pengaturan posisi bersepeda…………………………………….. 11
Gambar 2.3 Respon negatif terhadap penurunan tekanan darah……………… 13
Gambar 2.4 Mekanisme pengendalian kardiovaskuler melalui komando
sentral dan baroreseptor maupun respon local berupa reflek dari
otot (mekanoreseptor dan kemoreseptor) saat latihan fisik……... 17
Gambar 2.5 Skema jalur pengaturan baroreflex di batang otak……………… 19
Gambar 2.6 Respon hemodinamik sesudah latihan fisik……………………… 23
Gambar 2.7 Kerangka Teori………………………………………………….. 24
Gambar 2.8 Kerangka Konsep……………………………………………….. 25
Gambar 3.1 Alur Penelitian …………………………………………………. 31
Gambar 4.1 Sebaran data penurunan tekanan darah sistolik berdasar
jender……………………………………………………………. 42
Gambar 4.2 Sebaran data tekanan darah sistolik sebelum bersepeda berdasar
kategori IMT……………………………………………………. 45
Gambar 4.3 Sebaran data penurunan tekanan darah sistolik sesudah
bersepeda berdasar kategori IMT……………………………….. 45
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
UNIVERSITAS INDONESIA
PENDAHULUAN
Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka dan menghasilkan pengeluaran energy di atas tingkat energi basal.
Secara luas, aktivitas fisik meliputi latihan fisik (exercise), olahraga
kompetitif, dan aktivitas sehari-hari di rumah, di tempat kerja, di waktu luang,
maupun ketika menggunakan sarana transportasi.1
1 UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
2
Dari banyak penelitian pada atlet baik laki-laki maupun perempuan, dengan
menggunakan jenis latihan aerobik pada sepeda statis maupun treadmill,
diketahui bahwa salah satu efek dari olahraga aerobik adalah penurunan
tekanan darah sesudah latihan.10,11,12 Pada populasi normotensi, besar
penurunan tekanan darah (sistolik/diastolik) adalah 8/9 mmHg, pada populasi
hipertensi borderline sebesar 14/9 mmHg dan pada populasi hipertensi sebesar
10/7 mmHg.10
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
3
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
4
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5 UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
6
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
7
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
8
bagi kekuatan otot dan kebugaran aerobik. Bagi mereka yang memiliki
tingkat kebugaran awal yang rendah, jarak perjalanan sejauh 3 km per hari
pada setidaknya 4 hari per minggu sudah cukup untuk meningkatkan kinerja
fisik.
Sebuah studi pada subyek sedentari di Inggris yang kemudian bersepeda pada
setidaknya 4 hari per minggu, dalam waktu yang tidak begitu lama mereka
mendapatkan manfaat tubuh lebih bugar dan penurunan lemak tubuh pada 59
% subyekdengan kelebihan berat badan atau obes. Selama masa penelitian,
tingkat kehilangan lemak adalah 2-3 kg.16
Dalam sebuah penelitian kohort, Copenhagen Heart study, melibatkan 13.375
perempuan dan 17.265 laki-laki berusia 20- 93 tahun secara random dipilih
dari 90.000 penduduk Copenhagen. Didapatkan 14.976 orang bersepeda
secara regular dimana 6.954 orang diantaranya bersepeda ke tempat kerja.
Setelah menganalisa riwayat kesehatan, tekanan darah, kolesterol, IMT, dan
kebiasaan merokok, penelitian ini menemukan fakta bahwa bersepeda
memiliki fungsi proteksi yang sangat kuat yaitu menurunkan risiko mortalitas
sebesar 30% pada pesepeda regular dibandingkan dengan orang yang tidak
bersepeda.
Penelitian yang lain juga menemukan tentang manfaat bersepeda terhadap
risiko terjadinya diabetes (obes, hipertensi, riwayat keluarga), risiko terjadinya
kanker payudara dan kanker kolon. Dalam studi pustakanya terhadap 16
paper, Oja P, dkk menyimpulkan bahwa pada kelompok usia remaja,dewasa
dan lansia, bersepeda bermanfaat bagi peningkatan kebugaran kardiorespirasi
dan penurunan faktor risiko dan mortalitas penyakit kardiovaskuler, kanker,
dan obesitas.17,18
2.3 Fisiologi Bersepeda
Bersepeda merupakan aktivitas aerobik yang bersifat low impact, karena berat
badan pesepeda ditopang oleh sepeda yang dikendarainya. Bersepeda,
meskipun dalam kecepatan yang tetap, membuat jantung dan paru bekerja
keras agar dapat menyediakan oksigen yang cukup terutama bagi otot tungkai
yang mengayuh pedal sepeda.
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
9
Meskipun otot yang paling dominan bekerja mengayuh pedal adalah otot
tungkai bawah namun kegiatan bersepeda dapat menguatkan otot-otot tubuh
secara keseluruhan. Ketika kecepatan bersepeda semakin meningkat,
pesepeda akan mendorong pedal dengan kuat menggunakan kedua tungkainya
dan bersamaan dengan itu tubuh berupaya menarik dan menahan handlebars
sepeda. Otot-otot dada, bahu, tangan, dan core, sangat berperan dalam
pengendalian sepeda agarpesepeda tetap dalam posisi seimbang selama
bersepeda. Posisi pedal sangat menentukan otot-otot tungkai mana yang
bekerja. Terdapat 2 fase kayuhan pedal, ketika posisi pedal berada di sudut 0-
180°, disebut sebagai ‘power phase’dimana kaki berusah keras untuk
mendorong pedal. Sementara ketika pedal berada pada sudut 180-360°,
disebut sebagai ‘recovery phase’ dimana tungkai atas mulai menurun aktivitas
mendorongnya dan memulai mengangkat pedal ke atas. 19,20 Berikut adalah
otot-otot yang bekerja selama aktif mengayuh sepeda, seperti terlihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Otot tungkai yang aktif dan posisi pedal sepeda
Dari sumber no. 20
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
10
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
11
mengukur panjang kaki dari telapak kaki sampai pangkal paha (inseam) dalam
satuan cm kemudian dikalikan dengan 0,883. Posisi sadel sendiri diatur
sehingga terjadi kesejajaran antara lutut dengan spindle pedal pada saat pedal
berada pada posisi jam 3. Sadel diatur agak sedikit miring kebawah, untuk
menghindari cedera pada bagian perineum. Posisi tangan dengan handlebar
diatur supaya terjadi lumbar fleksi 45º saat pesepeda duduk diatas sadel,
lengan sedikit fleksi ketika tangan berada diatas handlebar.21 Pengaturan
posisi bersepeda dapat dilihat pada Gambar 2.2:
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
12
rendah,VO2max yang tinggi, dan memiliki kapasitas anaerob yang bagus dan
otot-otot tungkai yang kuat.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap latihan adalah
sebagai berikut;22
Jender. Laki-laki memiliki lebih banyak massa otot dan memproduksi
lebih banyak testoteron dibanding perempuan, sehingga pada laki-laki
pembentukan massa otot lebih efektif selama latihan. Laki-laki juga lebih
cepat bereaksi dalam mengkontraksikan otot.
Kapasitas kardiorespirasi juga berbeda. Pada status latihan yang sama,
perempuan memiliki ukuran VO2max 5-10 ml/kg/menit lebih rendah
dibandingkan laki-laki. Secara umum, perempuan juga memiliki jantung
lebih kecil daripada laki-laki, sehingga stroke volume juga lebih rendah.
Wanita juga memiliki kadar hemoglobin lebih rendah, sehingga dengan
kedua faktor tadi membuat perempuan memiliki denyut jantung sedikit
lebih tinggi pada setiap intensitas latihan submaksimal.
Usia.Usia sangat berpengaruh terhadap latihan. Setelah usia puncak 25-30
tahun, seringkali terdapat penurunan VO2max sekitar 1% per tahun dan
sedikit lebih besar dari 1% terutama pada individu sedentari, dan sedikit
lebih kecil dari 1% pada individu yang aktif. Sesuai dengan penambahan
usia, biasanya terjadi penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak,
terutama pada kelompok sedentari.
Bertambahnya usia juga membuat masa pemulihan setelah latihan juga
bertambah, dan hal ini menjadi penting untuk dilihat bagaimana dampak
latihan terhadap tubuh. Semakin bertambahnya usia juga membuat
kepadatan tulang juga berkurang. Osteoporosis lebih banyak dijumpai
pada wanita postmenopause, sehingga dibutuhkan asupan kalsium dan
juga latihan beban, karena bersepeda merupakan aktivitas non weight
bearing dan pada penelitian menunjukkan kepadatan tulang yang serupa
antara pesepeda dengan sedentari.
Berat badan. Bersepeda merupakan latihan fisik yang sangat bermanfaat
bagi seseorang untuk menurunkan berat badan. Karena berat badan lebih
dan obes merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
13
Tekanan darah diperlukan agar aliran darah dapat mencapai organ tubuh.
Perubahan tekanan darah selalu dipantau oleh beberapa sensor dalam tubuh
terutama arterial baroreseptor, mekanoreseptor dan kemoreseptor di otot. Jika
tekanan darah berubah dari tekanan normal maka terdapat beberapa respon
refleks untuk mengatur cardiac output dan tahanan perifer total agar tekanan
darah kembali ke nilai normal. Proses pengaturan tekanan darah dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
↓tekanan darah
(+)
Saraf Otonom Ginjal
Stimulasi Jantung
Respon cepat
Vasokonstriksi
Respon lama
↑ Volume darah
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
14
Pada saat latihan fisik, cardiac output dapat meningkat dari 5 L/menit saat
istirahat menjadi maksimal 35 L/menit pada atlet yang terlatih. Distribusi
cardiac output sebagian besar menuju otot yang berkontraksi, menuju kulit
untuk mengurangi panas tubuh, dan menuju ke jantung untuk meningkatkan
pompa jantung untuk meningkatkan cardiac output.
Peningkatan aliran darah pada ketiga vascular beds tersebut disebabkan oleh
vasodilatasi arteriole yang terdapat pada organ-organ tersebut. Pada otot
jantung dan otot rangka, vasodilatasi disebabkan oleh faktor zat metabolik
lokal. Pada kulit, vasodilatasi terjadi karena terdapat penurunan keterlibatan
saraf simpatis di kulit.25
Pada saat yang bersamaan, terjadi vasokonstriksi di organ ginjal dan saluran
cerna yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke organ-organ tersebut.
Hal ini disebabkan oleh aktivitas saraf simpatis pada organ-organ tersebut.
Vasodilatasi yang terjadi pada otot rangka, otot jantung dan kulit,
menyebabkan penurunan total tahanan perifer. Penurunan ini sebagian dapat
dilawan oleh beberapa organ yang mengalami vasokonstriksi, namun secara
umum tidak dapat mengkompensasi vasodilatasi yang terjadi pada arteriole
otot, sehingga hasil akhirnya tetap terjadi penurunan total tahanan perifer.
Tekanan darah jelas terpengaruh saat latihan fisik sebab secara aritmatika,
MAP merupakan produk dari cardiac output dan total tahan perifer. Cardiac
output cenderung meningkat di atas penurunan total tahanan perifer, sehingga
MAP seringkali sedikit meningkat. Sebaliknya, pulse pressure terlihat
meningkat akibat peningkatan stroke volume dan kecepatan ejeksi stroke
volume.
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
15
Beberapa faktor tersebut, terjadi secara langsung pada jantung saat latihan
fisik. Namun demikian, peningkatan cardiac output hanya akan dapat
dimaksimalkan sampai ke tingkat tertinggi jika proses yang terjadi di perifer
secara bersamaan dapat menjamin terjadinya venous return dengan kecepatan
yang sama, sedangkan cepatnya waktu pengisian jantung saat latihan fisik
akan menghasilkan tingginya denyut jantung dan menurunkan end diastolic
volume maupun stroke volume. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
venous return saat melakukan latihan fisik adalah: 1) peningkatan aktivitas
pompa otot rangka, 2) peningkatan pompa respirasi, 3) efek simpatis pada
tonus vena, 4) kemudahan aliran darah masuk dari arteri menuju vena di otot
rangka.
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
16
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
17
Stimulasi
mekanoreseptor
Perubahan kimiawi
Arterial Medulla (pusat
baroreseptor lokal
kardiovaskuler)
Stimulasi
kemoreseptor
↓parasimpatis di jantung
Vasodilatasi
↑simpatis di jantung, arteri dan vena di
abdomen,organ dan ginjal Aliran darah ↑
↑cardiac output
Pada latihan fisik berupa brisk walking, hiking, joging, berenang dan
bersepeda, terjadi dilatasi pembuluh darah pada otot yang aktif sehingga
meningkatkan aliran darah menuju ke otot tersebut. Kontraksi dan relaksasi
otot rangka yang silih berganti akan mendorong darah melewati pembuluh
darah dan kembali ke jantung. Meningkatnya aliran darah selama latihan fisik
intensitas sedang dapat meningkatkan tekanan sistolik sampai dengan 140-160
mmHg pada menit-menit pertama, dan kemudian tidak naik lagi. Tekanan
diastolik relatif tidak berubah.13
2.5 Penurunan Tekanan Darah Sesudah Latihan Fisik.
American College of Sports Medicine (ACSM), memberikan pernyataan resmi
(position stand) terkait masalah hubungan antara latihan fisik dengan
hipertensi.Terdapat beberapa pernyataan berdasarkan bukti (evidence) terkait
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
18
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
19
Proses yang terjadi tersebut secara skematis dapat dilihat pada Gambar
2.5.
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
20
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
21
2.5.2 Pengaruh Jenis, Intensitas, dan Durasi Latihan Fisik Pada Penurunan
Tekanan Darah Sesudah Latihan Fisik
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
22
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
23
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
24
Radiasi matahari,
Riwayat latihan bersepeda suhu, kelembaban
Makanan,obat-
obatan
Bersepeda luar
Respon otot
ruangan (durasi,
Minuman (tungkai bawah)
intensitas)
Evaporasi ↑
↑ simpatis Dilatasi arteriole otot
Hiperemia otot
tungkai bawah
Vasodilatasi sistemik
Venous return↓
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
25
Bersepeda
Karakteristik individu:
Lingkungan:
usia
suhu dan kelembaban
jender
IMT
kebiasaan bersepeda Makanan/obat-obatan
status hidrasi
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
26
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
27
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain
Populasi target penelitian ini adalah semua pesepeda non atlet dewasa (20-30
tahun). Populasi terjangkau adalah pesepeda non atlet dewasa (20-30 tahun)
di Kota Pontianak.
28 UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
29
ZαxS 2
n=[ ]
𝑑
Keterangan :
n = besar sampel
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
30
1,96x3,4 2
Sehingga besar sampel adalah: n=[ ] = 44orang.
1
Peneliti juga ingin mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah
bersepeda luar ruangan. Perbedaan rerata minimal antara sebelum dan
sesudah bersepeda luar ruangan yang dianggap bermakna adalah 4 mmHg,
sehingga rumus besar sampel yang dipakai adalah:
𝑧𝛼 +𝑧ß 𝑆 2
n1=n2= [ ]
𝑥1−𝑥2
1,64+1,28 3,4 2
n1=n2= [ ] =25 orang.
4
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
31
Kriteria Inklusi
(4)
Subyek penelitian
(7)
Bersepeda
(8)
Pemeriksaan sesudah bersepeda:
Pengukuran tekanan darah Analisa Hasil
Pengisian kuesioner kebiasaan bersepeda
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
32
1) Persiapan penelitian:
a. Pelatihan tim peneliti: pelatihan diberikan kepada tim peneliti yang
terdiri dari 3 orang tenaga medis, dan 3 orang paramedis. Pelatihan
berisi tentang tujuan penelitian dan prosedur pemeriksaan yang
dilakukan. Akan dilakukan demo bagaimana melakukan pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan tekanan darah menggunakan standar pemeriksaan
sebagai berikut:
o Memasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah
manset 2-3 cm dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa
manset yang akan menekan tepat di atas denyutan arteri dilipat
siku ( arteri brakialis).
o Meletakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis.
o Meraba pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis).
o Memompa manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg
setelah pulsasi arteri radialis menghilang.
o Membuka katup manset dan tekanan manset dibiarkan
menurun perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik.
o Bila bunyi pertama terdengar, dicatat sebagai tekanan sistolik.
o Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan
diastolik.
o Menurunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian
melepaskan manset.
b. Persiapan formulir penelitian, terdiri dari: lemba rpenjelasan dan
persetujuan ikut penelitian (informed consent), kuesioner pralatihan
(PAR-Q), formulir pemeriksaan, dan kuesioner kebiasaan bersepeda.
c. Persiapan alat-alat pemeriksaan: timbangan berat badan, pengukur
tinggi badan, sfigmomanometer air raksa (Riester Nova), stetoskop,
meja periksa, dan tempat duduk.
d. Informasi suhu dan kelembaban dari BMKG Pontianak.
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
33
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
34
7) Bersepeda:
a. Berupa kegiatan sepeda di jalan raya/ruang terbuka dengan menempuh
jarak 7 km, ditetapkan dengan membuat titik start dan finish.
b. Memulai bersepeda, setelah semua subyek sudah dilakukan
pemeriksaan sebelum bersepeda.
8) Pemeriksaan sesudah bersepeda:
a. Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh tenaga medis pada masa
pemulihan menit ke 5 sampai menit ke 30 ( R5-30).30
b. Pengisian kuesioner kebiasaan bersepeda.
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
35
Penelitian dilakukan sesuai dengan prinsip dasar etika penelitian, dan akan
diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Terdapat 4 (empat) prinsip etika penelitian, yang meliputi aspek respect for
autonomy, beneficience, non maleficience, dan jurisprudence.
2. Aspek beneficience
4. Aspek jurisprudence
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
36
Peb- Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan
Apr 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015
2014
Pembuatan
proposal
Presentasi
proposal
Perbaikan
proposal
Uji Etik
Pengambilan
data
Analisis data
dan
pembahasan
Ujian tugas
akhir
Perbaikan
UNIVERSITAS INDONESIA
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
BAB 4
N=33
37 UNIVERSITAS INDONESIA
Tabel 4.2 Hasil Analisis Perbedaan Rerata Tekanan Darah dan MAP Sebelum dan
Sesudah Bersepeda
Bersepeda
Tabel 4.3 Hasil Analisis Hubungan Jender,Usia, IMT, dan Kebiasaan Bersepeda
dengan Penurunan Tekanan Darah Sistolik
UNIVERSITAS INDONESIA
4.2 Pembahasan
Karakteristik subyek yang dianalisa dalam penelitian ini adalah jender, usia,
IMT, dan kebiasaan bersepeda. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 33
orang, laki-laki 75,8% dan perempuan 24,2%. Usia subyek berada pada rentang
20-30 tahun dengan rerata 24,58±3,76 tahun. Rerata IMT adalah 22,35±2,80
kg/m2 yang berdasar kategori IMT Asia Pasifik termasuk kategori berat badan
normal. Namun demikian terdapat 36,4% subyek memiliki kategori BB lebih-
obes. Kebiasaan bersepeda dibagi berdasar frekuensi bersepeda per minggu dan
durasi bersepeda per hari dimana diketahui 66,7% subyek bersepeda dengan
frekuensi 1-2x per minggu dan 72,7% bersepeda dengan durasi 30-60 menit per
hari.
Penelitian ini akan melihat respon tubuh sesudah bersepeda yaitu terjadinya
penurunan tekanan darah pada saat pemulihan. Karakteristik subyek sangat
mempengaruhi respon tubuh yang dihasilkan. Pada waktu bersepeda, respon
akut tubuh berupa peningkatan denyut jantung (HR) seiring dengan peningkatan
beban latihan. Besar peningkatan HR sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: usia, tingkat kebugaran, jenis latihan, penyakit, obat-obatan, volume
darah dan faktor lingkungan termasuk suhu dan kelembaban. Peningkatan beban
latihan akan juga meningkatkan stroke volume (SV) yang juga dipengaruhi oleh
fungsi ventrikel, posisi tubuh dan intensitas latihan.
Peningkatan pada HR dan SV akan meningkatkan juga cardiac output (CO)
yang juga dipengaruhi oleh postur dan ukuran tubuh. Faktor-faktor tersebut
akan berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah yang merupakan hasil dari
hubungan antara CO dengan tahanan perifer. Untuk memfasilitasi darah dan
oksigen menuju jaringan tubuh, tekanan darah sistolik akan meningkat seiring
peningkatan intensitas latihan, sementara tekanan darah diastolik akan
mengalami penurunan. Jumlah oksigen yang diekstraksi dari darah oleh
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
Hasil pengukuran tekanan darah sistolik, diastolik dan MAP kemudian dicari
perbedaan reratanya sebelum bersepeda dan sesudah bersepeda. Data yang
tersedia ternyata memiliki distribusi yang tidak normal, dan upaya transformasi
data supaya berdistribusi normaldengan menggunakan fungsi aritmatikatidak
berhasil, maka dilakukan uji Wilcoxon sebagai alternatif dari uji t berpasangan
untuk mencari beda rerata sebelum dan sesudah bersepeda.
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa dengan uji Wilcoxon pada masing-masing variabel
tekanan darah, diperoleh nilai kemaknaan 0,000 (p<0,05) pada tekanan darah
sistolik, nilai kemaknaan 0,018 (p<0,05) pada tekanan darah diastolik, dan nilai
kemaknaan 0,000 (p<0,05) pada MAP. Dengan demikian, terdapat perbedaan
rerata yang bermakna antara sebelum bersepeda dengan sesudah bersepeda pada
variabel tekanan darah sistolik, diastolik dan MAP.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada penelitian ini, jika dipisahkan antara laki-laki dan perempuan serta
sebarannya terhadap penurunan tekanan darah sistolik, dengan IK 95%
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Sebaran data penurunan tekanan darah sistolik berdasar jender
Pada jender laki-laki, terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih banyak
dengan rerata 9,20±5,416 mmHg, sedang pada jender perempuan terjadi
UNIVERSITAS INDONESIA
Dari teori diketahui bahwa penurunan tekanan darah sistolik sesudah latihan
akan lebih mudah terjadi pada subyek yang memiliki tekanan darah sistolik
istirahat lebih tinggi.41 Dengan demikian, ternyata faktor tekanan darah
sistolik sebelum bersepeda lebih berpengaruh dibanding faktor jender dalam
penurunan tekanan darah sesudah bersepeda.
Usia dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu <25 tahun dan ≥25 tahun,
berdasar nilai median usia subjek (20-30) tahun. Distribusi data tidak
normal dan upaya menormalkan distribusi data juga tidak berhasil sehingga
analisis menggunakan uji t-tidak berpasangan juga tidak bisa dilakukan,
maka dilakukan uji Mann-Whitney. Pada tabel 4.3 terlihat bahwa nilai
kemaknaan= 0,570(p>0,05), yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan
antara usia dengan penurunan tekanan darah sistolik.
Penelitian tentang hubungan antara usia dan penurunan tekanan darah
sesudah latihan fisik juga dilakukan oleh Kaufman, dkk.55 Subyek dibagi
dalam 3 kelompok yaitu kelompok usia muda-normotensi (19-29 tahun),
kelompok usia tua-normotensi (35-62 tahun) dan kelompok hipertensi (44-
57 tahun). Semua subyek melakukan latihan fisik berupa berjalan diatas
treadmill selama 10 menit dengan intensitas 67% HR maksimal. Tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik sesudah latihan mengalami
penurunan secara bermakna dibandingkan dengan tekanan darah waktu
istirahat. Namun demikian, kelompok usia maupun klasifikasi tekanan darah
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambar 4.2 Sebaran data tekanan darah sistolik sebelum bersepeda berdasar
kategori IMT
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada gambar 4.2 terlihat bahwa kelompok kategori IMT berat badan lebih-
obes, memiliki rerata tekanan darah sistolik sebelum
bersepeda117,50±9,386 mmHg. Nilai tersebut lebih tinggi dari kelompok
kategori IMT berat badan kurang-normal dengan rerata tekanan darah
sistolik sebelum bersepeda 110,38±9,749 mmHg. Diduga terjadi gangguan
fungsi endotel pada subyek yang mengalami obesitas sehingga dapat
menyebabkan tekanan darah istirahat yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan subyek dengan IMT yang normal.
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa kelompok kategori IMT berat badan lebih-
obes memiliki rerata penurunan tekanan darah sistolik yang lebih tinggi
yaitu 10,50±5,266 mmHg dibandingkan dengan rerata penurunan tekanan
darah sistolik pada kelompok kategori IMT berat badan kurang-normal yaitu
7,14±5,237 mmHg.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pada subyek dengan obesitas diduga
memiliki gangguan fungsi vasodilatasi dari endotel, namun terdapat
mekanisme dan zat vasodilator lain yang muncul saat melakukan latihan
fisik yang berperan dalam menurunkan tahanan perifer total sehingga terjadi
penurunan tekanan darah sesudah melakukan latihan fisik.
Pada subyek dengan berat badan lebih atau obes, memiliki luas permukaan
tubuh yang lebih besar dibanding subyek dengan berat badan normal. Hal
ini akan berakibat semakin banyaknya aliran darah ke kulit, yang ditujukan
untuk mengurangi panas tubuh saat bersepeda. Pada subyek berat badan
lebih atau obes, juga terdapat kapiler yang lebih banyak, terutama pada
jaringan lemak di tubuhnya, dan ketika subyek bersepeda, kapiler-kapiler
yang saat istirahat tertutup menjadi terbuka, venous pooling akan
meningkat. Meskipun terdapat gangguan fungsi endotel, reseptor histamin
akan tetap terpicu oleh stress fisik yang terjadi saat bersepeda dan sebagai
akibatnya akan terjadi vasodilatasi sistemik. 37-40 Sebagai akibatnya, terjadi
penurunan tekanan darah sesudah bersepeda lebih banyak pada subyek berat
badan lebih/obes daripada subyek dengan berat badan normal.
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada tekanan
darah dan MAP sebelum dan sesudah bersepeda luar ruangan, pada subyek
dengan normotensi. Patut diduga bahwa hal yang sama dapat terjadi pada subyek
dengan hipertensi dan juga pada aktivitas aerobik luar ruangan yang lain.
Penurunan tekanan darah yang terjadi sesudah bersepeda sangat penting artinya
terutama dalam pencegahan masalah kesehatan yang terjadi saat berolahraga dan
juga penting bagi peresepan olahraga pada kelompok subyek dengan hipertensi
karena bersepeda luar ruangan dapat menjadi salah satu pilihan jenis olahraga
aerobik yang disarankan.
UNIVERSITAS INDONESIA
5.1 Simpulan
1. Terdapat penurunan yang bermakna pada tekanan darah dan MAP pasca
bersepeda luar ruangan.
2. Bersepeda luar ruangan terbukti menurunkan tekanan darah pada semua
subyek normotensi tanpa membedakan jender, usia, IMT dan kebiasaan
bersepeda.
5.2 Saran
Penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian pendahuluan dan disarankan untuk
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak bersepeda luar ruangan
terhadap perubahan tekanan darah pada subyek dengan pre-hipertensi maupun
hipertensi.
50
Penurunan tekanan…, Izzuddin Fathoni, FK UI, 2014
DAFTAR REFERENSI
51 UNIVERSITAS INDONESIA
11. Chen C-Y, Bonham AC. Post Exercise Hypotension: Central Mechanisms.
Exerc Sport Sci Rev. 2010 Jul; 38(3):122–7.
14. Halliwill JR, Buck TM, Lacewell AN, Romero SA. Post Exercise
Hypotension and Sustained Post Exercise Vasodilatation: What Happens
After We Exercise? Exp Physiol. 2013 Jan; 98(1):7-18.
<http://ep.physoc.org/content/98/1/7.full.pdf+html>
17. Cavill N, Davis A. Cycling and Health: A Briefing Paper for The Regional
Cycling Development Team. NCS board. UK. 2003.
18. Oja P, Titze S, Bauman A, et al. Health Benefits of Cycling: A Systematic
Review. Scand J Med Sci Sports 2011.
UNIVERSITAS INDONESIA
19. Sidwells C. Cycling for Fitness, Get Fast and Get Fit in Seven Weeks. DK
Publishing; 2006.
22. Peveler W. The Complete Book of Road Cycling & Racing. McGraw Hill;
2009.
24. Marieb EN, Hoehn K. Human Anatomy & Physiology. San Francisco.
Pearson Benjamin Cummings; 2007.
25. Vander AJ. Human Physiology: The Mechanisms of Body Function. 8th
ed. Boston: McGraw-Hill; 2001.
28. Piepoli M, Coats AJ. Post Exercise Hypotension. Hypertension. 1994 May
1; 23(5):677–8.
29. Halliwill JR, Taylor JA, Eckberg DL. Impaired Sympathetic Vascular
Regulation in Humans After Acute Dynamic Exercise. J Physiol. 1996
Aug 15; 495(Pt 1):279–88.
UNIVERSITAS INDONESIA
32. Kulics JM, Collins HL, DiCarlo SE. Post Exercise Hypotension is
Mediated by Reductions in Sympathetic Nerve Activity. Am J Physiol -
Heart Circ Physiol. 1999 Jan 1; 276(1):H27–H32.
33. Franklin PJ, Green DJ, Cable NT. The Influence of Thermoregulatory
Mechanisms on Post Exercise Hypotension in Humans. Journal of
Physiology (1993), 470, pp. 231-241.
34. Wilkins BW, Minson CT, Halliwill JR. Regional Hemodynamics During
Post Exercise Hypotension. II. Cutaneous Circulation. J Appl Physiol.
2004 Dec 1; 97(6):2071–6.
35. Pricher MP, Holowatz LA, Williams JT, Lockwood JM, Halliwill JR.
Regional Hemodynamics During Post Exercise Hypotension. I. Splanchnic
and Renal Circulations. J Appl Physiol. 2004 Dec 1; 97(6):2065–70.
38. Lockwood JM, Pricher MP, Wilkins BW, Holowatz LA, Halliwill JR.
Postexercise Hypotension Is Not Explained By A Prostaglandin-
Dependent Peripheral Vasodilation. J Appl Physiol. 2005 Feb 1;
98(2):447–53.
UNIVERSITAS INDONESIA
43. Moreno IL, Vanderlei LC, Pastre CM, et al. Cardiorespiratory Effects of
Water Ingestion During and After Exercise. International Archives of
Medicine. 2013, 6:35.
44. Forjaz CLM, Matsudaira Y, Rodrigues FB, Nunes N, Negrao CE. Post
Exercise Changes in Blood Pressure, Heart Rate and Rate Pressure Product
at Different Exercise Intensities in Normotensive Humans. Braz J Med
Biol Res 31(10) 1998.
45. Pescatello LS, Guidry MA, Blanchard BE. Exercise Intensity Alters Post
Exercise Hypotension. Journal of Hypertension 2004, 22:1881–1888.
46. MacDonald JR, Tarnopolsky MA, MacDougall JD, Hogben CD. Post
Exercise Hypotension Is Sustained During Subsequent Bouts of Mild
Exercise and Simulated Activities of Daily Living. Journal of Human
Hypertension (2001) 15, 567–571.
UNIVERSITAS INDONESIA
48. MacDonald JR, MacDougall JD, Hogben CD. The Effects of Exercise
Duration on Post Exercise Hypotension. Journal of Human Hypertension
(2000) 14, 125–129.
49. Rondon BM, Alves MJ, Braga AN, et al. Post Exercise Blood Pressure
Reduction in Elderly Hypertensive Patients. J Am Coll Cardiol 2002; 39:
676–82.
50. Moraes MR, Bacurau RFP, Simo˜es HG, et al. Effect of 12 Weeks of
Resistance Exercise on Post Exercise Hypotension in Stage 1 Hypertensive
individuals. Journal of Human Hypertension (2011), 1–7.
52. Hall CM, Brody LT. Therapeutic Exercise: Moving Toward Function-2nd
ed. Lippincot Williams & Wilkins. 2005.
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
UNIVERSITAS INDONESIA
dan jika dalam perjalanan penelitian ternyata anda tidak mengikuti prosedur
penelitian, maka anda akan kami keluarkan dari penelitian ini. Anda diberi
kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan
denganpenelitian ini.
Demikian, penjelasan saya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak terutama dalam upaya meningkatkan aktivitas fisik masyarakat
melalui kajian manfaat bersepeda bagi kesehatan.
Bila menginginkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi saya pada
no HP 0815220024.Terimakasih.
Hormat saya,
Peneliti
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
(___________________)
Saksi:……………………………Tandatangan_________________
Peneliti:………………………….Tandatangan_________________
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 3
Izzuddin Fathoni . 1006768925
Hari/tanggal: _________________
Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih.
A. Identitas Pesepeda
1. Nama:_________________________________
Kota Pontianak
4. Pendidikan terakhir
Tidak Sekolah
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
UNIVERSITAS INDONESIA
SMA/Sederajat
Diploma
Sarjana
5. Status pekerjaan
Pelajar/mahasiswa
PNS/Pegawai BUMN/TNI/POLRI
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Lainnya, sebutkan
B. Kebiasaan Bersepeda
Ya
Tidak
Ya, sebutkan………
Tidak
< 6 bulan
> 6 bulan
UNIVERSITAS INDONESIA
1-2x
3-4x
5-7x
10. Berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk bersepeda dalam 1 hari?
< 30 menit
30-60 menit
> 60 menit
Ya, sering
Ya, jarang
Tidak pernah
12. Apakah anda menggunakan waktu libur dan akhir pekan dengan bersepeda?
Ya, sering
Ya, jarang
Tidak pernah
13. Apakah anda mengikuti kegiatan bersepeda yang diadakan oleh organisasi
pemerintah/swasta?
Ya, sering
Ya, kadang-kadang
Tidak Pernah
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 4
Ya Tidak Pertanyaan
1. Apakah dokter pernah menyatakan anda menderita penyakit
jantung serta harus melakukan aktifitas fisik sesuai yang
direkomendasikan ?
2. Apakah anda pernah merasakan nyeri dada pada waktu
melakukan aktifitas fisik ?
3. Apakah anda pernah merasakan nyeri dada pada waktu tidak
melakukan aktifitas fisik ?
4. Apakah anda pernah kehilangan keseimbangan karena pusing
?Apakah anda pernah pingsan ?
5. Apakah anda pernah mempunyai masalah pada tulang atau
persendian yang bertambah parah dengan melakukan aktifitas
fisik ?
6. Apakah dokter memberikan resep obat untuk tekanan darah
tinggi atau untuk penyakit jantung ?
7. Apakah anda tahu alasan yang menyebabkan anda tidak boleh
melakukan aktifitas fisik ?
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 5
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 6
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 7
UNIVERSITAS INDONESIA
Lampiran 8
Pontianak,Kalimantan Barat
Telpon/HP : 08152200024
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan :
UNIVERSITAS INDONESIA