Anda di halaman 1dari 5

PAPER TOKSIKOLOGI

‘’OKRATOKSIN A (AO)’’

Dosen Pengampu
Tiwhjhj

KELOMPOK

Panji Mutasawwip
1610.13251.254
Feri Khurniawan
1610.13251.

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2018
1. Definisi Okratoksin A (AO)
Okratoksin A berupa senyawa kristalin tidak berwarna dengan titik leleh 168°C
yang larut dalam kloroform, metanol, asetonitril, dan natrium bikarbonat cair.
Okratoksin A mempunyai rumus kimia C20H18ClNO6

Okratoksin A merupakan senyawa yang bersifat teratogenik, mutagenik, dan


karsinogenik. Selain itu, bisa menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan
untuk sejumlah spesies mamalia. Senyawa ini juga berpotensi menyebabkan
kerusakan terutama pada ginjal karena zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh
(saluran pencernaan) didistribusikan oleh darah terutama ke ginjal. Konsentrasi
yang rendah ditemukan pada hati, otot, dan lemak.
Okratoksin A (OA) adalah mikotoksin yang dihasilkan terutama oleh Aspergillus
ochraceus dan Penicillium sp yang tumbuh pada kisaran suhu 8-37°C
(pertumbuhan optimum pada 25-31°C) serta pembentukan okratoksin A pada
kisaran suhu 15- 37°C (pembentukan optimum pada 25 - 28 ° C) Widiastuti, (2006).
Cendawan penghasil okratoksin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1965
yaitu Aspergillus ochraceus. Di alam A. ochraceus terdapat pada tanaman yang
mati atau busuk, juga pada kacang-kacangan, biji kakao dan biji kopi (Mantle dan
Anna, 2000).
Okratoksin A (OTA) merupakan jenis okratoksin yang paling toksik
dibandingkan beberapa jenis okratoksin yang lain. Senyawa ini terdapat pada
produk seperti kopi, bir buah kering, wine (anggur), kakao dan kacang-kacangan.
Keberadaan Okratoksin A juga ditemukan selama proses pembuatan bir, roti,
sereal, dan pengolahan kopi. Jika produk pangan tersebut disimpan dengan cara
tidak layak maka konsentrasi okratoksin A dapat bertambah.Selain pada kopi dan
kakao, okratoksin juga ditemukan pada komoditas jagung, anggur, gandum,
sorgum, beras, kedelai, kacang-kacangan dan kopra. Selain itu, karena bersifat
larut dalam lemak, OTA juga ditemukan pada susu, daging babi, dan ayam
(Covarelli et al., 2012).
World Health Organization (WHO) dan International Agency for Research on
Cancer menggolongkan okratoksin sebagai senyawa toksik yang bersifat
hepatotoksik, neurotoksik, teratogenik, imunotoksik, dan genotoksik (IARC, 1997;
El-Khoory & Atoui, 2010).
Kapang yang menghasilkan Okratoksin A adalah :
- Aspergillus ochraceus, - Penicillium commune,
- Aspergillus olliaceus, - Penicillium cyclopium,
- Aspergillus astinus, - Penicillium purpurescens,
- Aspergillus melleus, - Penicillium thoruii.
- Aspergillus sulphureus,
Dari tiga jenis okratoksin, yaitu A, B, dan C, jenis yang paling banyak dalam
bentuk tepung sehingga lebih tahan terhadap cemaran cendawan (Yanuarti 2004).
Kapang tersebut tumbuh pada bahan pangan atau pakan, baik sebelum dan
selama panen atau saat penyimpanan yang tidak tepat (Binder 2007).
Produksi okratoksin dipengaruhi oleh adanya interaksi dari beberapa faktor
seperti suhu, substrat dan kadar air bahan. Pengeringan pangan dan pakan yang
tidak maksimal akan mengakibatkan tumbuhnya jamur penghasil okratoksin,
Rahmadi dan Fleet (2008).

2. Farmakokinetik Okratoksin A (AO)


Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat
dalam tubuhbyaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME).
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya
mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan
menimbulkan efek.
a. Absorbsi
Zat okratoksin pertama kali ditemukan sebagai kontaminan alami pada jagung,
dan ditemukan berkisar dibawah 50 pbb, namun jika penyimpanan produk kurang
memadai maka konsentrasi OTA akan meningkat. Zat Okratoksin A masuk
kedalam tubuh melalui saluran cerna bersamaan dengan makanan seperti jagung,
kacang-kacangan yang masuk kedalam tubuh. Absorpsi dapat terjadi diseluruh
saluran cerna setelah memasuki lambung dan akan beredar ke berbagai organ
melewati peredaran darah dan okratoksin ini memiliki Target organ utama yaitu
ginjal dan dikenal sebagai nephrotoxin pada semua spesies hewan dan manusia.
Dalam usus, asam lemah terutama akan berada dalam bentuk ion dan
karenanya tidak mudah diserap. Namun sesampainya di darah, mereka mengion
sehingga tidak mudah berdifusi kembali. Dalam usus, terdapat sistem transpor
carrier untuk absorbsi zat makanan seperti monosakarida, asam amino, dan unsur
lain seperti besi, kalsium, dan natrium (Frank, 2010).
b. Distribusi
Setelah Okraktoksin A memasuki darah, ia berdistribusi dengan cepat ke
seluruh tubuh. Laju distribusi ke tiap-tiap alat tubuh berhubungan dengan aliran
darah tersebut. Hati dan ginjal memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat
zat-zat kimia. Dalam alat-alat tubuh ini telah dikenal berbagai protein yang memiliki
sifat pengikat untuk mengikat kadmium dalam hati ke ginjal., dan barangkali juga
untuk mentransfer logam dari hati ke ginjal. Ginjal menghasilkan urin yang
merupakan jalur utama eksresi toksikan. Ginjal mempunyai volume aliran darah
yang tinggi, mengkonsentrasi toksikan pada filtrat, dan membawa toksikan
tersebut melalui sel tubulus, serta mengaktifkan toksikan tertentu. Akibatnya ginjal
merupakan organ sasaran utama dari efek okratoksin a ini. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perubahan struktur dan fungsi dari sel pada ginjal adalah adanya
radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu produk reaksi kimia dalam
tubuh yang bersifat reaktif dan mengandung elektron yang tidak berpasangan
pada orbital luarnya sehingga bersifat tidak stabil (Hanifah, 2008).
c. Mekanisme

Toksin mempengaruhi enzim dalam metabolisme fenilalanin, mengubah sistem


transportasi mitokondria, menghambat ATP, serta meningkatkan produksi
peroksidasi lemak, radikal dan superoksida hidrogen peroksida. Sekitar 4066%
okratoksin diserap dari saluran pencernaan. Okratoksin dengan cepat mengikat
serum albumin dan didistribusikan di dalam darah. Okratoksin terakumulasi pada
ginjal, diikuti pada hati, otot dan lemak sehingga menyebabkan gangguan
pembentukan daging. Pada manusia dan hewan, okratoksin diduga sebagai agen
utama yang bertanggung jawab dalam penyakit ginjal, juga menimbulkan efek
hemopoitik, kerusakan hati, dan gangguan pencernaan (Pfohl-Leszkowicz dan
Manderville 2007).
d. Ekskresi
Setelah absorbsi dan distribusi dalam tubuh, toksikan tersebut dapat
dikeluarkan dengan cepat atau perlahan. Mereka dikeluarkan dalam bentuk asal,
sebagai metabolit, dan/atau sebagai konjungat. Jalur utama ekskresi Okratoksin
ini adalah ginjal (urin) dan usus besar (diresorpsi oleh usus dan keluar dengan
tinja). Ginjal membuang toksikan dari tubuh dengan mekanisme yang serupa
dengan mekanisme yang digunakan untuk membuang hasil akhir metabolik faali,
yaitu dengan filtrsai glomerulus, difusi tubuler, dan sekresi tubuler.
Toksikan dalam fitrat glomerulus akan mengalami absorbsi pasif di sel-sel
tubuler bila koefisien partisi lipid/airnya tinggi, atau tetap dalam lumen tubuler dan
dikeluarkan bila ia merupakan senyawa yang polar.

3. Farmakodinamik Okratoksin A (AO)


Secara alamiah, sejumlah kapang menghasilkan mikotoksin selama proses
metabolismenya. Mikotoksin bersifat racun bagi manusia; beberapa di antaranya
sangat beracun sehingga bila terkonsumsi dalam jumlah sedikit dapat berakibat
fatal. Mikotoksikosis ini terjadi apabila hewan atau manusia mengonsumsi toksin
yang dihasilkan kapang secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu
(singkat atau lama) hingga toksin tersebut terakumulasi di dalam tubuh. Bila organ
penetralisir toksin pada tubuh seperti hati dan ginjal tidak dapat lagi mentoleransi
racun pada ambang batas di dalam tubuh maka akan timbul kelainan patologis,
yang ditandai oleh gejala klinis hingga kematian bila tidak dikendalikan.
Bahaya dari OA yaitu dapat menimbulkan efek : hemopoitik, kerusakan hati,
dan gangguan pencernaan, menyebabkan nefrotoksik (ginjal) dan
nefrokarsinogenik potensial pada hewan dan manusia, pada laki-laki, kandungan
okratoksin a yang terlalu tinggi didalam tubuhnya dapat menyebabkan kanker
testis. Di daerah Balkan (Balkan Endemik Nepropatik),OA juga dihubungkan
dengan nepropatik pada manusia yaitu timbulnya tumor pada ginjal. Nepropatik
endemik merupakan penyakit pada ginjal yang menyerang manusia terutama di
Bulgaria, Rumania dan Yugoslavia di semenanjung Balkan. Penyakit nepropatik
diketahui juga terjadi pada babi di Denmark karna adanya OA pada pakan (Radic
et al, 1997).

Anda mungkin juga menyukai