Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MANDIRI

BAHASA INDONESIA

Judul : PERMASALAHAN BACA DAN TULIS

Nama Mahasiswa : Wikaldo Panggabean

NIM : 170210138

Desen : Yunisa oktavia S.pd. M.pd

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Batam, MEI 2018

ii

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Tujuan .................................................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1 Pengertian tahap membaca ...................................................................................... 3

2.2 Jenis tahapan dalam membaca……………………………………3


2.3

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 8

Kesimpulan dan Saran................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang


bersifat reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh
informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang
diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas
daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan
demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh
siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri.Membaca merupakan salah satu
kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap
serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi
berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.(Amir,
1996:26).

Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui


pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan
bernalar dan kualitas anak didik.(Akhadiah, 1992:29).Membaca bukanlah sekedar
menyuarakan lambing-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata
atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari
itu.Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan.Pembelajaran
membaca di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaran membaca permulaan (tahap
awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan menjadi
dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar
memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada
tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai.Di
sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari
dini.Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran
di segala bidang.Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Dengan berdasarkan pemaparan diatas maka dirasa perlu untuk membahas teknik
membaca cepat dan penerapannya dalam lingkungan akademik.

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas , tujuan penulisan makalah ini untuk:
1. Mengetahui pengertian membaca

2. Mengetahui jenis dan tahapan dalam membaca

3. Mengetahui teknik membaca cepat

4. Mengetahui rumus menghitung Kecepatan Efektif Membaca

5. Mengetahui menghitung Kecepata Efektif Membaca yang dicapai

6. Mengetahui hambatan dalam membaca cepat

1.3 Manfaat

1. merubah cara membaca dari yang tidak baik menjadi baik.

2. merubah cara berbicara.

3. Dan merubah cara tulisan yang benar.

4.Menulis dapat membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita

5.Dalam makalah ini kita dapat lebih memahami kaidah sistematis pembuatan makalah
sehingga berguna untuk pembelajaran dewasa ini.

6.Dapat memahami pengertian dan cara merangkum dan meresensi yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Membaca


Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang
dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan fasih, tepat informasi dan penjedaannya,
sehingga komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman
teks.(Amir, 1996:2). Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis dengan melisankan atau hanya di hati. (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002:18). Membaca adalah
merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan,
yakni mengamati, memahami dan memikirkan.(Yasin Burhan, 1971:90).Menurut
Ronald Barker dan Robert Ekskarpit (1975:155), membaca merupakan penangkapan
dan pemahaman ide, aktifitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati
naskah. Setelah proses yang bersifat mekanis tersebut berlangsung, maka nalar dan
intuisi kita bekerja pula, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Dengan
penghayatan, pembaca berarti telah pula merasakan nuansa naskah sehingga bisa pula
melangsungkan perenungan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. (H.G. Taringan, 1985:7).Menurut
Ahmad S Harja Sujana (1985:3) menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan
yang merespon lambing-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang
tepat.
Semua pengertian di atas benar, hanya masalahnya dari sudut manakah kita
memandang dan dalam konteks apa. Membaca yang hanya terbatas pada pembunyian
lambang tertulis dan pelafalan kata tanpa harus memahami naskah dinamakan
membaca permulaan.Membaca yang sudah berusaha untuk memahami bacaan
dinamakan membaca lanjut. (Tim Penyusun Kamus Pusat Indonesia, 2002:8). Jadi
muara akhir kegiatan membaca adalah memahami ide atau gagasan yang terkuat,
tersirat bahkan tersorot dalam bacaan.Dengan demikian pemahamanlah yang menjadi
produk membaca yang bisa diukur.Selain fakta penangkapan dan pemahaman,
membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan.Idealnya, kita bisa membaca
dalam waktu yang singkat untuk bahan relative banyak, dengan tingkat pemahaman
yang tinggi dan selaras dengan maksud penulis.Aktifitas membaca membutuhkan
pula kompetensi / kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan
yang luas. Faktor-faktor yang mendasar tadi, tidak bersifat statis melainkan menulis
harus semakin bertambah karena kegiatan membaca, disamping lantaran aktifitas
yang lain. Pada saat kita aktif membaca, referen kehidupan, intelektualitas dan
khazanah kata, kita pun meningkat artinya semakin aktif kita membaca maka akan
semakin tinggi pengetahuan yang kita dapatkan.
2.2 Jenis dan Tahapan dalam Membaca
1. Jenis Membaca
Berdasarkan cara membaca, membaca dibedakan menjadi:
a. Membaca Bersuara (membaca nyaring).
Yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan oleh kelas
tinggi / besar. Sebenarnya apabila kita berpegang pada batasan-batasan tentang
membaca, semua perbuatan membaca tentu saja kedengaran orang lain. Perbedaannya
terletak pada persoalan berapa jauh suara bacaan dapat didengar orang lain. Istilah
membaca keras maksudnya membaca dengan suara nyaring. Oleh karena itu adalah
istilah, "membaca nyaring". Mengapa harus bersuara keras atau nyaring karena perlu
didengar oleh orang lain. Biarpun membaca untuk diri sendiri, bagi anak kelas I
mempunyai kebiasaan keras atau nyaring. Tujuan membaca keras agar guru dan
kawan sekelas dapat menyimak. Dengan menyimak guru dapat memperbaiki bacaan
siswa. Pelaksanaan membaca dapat memperbaiki bacaan siswa. Pelaksanaan
membaca keras bagi siswa Sekolah Dasar dilakukan seperti berikut:
1. Membaca Klasikal
Yaitu membaca yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas.
Membaca klasikal biasa dilaksanakan di kelas I. Dengan tujuan supaya anak yang
belum lancar membaca bisa menirukannya lebih dahulu.

2. Membaca Berkelompok
Yaitu membaca yang dilakukan oleh sekelompok siswa dalam satu kelas.
Biasanya dilakukan secara berderet. Satu deret dijadikan satu kelompok. Dengan
membaca kelompok guru dapat memperhatikan lebih serius (khusus) anak-anak yang
sudah lancar membaca ataupun yang belum lancar membaca. Bagi anak-anak yang
belum lancar membaca biasanya cenderung diam (tidak menirukan).
3. Membaca Perorangan
Yaitu membaca yang dilakukan secara individu. Membaca perorangan
diperlukan keberanian siswa dan mudah dikontrol oleh guru. Biasa dilaksanakan
untuk mengadakan penilaian.
b. Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan kata-kata
atau suara. Dengan membaca dalam hati siswa dapat lebih berkonsentrasi, sehingga
lebih dapat memahami isi yang terkandung dalam sebuah bacaan. Membaca dalam
hati sebenarnya membaca bagi orang dewasa atau orang tua. Tidak semua siawa SD
dapat membaca dalam hati. Membaca dalam hati siswa SD tetap dilakukan dengan
membaca bersuara atau membaca secara berbisik-bisik. Tidak dapat dilaksanakan
secara sempurna. Khusus kelas I dan kelas II tidak ada pembelajaran membaca dalam
hati. Kelas III-IV dapat dilatih membaca dengan suara bisik-bisik. Sedang kelas V-VI
dapat membaca dalam hati secara lebih baik.
Tujuan pembelajaran membaca dalam hati agar siswa dapat:
a. berkonsentrasi fisik dan mental
b. membaca secepat-cepatnya
c. memahami isi
d. menghayati isi
e. mengungkapkan kembali isi bacaan.
Konsentrasi fisik maksudnya siswa (pembaca) dapat bebas sikap duduknya.
Pandangan mata teramat pada seluruh kalimat yang akan dibaca sebelum
mengucapkan (dalam hati) kalimat itu. Konsentrasi mental yaitu memerlukan ekstra
penilaian.Pemikiran kita harus tertuju pada bacaan yang sedang dihadapi.Tidak boleh
membaca dalam hati dengan pemikiran yang gundah dan kacau. Hasilnya pasti yidak
maksimal, bahkan sering tejadi melamun, membayangkan apa yang ada pada angan-
angan. Hal ini sering terjadi dan tidak diketahui oleh seorang guru, karma sama-sama
dengan posisi diam. Membaca dalam hati juga berusaha membaca secepat-
cepatnya.Antara anak satu bangku saja bisa selesainya tidak secara bersamaan,
tergantung konsentrasi si pembaca tersebut. Waktu yang dibutuhkan akan lebih
sedikit. Siswa pun akan lebih terkondisi, dengan membaca dalam hati, anak-anak
tidak ada yang bermain sendiri. Membaca dalam hati dapat menarik minat para siswa
agar lekas mengetahui atau memahami isi bacaan. Apabila latihan membaca dalam
hati kerap dilaksanakan akan dapat meninbulkan suasana demonstratif dari para siswa
untuk lekas dapat mengungkapkan kembali isi bacaan. Pemahaman isi tidak melalui
pendengaran terlebih dahulu.
c. Membaca teknik
Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras. Pembelajaran
membaca teknik meliputi pembelajaran membaca dan pembelajaran membacakan.
Membaca teknik lebih formal, mementingkan kebenaran pembaca serta ketepatan
intonasi dan jeda. Dengan mengacu pada pelafalan yang standar, kegiatan membaca
teknikser langsung memasuki kegiatan pembaca berita, pengumuman, ceramahi,
berpidato, dsb. ( Amin ; 1996 : 28 ). Pembelajaran membaca dimaksudkan agar siswa
dapat membaca untuk keperluan diri sendiri dan untuk keperluan siswa lain. Pembaca
lebih bertanggung jawab kepada lafal dan lagu, serta isi bacaan. Pembelajaran
membacakan pembaca bertanggung jawab atas lagu dan lafal. Tetapi kurang
bertanggun jawab akan isi bacan. Yang lebih baik akan isi bacaan ialah pendengar
atau para pendengarnya. Membaca teknik ialah cara membaca yang mencakup sikap,
dan intonasi bahasa.
Latihan-latihan yang diperlukan diantaranya :
o Latihan membaca di tempat duduk.
o Latihan membaca di depan kelas.
o Latihan membaca di mimbar.
o Latihan membacakan. ( Depdiknas ; 2002 : 44 ).
Untuk itu jenis-jenis membaca yang perlu dikembangkan di dunia pendidikan
berdasarkan tekniknya adalah :
a. Membaca intensif
Membaca intensif menitik beratkan pada persoalan
pemahaman yang mendalam, pemahaman ide-ide naskah dari ide
pokok sampai ide penjelas. Pada umumnya menggunakan objek kajian
karya-karya ilmiah seperti buku pelajaran perkuliahan, hanya analisis,
dsb. ( Amin ; 1996 : 27 ).
b. Membaca kritis
Membaca krirtis merupakan tahapan lebih jauh dari pada
membaca intensif, dan dianggap sebagai kegiatan membaca yang
bertataram lebih tinggi. Hal ini karena ide-ide buku yang telah
dipahami secara baik dan detail, perlu respons
(ditanggapi/dikomentari), bahkan dianalisis. Membaca kritis
mensyaratkan pembacanya bersikap cermat, teliti, korektif, bisa
menemukan kesalahan dan kejanggalan dalam teks, baik dilihat dari
sudut isi maupun bahasanya, serta mampu pula membetulkan
kesalahan-kesalahan itu. Membaca kritis sangat dibutuhkan sebagian
landasan dan untuk kepentingan penulisan resensi buku, kritik sastra,
analisis bacaan ilmiah dan sastra serta pembuatan mamakalah banding.
Objek kajian membaca kritis tidak terbatas pada karya-karya ilmiah
saja, buku-buku sastrapun dapat digunakannya. Pembaca kritis diminta
menegakkan sikap objektif dan sportivitas serta cukup punya
keterbukaan dan kedinamisan. ( Amin ; 1996 : 27 ).
c. Membaca cepat
Membaca cepat penting kita kuasai berkenaan dengan
perolehan informasi-informasi keseharian. Membaca cepat
dilaksanakan secara zig-zag atau vertical, punya prinsip melaju keras.
Membaca cepat hanya mementingkan kata-kata kunci atau hal-hal
yang penting saja, ditempuh dengan jalan melompat kata-kata dan ide
penjelas.
d. Membaca apresiatif dan membaca estetis
Dua kegiatan membaca ini agak bersifat khusus karena
berhubungan dengan nilai-nilai efektif dan factor intensis/perasaan.
Objek kajiannya terutama hanya sastra serta bacaan-bacaan lain yang
ditukis denfgan bahasa yang indah. Tujuannya adalah pembinaan
sikap apresiatif, suatu penghayatan dan penghargaan terhadap nilai-
nilai kaindahan dan nilai-nilai kejiwaan
(spiritual). Merekapun demikian, factor pemahaman makna
teks juga tidak boleh diabaikan sebab hakikat membaca memanglah
memahami maksud yang terkandung dalam naskah.
Membaca apresiatif kita lakukan, karena kita menyadari bahwa
buku-buku agama filsafat, buku-buku pendidikan dan psikologi,
sungguh perlu didekati dengan sikap apresiatif, sikap penuh kecintaan
dan penghayatan. Khusus membaca estetis, ia perlu disesuaikan
dengan pelafalan yang jelas dan fasil, serta berirama tertentu. Yang
penting, naskah atau hanya sastra yang dibaca itu terasa lebih hidup
serta mampu menyentuh batin dan rasa haru pembaca ( Amin ; 1996 :
28 ).
2. Tahapan dalam Membaca
1. Mengenal Huruf
Agar anak-anak mudah mengenal huruf banyak sekali metode yang dilakukan:
a.Menyanyikan huruf A-Z gunanya adalah melatih anak dalam mengucapkan huruf
dengan baik.
-Nyanyikanlah lagu "ABC" secara bersama -sama
-Bagilah anak menjadi empat kelompok
-Bagilah anak cara bernyanyi dengan suara keras,lembut,tinggi dan rendah,lambat
,cepat ,berbisik ,pelan dsb.
-Berilah kesempatan kepada setiap kelompok untuk memilih bagaimana mereka
menyanyi
-Setiap kelompok di minta menyanyikan hanya satu bait dari lagu "ABC"
-Nyanyikanlah lagu "ABC"
Bagian 1---ABCDEFG
Bagian 2---HIJKLMN
Bagian 3---OPQRSTU
Bagian 4---VWXYZ
b.Kartu Huruf
alat yang diperlukan:

-Kartu huruf vokal a,i,u,e,o


-Kartu huruf konsonan
Pelaksanaan kegiatan:
-Pengajar mengajak anak-anak melihat sebuah kartu gambar dan menyebutkan huruf
depannya .misalnya gambar apel huruf a, gambar bola huruf b ,gambar cangkir huruf
c dan seterusnya.
-Anak-anak menirukan pengajar
-cara menyebutnya tidak harus berurutan dari a,b,c dst dapat dilakukan secara acak
c. Perabaan Huruf
alat yang di perlukan:
-1 set huruf peraba dari huruf A sampai dengan huruf Z kartu ini pada
permukaannya harus memiliki
permukaan yang kasar .sehingga pada saat di raba akan terasa di ujung jari.Kartu
peraba ini bisa di buat
sendiri dengan AMPLAS lalu kita potong membentuk huruf dan kita tempelkan
pada kertas berwarna
sehingga menarik perhatian anak.
-Anak akan di ajarkan perabaan dan mengenal cara alur penulisan ,misalnya huruf a
di raba dan huruf b dst
-Pertama ajarlah anak meraba huruf mata terpejam kemudian dengan mata terbuka
.ulangi satu huruf sam-
pai enam kali rabaan kemudian suruhlah anak mengikuti alur tadi dengan menulis
di udara kemudian menu-
lis di atas tepung agar mudah di hapus baru kemudian menulis menggunakan
pensil.

Dengan menggunakan kartu peraba ini anak mempunyai dua kemampuan sekaligus
yaitu mengenal dan menulis huruf

d.Bentuk dan Huruf

-Gambarlah sebuah lingkaran,bujur sangkar dan segi tiga


-Tulislah beberapa huruf dalam setiap bentuk
-Dua huruf dalam satu bentuk lebih baik untuk permulaan.misalnya tulis huruf "T"
dan "M" dalam bentuk ling-
karan .
-Kemudian ajukan pertanyaan dalam berbagai cara:

Bentuk apa yang berisi huruf "T" ?


Dalam bentuk apa huruf "M" berada?

e.Permainan Huruf
A. Melompat Ria
-Siapkan kartu-kartu yang masing-masing di atasnya tetulis satu huruf
-Tunjukkan kepada anak-anak satu kartu dengan huruf "L".
-Perlihatkan satu kartu kepada anak-anak dengan kata "Lompat" di
atasnya.dengan demikian mereka
melihat bahwa kata "Lompat" di mulai dengan huruf "L"
-Pisahkan kartu yang telah di pakai
-Sisipkan kartu "L" setiap 3 atau 4 kartu lain di sisipkan
-Lakukan permainan ini dengan menggunakan huruf-huruf lainnya seperti "D"
untuk duduk, "J" untuk
jongkok.

B. Ada apa di punggungku


-Gunakan jari tangan untuk menuliskan satu huruf di punggung anak
-Lihat apakah dia bisa menebak huruf apa yang di tulis di punggung nya
-Tulis huruf yang sama di punggung anak yang lain
-Berikan mereka semangat untuk saling menuliskan huruf di punggung
temannya dan kemudian menebaknya
-Untuk anak yang lebih besar,tulislah nama teman mereka,hewan,bunga dll di
punggung

2.Membaca Suku Kata


Setelah mengenal huruf selanjutnya guru membimbing anak belajar membaca
suku kata,dengan memasang warna yang sesuai

Tahapan-Tahapan Membaca Suku Kata

a. Membaca suku kata secara bersama -sama pada saat klasikal kurang lebih 10 menit
setiap hari.
Misalnya: ----ba bi bu be bo
ca ci cu ce co

Dua suku kata yang di atas di baca dua hari dan di ulang -ulang serta di acak
sehingga membentuk suku kata misalnya: ca - be. be- ca ca -ca cu- ci ba
- ca dst....demikian juga dengan suku kata yang lain.

b. Kartu Suku Kata


Alat yang di perlukan
-Kartu suku kata
Pelaksanaan kegiatan:
-Pengajar meletakkan sebuah kartu dan anak mencari pasangan kartu sesuai
warnanya.
-Jika sudah di pasang kartu di baca,misalnya kartu merah dengan merah,kartu
kuning dengan kuning dst.
na si ro ti

2.4 Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus
dipelajari siswa. Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan proses
belajar dan latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada.
Dengan berdasar pada betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli banyak
yang mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini sesuai dengan
pandapatnya masing-masing.
Menurut Djuharie,menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina
dan dilatihkan. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa
setiap orang bisa menulis. Artinya, kegiatan menulis itu dapat dilakukan oleh setiap
orang dengan cara dibina dan dilatihkan. Mengenai pengertian menulis, Pranoto
(2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam
bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis
juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi
secara tidak langsung.

Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dalam
bidang tertentu yang pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di
lapangan, yang penyajiannya mengikuti proses berpikir deduktif atau induktif.
- Tahap-Tahap Menulis
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan
menulis karya ilmiah pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
- Tahap Persiapan
- Tahap Pengumpulan Bahan
- Tahap Pengolahan Bahan
- Tahap Penyutingan
- Tahap Penyajian
1. Tahap Persiapan
Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu adanya persiapan yang baik,
begitu pula pada kegiatan menulis, khususnya menulis karya ilmiah. . Dalam tahap
ini kegiatan yang dilakukan, antara lain adalah a) menentukan pokok bahasan, b)
menentukan judul, dan c) membuat kerangka tulisan.
a) Menetukan Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang dimaksud dalam hal ini adalah tema. Tema perlu
ditentukan terlebih dahulu agar pembahasan yang dilakukan dapat mengarah pada
masalah utama. Sehubungan dengan penetuan tema itu, penulis hendaknya
mempertimbangkan factor:
a) ketersedian waktu,
b) kesanggupan untuk mengumpulkan bahan dan untuk membahasnya,
c) ketertarikan pembaca dan penulis terhadap tema,
d) kemutakhiran tema, dan e) kebermanfaatan pembahasan terhadap tema yang
dipilih.

b) Menentukan Judul
Jika tema sudah diperoleh tahap berikutnya adalah menetukan judul. Dalam
penentuan judul ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain, a)
judul hendaknya orisinil, b) judul haruslah sesuai dengan tema, c) judul dapat
mencerminkan isi karya ilmiah, d) judul sedapat mungkin singkat dan menarik.
c) Merumuskan Kerangka Tulisan
Kerangka tulisan merupakan rumusan tentang butir-butir utama yang akan
ditulis dalam karya ilmiah. Butir-butir utama itu hendaknya disusun secara sistematis
agar dapat memberi manfaat bagi penyusun laporan selanjutnya. Manfaat kerangka
tulisan itu adalah a) dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja, b) dapat membuat
laporan menjadi sistematis, dan c) dapat digunakan sebagai alat penyimpan gagasan.
2. Tahap Pengumpulan Bahan
Pada tahap ini semua bahan yang diperlukan dikumpulkan untuk diolah dan
disusun lebih lanjut. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari studi pustaka, pengamatan,
kuesioner, dan wawancara. Studi pustaka merupakan suatu studi yang dilakukan
terhadap sumber-sumber tertulis. Pengamatan merupakan suatu kegiatan mengamati
objek yang dapat dilakukan secara langsung dilapangan atau dilakukan secara tidak
langsung melalui media-media tertentu. Kuesioner merupakan suatu alat berupa
daftar pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden untuk menjaring
data. Sementara itu, wawancara merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab langsung kepada orang yang memiliki autoritas.

3. Tahap Pengolahan Bahan


Setelah bahan-bahan yang terkumpul memadai, pada tahap ini bahan-bahan
itu diolah dengan cara mengklasifikasinnya ke dalam kelompok-kelompok tertentu,
kemudian dianalisis untuk disusun lebih lanjut.

4. Tahap Penyutingan/Revisi
Pada tahap ini konsep karya ilmiah yang telah disusun diperiksa kembali
untuk melihat kekurangan-kekurangannya. Berdasarkan kekurangan-kekurangan
yang ada, akan dilakukan perbaikan, baik berupa penambahan, pengurangan atau
pengubahan.
5.Tahap Penyajian
Pada tahap ini tulisan yang sudah disunting selanjutnya ditulis secra baik dan tepat.
Penyajian karya ilmiah dalam bentuk tulisan ini dapat pula dilanjutkan dengan
penyajian secara lisan pada suatu kesempatan.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengertian membaca adalah memahami ide atau gagasan yang terkuat, tersirat
bahkan tersorot dalam bacaan.
2. Jenis membaca berdasarkan cara membaca dibedakan menjadi tiga yaitu: membaca
bersuara (membaca nyaring), membaca dalam hati, membaca teknik. Dan tahapan
dalam membaca ada dua yaitu: mengenal huruf dan membaca suku kata.
3. Dua teknik dasar dalam membaca ada dua yaitu: menangkap dan mengenali kata
dan mempercepat gerakan mata.
4. Rumus menghitung kecepatan efektif membaca
Jumlah kata yang dibaca
---------------------------- X 60 = jumlah kata per menit
Jumlah waktu membaca.
5. Menghitung kecepatan efektif membaca yang dicapai
Jumlah kata yang dibaca= 312 kata
Jumlah waktu membaca= 2 menit (120 detik)
312
----- X 60 = 156 kpm
120
6. Hambatan dalam membaca cepat ada tiga yaitu: sulit kosentrasi, rendahnya
motivasi, dan khawatir tidak memahami bacaan.

3.2 Saran
Sebagai seorang pelajar atau orang yang berada dilingkungan akademik sebaiknya
menerapkan kecepatan efektif membaca ini agar bisa merasakan manfaat dan
keuntungan dari membaca cepat. Karena ini adalah salah satu cara untuk
mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
http://s-surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-
membaca.html di akses pada tanggal 18 februari 2015

http://belajarcalistung.blogspot.com/2011/01/pengenalan-konsep-
membaca.html diakses pada tanggal 18 februari 2015

http://www.muhammadnoer.com/teknik-dasar-membaca-cepat-mengenali-kata-
dan-gerakan-mata/ diakses pada tanggal 18 februari 2015

http://sampobeagratis.blogspot.com/2012/01/membaca-cepat-dan-rumus-
kecepatan.htmldiakses pada tanggal 18 februari 2015

http://utomokdl.blogspot.com/2007/11/contoh-laporan-hasil-
penelitian.html diakses pada tanggal 24 februari 2015

http://www.muhammadnoer.com/hambatan-dalam-membaca-cepat-dan-cara-
mengatasinya/ diakses pada tanggal 24 februari 2015

Anda mungkin juga menyukai