Anda di halaman 1dari 5

PENYULUHAN PENYAKIT MALARIA

Logo Kabupaten No. Dokumen :


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Tanda Tangan, Nama


perawatan Nip :
...................................
(,,,,,,,,,,,,,,,,,,)

Pengertian Malaria adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di
dalam darah. Infeksi malaria ini merupakan gejala berupa demam,
menggigil, anemia dan splenomegali. Pemeriksaan laboratorium adalah
salah satu sarana kesehatan yang infeksi malaria dapat berlangsung tanpa
komplikasi sitemik yang dikenal sebagai malaria berat. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
Tujuan Mencegah terjadihnya wabah malaria.
Kebijakan Sk Kepala Puskesmam No ., Tentang Kebijakan Penunjang Pelayanan
Klinis Puskesmas Perawatan (,,,,,,,,,,,,,,,,,,)
Referengsi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
Prosedur A. Anamnesia
1. Adanya riwayat demam intermittet atau terus menerus.
2. Adanya riwayat dari atau pergi ke daerah ensemic malaria.
3. Adanya trias malaria
a. Periode dingin 15-60 menit dimulai dari menggigil.
b. Periode panas 2-6 jam ditandai dengan meningkatnya temperatur
tubuh, muka merah, nadi cepat.
c. Periode berkeringat 2-4 jam ditendai penderita berkeringat dan
temperatur turun, pasien merasa sehat.
d. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada plasmodium
falcifarum, 36 jam pada plasmodium vivax dan ovale, 60 jam pada
plasmodium malariae.
e. Pada malaria berat ditemukan plasmodium falcifarum dalam
stadium asexsual disertai satu atau lebih gejala berikut :
1) Malaria selebral
2) Anemia berat
3) Gagal ginjal akut
4) Edema paru
5) Syok
6) Hipoglikemia
7) Pendarahan spontan dan dari hidung, gusi saluran cerna
8) Kenjang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam setelah
asedemia (ph <7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma <15
mEg/L)
B. Pemeriksaan Fisik
Didapatkan konjungtiva pucat, skera iketerik, spekenomegali.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Sediaan darah tebal dan tipis ditemukan plasmodium, serologi malaria
ditemukan hasil positif.
D. Pemeriksaan Malaria
1. Pengobatan malaria tanpa komplikasi
a. Malaria Falcifarum
Lin I :
1) Artesunate + amodiaguin dosis tunggal selama 3 hari +
primakuin pada hari 1.
2) Artesunate : 4 mg/kgbb/hari
3) Primakuin : 0,75 mg/kgbb/hari
4) Primakuin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil dan bayi
<1 tahun penderita G6PD
Lin II :
1) Kina tetrasiklin/dosisklin selama 7 hari + primakuin pada
hari 1.
2) Kina : 10 mg/kgbb/hari (3 kali sehari) selama 7 hari.
3) Doksisiklin dewasa : 4mg/kgbb/kali (2xsehari) selama 7
hari.
4) Doksisiklin 8-14 Tahun : 2mg/kgbb/kali (2xsehari) selama 7
hari.
5) Tetrasiklin : 4-5 mg/kgbb/kali (4xsehari) selama 7 hari.
6) Primakuin : 0,75 mg/kgbb/kali
Doksisiklin/tetrasiklin tidak boleh diberikan pada anak
dengan umur dibawah 8 tahundan ibu hamil.
Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan bayi<1
tahun pada penderita G6PD.
b. Malaria vivax atau ovale
Untuk daerah yang masih sensitif klorokuin dapat diberikan :
1) Lin I : klorokuin dosis tunggal per hari selama 3 hari +
primakuin selama 14 hari.
Klorokuin :
Hari I : 10 mg
Hari II : 10 mg
Hari III : 5 mg
Primakuin : 0,25 mg/kgbb/hari selama 14 hari.
2) Untuk daerah yang resisten klorokuin dapat diberikan :
Artesunate + amodiakolin selama 3 hari (dosis sama dengan
falcifarum) + primakuin selama 14 hari dosis 0,25
mg/kgbb/hari.
Lin II : Kina (3xsehari) selama 7 hari + primakuin 14 hari
Kina : 10 mg/kgbb/kali (3xsehari) selama 7 hari
Primakuin : 0,25 mg/kgg/hari selama 14 hari
c. Malaria mix (malaria falcifarum + malaria vivax)
Pengobatan diberikan :
3) Artesunate + amodiakulin (selama 3 hari) + primakuin
selama 14 hari.
4) Artesunate : 4 mg/kgbb/hari.
5) Amodiakulian : 10 mg/kgbb/hari.
6) Primakuin : 0,25 mg/kgbb/hari selama 14 hari.
E. Pencegahan
1. Pemberian obat kemofrofilaktis perlu diketahui sensitivitas plasmodium
di tempat tujuan
a. Bila daerah sensitifpada klorokuin cukup prolaktis dengan
pemberian 2 tablet klorokuin (25 mg klorokuin dihospat) diberika
tiap minggu, 1 minggu sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali.
b. Bila daerha resisten terhadap klorokuin di anjurkan diberika
doksisiklin 100 mg/hari atau mefloquin 250 mg/minggu ditambah
proquani 200 mg/hari.
c. Obat baru yang dipakai untung pencegah yaitu primakuin dosis 0,5
mg/kgbb/hari.
2. Pencegahan malaria pada ibu hamil diperiksa klorokuin dosi 250 mg
tiap minggu mulai dari kehamilan trimester ii sampai saru bulan post
partum.

Unit terkait 1. Dinas kesehatan


2. Puskesmas
Bagan Alur
Identifikasi/kenali Bawa pasien ke puskesmas
gejala malaria terdekat

 Anamnesi
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan
Laboratorium
Penegakan diagnosa malaria berat /
malaria ringan (malaria Falcifarum,
vivax, ovale dan Malariae)

Tatalaksana :

 Rawat jalan
 Rawat inap

Follow up tatalaksana

Cek laboratorium hari 4, 7,14, 21, 28

Rekaman historis NO Yang di ubah Isi perubahan Tanggal mulai di


perubahan berlakukan

Anda mungkin juga menyukai